Author : Uchiha Nuari
Disclaimer : Masashi Kishimoto
Rated : T
Genre : Hurt/comfort, romance, supernatural.
Pairing : Sabaku no Gaara x Tenten.
Bip... Bip...
Tenten merogoh sakunya,"Eh?"
From : Sakura - kura.
Datang sekarang atau akan kucepol bulu hidungmu?!
"Ne, ne, Kaa-san..."gerutu Tenten pada dirinya sendiri sambil langsung berjalan ke sekolahnya.
"Demi Kami-sama! Akan kukerik gigi - giginya kalau sampai ia terlambat!"geram Sakura menyadari temannya tak kunjung datang.
"Kau ini lama sekali ya, Saku-chan,"
Sakura terperangah,"T-Tenten?!"
"Hmm?"Tenten tersenyum tanpa dosa.
"Sudahlah! Ayo cepat kita ke mading pembagian kelas,"kata Sakura berjalan mendahului.
"Eeh? Mattee.."Tenten berjalan lebih cepat hendak menyusul.
Sakura berhenti dan berkacak pinggang, lalu menunjuk ke arah mading yang dipadati siswa - siswi lain,"Bagaimana sekarang?"
"Kau lihat? Kertas pembagian kelas 10 berada di samping kertas pembagian kelas 11. Dan juga, dilihat dari bet di lengan kanannya, mereka ini kelas 10,"
Sakura memutar bola matanya,"Then?"
Tenten menyeringai,"Lihat aku,"
Tenten berlari kecil menuju keramaian itu, ia membuka seluruh kancing bawah blazernya hingga semua terlepas memperlihatkan kemeja putih di dalamnya. Memberi kesan 'berandalan' untuk dirinya saat ini.
"Sumimasen,"katanya tegas juga dingin.
Keramaian yang tadinya dipenuhi ocehan saat itu juga menjadi senyap. Ia dapat melihat para Juniornya memperhatikannya dan bet kelas 11nya. Seketika mereka menepi memberi jalur bagi Tenten.
Tenten membungkuk dan tersenyum,"Arigatou,"
"Dou ita,"jawab beberapa Juniornya.
"Saku-chan. Kau ini memang lama sekali ya,"ledek Tenten sedikit menoleh.
"Kau ini! Baru jadi Senior saja sudah berani begitu,"kata Sakura menjitak kepala Tenten sepenuh hati.
Tenten meringis,"Ittaii..."
Tenten baru saja turun dari tangga yang menghubungkan lantai empat dengan atap sekolah. Langkahnya sempat terhenti sebelum seorang pemuda berambut merah bata dengan tatapan tajam melintas tanpa melihatnya.
Tangannya reflek meraba lehernya mencari kalungnya, tangannya yang agak gemetar memegang kuat kalung itu dengan tatapan masih tertuju pada sang pemuda.
"Aneh,"gumamnya.
"Kau bilang dia aneh?"sebuah suara mengagetkannya.
Tenten menoleh,"Eh? Ano.. Kimi wa dare desu ka?"
"Sasori,"katanya sambil tersenyum.
"Oh, Sasori-senpai! Saya Tenten, yoroshiku,"kata Tenten memberikan eye smilenya.
"Jangan seformal itu,"katanya ramah.
Tenten mengangguk. "Senpai, rambutmu mirip dengan yang tadi,"tangannya menujuk arah pemuda berambut merah berjalan tadi. "Demo, warnanya agak berbeda. Ia, sedikit lebih gelap,"
Sasori menaikkan satu alisnya heran,"Kenapa kau begitu memerhatikan?"
"Eh? Aku.."Tenten juga bingung kenapa ia begitu memerhatikan hal yang benar - benar tak ada hubungannya dengan dirinya itu. Tangannya melepas genggamannya pada benda logam yang terkalung di lehernya.
Sasori melihat kalung itu. Berlambang sebuah kipas, yang sepertinya tak asing di matanya.
'Uchiha,'Sasori mengangguk - angguk seakan mengerti sesuatu.
"Nande, Sasori-senpai?"tanya Tenten heran melihat Sasori mengangguk tanpa sebab.
"Daijoubu,"
Tenten's POV
Bel pulang akhirnya menyudahi hari tanpa kegiatan belajar - mengajar hari ini. Berhubung sejak tadi tak ada yang membuat lelah pikiran, sorakan bel terdengar tak begitu merdu. Yah, tapi tetap saja. Pulang ke rumah, mandi, lalu berkunjung ke alam mimpi itu terlalu menyenangkan bahkan dalam angan - angan.
"Ten-chaan.. Chotto matte ne.. Aku ada rapat klub, sebentar saja. Oke? Katanya aku dikaitkan dengan sesuatu yang penting, entah apa. Pokoknya jangan kemana - mana, aku akan kembali..!"teriaknya.
"Sip!"seruku mengacungkan jempol tak mengalihkan pandanganku dari buku mitologiku
"Vampir berambut merah?"gumamku merasa tak masuk akal dengan makhluk yang ada di buku ini. Makhluk - makhluk lain dalam buku mitologi ini seperti mermaid, fairy, atau seraphim masih terdengar amat menarik di telingaku. Namun yang ini, aku ingin terawa terbahak - bahak mendengarnya.
Aku memutuskan untuk tetap membacanya. Paragraf demi paragraf aku lewati. Harus kuakui makhluk ini menarik, dipenuhi dengan kelebihan. Ya, seolah tak ada cela sedikitpun pada dirinya.
"Sedang apa?"
Aku mengenal suara itu.
"Menurutmu, jika seseorang tengah memegang buku, apa yang ia sedang lakukan?"
"Membaca?"
"Itu kau tahu, Sasori-senpai!"seruku dengan nada marah yang dibuat - buat.
"Buku mitologi?"
Aku mengangguk antusias,"Senpai suka tentang mitologi?"
"Menarik,"
"Hanya itu?"aku memiringkan kepala.
"Tergantung makhluk mitologinya,"katanya tanpa menatap ke arahku sejak tadi.
"Dan aku baru saja membaca tentang makhluk mitologi yang sepertinya sepenuhnya mitos,"kataku tertawa renyah.
"Apa itu?" ia sedikit menoleh.
"Vampir berambut merah,"kataku tertawa lepas.
"Menurutmu mereka itu tak ada?"tanya Sasori.
"Tentu!"
TBC
Keep or delete?
Gomenasai kalo kependekan, ga begitu pede sama ini fanfict, tapi, akan kucoba lebih keras lagi! Yakusoku! Btw, pokoknya baca terus, gak mau tau. Kalo menurut kalian di sini gak seru, ya terus aja baca :v Karena ceritanya belum dimulai sama sekali :v
