DISCLAIMER: Yunjae milik diri mereka sendiri. Author tidak punya kuasa apapun atas semua tokoh dalam ff ini. Tapi, line story PURE MINE.. murni milik imajinasi liar author seorang. Hahaha.. Terima Kasih
.
.
TITLE: DEAR BEAR
Author: ReDeviL9095
Main Cast: YUNJAE, Other cast
Genre: Romance
WARN: Rated M! BOYS LOVE, BL, YAOI, AU, OOC, Typo(S), Dont like dont read... Thank you
.
.
.
Cinta akan datang kepada mereka yang mempercayainya dan berkeinginan untuk mendapatkan apa arti cinta itu sendiri. Sama seperti aku, aku yang sudah lama tidak percaya lagi dengan cinta, maka cinta itu akan menjauh pula dari diriku. Hinga... dia datang dan mengubah segalanya.
.
.
.
Namanya Jung Yunho. Laki-laki biasa yang tentunya berasal dari kalangan biasa pula. Dia tampan, tentu. Karena sejak dulu pun aku sangat menyukai laki-laki yang punya pesona. Tapi rupanya keindahan wajah tampannya tak seindah hati di dalam dada miliknya.
Katakan saja aku terlalu naif karena sudah terbuai dengan topeng busuknya. Atau kalian juga bisa mengatakan kalau aku sudah terlalu buta dan mabuk akan cinta laki-laki bermata sipit itu hingga aku tidak dapat menyadari jika ternyata ada serigala berbulu domba yang berkeliaran di sekelilingku.
Perkenalan kami terjadi pada awal bulan februari. Kala itu aku tak sengaja meliriknya yang sedang duduk sendirian pada salah satu kursi yang berada di sudut kafe langgananku. Yunho yang pada saat itu mengenakan kaos polo berwarna hijau, yang menjadi salah satu warna favoritku langsung membuat mataku tertarik untuk menatap ke arahnya.
Well, oke mungkin aku cukup berlebihan kerena menjadikan warna sebagai salah satu alasanku untuk menjatuhkan arah pandang pada seseorang. Tapi benar... sungguh aku tidak berbohong. Kelakuan konyolku yang suka menilai segala hal dengan hal yang menjadi kesukaanku memang menjadi salah satu kebiasaan buruk untukku. Yeah... Meski aku tidak bisa mengatakan itu sebagai sesuatu yang cukup buruk, tapi aku mengakui jika hal tersebut terkadang memang sangat konyol.
Yunho bagiku adalah sosok laki-laki yang menyimpan sejuta pesona dalam balutan kesederhanaannya. Itu adalah kalimat pertama yang melintas di kepalaku saat aku pertama kali menilai sosok dirinya. Kesan seadanya yang mengusung konsep alami seorang pemuda matang.
"Jaejoongie..."
Aku menoleh manakala gendang telinga milikku menangkap suara serak Yunho memanggil namaku. Kupandangi sosoknya yang saat ini sedang tersenyum lembut ke arahku. Ahhhhhh Yunho yah, kau memang tidak akan pernah gagal untuk membuatku semakin terpikat dengan senyum indahmu itu.
"Kau sedang apa? Aku mencarimu sejak tadi, Baby..." kurasakan bulu kudukku sedikit meremang ketika hidung bangir Yunho mengendus tengkukku dari belakang.
"Issshhhh... jangan menggangguku Bear!" aku menggerak-gerakkan badanku mengisyaratkan agar beruang besar milikku ini tidak menganggu kegiatanku yang saat ini sedang membalik telur mata sapi pada penggorengan di atas kompor.
Yup, aku sedang memasak. Mungkin lebih tepat jika aku mengatakan aku sedang memasak untuk diriku sendiri karena aku benar-benar merasa keroncongan padahal jam sudah menunjuk pukul dua dini hari.
Hei!
Ini sungguh bukan salahku. Salahkan saja pada laki-laki bermata sipit yang saat ini sedang asyik mencumbu leherku. Gara-gara dia aku sampai melewatkan acara makan malam yang harusnya sudah sejak berjam-jam lalu aku lakukan.
Well, sesi bercinta yang begitu panas dan ganas tentu membutuhkan waktu yang lama bukan?! Dan kegiatan pergumpulan itu tidak hanya bisa tercukupi hanya dengan satu atau dua ronde saja mengingat bahwa faktanya aku dan beruang besarku itu sama-sama orang yang hyper dalam sex.
