~Apartemen Hiruma; pkl. 05.30~
Hiruma melihat kalender dikamarnya pagi ini.
"Jadi hari ini ya? Kekekeke..."
Dia mengambil hp miliknya, dan mulai menekan beberapa nomor yang ia kenal.
~~**An Eyeshield 21 Fanfiction**~~
~~**Devil Bats Camping! by Mayumi Koyuki**~~
~~**Eyeshield 21 by Riichiro Inagaki and Yusuke Murata**~~
~~**Warning! Bila ada kesamaan dalam cerita, mohon dimaafkan, tapi itu murni kebetulan semata! Fic ini murni ide saya! dan tak pernah lupa akan OOC, OC, typo(s), etc**~~
~~**Genre(s): humor, parody, drama, friendship, romance, adventure, fantasy**~~
~ruang klub amefuto Deimon; pkl. 06.15~
BRAK!
Hiruma menggebrak meja dengan semangat (baca: kasar). "Nah, udang-udang sialan! Pagi ini, kita akan mulai acara kemah sialan kita! Tujuan aku membuat acara kemah sialan ini, karena kita akan coba uji ketangkasan sialan kita di hutan yang letaknya cukup jauh dari sini! Kekeke..."
"Bukan berlatih amefuto, Hiruma?" tanya Mamori yang memang tumben sekali tak ada sangkut pautnya dengan amefuto.
"Kekeke, kita lihat saja nanti.. nah, sekarang, ayo ke bis!"
DRRRT! DRRRT!
Semua anggota langsung lari masuk bis.
"Hiruma! Jangan sembarangan menembakkan senjatamu itu!"
"Kenapa kau protes terus sih, Manajer Sialan? Selama ini yang lain tak pernah protes! Kau protes terus!"
"Karena aku tak suka melihat kekerasan di ruang klub ini, Hiruma!"
"Hoo, berarti kalau di luar ruang klub tak apa kan? Kekeke..."
"Bukan begitu juga!"
"Ya sudah! Ayo ke bis!"
"Huh, iya iya!"
"Eh, sebentar!" Hiruma berjalan kedekat Mamori.
"Ada apa?"
"Ini..."
"Ng?"
Hiruma melemparkan tas nya kepada Mamori.
"Apa-apaan ini?" Mamori sudah sewot saudara-saudara...
"Bawakan tas sialanku, Manajer Sialan! Kekeke..."
"Dasar tukang suruh-suruh!" Mamori menggembungkan pipinya, dan mengikuti Hiruma.
~di bis; pkl. 06.45~
Hiruma dan Mamori nampak sudah berdiri di dalam bis.
"Err, ini perasaanku saja, atau memang tak ada tempat duduk tersisa?" Mamori menatap ke arah dua bangku yang ada di pojok yang masih kosong. 'Seperti disengaja untuk dikosongkan saja..' Mamori sweatdrop dengan sukses.
"Kak Mamori kelamaan diluar sama Kak Hiruma sih! Jadi ya sudah, kami sisakan tempat untuk kalian~" jelas Suzuna.
"Bukannya kau yang menyuruh kami untuk melakukannya dengan sengaja ya?" bisik Sena.
"Ssst, diam Sena! Ini juga bagian rencana!" sahut Suzuna pada laki-laki di sebelahnya ini.
"B-baik..."
"Nah, kalau begitu tunggu apa lagi? Segeralah kalian duduk, karena bis sudah mau jalan.." sahut Musashi dengan tenang sambil memakan keripik yang ia bawa untuk bekal.
"Baiklah.. ayo Hiru-"
Hiruma tak ada di samping Mamori. "Lho, kemana Hiruma?"
"Disini, Manajer Sialan..." Hiruma nampak sudah duduk di kursi dengan nyaman. "Cepat duduk, atau kau ingin terus pegal berdiri seperti itu sambil membawa dua tas?"
"Mou, tas yang satu ini kan milikmu, Hiruma! Harusnya kau yang bawa!"
"Itu kan tugasmu, Manajer Sialan!"
"Tugas apa?"
"Tugas sebagai budak! Kekeke..."
"Dasar menyebalkan!"
Mamori akhirnya duduk di samping Hiruma.
BRRUUMM...
