Problematika

Author : twinklelittlestar00.

Cast : Jeon Wonwoo, Kim Mingyu, and other SVT member.

Disclaimer : Semua cast milik Tuhan Yang Maha Esa, orangtua, dan agensi mereka. Tapi fanficnya punya saya.

Genre : Romance, School-life, Drama.

Length : T.

Warning : Banyak typo, hmm gaje, dan alay. Trus tidak sesuai EYD, dan Kaidah Basaha Indonesia yang baik dan benar. yaoi. Boy x boy.


Don't like

Don't read.

.

.

.

Thank you.

.

.

.

.

.

.

.

Happy reading.


Hari ini semua siswa Yongsan berkumpul dilorong dekat ruang guru untuk melihat ranking mereka. Papan dengan lebar tak seberapa itu sekarang menjadi bahan rebutan siswa. Terkadang akan terdengar pekikan bahagia dari beberapa siswa karena mendapat ranking yang memuaskan. Tapi ada juga sebagian dari mereka yang berwajah murung setelah melihat rankingnya.

Papan itu terus saja dipadati oleh banyak siswa, entah sampai kapan kerumunan orang itu akan berkurang.

Dengan hati dongkol, Boo Seungkwan memandang kumpulan siswa Yongsan dengan tangan bersidekap didada.

"Apakah guru-guru itu gila?! Mereka kira satu papan itu cukup untuk kita semua?!." Kali ini namja dengan tubuh mungil disamping Seungkwan, Lee Jihoon menyerukan protesnya yang terdengar cukup kurang ajar. Namja dengan gelar Ketua Club Vocal Yongsan itu tampak jengah melihat kerumunan siswa yang sangat banyak.

"Bersabarlah." Jihoon dan Seungkwan menghembuskan nafas kasar. Mereka tidak habis pikir bagaimana seorang Yoon Jeonghan masih bisa menyuruh mereka untuk bersabar, bahkan mereka sudah berdiri disini selama satu jam.

"Aku tidak tahan untuk berdiri lebih lama lagi." Seungkwan mulai mengeluhkan kakinya yang sakit, padahal baru berdiri satu jam.

"Kalau begitu duduk." Kali ini Seungkwan menatap malas kearah Wonwoo, ia tidak habis pikir–lagi– bagaimana namja bermarga Jeon itu masih bisa membaca dengan keadaan kacau begini.

Namja dengan gelar diva itu akhirnya menyingsingkan lengan seragamnya. Ia bertekad akan menerobos kerumunan siswa yang memadati papan itu.

"Aku harus melakukan ini."ujarnya bak super hero yang akan menyelamatkan korban kejahatan. Jeonghan mendelik tajam kearahnya, namja dengan surai panjang itu menggelengkan kepalanya sebagai tanda tidak setuju dengan aksi yang akan dilakukan Seungkwan.

"Nanti kau terluka."ujar Jeonghan melarang, sekarang ia sudah memegang erat pergelangan tangan Seungkwan. Namja bermarga Boo itu berusaha melepaskan genggaman tangan Jeonghan dari tangannya.

"Aku tidak bisa lebih lama lagi seperti ini."balas Seungkwan dengan wajah memohon, ia cukup terkejut ternyata kekuatan Jeonghan lebih besar darinya. Buktinya seberapa keras ia berusaha melepas genggaman Jeonghan, tetap saja tidak berhasil.

"Tidak, aku tidak mengijinkanmu."

"Hyung kumohon."

"Mengertilah. Hyung tidak ingin kau terluka."

"Aku tidak akan terluka hyung."

"Kalian sedang apa?" Jeonghan dan Seungkwan menatap kearah Lee Chan yang bertanya dengan tampang heran. Dongjin disampingnya juga tampak menampilkan wajah heran.

"Tidak mau melihat ranking?"tanya Dongjin setelah lama terdiam. Jeonghan dan Seungkwan menatap kearah papan pengumuman. Disana sudah sepi, papan itu sudah tidak dipadati oleh siswa Yongsan.

