Berdasarkan karakter Bleach oleh Tite Kubo©-sensei

dan dongeng Timun Mas dengan sedikit banyak perubahan

Dongeng Timun Mas dan Garbis

Warning: Lebay/OOC/Gaje

Bleach/Indonesian/T/General/Family

11-ra©

Alkisah dahulu kala, hiduplah sepasang suami isteri miskin bernama Momo dan Toushiro, di pinggiran Desa Karakura. Sudah hampir lima tahun hidup mereka sepi tanpa canda tawa seorang anak. Segala usaha telah mereka lakukan termasuk berdo'a pada Yang Kuasa namun tidak jua membuahkan hasil.

Hingga pada suatu ketika, ketika Toushirou dan Momo selesai berdo'a di pinggir hutan terdengarlah suara, "DUMM, BUMM, DUMM, BUMM!" Bumi bergetar saking kerasnya bunyi itu. Mereka saling memeluk satu sama lain dengan ketakutan. Kaki mereka terlalu kaku dan gemetar sehingga sulit untuk digerakkan. Momo hampir menangis di pelukan Toushiro ketika bunyi itu terdengar semakin mendekat, "U-uh, Shiro-kun! Bb..bunyi apa… itu?" Toushirou berusaha menenangkan isterinya, meskipun dalam hati sebenarnya ia juga sangat ketakutan. Maka, dieratkan pelukannya itu pada isterinya sambil komat-kamit berdo'a.

Selang beberapa menit kemudian, tampaklah biang suara bedebum tadi. Sesosok raksasa hijau lumutan (karena tidak pernah mandi) berbaju hanya celada dalam dari dedaunan yang sudah tidak rupa bentuknya, berdiri berkacak pinggang di hadapan mereka sambil tertawa aneh, "HOAHAHAHA...HOEHEHHEHE...HOOOHOHOHO"

Toushiro dan Momo semakin mengerut ketakutan di bawak ketiak raksasa itu yang baunya (kalian bayangkan sendiri kaus kaki bau kemudian menginjak tahi ayam yang basah, ditambah terasi udang yang sudah busuk dan tidak dicuci SAMA SEKALI tapi tetap dipakai selama setahun) hampir membuat pingsan selain tawanya yang membahana.

"HEH, MAKHLUK ULET KECIL!.."tawa raksasa itu berhenti.

"Kami M-A-N-U-S-I-A! Bukan ULET, heh, gajah duduk!" tiba-tiba Toushiro menyahut karena marah dibilang ulat. "Sssh..Shiro-kun, sudahlah!" Momo mencengkram tangan Toushirou kuat-kuat dengan tatapan-kumohon hentikan, kalau kau masih punya kekuatan yang tersisa, lebih baik kita gunakan lari saja-. Tapi, nampaknya kemarahan membuat Toushiro tak memahami tatapan mata isterinya. Jadilah setengah jam kemudian, pertandingan olok-olokan paling seru antara raksasa dan manusia disaksikan dengan merana oleh Momo.

Akhirnya, karena kesal dan capek mendengar, melihat, dan me... Momo tiba-tiba berteriak. Suasana hening sedetik. Belum sempat Toushiro mengungkapkan kekhawatirannya, Momo langsung berdiri menyela, "Hei, raksasa dekil, bau, je-..upphh!" Toushiro langsung membekap mulut Momo mendengar olokan-olokan itu. "Sst..langsung ke topik saja. Sekarang kan sedang bulan puasa, tidak-boleh-mengolok-olok!"

Momo malah memberi Toushiro tatapan death glare-nya-lalu tadi itu juga bukan olok-olokan hah, kalian!-kemudian beralih menatap raksasa lumutan tadi dengan tatapan yang sama mengerikannya. Mereka langsung tampak mengecil sebesar biji sawi, ketakutan. Si raksasa malah sempat-sempatnya merayu Momo dengan mengedip-kedipkan matanya memelas (yang langsung di-bankai Momo).

"Ehem, ya sudahlah. Kalau begitu.."aura Momo masih gelap"KAU!" tunjuknya pada raksasa. "Cepat katakan, apa maksudmu datang menemui kami! Kami, meskipun kami..uhuhu..miskin begini," Momo malah menangis. "Tapi kami juga sibuk. Tegakah, peliharaan kami, smuth ant kelaparan di rumah? Uhuhuhu.."

to be cont...

salam kenal semuanya, aku newbie di sini. Makasih banget udah di baca (meskipun nggak suka). Mohon reviewwnya ya. Ra tunggu

Sampai ketemu di chapter berikutnya.