Tinggal dengan penyakit ini dirinya tidak merasakan bebas seperti burung yang terbang di angkasa, merasakan bebas tidak terkekang oleh masalah hanya saja dirinya berfikir bahwasannya dia itu manusia bukan seekor burung.

Harapan demi harapan, sudah tertata rapi di dalam lubuk hatinya.

Jauh sebelum hari-hari lalu, dia sudah menyusun segala cara untuk menghilangkan kesedihan lalu menatap masa depan indah.

"Baekhyun... Nanti anak-anak lain harus tidur tepat waktu, pastikan semuanya sudah terlaksana."

"Iya eonnie... Akan aku lakukan, apa ada lagi yang harus dikerjakan?"

"Untuk hari ini, kau terlalu bekerja dengan keras aku tidak ingin kau lelah."

"Eonnie... Dengarkan aku, ini semua aku lakukan agar anak-anak bahagia juga mereka semua mendapatkan kasih dan cinta dari orang yang disayangi."

"Iya aku tau... Baiklah, aku menata barang ini dahulu."

Panti asuhan, adalah rumahnya anak-anak disana adalah cintanya. Kasih sayangnya, adalah hartanya apa lagi yang kurang dimiliki olehnya? Bahkan semua orang tau jikalau hati yang tulus, akan dilancarkan segala sesuatunya.

Terbukti dengan baktinya terhadap lingkungan, menjadikan dirinya menjadi seorang penyayang.

.

.

.

.

~oOo~

.

.

.

.

Terlihat sorot lensa kamera, tengah mengambil gambar dirinya untuk sebuah majalah fashion.

Do Kyung-soo, wanita berparas cantik yang selalu dikagumi kalangan pria. Dengan gaya angkuhnya itu, ketukkan irama dari sebuah sepatu yang dikenakannya dirinya melangkah menuju halaman depan untuk memasuki mobilnya.

Karena sesi pemotretan sudah berakhir, ingin sekali dirinya bertandang ke tempat kekasihnya.

"Tuan... Nanti kita mampir ke tempat Chanyeol ya..."

"Baiklah nona."

Butuh waktu beberapa menit untuk sampai ke tempat tujuannya, para karyawan yang bekerja memberikan salam hormat kepadanya.

"Nona Jung... Katakan kepadaku, dimana tuan Chanyeol dan ada apa yang sedang dilakukannya?"

"Beliau sedang mengadakan rapat, nona bisa menunggunya kami akan menemani nona nanti."

"Haish... Ya sudah, katakan padanya bahwa aku menunggunya. Kau paham?"

"Laksanakan nona."

Beberapa jam menunggu, akhirnya Chanyeol keluar dari ruang rapat kemudian nona Jung menghampiri dirinya.

"Tuan Chan... Nona sudah datang, sekarang dirinya tengah menunggu kedatangan anda."

"Begitukah?"

"Iya, tuan."

"Baiklah, kau lanjutkan saja pekerjaanmu."

Di ruang tunggu, seseorang tengah duduk di sofa ditemani oleh ponsel pintarnya. Jalan mengendap-endap, upaya memberikan kejutan untuk kekasihnya.

"Usahamu itu tidak berlaku bagiku tuan Chan."

"Maafkan aku sayang, rapat kali ini sangat penting bagiku."

"Aku tau."

"Kau marah?" "Sedikit..."

"Tidak mau memaafkanku?"

"Cium aku jika meminta maaf dariku."

Ciuman cinta, terukir indah dari mereka berdua entah sampai kapan salah satu dari mereka melepaskan ciumannya sepertinya mereka terlalu sibuk dengan urusan masing-masing sampai hubungan semacam ini tertinggal.

.

.

.

.

~oOo~

.

.

.

.

Baekhyun itu sebenarnya gadis yang baik hati, dirinya akan cepat tersentuh oleh hal kecil seperti yang terjadi saat ini.

Sebenarnya, anak kecil ini hanya memberikannya seuntai bunga mawar indah tapi kenapa bisa mata indahnya berlinang air mata? Itu karena sang anak, berjalan kaki dengan jarak cukup jauh hanya untuk membelinya.

Sebenarnya, sang anak tidak memiliki kaki yang sempurna.

"Kau tidak usah membawakan ini, kau nanti kelelahan."

"Tidak apa... Aku senang memberikanmu ini eonnie, terimalah."

"Baiklah terimaksih banyak sayangku..."

Temannya datang membawa sepaket kotak susu, biasa dia jual untuk bisa membeli makan malam nanti.

"Baekhyun... Kau bisa mengantarkan paket ini?"

"Tentu saja."

Sepaket kotak susu itu dia ambil alih.

"Aku berangkat dulu ya eonnie."

"Hati-hatilah dijalan."

Di dalam perjalan, sepedanya tak sengaja ditabrak oleh mobil yang melaju sedikit cepat.

"Kau tidak apa-apa?" Orang itu keluar dari mobilnya, untuk melihat orang yang ditabraknya.

"Aku tak apa hanya tergores sedikit."

"Sayang... Cepatlah..."

Ada seorang wanita cantik menghampirinya, karena dia memang tidak suka menunggu.

"Aku ingin menolongnya."

"Cih! Kau memperlambat waktu."

Perempuan itu masuk kembali ke dalam mobil, sedikit bantingan pintunya.

"Maafkan saya... Maafkan saya... Lain kal, saya akan berhati-hati."

"Iya..."

Lelaki itu kembali masuk kedalam mobil, dan melajukan mesin mobilnya.

"Apakah sikap orang kaya seperti itu?"

Dirinya tidak menyangka, pria setampan dirinya memiliki kekasih layaknya batu.

.

.

.

.

.

To Be Continued

.

.

.

.

.

Hay kawan-kawan, apakah story nya bagus? Maafkan saya karena saya baru main di ffn lagi... Maaf ya... Saya juga lagi hectic banget nih :((

Touch vote and comments!!