Unreaded chapter
Author :: A-Kio
Rate : NC+17 deh pokoknya :p
Disclaimer :: i just can claim the story TwT,..
ini pernah aku post di akun ffnku,..tapi aku lupa sandi + mailnya XDD
[saya tak yakin dengan judul inih. Saya paling gaje deh kalo urusan judul mengjudul + ending meng ending ~ XDD cekakkaaa, sepertinya 2chap =w= lagi-lagi berfandom VOCALOID, apaahh! Jangan salahkan sayaahh~ salahkan mantan suami saya *tunjuk tora+reita+wataru+miyavi+ *bebusa* *istri durhaka XDD ]
Inspired by :: seragam senbonzakura – vocaloid XP
Oh iya! Karangan ini hanyalah fiktif belaka, XDD jangan percaya ada sejarah jepang yang begini XP,.. tadinya sih waktu, tempat dan kejadian mau aku samain sama kenyataannya dengan bersetting di Hiroshima dan Nagasaki #PLAAK,.. demodemo~ karena waktu diterangin soal bom atom itu Cuma sekilas ya sudah, ilmu yang kupunya Cuma saiprit XP
Happy reading..! :DD
…..
1st chapter
Tokio –japan 1948
3 tahun setelah Akhir Zaman peperangan. Zaman dimana kehidupan tak semudah sekarang. Peperangan masih terjadi di mana-mana. Darah masih banyak bertumpahan dan tangisan masih senantiasa menyelimuti sebagian besar Negara di dunia ini
"ibu,..kapan ayah pulang..?" seorang bocah perempuan berambut yellow blonde menarik-narik yukata hitam yang dikenakan sosok wanita yang sepertinya ibu dari anak itu.
"ayah sudah bahagia disana nak~ jadi tak akan pulang ^^" wanita itu mencoba tegar menahan air matanya agar tak keluar. Tak membuat anak perempuannya khawatir
"….besok~ kita yang akan menyusul ayah rin~" sosok bocah yang merupakan kakak kembar laki-laki dari bocah perempuan tersebut sepertinya sudah mulai mengerti
"tapi ren~ rin mau ketemu ayah~ besoknya kapan.. ibu sama ren selalu bilang besok.." bocah bernama rin itu menggelembungkan pipinya, menggemaskan
"hhh~…hikszz, hikkszz,.." sang ibu berjongkok memeluk kedua buah hatinya. Tak sanggup lagi menahan tangisnya mengingat kejadian 2 tahun yang lalu sebelum kedua buah cinta mereka lahir. Sedangkan sang kakak –ren- hanya menatap batu nisan dengan tatapan sendu betuliskan 'Kamui Gakupo' yang ia ketahui adalah ayahnya itu
"ibu kenapa nangis~ ibu jangan nangis dong~ kata ibu, ayah gak suka sama orang cengeng~" rin, yang usianya baru melewati 2 tahun itu menghapus airmata ibunya dengan polosnya. Sedangkan ren mulai menangis sambil memeluk ibunya
"maafkan ibu nak~…" isak sang ibu ditengah-tengah tangisnya
…..