Dari jauh, Xu Minghao atau bisa dipanggil Minghao datang dengan wajah ceria. Saat sudah sampai ia dengan segera merangkul Jeonghan dan Seungkwan.

"Ayo hyung kita lihat bersama."ujar Minghao kemudian, Jeonghan dan Seungkwan hanya bisa menurut ketika namja ditengah mereka mulai berjalan menuju papan.

"Ayo." Chan menarik tangan Dongjin yang hanya terdiam dari tadi.

Wajah Jihoon kali ini benar-benar shock, jari telunjuknya menunjuk kesalah satu nama yang ada diurutan kedua untuk ranking anak tingkat sepuluh.

"Wonwoo-ya, kau ranking dua!." Wonwoo menampilkan wajah kau-serius? kearah Jihoon. Dengan segera namja emo itu mendekat kearah Jihoon.

"Kenapa? Kenapa?" Minghao datang bertanya dengan penasaran. Matanya melebar ketika melihat nama Wonwoo ada disana, ada diurutan kedua dalam daftar ranking.

"Hebat hyung!"ucap Minghao setelahnya dengan mengacungkan dua jempol kearah Wonwoo. Namja emo itu masih tidak percaya, ia mengakui kalau dirinya memang pintar. Tapi Wonwoo tidak percaya bisa mendapatkan ranking dua seperti sekarang, pasalnya sekolah ini memiliki banyak siswa pintar dan cerdas.

"Ranking satu, Kim Mingyu."

"APA?!." Mereka agak kaget saat mendengar teriakan Wonwoo. Seketika wajah bahagianya luntur saat melihat nama Kim Mingyu bertengger dengan manis diurutan pertama dalam daftar ranking.

"Kau baik-baik saja?"tanya Jeonghan sambil menepuk bahu Wonwoo pelan. Namja emo itu mengangguk singkat sebagai jawaban.

"Kita satu kelas dengannya ditingkat sebelas."

Damn!. Wonwoo tidak bisa bahagia lagi ketika mengetahui fakta namja itu harus satu kelas dengannya. Mereka berenam hanya bisa diam ketika melihat wajah Wonwoo benar-benar kesal setengah mati.

"Kau harus bersabar." Untuk pertama kalinya Wonwoo merasa kesal ketika mendengar kalimat Jeonghan. Ia tidak rela, ia tidak sudi namanya berada dibawah namja itu.

.

.

Kantin terasa lengang karena hanya ada beberapa siswa didalamnya. Seperti biasa, lima namja dengan gelar 'pria tertampan di Yongsan' itu menghabiskan waktu disana. Semuanya tampak asik dengan makanan dan minuman masing-masing.

"Soonyoung-ah, cola." Namja dengan rambut blonde itu memandang kesal kearah temannya. Dengan berat hati ia berjalan untuk membeli pesanan Lee Seokmin. Disisi lain, Seokmin masih sibuk memakan hamburgernya.

"Pepsi Soonyoung-ah!." Soonyoung berdecak sebal ketika mendengar suara Junhui. Dengan malas, Soonyoung kembali membuka lemari pendingin milik yang ada didepannya.

Soonyoung langsung berjalan cepat menuju teman-temannya.

"Tangkap!." Dengan tega Soonyoung melempar dua kaleng minuman yang ada ditangannya kearah Jun dan Seokmin. Dua namja itu tampak kelabakan karena harus menangkap minuman mereka.

Sisanya hanya bisa tertawa melihat tingkah Seokmin dan Jun. Perhatian mereka langsung teralihkan kearah Jisoo dan Hansol yang baru saja datang.

"Jadi bagaimana?"tanya Seungcheol paling pertama saat kedua namja itu baru duduk.

"Kau menang. Ranking satu, Kim Mingyu."balas Jisoo sambil menarik paksa cola milik Seokmin, membuat namja penyuka warna hitam itu merengut sebal.