"Berhenti mengangguku Yunho yah... Aku lapar dan aku ingin makan!" Aku menggerung protes, berusaha menjauhkan kepala Yunho dari leherku. Aish... kelakuannya sudah seperti vampir saja, suka sekali menggigiti leher mulusku ini. Menimbulkan bercak merah-merah yang aku yakin tidak akan bisa hilang sehari dua hari lamanya.
"Aku juga lapar. Dan aku sangat ingin memakanmu."
"Oh tidak lagi Yunho sayang.. Kau sudah memakanku hampir tujuh jam lamanya. Jadi jangan harap akan ada makanan tambahan."
Aku mencebilkan bibirku mendengar reaksi dirinya yang justru malah tergelak dengan apa yang aku katakan barusan.
"Jae baby-ku benar-benar sangat menggemaskan jika sudah merajuk seperti ini huh.." katanya dengan jari lentiknya yang mengelus-elus daun telingaku.
Aku menggelinjang atas ulahnya. Telinga memang salah satu bagian sensitif pada tubuhku. Tsk! Dan selamat untuk tuan Jung Yunho yang paling mesum karena dia satu-satunya orang yang sangat hapal dimana saja letak titik-titik rangsanganku.
Yeah... Seperti apa yang sudah aku jelaskan. Awalnya aku memang terlalu bodoh dan dunggu menganggap Yunho sebagai salah satu dari laki-laki pemalu yang sederhana dan apa adanya. Tapi for God sake! Hanya butuh waktu enam hari untukku agar bisa menyelami sisi liar Yunho jika ternyata dibalik sikap culun dari topeng luarnya, Yunho tak lain tak bukan adalah predator sex yang suka melahap mangsa sesuka otak mesumnya.
Damn!
Tapi tidak seharusnya juga aku berkata demikian. Malah sesekali aku sempat bersyukur karena sudah mengenal dirinya. Aku tidak ingin munafik kawan... Meski aku merasa tertipu dengan tampilan awal Yunho. Tapi aku tidak bisa menampik jika ternyata pada kenyataanya aku malah sangat puas dengan semua tingkah liarnya.
Yunho selalu berhasil membuatku mabuk dengan candu gairah yang menggebu-gebu dalam setiap sesi pergelutan di atas ranjang. Dia sudah seperti senyawa nikotin yang membuatku ingin selalu mencicipinya lagi dan lagi. Entah belajar dari mana Yunho hingga dia begitu mahir dalam memuaskan lawannya.
Cih.. Dasar brengsek.
"YUNHO!" Aku menjerit saat tangan Yunho sudah kembali menjelajahi benda panjang nan tegang yang berada dibalik celanaku.
See... julukan macam apa selain brengsek yang bisa aku katakan untuk dirinya karena sudah membuatku tergoda meski hanya dengan metode menggerayangi saja.
"Kenapa baby? Merasa terangsang eum?!" bisik Yunho dengan suara mendesah pada telinga sebelah kiriku. Lidah panasnya terjulur menjilati lubang telingaku. Menggelitiknya, membuatnya basah.
"Yhunh..."
Oh shit! Aku mengutuk bibirku yang sempat mendesahkan namanya. Tidak lagi! Aku tidak ingin Yunho memangsaku untuk kesekian kalinya pada malam ini. Meski aku memang sangat mencintai semua sentuhannya, tapi aku masih cukup waras untuk memikirkan kondisi tubuhku sendiri. Aku tidak mau berakhir sekarat dengan tubuh lemas tak bertenaga hanya demi melayaninya. Aku butuh makan, setidaknya untuk ganjalan sebagai bentuk asupan tenagaku.
"Waeyo baby? Berminat untuk ronde yang selanjutnya? Kau tidak akan bisa menolakku Jaejoongie.. tidak akan pernah."
DAK
Aku tersenyum puas melihat posisi kami saat ini. Aku berhasil membalik keadaan hingga sekarang justru Yunho yang berada dalam cekalanku. Khukhukhu... Aku berhasil mendindihnya.
"Aku memang tidak akan pernah bisa menolakmu Bear... tapi pengecualin untuk saat ini. Aku benar-benar lelah dan ingin mengistirahatkan tubuhku. Tapi jika kau memaksa, maka kau jangan keberatan jika untuk satu ronde ini biar aku yang menusukmu arasseo!"
Yunho bereaksi sangat cepat. Dia langsung melepaskan diri dan sedikit beringsut menjauh hinga sekarang dirinya berdiri dengan jarak tiga meter di sampingku. Aku tertawa dibuatnya. Hahaha... Ekspresi horrornya benar-benar lucu.