[flash back :: on]
4years ago
Tokio –japan 1944
Pusat kota tokio, pusat pemerintahan jepang dan pusat kerajaan membuat kota itu di jaga dengan ketat. Terlihat beberapa orang bertubuh tingi dengan mata hijau dengan gradiasi warna biru dan coklat berlalu lalang di antara penduduk asli jepang. Di lengan mereka terdapat tanda yang dapat dikenali dengan sekali lihat, ya mereka pasukan NAZI, pasukan asal jerman pimpinan sang legendaries Adolf Hitler itu tak jarang terlihat di Negara jepang. Kesamaan Negara komunis membuat kedua Negara itu berhubungan akrab
Diantaranya, terdapat seorang polisi muda jepang sedang berlari ke dalam bangunan istana jepang, tak masuk ke bangunan utama. Namun pemuda berambut biru tua itu menuju bangunan di sisi kiri gedung istana dengan ornament klasik itu
"Kamui-sama..!" teriak pemuda itu sambil berlari masuk ke dalam gedung yang bertuliskan "gedung kepolisian istana" dengan huruf kanji
"..hh~ kaito-kun, akhirnya kau datang ^^" pemuda tampan yang mengenakan seragam polisi khas jepang dengan rambut ungu panjangnya yang diikat ala samurai menyambut pemuda berambut biru yang bernama kaito
"kamui gakupo..! a-aapa ini..! kau bohong kan..! a-aaku dipindah tugaskan ke-.." kaito berusaha mengatur nafasnya. Ia lepas topinya lalu mengipasi dirinya dengan topi itu.."dan lagi kau berhasil membuatku menjatuhkan eskrimku karena membaca surat ini..!" tambah kaito
"mana ku tahu, beliau sendiri yang memintamu, aku hanya sebagai perantara untuk menyampaikannya" pemuda tampan berambut ungu yang bernama gakupo itu masih dengan santainya memilah-milah berkas sambil meminum tea hijaunya. Di depannya, tampak seorang polisi wanita cantik berambut coklat pendek yang sesekali melihat kaito
"t-tapi gakupo-sama,..harusnya kau yang menjadi polisi pribadi beliau, kau kan kepala polisi.." kaito menghampiri gakupo lalu menatap gakupo dengan tatapan sendu
"tatapanmu tak berguna padaku bodoh~.." kedua mata gakupo membalas tatapan memelas kaito dengan lirikan ke sosok polisi wanita di depannya. Membuat mata biru kaito mengikuti arah mata gakupo
"…apa..? jangan tatap aku seperti itu? Bisa kan..? kamui-san cepat berkasnya~" polisi wanita itu mulai merasa risih dengan tatapan kedua pria tersebut, kebetulan juga di ruangan itu hanya terdapat mereka bertiga. Karena bukan sembarang orang yang bisa masuk
"..ah iyaiya.. ini,..sudah semua kan..?" gakupo menyerahkan beberapa lembar kertas yang sudah ia tandatangani kepada polisi wanita itu
"ok~ arigato kamui-sama ^^" polisi wanita itu melirik kea rah kaito yang masih menatapnya dengan tatapan takjub. Baru kali ini kaito melihat sosok polisi cantik dengan paha mulus dan badan yang bagus
"…fuhh~,..manis juga dia~..^^" polisi wanita itu tertawa pelan melihat kaito yang mematung melihatnya
"hei~ dia milikku, sudah pergi sana,.. hush hushh~ nanti malah banyak yang berfikiran yang tidak-tidak kalau kau berlama-lama disini~" gakupo bangkit dari duduknya lalu merangkul pinggul polisi wanita itu sampai pintu keluar
"milikmu..? dasar yaoi~" gerutu polisi wanita itu sebelum keluar dari ruangan itu
"..kapan aku jadi milikmu..?" dengan polosnya kaito menghampiri gakupo
" sejak kau lahir, kau itu anakku"
"APAAAHH…!" terlihat wajah shock luar biasa yang tersirat di wajah tampan kaito
"dassar bodoh, aku hanya bercanda, kau tahu kan aku suka ngomong seenaknya ^^" gakupo duduk di meja jatinya yang di hias dengan ukiran yang rumit namun indah
"ahh~ apa kau tak bisa sedikitpun serius gakupo-sama TAT, bahkan saat perang kau juga selalu membuat ulah dengan lelucon yang hampir membunuhmu.." kaito duduk di sebelah gakupo sambil kembali membaca surat perintah pindah tugasnya itu
"kau saja masih tetap lugu, kau juga sering hampir mati jika aku tak meyelamatkanmu." Skak mat, gakupo langsung membuat kaito tak menjawab kembali ".. ah iya, kau bekerja mulai hari ini, maaf ya aku mengganggumu makan eskrim.." gakupo memberikan secangkir es krim vanilla berisikan 6schoop tumpuk
"g-gakupo-sama.. hikszz~" kedua mata biru kaito berbinar binar melihat eskrim yang ada di tangannya
"ok~ jangan nangis, dan berjanjilah pada jepang kau akan bekerja semaksimal mungkin untuk pekerjaan barumu. Yaitu menjadi pelayan pribadi hime-sama..ok..?" gakupo mengulurkan jari kelingkingnya, meminta kaito berjanji
"janji,..!" dengan mantap kaito mengaitkan jari kelingkingnya dengan jari kelingking gakupo. Sosok pemuda yang sudah ia anggap kakak sendiri
"kalau gitu, abisin es krimnya, pasti hime-sama sudah menunggumu ^^" gakupo menepuk kepala pemuda yang lebih pendek darinya itu
"tapi, kenapa hime-sama memilihku..?" kembali, kaito bertanya dengan tampang polosnya
"..mungkin dia ingin adik yang berbadan lelaki dewasa ==" jawab gakupo asal lagi dan hanya di jawab anggukan mengerti oleh kaito.