"Wah!. Kau benar-benar hebat, ternyata sepupu ku pintar juga."ucap Seungcheol setelah mendengar jawaban Jisoo. Mingyu disebelahnya langsung merangkul Seungcheol.

"Aku memang hebat hyung… Oh iya, kalian datang malam ini kerumahku. Aku akan mengadakan barbeque party." Keenam orang itu tersenyum senang, mereka sudah bisa membayangkan bagaimana enaknya seogogi.

"Hyung mau kemana?"tanya Hansol saat melihat Mingyu beranjak dari duduknya.

"Aku ada urusan. Sampai jumpa nanti malam."jawab Mingyu sebelum melangkahkan kakinya keluar kantin.

"Boleh membawa kekasih?" Mingyu tersenyum, ia mengangguk pelan sebagai jawaban untuk pertanyaan Jun.

"Aku yakin kau pasti merasa sangat marah kali ini."

.

.

Wonwoo masih setia membaca bukunya. Kali ini ia dan teman-temannya diam ditaman belakang sekolah. Namja emo itu berusaha untuk melupakan kekesalannya tentang hal tadi. Wonwoo tidak ingin mengucapkan nama orang itu. Ia tidak mau mengucapkan, mendengar, atau membaca nama orang itu dimanapun.

"Aku bodoh huweeee!." Berjarak satu meter, Seungkwan tengah menangis. Namja dengan marga Boo itu menangisi rankingnya yang berada dalam urutan 34.

"Jangan menangis. Setidaknya siswa tingkat sepuluh berjumlah dua ratus enam belas. Jadi tidak masalah jika berada diurutan tiga puluh empat." Jeonghan berusaha untuk menghibur. Tapi tangis Seungkwan tetap berlanjut, ia tidak kuasa mendengar rankingnya; 34.

"Sudahlah jangan menangis. Suaramu benar-benar merusak mood ku." Ucapan Jihoon cukup menohok hati Seungkwan. Namja dengan tubuh mungil itu juga sedang sedihnya sebenarnya, ia tidak terima rankingnya ada diurutan 15.

Wonwoo menutup bukunya. Ia tidak bisa membaca jika suara tangis Seungkwan masih terdengar.

"Pesanan kalian." Minghao datang bersama Chan dan Dongjin. Ia segera memberikan minuman pesanan keempat hyungnya.

"Berhentilah menangis hyung."ucap Chan sambil menyerahkan susu strawberry kesukaan Seungkwan. Namja asli Jeju itu meraih susu pesanannya, masih dalam keadaan menangis, ia mulai menyedot susu dalam kemasan karton itu.

"Enak hiks…" Dongjin mengelus bahu Seungkwan. Ia merasa kasihan dengan namja bermarga Boo satu ini. Keadaan teman-temannya benar-benar buruk.

"Berhenti menangis, kau membuat minuman ku terasa jelek." Jihoon kembali memprotes tangisan Seungkwan. Padahal menangis tidak mempengaruhi rasa minuman.

Semua kompak menoleh kearah Wonwoo ketika namja emo itu berdiri dari duduknya. Dengan tergesa ia memberikan minuman dan buku ditangannya pada Jeonghan.

"Pegang sebentar hyung. Aku ingin ke toilet." Jeonghan hanya mengangguk patuh. Namja bersurai panjang itu kembali meminum minumannya.

Dengan sedikit berlari, Wonwoo akhirnya sampai ditoilet. Setelah menuntaskan urusannya dan mencuci tangan, Wonwoo keluar dengan perasaan lega.

"Hai."

Bahkan Wonwoo baru saja keluar beberapa centi. Didepannya sudah ada sang rival tersenyum manis–menyebalkan bagi Wonwoo– kearahnya. Berusaha untuk tidak perduli, Wonwoo memilih untuk berjalan melewati namja itu.

"Aku berbicara padamu Jeon." Wonwoo memutar mata malas. Ia menghempaskan tangannya yang dipegang oleh namja dihadapannya.

