I Wish That You Are Different From Me.

Persona 4 © Atlus

Romeo and Juliet © William shakespeare

Warning : Gaje,Ngaco,Aneh,Hint of Yaoi ? Hint of Yuri ?,Lebai n Sok Dramatis in next chapter!,Dll.

Efek samping : Cuma membuat anda sweatdrop karena cerita ini gaje atau nyesel karena dah mau-maunya baca cerita ini. Juga membuat anda terharu karena ke-sok-dramatis-an.


Dahulu kala ada dua keluarga yang saling bertentangan. Keluarga itu adalah keluarga Montaque dan keluarga Capulet. Masing-masing mempunyai penerus yang dapat diandalkan dan diharapkan untuk menjadi pemimpin kota Neo Verona. Keluarga Montaque mempunyai putra yang tampan bernama Souji Seta Montaque, sedangkan keluarga Capulet juga mempunyai putra yang tak kalah tampannya bernama Naoto Shirogane Capulet. Bisa dilihat kalau keduanya bersaing dengan ketat dikarenakan keluarga mereka.


St. Reithania School

Terlihat seorang laki-laki berambut biru yang sedang berjalan menyusuri lorong sebuah sekolah. Ia menggunakan topi biru yang cocok dipadu dengan seragam St. Reithania yang berwarna hitam. Bisa didengar bisik-bisik bahkan pekikan kecil yang membicarakannya dan yang mengaguminya. Naoto Shirogane Capulet ialah seorang pemuda yang sudah mempunyai julukan Detective Prince itupun tersenyum kecil. Tak jauh dibelakangnya terdengar suara langkah kaki yang sedang berlari mendekatinya. Saat dia ingin menoleh kebelakang, sepasang tangan mungil memeluk lehernya.

"Na-o-to-kun~!" Seorang gadis berambut merah hati memanggil namanya dengan manja.

"Rise! Jangan mengagetkanku! Aku sedang serius berpikir!" Senyum Naoto menghilang dari wajahnya dan digantikan oleh wajah kesal.

"Berpikir? Menurutku kau sedang membayangkan, karena popularitasmu, para gadis di masa yang akan datang akan memilihmu menjadi pemimpin kota Neo Verona dan membuat keluarga Montaque bertekuk lutut pada keluarga Capulet. " Rise berkata pelan sambil tersenyum.

"Dasar! Hanya karena kau kekasihku, kau jadi seenaknya." Naoto tersenyum lembut sambil membiarkannya memeluk lengannya.

Tanpa disadarinya, ada 3 orang laki-laki memandanginya dari kejauhan.

"Sou! Liat deh ,si pendek Naoto, ngapain dia deket-deket ma Risette!? Bikin gerah aja!" Ujar seorang lelaki yang memakai headphone di lehernya.

"Biarin aja, Yosuke-senpai. Memang Rise-nya aja keganjenan." Jawab seorang yang sepertinya berandalan.

"Justru itu yang buat dia jadi imut!" balas Yosuke.

"Naoto Shirogane Capulet. Popularitasnya membuat posisiku dalam bahaya." Souji yang tadinya diam saja mulai bicara.

"Maksud Senpai?" Tanya Kanji.

"Duh! Kau ini bodoh ya? Kalau gadis-gadis menempel pada Naoto,maka cowok-cowok yang kesal akan memihak Souji!" Jawab Yosuke dengan ekspresi kesal.

"Bukannya Souji-Senpai jadi dapat dukungan?" Tanya Kanji , masih tidak mengerti.

"Dengan kata lain, bukan tidak mungkin akan berhembus kabar angin kalau aku gay." Jawab Souji dengan mata yang masih menatap Naoto yang menjauh.

"Sementara Naoto yang dikelilingi perempuan tentunya normal." Tambah Yosuke.

"Oh..." Jawab Kanji.


Venees Garden

Souji Seta Montaque sedang berjalan di Venees Garden yang hanya boleh dimasuki siswa-siswi yang berprestasi. Tentu saja Souji adalah salah satunya. Perhatiannya teralih oleh sebuah topi berwarna biru di bawah sebatang pohon. Topi Naoto Shirogane Capulet.

"Jangan sentuh topiku." Terdengar suara dari atas pohon.