"….ah! gakupo-sama, aku mau bagi eskrimnya sama hime-sama :D, boleh kan ^^" kaito berdiri di depan gakupo
"..pasti~,..cepat bawa. 1jam ngobrol denganmu bisa berubah jadi lansia aku.." gakupo menggaruk pipinya yang tak gatal
"hah jadi lansia..?" kaito menatap gakupo dengan tatapan tak percaya
"…hhh~…." Gakupo mulai hilang kesabaran oleh sifat polos kaito, badannya yang sedikit lebih besar dari kaito membuatnya dengan mudah menggendong kaito keluar dan menutup pintu
"ehh, gakupo-sama main gendong-gendongan nakal nih..! oii bukaa~" pinta kaito sambil menggedor-gedor pintu
"aku mau tidur.! Kalau kau mau jadi adik yang berbakti, jangan ganggu aku..!" teriak gakupo geram sambil mengacak rambutnya frustasi. Membuat kucirannya berantakan.
Bebrapa saat tak ada tanda-tanda bahwa ada kaito di balik pintu, membuat gakupo dapat bernafas lega. Tapi tiba-tiba suara ketokan pintu membuat gakupo kembali tak dapat tenang
"oh kuso.. ==" hei sudah kubilang kan! Aku ingin istira-~ ..hat..?" gakupo menghentikan kata-kata terakhirnya saat sosok yang ia lihat bukanlah kaito. Melainkan wanita cantik berambut pink panjang dengan kimono ungu dan apron putihnya
"ano,..maaf kalau saya mengganggu kamui-sama, saya hanya ingin memberikan makan malam untuk kamui-sama" gadis itu menunduk sopan sambil menjaga menu makan malam gakupo tak jatuh
"ah, silahkan masuk. Maaf aku kira kau kaito.." ucap gakupo sambil mempersilahkan sang pelayan masuk
"t-tapi, anda mau tidur kan..? saya takut mengganggu" pelayan itu menggigit bibir bawahnya sambil meletakkan makan malam di meja ukiran itu
"ah~ itu, itu hanya untuk mengecoh kaito, kau tahu kan? Polisi lugu yang sering tersenyum bahagia tanpa sebab ==" gakupo kembali menutup pintu ruangannya, menyisakan sang pelayan dan dirinya
"ah~ kalau begitu saya permisi kamui-sama" pamit sang pelayan dengan sopan
"ehh~,.. ano bisa sini dulu..? kerjaanmu sudah selesai kan..?"
"Eh, ke-kenapa kamui-sama..?" terlihat sedikit wajah ketakutan tersirat di wajah cantik sang pelayan
"tolong temani aku ngobrol sambil pijiti aku, bisa kan? Tenang aku tak akan bertindak aneh-aneh kok,.^^" gakupo tersenyum ramah mencoba meyakinkan sang pelayan
"uhm,.. hai'" sang pelayan mengiyakan permintaan sang ketua polisi muda itu. Gakupo lalu mengambil posisi duduk di bangku jati dengan ukiran yang senada dengan meja jatinya
"kau pelayan baru ya? Seingatku aku tak pernah melihatmu" gakupo melepas topinya lalu mulai memakan makan malamnya
"iya kamui-sama, baru tadi siang saya mulai bekerja.." pelayan itu duduk di belakang gakupo dan mulai memijit kepala gakupo
"uhm~ aku kamui gakupo, dan aku yakin kau sudah kenal aku.. kau bisa panggil aku gakupo saja.. kalau kau..?"
