Present

-My Guardian Is You-

[Sequel Just Be With You]

EXO FANFICTION

Main Cast : KAISOO COUPLE

Genderswitch

KIM JONGIN A.K.A KAI (NAMJA) X DO KYUNGSOO (YEOJA)

Support Cast : Chanyeol, Baekhyun, Sehun, Luhan, Kris dan Tao

Rated: T

Genre : Family, Romance, Mary Life

LENGTH : TWOSHOOT

Warning : Genderswitch, Typo(s) anywhere= lazy to edit hhheeee, OOC, cerita gaje,alur kecepetan, penyusunan kata yang tidak berdasarkan EYD, cerita sesuai apa yang dipikirkan hira :D

~Don't Like Don't Read~

Hai hai hira datang dengan "Sequel Just Be With You" nih karena dirasa banyak yang modusin hira sana-sini supaya bikin sequel *ngga ikh*. Oke, hira baru dalam bikin sequel di laptop ada beberapa sequel tapi belum ada yang selesai karena bingung nyelesaiinnya hhhaaaa *alesan bilang aja males *plak. Oke just enjoy reading the story ya, buat yang belum baca Just Be with You mending baca dulu supaya tau nyambung apa nggaknya hhheeee..

Oh iya untuk sequel ini tadinya hira mau bikin ONESHOOT tapi kayanya kalo kepanjangan chingu semua bisa-bisa oleng bacanya jadi hira bikin TWOSHOOT dan ini emang udah hira tamatin ceritanya cuman hira angsur postingnya hhheee..

Jeongmal Gamsahamnida buat Review yang berisi Kesan dan Pesan chingu semua mengenai ff sebelumnya. Hira sangat terkesan mendapati Review yang kalian semua.

Jeongmal Gamsahamnida.

*Deep Bow

Mohon maaf untuk segala kesalahan yang terdapat dalam cerita ini

Summary:

"Hiks..hiks.." Kyungsoo tak bisa menahan isakannya ketika melihat senyum sang suami ketika memandangnya."Kau kenapa sayang? Gwenchana?" panggil Kai sambil mengelus pipinya penuh kelembutan "Oppa..hikss…" Kai tersenyum lembut "Ada apa eum? Kenapa tiba-tiba menangis?" Kyungsoo masih terisak hingga merasa tubuhnya limbung dan dengan cepat Kai menahannya." it's Kaisoo fanfiction.

Disclaimer : The story is real belong to my imagination, so in the other words it's belong to me :D

It's Kaisoo couple and genderswitch

Hope you like it and Happy Reading ^_^

.

.

Pagi yang masih terlihat gelap, dan matahari masih belum mau memancarkan sinarnya membuat para manusia yang ada di bumi Seoul ini masih dengan damai berada di peraduan masing-masing. Termasuk disebuah apartemen sederhana yang kini terdapat dua orang berbeda gender tengah terlelap karena masih merasa terlalu pagi untuk bangun itu belum merasa terusik dari tidur mereka, hingga salah satu diantaranya mulai…

"Sssshhh..ughhh"

….mengeluarkan suara-ah lebih tepatnya merintih.

"Aduh..ssshhhh..sayang waeyo?" ucap si pelaku sambil mengusap baby tummynya yang kini genap berusia 8 bulan itu dengan sabar karena merasakan kontraksi di perutnya. Tak sadar jika namja yang tidur disebelahnya terusik dan mulai membuka mata.

"Wae sayang, apa kau merasakan sakit lagi?" tanya sang namja dengan suara parau, membuat sang yeoja mengangguk sambil meringis dengan tangan yang masih mengusap perut buncitnya.

"Apa sudah waktunya melahirkan?" tanya sang namja lagi.

"Ani oppa ini hanya kontraksi palsu" jawab sang yeoja.

"Kyungsoo ku sayang, apa tak sebaiknya kita kerumah sakit hari ini?" ucap sang namja sambil mengusap sayang perut buncit istrinya.

TWICC~~~~

Simpang empat mulai keluar dari kening si yeoja, ia tdak suka dengan ucapan yang satu ini keluar dari mulut suaminya. Menurut Kyungsoo, Kai atau Kim Jongin ini terlalu protective dan khawatiran, padahal jelas-jelas dokter mengatakan Kyungsoo hanya kena kontraksi palsu tapi Kai pasti akan selalu memintanya ke dokter saking khawatirnya membuat Kyungsoo sedikit marah karena ia merasa muak dengan yang namanya rumah sakit.