"Cepat. Aku tidak punya waktu Kim."balas Wonwoo sambil menyilangkan tangan dengan angkuh. Namja dihadapannya kembali tersenyum melihat tingkah Wonwoo.

Namja itu mengulurkan tangannya, membuat Wonwoo menatapnya bingung.

"Selamat kau mendapatkan ranking dua." Wonwoo tersenyum sinis, ia sangat paham maksud namja bermarga Kim dihadapannya.

"Kau bermaksud menghinaku? Begitu Kim Mingyu?"tanya Wonwoo sewot. Namja emo itu memasang tatapan tajamnya kearah Mingyu.

Mingyu menarik tangannya, ia merasa kikuk karena Wonwoo enggan menjabat tangannya.

"Kita sudah menjadi rival dari sekolah dasar. Apakah kau tidak bosan dengan hubungan seperti itu?." Wonwoo mendengus mendengar pernyataan sekaligus pertanyaan Mingyu.

"Jika hanya basa-basi seperti ini, aku akan pergi." Mingyu kembali menahan Wonwoo ketika namja emo itu ingin pergi. Tapi dengan cepat Wonwoo menghempaskan tangan Mingyu.

"Jadi apa mau mu kali ini?"tanya Wonwoo kembali. Mingyu tersenyum kearahnya.

"Aku ingin kita berteman." Mendengar perkataan Mingyu, Wonwoo langsung menggeleng.

"Tidak terima kasih. Aku pergi."

Mingyu hanya bisa terdiam menatap kepergian Wonwoo. Ia mengusap wajahnya gusar. Tak habis pikir, kenapa Wonwoo sebegitu benci pada dirinya. Sampai sekarang ia masih bingung, kenapa Wonwoo malah menganggapnya rival. Padahal ia tidak pernah ada niatan bersaing dengan namja emo itu.

.

.

.

.

"Belum pulang?" Wonwoo bergumam menyuarakannya pertanyaannya sambil melepas sepatu lalu menaruh benda itu dirak sepatu. Ia berjalan menuju kamarnya, dan meletakkan ranselnya diatas meja belajar.

Tanpa berpikir panjang, ia segera menuju kamar mandi untuk membasuh tubuhnya. Wonwoo menghabiskan setidaknya tiga puluh menit untuk mandi, setelahnya ia keluar dengan kaos hitam dan celana training.

Ia keluar untuk melanjutkan kegiatan membacanya. Dengan santai ia duduk diatas sofa, keadaan hening seperti ini yang Wonwoo perlukan.

Drrrtt..

"Aku baru membaca setengahnya." Wonwoo mengeluhkan suara getar ponselnya yang terdengar nyaring, dengan malas ia meraih benda persegi panjang tersebut.

From : Minghao.

To : Wonwoo hyung

Hyung kau dimana?

Wonwoo dengan cepat mengetik balasan untuk pesan Minghao.

To : Minghao.

Aku dirumah. Kenapa?

Tok! Tok! Tok!

"Siapa yang berkunjung?" Wonwoo bergumam pelan, ia segera beranjak dari sofa dan membuka pintu rumah.

"Hyung!." Sedikit tersetak kaget karena melihat Minghao sudah berdiri didepan pintu rumahnya. Wonwoo memandang penuh tanya kearahnya.

"Ada apa malam-malam begini datang kerumah ku?"tanya Wonwoo to the point pada Minghao. Namja china itu masih tersenyum riang.

"Ayo kita pergi bersama. Yang lainnya sudah berangkat." Wonwoo mengerutkan alis bingung dengan jawaban Minghao.

"Kita akan pergi?." Wonwoo bertanya lagi dengan raut wajah bingung. Minghao mengangguk semangat.

"Ayo hyung! Cepat ganti pakaianmu!." Seru Minghao sambil medorong Wonwoo masuk kedalam rumahnya. Namja emo itu masih bingung, ia ingin bertanya 'kemana' tapi Minghao malah mendorongnya masuk kedalam rumah.