Souji melihat keatas dan melihat Naoto Shirogane sedang duduk diatas dahan pohon dengan seekor kucing dilengannya. Sepertinya ia baru saja menolong seekor kucing. Saat dia menuruni pohon tersebut , dahan yang diinjaknya terlalu lemah untuk dipijak, maka iapun jatuh. Souji yang melihat itu reflek menangkap Naoto. Saat Naoto jatuh ke kedua tangan Souji. Ia merasakan hal aneh.

"Aku tahu kalau Naoto itu berbadan kecil, tapi ,entah kenapa rasanya Naoto terlalu ringan untuk ukuran seorang laki-laki." Pikir Souji.

"Sampai kapan kau mau begini terus? Ternyata benar gosip bahwa kau adalah gay." Naoto berkata dengan ekspresi tak senang diwajahnya.

Souji pun tersadar dari lamunannya. Dan dilihat caranya mengendong Naoto, Bridal Style , membuatnya langsung melepaskan Naoto. Hal yang dilakukannya dengan tiba-tiba itu membuat Naoto jatuh. Hal ini membuat Naoto marah dan meninggalkan Souji bersama kucing yang baru ditolongnya setelah mengambil topinya.


Lavetia Hall

Seorang gadis yang manis bersandar pada tembok dibelakangnya. Jarinya yang lentik memainkan rambut ikalnya. Ia teringat hal yang ditanyakan kekasihnya.

"Mengapa aku tidak boleh menciummu? Padahal kita sudah menjadi sepasang kekasih selama 3 tahun. Apalagi kita akan segera bertunangan. Apa sebuah ciuman tidak boleh?"

Ia menghela nafas. Tadi Naoto berkata ingin menciumnya , tetapi ditolaknya dengan alasan belum siap. Memang aneh. Setelah 3 tahun berpacaran dan hampir ditunangkan belum pernah berciuman. Tapi ia mempunyai alasan untuk menolak Naoto. Alasan yang menjadi rahasia bagi Keluarga Besar Capulet dan keluarganya , Keluarga Quettine.


In A Class

Terlihat seluruh penghuni kelas berbisik-bisik melihat undangan yang ada di meja masing-masing murid. Undangan yang baru dibaca murid-murid itu ialah undangan untuk menghadiri sebuah acara pertunangan Naoto Shirogane Capulet dengan Rise Kujikawa Quettine. Acara akan diselenggarakan di rumah keluarga Capulet.


Capulet's residence

Sebuah ball-room yang mewah. Musik yang mengalun lembut. Bunga-bunga cantik yang dipajang. Orang-orang yang berada di ruangan tersebut terlihat menikmati pesta tersebut. Seorang pemuda tersenyum ketika disapa oleh para tamunya. Naoto sangat senang hari ini. Ia akan ditunangkan dengan Rise yang sudah menjadi kekasihnya selama 3 tahun. Ia melihat sekeliling untuk mencari Rise, tetapi pandangannya terhenti pada seorang pria berambut abu-abu. Souji Seta Montaque. Pria yang menjadi saingannya sejak kecil. Entah mengapa kakinya membawa dirinya ke tempat Souji dan ia berkata," Aku ingin berbicara berdua denganmu."


Capulet's Garden

"Ada apa? Memanggilku kemari?" Tanya Souji.

Naoto tidak langsung menjawab, sepertinya ia bingung apa yang harus ia katakan. Tanpa ia inginkan ia sudah mengajak Souji kemari, melupakan tujuan awalnya -mencari Rise. Setelah berpikir lama dan membuat Souji memunggu. Ia menatap Souji dalam-dalam, memikirkan pria yang dihadapannya ini.

"Aku lelah." Dua kata itu dikeluarkan Naoto.

"Kau bisa kekamar-mu berisirahat. Tidak perlu mengatakannya padaku." Jawab Souji dengan dingin.

"Bukan begitu.., Aku lelah dengan persaingan diantara keluarga kita. Memang kau tidak? Sejak kecil kita selalu bersaing, menganggap satu sama lain sebagai rival hanya karena nama keluarga kita." Naoto memandangi langit berbintang, lalu menghela nafas.

"kalau begitu, jangan anggap aku Montaque." Souji menarik tangan Naoto.