"anda bisa memanggil saya luka kalau mau,.."
"kawaii name ruka-chan ^^b,..dan.. tumben rassanya lebih enak,.. siapa yang memasak kare ini..?"
"..saya sendiri,..terimakasih atas pujiannya " sang pelayan yang bernama luka tersenyum pelan dengan sedikit rona merah yang menghiasi wajah cantiknya
"hei~ kalau sedang berdua bisa kan tak terlalu formal? Kau membuatku canggung tahu.." pinta gakupo dengan sedikit menggerutu
"….err…i-iya gakupo-kun~/"
"nah gitu dong ^^ anak manis~ teheheh~.." gakupo melepas seragam bagian atasnya
"a-anda mau apa..?" lagi-lagi luka terlihat ketakutan
" kau bisa memijit punggungku kan? Duduk seharian memeriksa berkas membuat punggungku sakit, tenang aja~ aku bukan sosok hidung belang kok~"
"tapi gakupo-kun sosok playboy?"
"eh! Err~ kalau dibilang playboy gak pas juga sih,..aku hanya banyak dekat dengan wanita, dan mereka menganggap kedekatanku itu lebih dari sekedar teman, ya~ jadilah seperti sekarang, banyak gossip ^^" gakupo kembali memakan makan malamnya
"ooh,..pantas saja lah, gakupo-kun kan termasuk polisi tertampan disini. Ditambah lagi dengan suara gakupo-kun yang tegas dan merdu waktu bernyanyi,..gakupo-kun juga gampang bergaul.."
"eh,..apa..? kau tahu dari mana..?" gakupo menengok kea rah luka yang sedang asik mengeluskan minyak khusus ke punggung gakupo yang terdapat beberapa bekas sayatan
"a-apaa.." wajah luka makin merah sadar dipandangi gakupo dengan intens
"kau itu lucu ya ^^, fufufu.. kau sering memperhatikanku ya? Aku kan gak pernah nyanyi di depan umum.." gakupo kembali konsen dengan makanannya
"i—ia,..waktu itu pernah liat gakupo-kun sendirian di deket kolam, sepertinya mabuk, tapi aku dengar gakupo-kun menyanyi dengan merdu~" jawab luka terus terang
"ahh~ kau ini terlalu jujur XDD untung aku masih nyambung ngomong sama kamu, jangan sampai kau mirip kaito ya ^^" ledek gakupo
"uhm, iya gakupo-kun, sejujur-jujurnya aku, aku kan masih bisa jaga sikap~"
"..uhm~..sudah sampai sini saja, terimakasih luka-san, senang bisa mengobrol denganmu ^^" gakupo berdiri dari duduknya lalu menaruh piring kare yang sudah habis
"eh~ ta-tapi pijitnya..eh..?" kedua mata biru luka tertuju pada beberapa bekas luka di badan gakupo yang six pack (author mimisan)
"..sudah taka pa, kau belum selesai kerja kan..? uhm..? kenapa lihat-lihat..?" gakupo menunduk. Melihat bagian dada ke perutnya yang memang banyak bekas luka seperti sayatan dan tusukan "ah~ ini,.. ini waktu aku belum sehebat sekaramg ^^, kau tahu kan? Aku tak tiba-tiba duduk manis disini mejadi ketua kepolisian. Tapi haru bekerja keras dari 0 ^^" dengan ramah, gakupo menjawab pertanyaan yang berada di kepala luka
"..uhm,..iya maaf ya aku Tanya aneh aneh.." luka menunduk. Merasa pertanyaannya salah untuk di lontarkan "biar aku pakaikan.." luka berjalan menghampiri gakupo sambil membawa hakama hitam dan memakaikannya di badan gakupo
"tak apa kok,. Kalau sedang dipemandian banyak yang Tanya soal ini, ah~ terima kasih luka-chan ^^, kalau kau mau. Kau bisa main ke sini kok~ ^^b"