"Aku tidak mau, tak puas kah dua bulan yang lalu kau selalu membawaku bolak-balik rumah sakit setiap hari dan bertemu dengan dokter yang berbeda-beda?" ya, memang betul waktu usia kandungan Kyungsoo 6 bulan dalam dua minggu Kai membawa Kyungsoo cek up ke dokter yang berbeda-beda setiap harinya karena terlalu khawatir dengan Kyungsoo yang masih mual-mual karena morning sicknesnya.

"Aigoo itu karena aku khawatir sayang" sanggahnya.

"Tapi oppa berlebihan" kini bibir Kyungsoo tengah mempout lucu "Oppa tahu, dokter bilang aku sehat dan ini hanya kontraksi palsu jadi tidak apa-apa" terangnya.

"Arrasso tapi kontraksi palsu tak menutup kemungkinan untuk kau melahirkan mendadak kan sayang? Aku khawatir sungguh. Kau tahu, kita hanya tinggal berdua disini tidak ada saudara yang bisa kutitipi saat aku pergi bekerja setiap hari kecuali sabtu dan minggu tentunya, ya walaupun aku selalu berusaha tak melewatkan jadwal chek up mu ke dokter tapi tetap saja aku takut jika kau taka da dalam pengawasanku sayang" terangnya dengan wajah sarat akan kekhawatiran membuat hati Kyungsoo terasa hangat di pagi buta ini.

"Sayang" panggil Kyungsoo lembut sambil menangkup kedua pipi suaminya untuk mengarahkan wajahya agar menatapnya posisi mereka sudah sama-sama duduk.

Dan kini mata sendu itu menatap langsung manik mata bulat istrinya yang menenangkan. "Aku tahu kau khawatir, aku tahu kau sangat sayang padaku dan bayi kita, tapi kau tahu?" Kyungsoo mengarahkan tangannya tepat menyentuh daerah jantung suaminya "Disini, bagian ini akan selalu memberi tahumu apa yang terjadi padaku. Kita terikat sayang, saking terikatnya perasaan yang kau rasakan takkan meleset jika tentangku" terang Kyungsoo.

Ya, Kyungsoo benar walaupun Kai adalah seorang namja tapi ia memiliki feeling yang kuat pada sang istri. Jika terjadi apa-apa dengan sang istri dan perasaannya tidak enak ia akan otomatis mengingat sang istri tapi sebaliknya, jika Kyungsoo baik-baik saja maka perasaannya akan tenang. Ikatan batin yang kuat bukan? Dan Ia bersyukur tuhan memberinya perasaan seperti itu setelah mereka menikah.

"Aku mengerti tapi akhir-akhir ini perasaanku sangat kacau tentangmu sayang" Kyungsoo tersenyum menenangkan, kini ia menyamankan diri duduk dipangkuan sang suami sambil mengusap-usap area dadanya lembut agar suaminya menjadi tenang.

"Baiklah kalau begitu kita ambil jalan tengah bagaimana?" Kai terdiam sesaat untuk mencerna ucapan sang istri "Jalan tengah agar kau bisa tenang pergi ke kantor dan juga kau bisa menjagaku" ucap Kyungsoo final sambil meyamankan kepalanya di dada bidang sang suami dan mulai memejamkan mata kembali karena kantuk yang menyerang.

Sementara Kai hanya bisa menahan kepala sang istri dengan sebelah lengannya karena sebelahnya lagi masih mengusap perut buncitnya. Jika dilihat Kai seperti tengah menina bobokan seorang bocah dengan posisi seperti itu namun melihat Kyungsoo yang merasa nyaman ia hanya bisa tersenyum biarpun hampir setiap pagi selama dua bulan ini Kyungsoo akan tidur dengan keadaan seperti ini tapi Kai merasa tenang jika Kyungsoonya tidak meringis lagi. Sepertinya Kyungsoo tidak merasakan sakit lagi, sambil menatapi wajah istrinya yang terlelap ia terus memikirkan jawaban atas solusi yang diberikan istrinya.

.

.

.

.

"Jadi sementara ini kau tinggal di apartemen baru?" Kyungsoo mengangguk atas pertanyaan sahabatnya –Xiumin- yang kini tengah menyeruput jus mangganya di sebuah café depan kantor Kai. Sudah menjadi kebiasaan mahasiswa ini untuk mengunjungi Kyungsoo di akhir pekan jika tugas kuliahnya sudah selesai.