"Lihatlah aku sebagai Souji Seta. Bukan seorang Montaque." Souji melanjutkan kata-katanya sambil menatap dalam-dalam mata Naoto.

"A.. Apa?" Naoto dengan ekspresi tak percaya dengan apa yang didengarnya.

"Jadilah temanku!" Souji berkata dengan tegas sambil tetap memegang tangan Naoto dan menatapnya.

"Naoto-kun! Kau dimana?" Tanya sebuah suara yang dikenal baik oleh mereka.

Mendengar itu, Souji langsung melepaskan tangan Naoto dan mencoba memandang Naoto dengan pandangan yang biasa diberikannya. Naotopun juga demikian. Saat Rise sampai ke tempat mereka, Ia melihat keduanya sedang berdiri memunggungi satu sama lain.

"Naoto-kun , ayo ke dalam! Acara tukar cincin hampir dimulai. Souji-san juga, ayo masuk! " Rise berkata dengan senyum manis.

Rise memakai gaun berbahan chiffon berwarna gradasi kuning-orange selutut. Potongan gaun yang ia kenakan membuat leher dan punggungnya terlihat mungil dan menampilkan bentuk tubuhnya. Bunga-bunga kecil menghiasi bagian roknya dan rambutnya. Ia juga menggunakan high heels yang membuatnya semakin tinggi. Ia berjalan mendekati Naoto dan memegang tangannya.

"Hmm.., Seharusnya aku tidak menggunakan higgh heels. Kalian berdua masuklah ke dalam! Aku akan mengganti sepatuku dulu." Rise segera berlari meninggalkan Souji dan Naoto.

Naoto berjalan dan berkata "Sepertinya bukan ide yang buruk." dengan berbisik lalu meninggalkan Souji.

Soujipun tersenyum dan menyusul Naoto .


Capulet's Hall

Naoto memasang cincin yang berbatu biru di jari manis Rise, lalu memberikan sebuah ciuman dipipi. Suara tepuk tangan yang riuh memenuhi ruangan tersebut. Souji juga bertepuk tangan dan memandang Naoto dengan senym penuh arti. Kepada teman baru nya.


Maafkan saya, saudara-saudari, manusia-manusiawi, siswa-siswi yang dah baca fanfic gaje ini. Seperti yang anda liat, pairingnya SouNao. Gay Version? -nengok ke atas dan bawah - Mungkin... -Dibunuh fans SouNao yg normal- ya... Liat aja nanti.

Harus saya akui, fanfic ini gaje, banget! Campuran nama jepang dan nama apalah itu. Reithania, Venees, Lavetia, Quettine, dll itu hasil operasi keyboard, yg muncul dlm cerita original saya yg bakal di post di fiction press. Plus , ide ini nongol pada saat gaje . Beberapa hari yang lalu saya baca RomeoXJuliet, dah itu dengerin lagunya Oz Vessalius yg "swear to..." trus jd inget Romeo n Juliet n P4, maka lahirlah fanfic gaje ini dari otak.

Fanfic ini rencananya one-shot tp kepanjangan (sbnrny mls) maka jadinya two/three-shots deh! Saya usahakan untuk meng-update fics saya setiap 2 minggu..

Bagaimanakah persahabatan Souji dan Naoto yang tidak diketahui orang-orang disekitar? Apakah mereka akan menyadari perasaan mereka lebih dari yang mereka kira? Saksikan di chapter 2!! -ditimpuk karena sok sinetron-

Oh iya jangan lupa sampaikan pesan, kesan, kritik, saran ke review =D


Preview

"Ganti disini saja" Jawab Naoto sambil melepaskan kancing jasnya.

"Kau benar. Sebagai laki-laki ganti baju dimanapun tak masalah kan?" Souji juga mulai melepas kancingnya.

Souji melirik ke arah Naoto yang sudah melepaskan jasnya. Naoto memiliki bahu yang kecil dan tinggi yang tidak seharusnya untuk anak laki-laki seumurnya. Tapi dalam balutan kemeja putih dan celana panjangnya, Ia terlihat gagah. Dirinya yang selalu serius membuatnya semakin tampan. Tidak heran ia disukai gadis-gadis meski ia memiliki tubuh yang kecil, pikir Souji.