SAO crossover Naruto Fanfic

Di dunia shinobi…

Perang dunia shinobi keempat itu telah berakhir. Seluruh penduduk desa Konoha bersorak-sorak, bergembira, dan menangis haru. Akhirnya kedamaian akan datang kembali…

Disana terbujur seorang lelaki berambut pirang dengan mata yang tertutup. Seorang wanita muda duduk disamping lelaki itu dengan menangis.

"Naruto-kun…"

Sang lelaki membuka matanya dan mendapati wanita itu di sampingnya. Naruto—lelaki itu—tersenyum pada Hinata.

"Hinata-chan…"

Mendengar pujaan hatinya telah membuka matanya, Hinata langsung memeluk tubuh penuh darah itu.

"Hinata-chan… sakit…"

Hinata tidak memperdulikan Naruto. Bahkan semakin mempererat pelukannya. "Aku pikir kau tidak akan bangun lagi… aku pikir aku tidak bisa melihatmu lagi… aku pikir aku telah kehilanganmu, Naruto-kun…"

Butuh usaha keras agar Naruto bisa menggerakkan tangannya untuk membelai rambut Hinata.

"Aku tidak akan mati, Hinata-chan… Aku akan selalu disini…"

Seakan baru tersadar, Hinata melepas pelukkannya dan agak menjauh. Pipinya mulai merona. Lalu baru sadar kalau sang pujaan hati kini membutuhkan—sangat membutuhkan—perawatan, Hinata berkata pada Kakashi, "Sensei, bisakah aku meminta tolong untuk memanggilkan Sakura atau tim medis lainnya?"

"Tentu." Kakashi langsung menghilang—lebih tepatnya berlari—dengan sangat cepat.

"Naruto-kun, apakah kau tidak apa-apa?"

"Hm?"

"Apakah kau merasakan kesakitan?"

"Tidak."

"Tidak?" Kening Hinata berkerut. Tubuh bersimbah darah, penuh luka seperti itu ia bilang tidak sakit?

"Tidak. Setelah mengetahui kalau aku berhasil mengalahkan Madara dan Obito, aku sangat senang, Hinata-chan… akhirnya kehidupan damai akan segera terwujud di dunia shinobi ini…"

Hinata tersenyum penuh makna. Ia sangat senang Naruto bisa mewujudkan mimpi semua orang, yaitu membuat perdamaian.

Tim medis langsung datang dan segera berlari ke arah mereka. Sakura langsung mengobati Naruto. Setelah pengobatan selesai, Sakura memeluk sahabatnya itu.

"Sakura-chan?"

"BAKA! Kenapa kau selalu seperti ini!? Mengorbankan nyawamu sendiri dan melawan dua musuh yang sangat kuat seperti itu!"

"Sakura-chan… aku tau, aku tau. Bagaimanapun akulah incaran mereka, jadi aku harus melindungi semua orang."

Sakura menangis di pundak Naruto. Ia sangat terharu atas aksi heroik—atau bisa dibilang gila—dari Naruto Uzumaki.

Sakura melepaskan pelukannya dan berkata, "Selamat atas kemenanganmu dan selamat datang kembali."

Naruto tersenyum. "Aku kembali… kembali dari kematian…"

Semua orang di sekitar mereka bersorak untuk Naruto. Tapi baru sebentar, cahaya terang menyelimuti Naruto dan tiba-tiba saja Naruto menghilang. Semua orang terdiam.

"Naruto?" Sakura tidak tau apa yang terjadi dan ia melihat dengan mata kepala sendiri kalau Naruto menghilang!

"NARUTO!?"

Di dunia virtual, Alfheim Online, tahun 2026, di dalam sebuah dungeon lantai 67, di dalam New Aincrad…

"Asuna! Kita switch setelah ini!" seru seorang lelaki berambut spike berwarna hitam legam pada seorang wanita berambut biru muda.

"Ok!"

Lelaki itu menebas monter tengkorak tersebut dan berseru, "SWITCH!"

Wanita itu, dengan rapier-nya, ia menebas monster itu berkali-kali dan HP monster itu menjadi zero.

"Serangan yang bagus Asuna!" kata lelaki itu.

"Tidak juga, Kirito-kun, ini berkat taktik yang kau buat."

Lelaki itu, Kirito, tersenyum pada pacarnya itu, Asuna.

"Maaf karena merusak suasana kalian, tapi kami benar-benar jadi tidak berguna sekarang," kata seorang perempuan berambut kuning dikuncir kuda.

"Lyfa-san! Kami tidak bermaksud begitu!" Asuna mencoba menjelaskan pada Lyfa, perempuan ber-ras Sylph.

"Kami sepertinya datang dengan sia-sia," kata Sinon. Cait Syth berambut putih dan pengguna panah itu menghembuskan napas panjang.

"Sinon-san, kau juga? Aku tidak bermaksud seperti itu!"

"Sudahlah, Asuna-san… Jangan mengatakan hal itu. Kalian berdua—Asuna-san dan Kirito-san—adalah player terkuat sepanjang SAO dan ALO," kata Cait Syth berambut coklat, Silica dengan naga kecil birunya, Pina.

"Maaf, aku bukan yang terkuat, ada Heathclif di atasku kalau soal yang terkuat," koreksi Kirito dengan wajah… datar?

"Tapi Heathclif itu game master, Kirito, dia, tentu saja menggunakan seluruh skill yang benar-benar bagus karena dia game master," kata Klein. Pria berambut merah ini sangat tau tentang perbedaan kekuatan Kirito dan Heathclif.