DEG DEG DEG..
'Duh, kenapa jantungku berdebar-debar begini?' batin Mamori dengan muka merah padam.
Hiruma yang menyadari keanehan Mamori, memperhatikan Mamori dengan wajah yang cukup dekat.
"Oi..."
Mamori menoleh ke arah Hiruma.
"A-apa?"
"..."
"K-katakan, ada apa? Jangan melihatku begitu dengan wajah yang terlalu dekat! Aku bisa mati karena malu!"
"Kau malu kenapa, Manajer Sialan?"
"A-aku... aku..."
Hiruma semakin mempersempit jarak wajah mereka.
"Hi-Hiruma, jangan terlalu dekat! Kalau yang lain melihat nanti bagaimana?"
Hiruma menyeringai.
"Kekeke, memang kenapa kalau mereka melihat, Manager Sialan?"
"I-itu... itu..."
Semakin dekat...
"Hi-Hiruma, kumohon! Jangan macam-macam!"
"Kenapa kau begitu takut, Manager Sialan? Kekeke..."
Semakin dekat, hingga akhirnya, wajah Hiruma tepat berada di pinggir telinga Mamori.
"Hiruma..." Mamori mengeluarkan suaranya dengan pelan.
"Apa, Manager Sialan?" Hiruma mengeluarkan husky voice andalannya.
"Kumohon, jangan lakukan hal yang macam-macam!"
"Macam-macam bagaimana?"
"M-macam-macam pokoknya!"
Entah sudah semerah apa wajah Mamori sekarang.
"Kekekeke, aku tak akan macam-macam, Manajer Sialan..."
"Kalau begitu, jauhkan wajahmu!"
"Tapi..."
"Eh?"
"Jika ada yang macam-macam denganmu, aku tak akan tinggal diam..."
Hiruma menjauhkan wajahnya dari Mamori yang tengah mematung.
"Kenapa kau?" tanya Hiruma dengan sangar seperti biasa.
"Ah! T-tidak apa-apa..." Mamori memperbaiki posisi duduknya.
Dia memalingkan wajahnya dari Hiruma. Dengan kondisi yang masih merah padam tentunya.
"Hiruma..."
"Ng?"
"Yang tadi..."
"Lupakanlah.. aku tak serius..."
"Maksudmu?"
"Kau tak bisa membedakan mana serius mana jail ya? Kekeke..."
"Mou, dasar kau ini!"
BUAK! BUAK! DOR! PLETAK! BUM (?)! MEONG (?)! GUK (?)! OINK (?)!
Terjadilah peperangan di bangku pojok bis.
Semua sweatdrop kecuali Suzuna yang menganggap mereka sedang macem-macem (?) dengan antena di kepalanya.
"Kenapa aku harus menyetir di bis ini? Huhuhu..." sahut supir bis yang tengah meratapi nasib di tengah acara mengemudinya.
*1 jam kemudian...*
Bis masih melaju. Kegiatan di dalam bis sudah bermacam-macam. Ada yang muntah karena mabuk, makan keripik satu karung, ngegosip, dan tak urung juga ada yang sedang menikmati moment indah bersama...
PLUK
"Ng?" Hiruma mendapati Mamori tidur di bahunya.
Hiruma hanya tersenyum dan mengelus rambut Mamori pelan.
"Tidurlah, malaikat kecilku..." bisik Hiruma pelan.
Maka perjalanan 8 jam nonstop itu berlangsung dengan berbagai situasi dan kondisi.
*8 jam kemudian...*
~Dark Forest; pkl 15.15~
BRUMMM... CKIIIT...
Sang supir mengambil mic yang ada di sebelahnya.
"Perhatian para penumpang, kita telah sampai di tempat tujuan..."
...
"Ng?" Mamori terbangun dari tidurnya. "Ah, sudah sampai rupanya..."
"Nyenyak tidurnya, Manajer Sialan?"
"Hi-Hiruma? Eh, tunggu! Kau tidak macam-macam padaku selama aku tidur kan?"
"Hm.. mungkin? Kekeke..."
Hiruma hanya pergi keluar bis dengan seringai yang tak lepas dari wajahnya.
"Hey, Hiruma! Bagaimana tas mu?"