"uhm,…"dengan ragu namun pasti luka sedikit berjinjit lalu merangkul pundak gakupo
"eh,..l-luka-chan..?" rona merah terlihat mengiasi wajah rupawan gakupo
"maaf,..hanya ingin melepas ikatan rambut gakupo-kun,..aku fikir gakupo-kun mau tdur, makanya, gak enak kan kalau tidur rambut dibiarkan teri..emphh~…" mata luka terbelalak merasakan hangat di bibirnya dengan sekilas
"oyasumi…, besok kau bisa kesini kan..?" gakupo menyisir rambut panjangnya dengan tangannya sambil membelakangi luka
"…." Luka masih belum sanggup menjawab. Dirinya benar-benar shock atas ciuman singkat yang gakupo layangkan padanya
"aku tak memaksa, tapi jika kau mau datang, silahkan.." tambah gakupo.."maaf soal ciuman itu,..a-aaku tak tahan..kau terlalu manis…" gakupo mengusap wajahnya yang tak terasa keringat dingin membasahi badannya
"aku pasti datang lagi, aku permisi gakupo-kun~…" luka bergegas keluar ruangan itu sambil membawa nampan berisikan makanan yang sudah habis itu
"kamisama =/= apa yang aku lakukan, ini kan pertama kalinya ku bertemu dengannya~" gumam gakupo pelan
…
"i-iini benar kan ruangannya.." kaito berdiri di depan pintu ruangan yang menurut petunjuk itu adalah ruangan sang hime-sama "dari gapura turun ke lantai bawah, belok ke kiri jalan terus, belok ke kiri lagi terus ada pintu di pojok.." kaito kembali mengulangi petunjuk yang ada di kertas perpindahan tugasnya. Dengan gemetar. Kaito mencoba membuka pintu itu
CROOOOTT~…..
Langsung kaito menaruh eskrim vanillanya di dalam ruangan dan Seketika itu pula kaito keluar menutup kembali pintu itu. "Kami sama~ itu bidadari~,.. " terlihat hidung kaito yang mengeluarkan darah merah. Nafasnya bergerak naik turun tak beraturan. Keringat dingin mengguyur tubuhnya. Dan badannya bergetar dengan hebat. Baru kali ini ia melihat perempuan telanjang dan lagi. Itu adalah sang hime, bagaimana ia tak tegang..?
"hei~ kaukah kaito-shion..?" panggil suara merdu dari dalam membuat kaito makin tegang
"i-iiya tuan putri~.." dengan gemetar kaito memberanikan diri menjawabnya
"apa eskrimnya untukku..?" Tanya suara itu lagi, yang kaito yakini adalah sang hime, hime yang tak sengaja ia intip tadi
"i-iiya tuan putri, rasanya enak sekali, j-jadi aku ingin tuan putri mencobanya" jawab kaito jujur
"masuklah, aku sudah selesai berganti baju~ " perintah sang putri namun kaito tetap mematung di tempatnya. Tak berani bertemu sang tuan putrinya, bisa bisa ia mati di penggal gara-gara tak sengaja melihat sang putri yang telanjang "heii~ ayo masuk, jangan buat seorang putri menarikmu kedalam~" tanpa kaito sadari, sosok cantik sang hime sudah berjongkok di depan kaito
"h-hime-samaa,..a-aanoo-aanoo-aaanoooo….!" Kaito mendadan bersujud di hadapan sang hime, "maaf.. ta-tadi –tadi aku melihatmu telanjang..maaff…!" bolak-balik kaito bersujud di hadapan sang hime
Semburat merah menyerang wajah cantik sang hime "heii, sudahlahh ayo masuk, kau dimaafkan..tapi berhentilah bersujud sambil meminta maaf seperti itu" dengan lembut sang hime memegang kedua lengan kaito lalu membantunya berdiri
"h-hime sama~.."