"BAguslah kalau begitu, jadi aku juga lega Kyung" Kyungsoo tersenyum "Gomawo sudah mengkhawatirkanku Min, Kai oppa memutuskan pindah sementara karena ia khawatir jika meninggalkan aku selama bekerja dengan kontraksi palsu yang terkadang tiba-tiba datang" Xiumin mengangguk.

"Aku salut pada Kai oppa, ia sungguh-sungguh mencintaimu Kyung, walaupun dia kadang mneyebalkan tapi aku tahu dia sangat bertanggung jawab dan sayang pada kalian" Kyungsoo mengangguk senang atas pujian sahabatnya ini pada suaminya.

"Kantor Kai oppa strategis ya Kyung" ucap Xiumin sambil memandang keluar jendela tepat ke gedung tinggi menjulang di seberang tempatnya berada.

"Kantornya besar sekali dengan apartemen kalian yang berjarak hanya dua gedung" tunjuknya kea rah sebelah kiri tepat ke gedung apartemen baru Kyungsoo "Dan disana" teunjuknya kini mengarang kea rah kanan empat blok dari gedung kantor Kai berada. "Disana ada salah satu rumah sakit terbaik di kota ini, tempatmu selalu check up kan?" Kyungsoo mengangguk. Harus ia akui, keputusan pindah sementara suaminya ini sangatlah mempermudah segalanya.

Kai akan dengan mudah memantau istrinya kapanpun "Dan satu lagi, tempat belanja Kyung hhheee" mereka berdua sama-sama terkekeh "Jadi Kai oppa bisa menyusulmu ketika kau belanja hhhhaaa" Kini keduanya sama-sama tertawa "Dan satu hal lagi, pasti Kai oppa selalu pulang setiap jam istirahat untuk makan siang dirumah, betul" Kyungsoo mengangguk lagi.

"Iya, dia selalu seperti itu walaupun jika belum jam istirahat ia akan menelfonku" kini mata Xiumin membola "Masih? Kai oppa masih seperti itu?" Kyungsoo tersenyum membenarkan.

"Demi Tuhan, manusia overprotective itu sunggung-sungguh menyebalkan, sudah tahu dekat tapi masih tak menghilangkan kebiasaan lama" Xiumin tak habis pikir dengan suami sahabatnya untuk yang satu ini.

"Biarlah, sudah ku nasehati baik-baik tapi ia tak bisa, ia terlalu khawatir Min" Xiumin mengangguk "Iya sudah pasti, tapi semua yang dilakukannya tidak mengganggumu kan?" Kyungsoo menggeleng "Ia mengerti, jika aku tak mengangkatnya berarti aku sedang tidur" ucap Kyungsoo cuek "Kenapa ia bisa tahu? Padahal siapa tahu kau sedang asyik-asyik berendam atau main game di laptopnya tanpa sepengetahuannya" Kyungsoo menggerak-gerakan satu jari didepan wajah sahabatnya kekiri dan kanan.

"Kau tahu? Ikatan batin Min" satu ucapan yang membuat Xiumin mendengus "Ku kira apa, itu sih aku sudah tahu nyonya Kim. Aku sudah sering menyaksikan ikatan batin kalian dan aku harap Jongdae oppa juga begitu" ucapnya dengan mata yang berbinar-binar.

"KAu akan merasakannya jika sudah menikah nanti" Xiumin mengangguk senang.

"Oh iya, tentang rencana sekolah, apa benar kau tidak akan melanjutkan sekolahmu Kyung?" Kyungsoo tersenyum. Ya sudah menjadi keputusan Kyungsoo kalau dia tidak akan melanjutkan kuliahnya, mengingat keadaan keluarganya yang tak memungkinkan untuknya.

"Kai oppa menyerahkan semuanya padaku Min, dan aku sudah berdiskusi dengannya kalau aku tak akan melanjutkan kuliah" ucapnya.

"Tapi kenapa? Bukankah itu yang kau inginkan selama ini Kyung? Kai oppa pasti merasa bersalah jika kau tak mau melanjutkan cita-citamu hanya karena kau sudah bersuami dan sekarang punya anak" ya, menurut Xiumin pasti Kai akan merasa tambah bersalah sama halnnya seperti waktu Kai memisahkan Kyungsoo dari keluarganya.