"Jangan pernah lagi kau berpikir untuk menjadi pihak atas dalam permainan kita Jaejoongie.." kata Yunho masih dengan tatapan horror yang ditujukkan untukku.
Mau tak mau aku pun terkekeh. "Memangnya siapa yang sejak tadi memaksa?" bela-ku.
Yunho tak menjawab. Mungkin dia merasa kesal atau merasa kecewa karena aku tidak menurutinya kali ini.
"Aigo.. Jung Yunho... Jangan kau kira karena selama ini aku selalu membiarkanmu mengambil kendali kau jadi bisa bertingkah seenaknya." Aku mematikan kompor dan menaruh tiga telur mata sapi setengah matang pada piring keramik bermotif kembang yang aku dapat dari rak di samping pantri.
"Sepertinya aku memang terlalu memanjakanmu yah? Kau jadi beringas begitu," aku menyeringai ke arah Yunho. Mata sipit miliknya yang selalu membiusku itu menatapku penuh minat. Aku tahu Yunho sedang menahan hasratnya. Tapi masa bodo, biarkan saja dia tersiksa dengan gairahnya sendiri. Salah siapa memiliki otak mesum yang berada pada level tinggi? Tentu saja itu salah dia sendiri.
Aku menarik salah satu kursi yang tersusun mengitari meja makan apartemen mewahku ini. Yeah, meski tidak bisa dikatakan terlalu mewah tapi aku rasa ini sangatlah cukup berkelas untuk seorang fotografer sepertiku. Perlukah aku jelaskan apa profesiku?
Oh baiklah, aku adalah seorang fotografer amatiran yang bekerja hanya jika aku ingin saja. Bisa dibilang aku memang terlalu pemilih dalam pekerjaan. Aku hanya menerima job jika dirasa pekerjaan itu sesuai dengan seleraku. Tak ada maksud sombong, aku hanya tidak suka melakukan sesuatu hal yang bertentangan dengan keinginanku. Mungkin karena aku terlahir sebagai anak tunggal dari pasangan pebisnis yang cukup sukses dalam usaha mereka mebuatku jadi terbiasa bersikap bebas sesuai kehendak tanpa mau dikekang atau diperintah.
Abojiku bernama Kim Minsuk yang bergelar sebagai pengusaha dalam jajaran nomor dua atas kepemilikannya pada perusahaan elektronik. Sedangkan Omoniku sendiri adalah seorang dokter spesialis jantung yang kerap kali menangani pasien-pasien di Seoul hospital. Dokter Han Hyebin. Orangtuaku super sibuk, tentu saja. Aku bahkan jarang sekali memiliki waktu bersama mereka meski hanya sekedar untuk berkumpul barang sejenak saja. Tapi aku sama sekali tidak menyalahkan mereka. Aku bahkan tidak berani memprotes mereka karena kurangnya kasih sayang yang aku dapatkan dari kedua orangtuaku itu.
Kenapa?
Karena aku cukup paham. Mereka bekerja keras sampai melupakan anak semata wayangnya ini pun semata-mata untuk kebaikanku juga. Seperti yang sering bibi Han, pengasuhku katakan. Aboji dan Omoni hanya tidak ingin aku merasa kekurangan dalam hal materi. Mereka sibuk menghujaniku dengan kekayaan yang mereka timbun dari hari ke hari pun ujung-ujungnya semua gunungan uang itu akan dipergunakan untukku.
Hingga saat aku beranjak dewasa seperti sekarang ini aku jadi merasa malas bekerja karena aku selalu berpikir tanpa bekerja pun aku punya uang orangtuaku. Milik mereka adalah milikku juga.
"Kau melamun Jaejoongie... Kau bilang kau lapar. Tapi coba apa yang kau lakukan? Kau malah memandangi telur-telur itu tanpa berniat memakannya." Suara Yunho mengembalikanku dari kilas balik latar belakang keluargaku.
Aku sedikit menggelengkan kepalaku. "Aniyo. Aku tadi hanya sedang mencoba memikirkan sesuatu," ucapku pada Yunho yang sekarang sudah duduk tepat pada kursi di seberang meja tepat berhadapan denganku.
"Boleh aku tahu kau sedang memikirkan apa itu sayang?"
