Haii~ sebelumnya, makasih buat kalian yang sudah memberikan review. Itu sangat berarti bagiku. Ini adalah sekuel dari "Is it you?". Awalnya aku ingin membuat cerita yang complicated. Tapi entah mengapa aku tidak ingin melihat BangHim couple di dalam kesedihan (?). Oke oke, selamat membaca~ ^^
"Hime." Ucap Yongguk seraya mengeratkan pelukannya pada pinggang seseorang yang kini menyandarkan punggungnya pada dada bidang Yongguk.
"Ya? Ada apa Gukkie?" Tanya Himchan yang tatapannya masih terpaku pada langit malam.
"Disini dingin, kita masuk saja. Aku tidak ingin kau sakit." Ucap Yongguk lagi yang kini menyatukan pipinya pada pipi Himchan.
"Hng... Tapi aku ingin melihat bintang. Sebentar lagi, ya? Ya?" Pinta Himchan.
"Hahhh..." Desah Yongguk. "Iya, hanya sebentar, oke?"
"Iya." jawab Hime dengan senyuman manisnya.
"Kenapa kau sangat menyukai bintang?" Tanya Yongguk yang masih dalam posisinya.
"Karena mereka cantik." Jawab Himchan.
"Mereka hanya sekumpulan batu luar angkasa yang dapat memancarkan cahaya." Yongguk menatap Himchan, "Mereka tidak ada apa-apanya dibanding dirimu, Hime. Kau lebih cantik dibanding mereka."
Himchan dapat merasakan pipinya memanas. Mungkin kini wajahnya terlihat seperti kepiting rebus. Yongguk terkekeh melihat raut wajah Himchan sekarang. Menurutnya, Himchan terlihat semakin cantik dengan rona merah di pipinya tersebut.
Kini, Yongguk mendekatkan wajahnya pada wajah Himchan. Himchan menutup matanya dan membiarkan bibir mereka bertemu. Awalnya, hanya menyatukan bibir. Namun seiring berjalannya waktu, ciuman itu berubah menjadi lumatan lembut. Yongguk semakin memeluk erat Himchan. Ingin memperdalam ciuman mereka.
"Mama... Papa..." Sebuah suara menginterupsi kegiatan mereka.
Himchan yang lebih dulu menyadarinya, langsung mendorong pelan tubuh Yongguk dan menoleh ke arah sumber suara.
"Yongnam... Kenapa sayang?" Himchan menghampiri seorang anak laki-laki yang berumur kira-kira 3 tahun.
"Namie kila mama cama papa pelgi... Namie cendilian di kamal." Jawabnya dengan lancar, meski masih belum terlalu bisa mengatakan beberapa huruf dengan benar.
"Aigoo..." Himchan menggendong Yongnam. "Maafin mama dan papa ya sayang."
Yongnam? Ya, itulah nama anak mereka. Yongguk sengaja memberikan nama itu pada anaknya. Sebagai tanda terima kasih dan sebagai tanda bahwa mereka tidak akan melupakan sosok Yongnam. Sosok yang telah membantu mereka, sehingga mereka dapat bersatu dan berbahagia seperti sekarang.
Yongguk yang sedari tadi masih berada di tempatnya, akhirnya menghampiri Himchan dan Yongnam.
"Hei, jagoan papa sudah bangun." Yongguk mengusap kepala anaknya dengan penuh kasih.
Yongnam tersenyum, "Mama, Namie lapal. Namie mau makan." Rengek Yongnam.
"Iya, iya. Yuk kita makan." Himchan membawa anaknya tersebut menuju dapur. "Gukkie, tolong tutup pintu balkonnya ya." Pinta Himchan seraya berlalu dari hadapan Yongguk.
Yongguk tersenyum. Untuk terakhir kalinya, ia menatap langit malam dan bersyukur atas keluarga kecilnya yang telah Tuhan berikan padanya. Bagi Yongguk, semua terasa sempurna. Ia tidak akan membiarkan keluarga kecil ini hancur. Ia akan menjaga keluarga kecilnya ini. Tak bisa Yongguk bayangkan apa yang akan terjadi jika ia kehilangan mereka.
"Aku akan menjaga dan melindungi keluarga kecilku ini." Batin Yongguk.
Yongguk menutup pintu balkon. Dan segera menyusul istri dan anaknya.
"Hei, sepertinya enak."
"Selamat makan." Ucap mereka bersamaan.
Terlalu singkat? Maafkan aku. Hehehe tapi aku sangat senang saat menulis sekuel ini. Mereka benar-benar seperti keluarga yang sempurna. I love BAP's official couple~ Akhir kata, terima kasih karena telah membaca fanfic buatanku. Mind to review? ^^