"Tentu saja kau yang harus bawa, Manajer Sialan!"
"Mou, kenapa aku lagi?"
"Karena kau budakku! Kekeke..."
"Kenapa tak suruh Kurita?"
"Dia sudah terlalu banyak membawa barang..."
Mamori melihat ke arah Kurita yang ada diluar bis sambil membopong kurang lebih 100 tas milik semua anggota Devil Bats.
Mamori sweatdrop dengan sukses.
"Kekekeke, dia yang sudah bawa tas segitu banyak saja tak protes, kau baru bawa tas milikku saja protes terus!"
"Huh, iya iya! Kubawa nih!"
"Kekeke, bagus!"
Tak lama kemudian, Mamori dan yang lain turun dari bis dan mendengarkan instruksi dari Hiruma terlebih dahulu.
"Nah, bocah sialan! Kali ini, acara kemah sialan kita akan benar-benar dimulai! Be sure to prepare your fucking bodies! Kekekeke..."
Semua merinding dengan sukses.
"Nah! Yang pertama akan kita lakukan adalah, mencari tempat yang cocok untuk mendirikan tenda sialan kita! Botak Sialan!"
"Baik!" Yukimitsu maju ke depan, disamping Hiruma. "Hari ini, aku membawa kompas. Aku juga sudah mempelajari banyak jenis tanah dan batuan juga tanjakan dan dataran yang cocok untuk didirikan tenda. Menurut buku yang kubaca, kita hanya harus mengikuti arah utara sejauh 500 m. Banyak orang percaya, katanya jika kita berjalan mengikuti kompas dengan cara itu, kita akan menemukan sebuah hulu sungai, dan tempat itu cocok didirikan tenda. Karena lapisan dan derajat keasaman tanahnya-"
"CUKUUUP!"
Semua nampak sweatdrop dan ada beberapa yang pingsan mendengarkan penjelasan Yukimitsu.
"Err, baiklah... intinya, ayo ikuti aku..." sahut Yuki yang akhirnya hanya bisa mengalah.
Semua anggota Devil Bats mengikuti kemana Yuki pergi.
"Semua lebih baik saling berpegangan, takut-takut kita terpisah!" sahut Musashi mengingatkan.
Sena mencoba menggenggam tangan Suzuna dengan perlahan, namun-
GREP
Suzuna telah menggenggam tangan Sena duluan. Wajah merah tomat terpampang jelas di wajah sang runningback Deimon itu.
Kurita menggenggam tangan Daikichi, Musashi menggenggam tangan Taki, Jumonji menggenggam tangan Kuroki, Monta menggenggam tangan Togano, dan Cerberus menggenggam tangan Butaberus (?).
Err, sepertinya ada yang kurang, tapi siapa ya?
"Tak apa... tak apa..."
Oh ya, Ishimaru! Dia menggenggam tangan Yuki saja.
*sementara itu...*
GREP
"Hi-Hiruma?" tentu anda dapat membayangkan siapa yang Hiruma genggam tangannya saat ini.
"Jangan jauh-jauh dariku, Manajer Sialan."
Mamori tersenyum kecil.
"Baik..."
*setengah jam kemudian...*
~Dark Forest; pkl. 16.00; about at 400 m~
"Masih jauh kah?" tanya Mamori yang nampaknya sudah lelah.
"Tinggal 100 meter lagi, Mamori..." jelas Yuki.
"Aaah, kakiku sudah pegal..."
"Cih, kau lemah sekali, Manajer Sialan!" sahut Hiruma sarkatis.
"Mou, aku ini perempuan, jadi wajar saja bukan?"
"Kekekeke, Devil Bats tak mengenal istilah laki-laki atau perempuan! Kita semua diperlakukan sama disini!"
"Dasar tak berperasaan!"
"Tapi benar kata Kak Mamori..." sahut Suzuna yang saking sudah lemasnya hanya bisa terduduk di tanah. Sena menyodorkan minum padanya.
"Terima kasih Sena..." Suzuna meneguk separuh dari minuman itu. "Aku sudah lelah, sama seperti Kak Mamori.. apa tak sebaiknya kita bertenda disini saja? Lagipula, hari sudah hampir gelap..."