Yunho membelah satu dari tiga telur mata sapi dalam piring di depanku dengan garpu yang entah aku tidak tahu kapan dia mengambilnya. Dengan senyum manisnya dia menyuruhku membuka mulut karena dia bermaksud menyuapiku.
Ahhhhh so sweet...
"Aku memikirkan soal kita." Jawabku yang membuat Yunho menghentikkan gerakan memotong telur kedua.
"Memangnya ada apa dengan kita?" alis Yunho sedikit mengkerut saat dia mengatakannya. Dan alisnya adalah salah satu hal sangat aku sukai dari bagian wajah Yunho. Alis yang tebal... Sangat pas sebagai bingkai dari tatapan mata tajamnya.
"Aku hanya berpikir apakah kita akan seperti ini terus selamanya Yunho yah?"
Kutatap sepasang mata sipit milik lelakiku itu. Ah, bolehkah aku menyebutnya begitu? Mengklaim Yunho sebagai milikku padahal jelas-jelas dia sudah terikat dengan yang lain? Miris bukan? Bagaimana perasaanmu jika kau menyukai seseorang, kau bisa menyentuhnya, menciumya, bahkan bercinta dengannya. Tapi kau tidak bisa memiliki si dia karena dalam kenyataan yang ada dia sudah menjadi hak milik orang lain.
Jujur saja aku benci itu. Aku benci pada kenyataan dimana kenapa tidak aku saja yang lebih dulu menemukan dirinya? Kenapa aku tidak lebih dulu bertemu dengan Yunho hingga aku bisa dengan bebas menunjukan pada setiap orang bahwa dia adalah milikku. Milik Kim Jaejoong!
"Kita sudah sering membahas hal ini bukan, Jaejoongie... Kalaupun kita ingin merubahnya dan kau tidak mau kita terus seperti ini selamanya, memangnya kita bisa apa? Apa yang akan kita lakukan?"
Aku melirik cukup tajam ke arah Yunho, tidak suka dengan jawaban yang dia katakan.
"Kau selalau membalikkan pertanyaan seperti biasanya. Jika aku menyinggung hal ini kau selalu bilang memangnya kita bisa apa. Kata-katamu salah Yunho yah. Bukannya kita bisa apa. Tapi kau yang bisa apa?" ucapkan penuh cibiran.
"Kau selama ini tidak bisa apa-apa karena memang kau sendiri tidak mau melakukan apa-apa. Kau yang membuat hubungan kita tetap tidak berkembang karena kau sendiri yang menggantungnya. Kau dan sikap tidak tegasmu itulah dalang dari semua penghambat yang ada."
Aku berbicara kenyataan. Jika saja Yunho mau sedikit bersikap tegas semuanya tentu tidak akan terasa menjenuhkan seperti ini.
"Kau jangan mulai lagi, baby... Tidak semua tindakan dapat dilakukan dengan mudah seperti apa yang ada dalam pikiranmu. Segala yang akan aku lakukan tentu memiliki resiko, dan aku tidak mungkin asal gegabah melakukannya kan?!"
Aku menolak saat Yunho hendak menyuapiku lagi. Selera makanku sudah hilang karenanya.
"Kalau begitu begini saja, aku memberimu sebuah penawaran bagaimana? Kau pilih saja mana yang sekiranya bisa kau lakukan. Opsi pertama, kau tinggalkan dia dan aku akan menjadi milikmu seutuhnya. Atau kau pilih opsi kedua, kau tetap pertahankan dirinya tapi kau harus siap melepaskanku."
"Jae-"
"No! Tidak perlu adanya basa basi busuk lagi dalam penawaran kita Yunho yah. Katakan lah aku egois atau terserah apalah itu. Tapi saat ini kita berbicara soal hati Yun.. Soal perasaan. Wajar bukan jika aku ingin memiliki hatimu seutuhnya tanpa harus berbagi dengan yang lain. Aku sudah memberikan hatiku untukmu sepenuhnya. Tapi sampai detik ini kau masih membalas dengan setengah hati milikmu. Aku tidak mau. Kau boleh beranggapan jika batas kesabaranku sudah habis sampai disini."
.
.
.
Sakit itu ketika kau mencintai dia, sementara dia sudah tidak sendiri.
Kau mencintainya, dia mencintaimu... tapi, ada satu lagi hati yang mencintai dia dan dia mencintai hati itu pula.
Lanjut?
Annyeong ^^)/ aku kembali LOL XD niatnya ini bakal jadi project ff baru author.. Kkkkk~ adakah yabg berminat?
.
.
BearHug
ReDeviL9095