"Pakai pakaian yang santai saja hyung."ucap Minghao menasehati ketika melihat Wonwoo membuka lemari pakaiannya. Namja emo itu mengangguk paham.

"Aku akan tunggu diluar." Setelah itu Minghao segera keluar dari kamar Wonwoo. Namja penggemar musim panas itu masuk kedalam mobil yang sudah terparkir didepan rumah Wonwoo.

Lain tempat, Wonwoo tampak tergesa-gesa menutup jendela dan mengunci pintu dirumahnya. Setelah itu ia berlari kecil kearah mobil, disana Minghao melambai-lambaikan tangannya.

"Masuk saja."kata Minghao saat melihat Wonwoo malah terdiam ditempat.

Namja emo itu mengangguk pelan. Ia segera duduk dikursi belakang, karena tidak mungkin duduk dengan Minghao, karena yang ada mereka malah saling pangku memangku.

"Ayo Jun hyung."

"Baik." Mobil yang dikendarai oleh Jun itu mulai bergerak menjauh dari kediaman Wonwoo.

Wonwoo sendiri hanya diam, ia sedikit malas berbicara ketika mengingat kalau Jun itu salah satu teman baik Mingyu. Tapi dengan terpaksa ia harus bertanya kali ini, perasaannya tiba-tiba tidak enak.

"Siapa saja yang datang?."

"Semua datang. Jeonghan hyung, Jihoon hyung, Seungkwan, Lee Chan."jawab Minghao.

"Dongjin?." Wonwoo kembali bertanya ketika sadar Minghao melupakan nama Dongjin.

"Dia tidak terhitung. Acara hari ini milik keluarganya." Kembali Minghao menjawab. Wonwoo mengerutkan alis–part dua– mendengar jawaban Minghao.

"Kenapa Dongjin tidak bilang mengadakan sebuah acara padaku…"gumam Wonwoo sambil berusaha mengingat apakah kekasih Lee Chan itu sempat mengatakan sesuatu mengenai acara malam ini.

"Bukan. Bukan Dongjin yang mengadakan acara ini. Tapi sepupunya."

Wonwoo mulai panik kali ini. Kalau bukan Seungcheol berarti…

"Mingyu yang mengadakan acara ini. Dia membuat barbeque party malam ini." Jun akhirnya berbicara setelah terdiam cukup lama mencuri dengar pembicaraan Minghao dan Wonwoo.

"Apakah aku boleh turun?." Minghao dan Jun menyernyit mendengar pertanyaan Wonwoo.

"Sebentar lagi akan sampai."jawab Jun masih fokus menyetir. Minghao mengangguk mengiyakan.

Wonwoo sangat ingin berteriak kali ini. Tidak, ia tidak sudi datang keacara Mingyu.

TBC


A/N : HOLAAA ~

Saya kembali lagi dengan fanfic baruuuuhh. Ada yang baca gak? #celingukan. Seperti biasanya, saya menulis fanfic dengan pair fav saya Meanie, tapi tenang semua couple Seventeen ada kok, yang official sampai crack semuanya ada wks.

Kali ini saya bikin fanfic anak sekolahan yee azeekkk. Saya terinspirasi bikin ini habis nonton Cheer Up azeeek #digampar. Tapi gak bakal sama kayak drama itu ya ceritanya.

Oh iya disini mereka dapet rankingnya bertepatan sama kenaikan kelas. Jadi mereka baru naik ke kelas sebelas, mereka seumuran semua tapi aku bakal tetap make hyung untuk member yang lebih tua *tua?* *digampar anak Seventeen*. Dan Dongjin ex membernya saya masukin aja, soalnya kasihan masak Chan gak dapet couple. Kasihan kak Dino selalu jomblo disetiap ff wks.

Dan terimakasih untuk semua yang sudah mau membaca fanfic saya: ) chingune koemawoo xD.

Sekian cuap cuap gak bermutunya : )

Sampai jumpa dichapter selanjutnya : )

Merry X'mas and Happy New Year All : )

Bye : )

At last, review juseyo reader-nim : )