"Lihat? Suzuna saja lelah!" ujar Mamori pada Hiruma yang serasa diberikan pembelaan. Hiruma hanya memasang wajah datar.
"Hei, tapi lihat itu!" sahut Yuki menunjuk ke arah kilauan biru tak jauh dari sana. "Disitu ada sungai, kita bisa berkemah disitu! Ayo, kerahkan sisa tenaga kalian!"
"Baik..." sahut mamori dan Suzuna dengan lesu.
*10 menit kemudian...*
"Huwaaaah, sampaaaaiiii!" sahut Mamori dan Suzuna yang langsung tepar di tanah. Sama hal nya dengan Daikichi dan Kurita yang kelihatan lebih kurus dari biasanya.
Ada sebagian yang membasuh mukanya ke tepi sungai, dan ada juga yang mulai menyiapkan tenda.
Terdiri dari 6 tenda disana.
Pertama tenda Musashi, Hiruma, dan Yukimitsu. Lalu tenda Sena, Monta, dan Ishimaru. Ketiga tenda Mamori dan Suzuna. Keempat, tenda Kurita dan Daikichi (dengan ukuran king size tentunya), kelima tenda Taki, Cerberus, dan Butaberus, dan keenam tenda 3 haha bersaudara.
~Dark Forest; pkl 19.00~
Api unggun menyala diantara sekeliling anggota Deimon Devil Bats. Mereka mencoba menghangatkan diri masing-masing, dari sapuan angin malam di Dark Forest yang memang benar-benar 'dark'.
Tak urung ada juga yang bercerita hantu ditengah obrolan yang seru dan menyenangkan.
Yah, acara berkemah memang acara yang paling menyenangkan. Karena saat berkemah, semua hal bisa terjadi. Termasuk saat-saat romantis seperti ini...
...
Hiruma duduk agak jauh dan menyendiri dari yang lain. Mamori yang menyadari hal itu, lekas menghampiri Hiruma sambil membawa satu buah jagung bakar.
"Ini..."
Hiruma menoleh.
"Makanlah... kau pasti lapar..."
"Hn..."
Hiruma mengambil jagung itu dan memakannya. Dengan agak gengsi pasti.
"Kau tak perlu begitu di depanku, Hiruma..." Mamori duduk di sebelah Hiruma. "Aku mengerti kau..." ia tersenyum.
'Tch, senyum itu lagi...'
"Lalu apa urusanmu kemari, Manager Sialan?"
"Aku hanya ingin tahu... kenapa kau tak ikut bergabung dengan kami? Tak ada salahnya bukan?"
"Aku tak suka dengan cerita murahan milik mereka... apaan itu cerita hantu yang sama sekali tak seru? Membosankan..."
"Hmm, kau tahu apa yang paling tidak membosankan ketika kau bersama dengan seseorang?"
"Apa?"
"Lihat bintang itu..." Mamori menunjuk ke atas langit yang bertaburkan banyak bintang. "Ketika kau melihat bintang itu, kau akan langsung melihat wajah yang mirip dengan orang yang kau sayangi..."
Hiruma menoleh ke atas langit. "Itu lebih membosankan, Manager Sialan.."
"Tidak, perhatikan lebih dekat..."
Hiruma tak bicara. Hanya terus melihat ke atas langit. Lama ia memandangnya, ia melihat seorang sosok yang ia kenal..
Tidak, bukan seorang, tapi dua orang...
"Ibu..." gumamnya pelan.
"Siapa?" tanya Mamori memastikan.
"Bukan siapa-siapa..."
Mamori nampaknya dapat memaklumi. "Ya sudah. Kalau begitu, aku mau kembali pada yang lain..."
Baru saja Mamori beranjak berdiri, Hiruma menarik tangannya.
"Ada apa, Hiruma?"
"Kemarilah..."
Hiruma mendekatkan Mamori padanya.
Ok, jantung kembali berdegup cepat!
Tepat saat bibir Hiruma ada disebelah telinga Mamori, ia membisikkan sesuatu.
"Aku... minta tolong..."
"A-apa, Hiruma?"
"Aku..."
"I-iya?"
"Aku..."
"Aku?"
"Ingin..."
"I-ingin?"
"...makan..."
GUBRAK!