"Dan kau mengalahkan game master itu, Kirito-kun," ucap Sinon dengan senyuman manisnya.

"Uuh… sudah kuduga kalau Sinon diberitahu." Kirito menatap wajah-wajah di sampingnya—yang pasti sedang menghindari death glare Kirito—dan dengan suara yang sangat tajam ia berkata, "Sudah kuduga kalian lah yang memberitahu. Kenapa kalian tidak bisa menjaga rahasia sedikit sih?"

"Karena Yuusha-sama sangat asyik untuk dikerjain," kata Lisbeth dengan cekikikan.

"Liz, jangan panggil aku dengan sebutan itu."

"Hai hai…"

Mereka sangat tau mengapa Kirito tidak suka dipanggil Yuusha. Entah apa yang terjadi, ia tidak suka ada yang memanggilnya begitu. Dia sudah menyelesaikan peran Kirito dari SAO dan akan meninggalkan masa lalu itu. Ia bahkan me-reset seluruh datanya saat ALO diperbarui.

Back to story!

Saat mereka betujuh—plus satu naga dan satu navigation pixie—memasuki salah satu dungeon lagi, tapi belum sempat mereka masuk, tubuh Kirito dikelilingi cahaya dan menghilang. Tentu saja teman-temannya bingung dan panik!

"KIRITO!?" seru semuanya.

"Apa yang terjadi? Apakah aku berhalusinasi atau apa? Kenapa aku melihat Kirito-kun menghilang?" tanya Asuna bertubi-tubi dan tidak ada yang bisa menjawabnya. "Yui-chan? Yui-chan?"

Krik krik krik…

Mata Asuna membulat. Kirito menghilang. Yui juga menghilang. "KAZUTO-KUN!"

Tepat saat itu ada tubuh—ada orang—yang jatuh di depan mereka. Lelaki dengan rambut kuning spike, baju oranye-hitam, dan ada bandana hitam dengan lambang di dahinya.

"Aduh, duh, duh… Apa-apaan itu? Kenapa tiba-tiba aku seperti di teleport paksa-dattebayo?" Seolah baru menyadari ada orang-orang yang memandanginya, Lelaki itu bertanya, "kalian siapa?"

Asuna, yang sudah tidak bisa sabar lagi, menarik kerah baju lelaki itu dan berteriak di depannya, "Aku yang harus bertanya! Kenapa Kazuto-kun tiba-tiba menghilang dan kau datang!?"

Melihat sahabatnya sedang labil karena dua orang yang dicintainya menghilang entah berantah, Lisbeth menarik kedua lengan Asuna.

"Asuna! Kumohon tenanglah sedikit, ya?" pinta Lisbeth.

"Bagaimana aku bisa tenang, RIKA!? Kazuto-kun dan Yui-chan menghilang!"

"Asuna-san… tolong tenanglah…" ucap Lyfa dengan gemetaran. Ia sendiri sebenarnya juga panik. "Aku tau seperti apa perasaanmu, Asuna-san… Aku juga merasakannya. Aku yakin Nii-chan dan Yui akan baik-baik saja."

Asuna melihat tubuh Lyfa yang bergetar itu dan ia menenangkan dirinya. "Maafkan aku…"

"Jadi… siapa kau ini, tuan berambut kuning?" tanya Klein pada lelaki itu.

Di dunia shinobi…

"Naruto-kun?" ucap Hinata, mulai kehilangan harapan. Ia melihatnya sendiri. Naruto yang tiba-tiba bercahaya lalu menghilang. Hal itu tentunya berhasil membuat para shinobi yang tadi melihat kejadian tersebut menjadi panik bin khawatir.

Tiba-tiba saja dari ketinggian 45 meter, mereka mendengar suara. Suara laki-laki yang sedang berteriak. Saat mereka mengadahkan kepala mereka, yang mereka lihat adalah sosok laki-laki yang jatuh dari langit.

"AAAAAAAAAAAAAAHHHHH!"

BRUUUK!

Suara yang benar-benar luar biasa. Mereka takut kalau-kalau laki-laki itu tidak bisa bertahan hidup.

"Aduuh-duh-duh… Itu benar-benar sakit. Aku yakin aku pasti berada di surga kalau aku ini bukan tubuh virtual." Lelaki itu berusaha bangkit dan menyebabkan shinobi-shinobi itu berkumpul.

Lelaki itu berambut hitam dengan wajah sedikit feminin, berbaju hitam dan berjubah hitam dengan dua pedang di belakangnya.

"Emm… kalian siapa?" tanya lelaki itu dengan tampang tak berdosa. 'EH? Dimana Asuna dan yang lain!?'


Yahoo minna!

Ketemu Sherry lagi deh...

Sherry meminta maaf untuk fanfict gila ini. nggak ada yang bayangin kan SAO crossover Naruto? yaaa... Author ini memang gila imajinasinya.

Padahal masih ada fanfict yang belum selesai, yaitu tentang SAO, tapi Sherry sudah membuat fict lagi. maafkan Sherry yaa~

Karena Sherry terlalu sibuk dengan sekolah, maka dua fanfict ini akan saya lanjutkan kalau memang Sherry sanggup. kalau nggak, yaaa... terpaksa Sherry harus hapus.

Please Review this~

Review kalian menentukan fict ini akan Sherry lanjutkan atau tidak~