"shhh~ tak usah sungkan padaku, kau kan pelayan pribadiku~ ^^, ah dimana kau dapat es krimnya ini enak,.." dengan susah payah, sang hime dapat menuntun kaito masuk dan kembali menutup pintu itu
"ah,..! itu dari gakupo-san..! hime tau kan :D,.. kepala polisi yang terkenal playboy itu lho~,..tapi emang gak bisa dipungkiri dia emang ganteng sih~ aku aja kalah u,u" kaito langsung mendapat kepercayaan dirinya saat berbicara soal eskriim
"hemm~ menurutku, tampan dan ganteng kaito kok ^^"
"ehh~h-hime,..?"
"panggil aku meiko saja ^^,.. ya~ aku rasa kau terlihat jauh lebih tampan dari gakupo kalau kau bisa memiliki sifat dewasa sepertinya ^^"
"ahhh~ terimakasih himee~~,.." tiba-tiba kaito memeluk tubuh langsing meiko-hime yang dibalut kimono tebal, membuat keduanya jatuh ke tatami karena kehilangan keseimbangan.
"aww~..uhh~" meiko-hime mengaduh kesakitan. Membuat kaito dengan cekatan menggendong meiko dan mendudukan hime itu di sofa
"mana yang sakiit..?" Tanya kaito dengan penuh perhatian
"ah~ hanya hiasan rambutku sedikit menusuh kulit kepalaku. Hanya itu ^^ tak usah khawatir"
"t-tapi…~ "
"hei~ ayo kita makan eskrimnya saja ^^ nanti kalau cair tak nikmat lagi ^^" ajak sang hime pada pelayannya dan hanya di sambut anggukan setuju oleh kaito
"ah~ ternyata hime orangnya lebih asik daripada yang aku bayangkan ^^"
"memang yang ada di fikiranku aku bagaimana..?"
"aku fikir, hime itu orang yang gemuk, berlemak, seenaknya sendiri, tukang suruh. Suka menyiksa dan lainnya :D eh~ ternyata, cantik langsing baik lagi ^^" puji kaito apa adanya
" hei~ aku ini sadist tau,..~"
"eh, sadis? Sadis bagaimana..?" kaito meggaruk tengkuknya bingung
"….Ini awal dari kesadisanku ^^" meiko meletakan cangkir es yang sudah habis tak tersisa lalu tiduran di paha kaito
"eh…e-ees krimkuu~ huuwaaaa A" kaito menangis, sungguh mirip dengan anak kecil. Sang hime hanya tersenyum pelan lalu memeluk kaito
"shh~ jangan nangis, aku tak membuang es krimmu kok,.. aku hanya menaruhnya ke mangkuk lain~ aku hanya ingin mengetes seberapa suka kah kau dengan es krim ^^" meiko mengelus rambut biru kaito bak kasih sayang seorang ibu dengan anaknya. Membuat kaito berhenti menangis dan mulai tenang.
"t-tapi,..aku lebih suka sama hime daripada es krim~ gede~.." ucap kaito di sela-sela isakannya
"eh..?" meiko melepas pelukannya lalu menampar kaito "mesum.!"
"huwee..! hime, aku hanya berlaku seadanya. Aku tak mesum kok~ jauh lebih mesum gakupo-san"
"…. Hh~,..kau itu benar-benar seperti bocah.. bisa kan kalau kau sedikit lebih dewasa, jangan kau bandingkan dirimu dengan gakupo itu? Faham..?"
"t-tapi,, ia sudah seperti kakak sendiri untukku.."
"jangan banyak tapi, jadilah dirimu sendiri kaito-kun, kalau kau terus begini, aku jamin nyawamu akan langsung menghilang jika gakupo tak ada di sampingmu" terlihat wajah sedih yang terpampang di wajah cantik meiko
"aku sudah dewasa, aku sudah jadi diriku sendiri.."
"..aku tunggu pembuktianmu, aku mau tidur, mainkan aku musik" sang hime mulai meminta dengan seenaknya
"…tunggu hime, aku akan buktikan ." tekat kaito
"..aku akan setia menunggu buktinya ^^" ucap meiko pelan sambil mulai tert dur di ranjangnya
…
End of 1st chapter
Saya masih newbie XDD butuh reviewnya..! XDD
Sankyuu udah baca . mungkin banyak bejibun typos dan lainnya XDD