"Mou, Hiruma! Kau ini benar-benar jail! Dasar setan!"
Mamori menjitak Hiruma dengan sadisnya. Dan perang argumen kembali terjadi.
Yang lain? Ah, hanya sweatdrop seperti biasa.
Malam itu terlewati dengan penuh canda tawa.
*pagi harinya...*
~Dark Forest; pkl 04.00~
DDDRRRRRTTTT DRRRTTTT
"YAAAAA-HAAAAAA! BANGUN TERI–TERI SIALAN!"
Semua lari tumpang tindih keluar tenda.
Ya, semua sudah diluar kecuali Mamori.
"Mana si Manajer Sialan itu?"
"Err, dia masih tidur di dalam tenda, Kak Hiruma... hoaaam.." sahut Suzuna sambil terkantuk-kantuk.
Seringai iblis terpampang jelas di wajahnya Hiruma.
"Kekeke, sekarang kalian semua, ganti baju sialan kalian dengan baju renang yang sudah kusuruh bawa! Dan cepat mandi di sungai! YAA-HAA!"
Hiruma menembakkan AK-47 miliknya kemana-mana lagi. Dan semua mulai berganti pakaian sesuai perintah.
BYURRRR!
Ada beberapa yang sudah mencebur ke dalam sungai. Pasti dingin sekali itu...
"MUKYAAA! Dingin MAX!" ingus Monta keluar dan beku dengan cepatnya.
"HIEEEE! Dingiiiiiin!" sahut Sena yang badannya langsung beku.
"Ahaha~ dingin~ ahaha~" sahut Taki yang berputar-putar diatas air (?).
"FU-FUGO!"
"K-kata Daikichi... di-disini dingin... huachim!" sahut Kurita yang kedinginan dan berfungsi sebagai penerjemah.
"K-kapasitas kedinginan airnya benar-benar dibawah minus (?)" sahut Yuki sambil gemetaran.
"Nah, sekarang urusanku hanya dengan si Manajer Sialan itu... kekekeke..."
Hiruma masuk ke dalam tenda Mamori.
"Cih, sudah tukang makan kue sus, tukang tidur pula!" Hiruma mendekati Mamori.
Ia menindih Mamori dengan tubuh atletisnya.
Apa yang akan terjadi? Hirumaaa, fic ini masih rated T! Tidaaak! *author kalang kabut dan mimisan*
Nafas Hiruma memburu. Tepat mengenai wajah Mamori yang tengah terbaring dibawahnya.
"Morning, my fucking manager..." bisik Hiruma dengan nada jail tentunya.
Mamori membuka setengah matanya. Masih keadaan mengantuk tentu..
"Hiruma? Itukah kau?"
"Ini aku... ayo bangun, yang lain menunggu kita..."
Hiruma menyeringai lebar.
"Aku masih mau tidur, Hiruma..."
"Kalau kau tak mau bangun, kucium kau..."
"Haha, kau jail..."
"Kalau begitu, bangunlah..."
"Tunggu..."
Mamori mengedipkan matanya.
"Kau... Hiruma?"
"Kau pikir siapa lagi, Manager Sialan? Kekeke.."
"Hiruma... HIRUMA?"
BUAKK! PLAK! PLAK! PLAK!
"Hah... hah.. hah... hah... dasar mesum kau!"
"Kekekeke... makanya cepat bangun, Manager Sialan! Kekeke..."
Hiruma lekas keluar tenda. "Dan jangan lupa, ganti bajumu dengan baju renang... kau harus mandi di sungai.. yang lain sudah kesana..."
"Baik, baik..."
"Apa kau bisa mengganti bajumu?"
"Memang kenapa?"
"Kalau tak bisa, aku bisa membantumu... kekekeke..."
"Mou, keluar kau Hiruma!"
Hiruma hanya keluar dari tenda Mamori sambil tetap terkekeh.
"Sepertinya ada sesuatu yang telah terjadi antara kak Mamori dan Kak Hiruma!" pikir Suzuna dengan antena yang bergerak di kepalanya.
*5 menit kemudian...*
Mamori menghampiri yang lain menuju sungai.
"H-hai semua..." sahut Mamori dengan pakaian renang yang sudah ia kenakan.
...
...
...
"MUKYAAAAAA! SEKSI MAX!" Monta mimisan dengan suksesnya.
"HIEEEE! K-KAK MAMORI CANTIK!"
"YAA~ CANTIKNYA KAU KAAAAAK! KAK HIRUMA PASTI SUKAAA~"
Semua otomatis melirik Hiruma.
Cuek..
Yah, itulah Hiruma..
"Etto, aku boleh masuk?" tanya Mamori.
"Masuklah, Manager Sialan.. sudah seharusnya..."
"B-baiklah..."
Mamori mulai masuk ke dalam air. "Brrr, dingin!"
"Kekekeke, kau tak biasa mandi air dingin ya, hah?"
"T-tidak, bukan begitu! Tapi airnya memang dingin, Hiruma! Seperti es!"
"Ya sudah, yang penting tantangannya sekarang adalah, kita harus berendam disini sampai Cerberus bangun! Kekeke..."
"Memang Cerberus bangun jam berapa?"
"Jam 7 pagi.."
"APAAAAA?" sahut semua anggota devil Bats dengan frustasi yang tak tertahankan.
"Ki-kita bisa mati kedinginan jika kita mandi disini selama 3 jam!" sahut Yuki yang sudah mulai pucat pasi.
"Kekeke, tak ada yang boleh keluar, dan tak ada yang boleh membantah! Kekeke..."
Semua hanya bisa pasrah...
*2 jam kemudian...*
"Sudah jam 6... satu jam lagi..." pikir Mamori sambil melihat jam tangan anti airnya.
"Aku bisa mati kalau begini..." sahut Sena yang mulai beku dengan gigi-giginya bahkan lidahnya.
"Bersabarlah Sena..."
...
"Apa yang kalian lakukan disini?"
"Eh?"
Seorang gadis dengan rambut panjang terjuntai berwarna coklat tua, dikuncir kuda, dan memakai rok mini dan baju berlengan pendek yang terbuat dari bulu domba dan pinggirannya dari kulit ular (?), memiliki bola mata warna coklat tua sama seperti rambutnya, datang menghampiri anggota Devil Bats.
"Siapa kau?" tanya Hiruma sarkatis.
'Cantik...' batin semua anggota, kecuali Hiruma tentunya.
"Aku? Keh, seharusnya aku yang bertanya! Siapa kalian?"
"Jawab dulu pertanyaan sialanku, bocah sialan!"
"Namaku, Himeka Yume! Aku pelindung hutan ini!"
"Haaaah?"
"Haaaaaah?"
"Haaaaaaaaah?"
...
"Heeei, Yume!"
Seorang laki-laki yang berpenampilan tak jauh seperti Yume datang menghampiri. Mungkin bedanya, rambutnya seperti Akaba, hanya warna coklat dan tidak memakai kaca mata. Dan dia mengenakan celana pendek, yang tentunya berbahan dasar sama seperti Yume.
"Kakak!"
"Sudah kubilang, jangan pernah kabur dari rumah sembarangan! Kakek mencarimu tahu!"
"M-maaf... aku hanya ingin jalan-jalan.."
"Siapa lagi ini?" tanya Hiruma yang mulai jengkel dengan situasi dan kondisi.
"Oh, maaf. Namaku, Himeka Yuta... aku kembaran sekaligus, kakak dari Yume! Maaf jika adikku mengganggu..." Yuta membungkuk tanda hormat dengan sopan.
'Siapa sebenarnya dua anak ini?' batin Mamori heran dan bertanya-tanya.
~To Be Continued~
wew, cerita apa lagi ini yang kubuat? ._.
err, ngomong2, aku mau promosi dikit, bolehkah? XD
bersediakah anda2 semua membaca fic xover pertamaku? judulnya, 'Mystery In Amefuto High School Clubs' dan fic itu gabungan dari Eyeshield 21 dan Persona 4
terima kasih buat yang bersedia membaca, dan jangan lupa review~ X3
ga cuma fic xoverku, tapi juga fic ini yah~ :3 dan kalau perlu, semua fic sekalian~ XDD *ditabokin*
arigatouuuu~ *hilang ditelan bumi (?)*
Keep Spirit Up!
Mayu-chan