"Aku sudah bilang padanya Min, aku ingin mengurus keluargaku dengan tanganku sendiri, memang awalnya aku berpikir. Disini, aku dan Kai oppa tidak punya saudara sama sekali dan bisa menyewa baby sitter tapi mengingat Kai oppa yang dari dulu hanya di sentuh oleh eommanya dan tak sedikitpun ada campur tangan suster membuatnya tidak bisa jika aku tak mengurusnya setiap hari. Juga bayi ini, aku tak mungkin meninggalkannya tanpa pengawasanku dank au tahu Min? Kai oppa selalu menjagaku, mengorbankan apapun untukku jadi aku ingin berbakti padanya dengan menjaga buah hati kami sebaik mungkin"ucapannya di akhir kini membuat mata Xiumin memanas.

Sungguh, ia tahu bagaimana perjuangan Kai menyekolahkan Kyungsoo, bagaimana perjuangannya ketika ia harus menghidupi yeoja itu dan bagaimana ia rela mengiba setelah ia sukses pada appa Kyungsoo agar menerima Kyungsoo dengan bayinya.

"Kenapa kau menangis?" Xiumin segera menghapus kasar air matanya "Ani, lalu bagaimana jawaban Kai oppa?" Kyungsoo tersenyum, ia mengerti sahabatnya ini tengah tersentuh hatinya.

"Sama sepertimu, tapi ia tak sampai menangis hhheee..ia menyetujui setelah aku mengatakan ini keinginanku sendiri" jelasnya lagi.

"Syukurlah, katakan apapun padaku jika kau butuh bantuan oke, dan karena Kai oppa dengan amat sangat terpaksa tidak pulang karena ada bisnis di jeju maka sekarang ayo kita ke apartemenmu, aku ingin menginaaaaaappp" seru Xiumin yang diangguki oleh Kyungsoo, sudah jadi kebiasaan Xiumin menginap jika Kai menitipkan istrinya padanya jika ada pekerjaan yang sangat mendesak dan harus dengan amat sangat terpaksa meninggalkan sang istri walaupun Kai tidak akan pernah pergi lebih dari satu hari.

.

.

"Ne, oppa aku hanya mengantar Xiumin sampai stasiun" ucap Kyungsoo pada orang yang berada diseberang terlponya, sementara Xiumin mengedarkan pandangannya kekanan dan kekiri memperhatikan kereta yang datang.

Kini Xiumin dan Kyungsoo berada di stasiun, Xiumin harus pulang dan Kyungsoo yang merasa bosan ingin mengantar sahabatnya itu hingga naik kereta, walaupun Xiumin sudah melarang tetap saja Kyungsoo yang tengah hamil besar itu bisa meruntuhkan perisai ketegasannya mengingat yeoja hamil itu sensitive dan sewaktu-waktu selalu meminta yang aneh-aneh Xiumin jadi tidak tega dan hanya mengangguk lemas.

Dan berakhirlah seperti ini, Kyungsoo yang diinterrogasi oleh suaminya sendiri diseberang telpon. Setelah Xiumin mengirim pesan pada Kai, namja itu panic dan langsung menelpon istrinya.

"Tenanglah, aku dan aegi baik-baik saja sayang karena sepertinya dia ingin tahu kereta jadi aku datang kemari" jawab Kyungsoo yang membuat sang suami hanya mendengus keras jika alasannya sudah menyangkut urusan anak.

"Iya aku akan hati-hati appa, aegi tidak rewel hari ini hanya ingin ke stasiun saja"

"….."

"Nde, nado saranghae appa cepat pulang ya" ucapan terakhir Kyungsoo sebelum mengakhiri sambungan telponnya.

"Sudah kubilang jangan ikut kau ini" Xiumin mencibir namun Kyungsoo hanya tersenyum "KAu mau keponakanmu nanti berliur terus jika tak diikuti kemauannya?" Xiumin menggeleng cepat dan Kyungsoo hanya bisa tersenyum menang.

"Baiklah keretanya sudah datang aku pamit ya Kyung, jika pulang kau hati-hati dijalan dan cepat minta bantuan orang sekitar jika sesuatu terjadi padamu oke" nasihat Xiumin di dekat pintu kereta "Hei, harusnya aku yang berkata seperti itu padamu" balasnya "Ani, aku akan hati-hati tapi aku khawatir padamu dan keponakanku" terang Xiumin.

"Gwenchana, jarak stasiun dan apartemen dekat kok jadi jangan khawatir nde, aku baik-baik saja" Xiumin hanya bisa mengangguk pasrah dan berdoa dalam hati untuk sahabatnya ini.

"KAu akan ke rumah nenekmu dulu?" Xiumin mengangguk "Aku akan kesana sebentar dan Jongdae oppa akan menjemput disana" Kyungsoo mengangguk "HAti-hati dijalan" ucap Kyungsoo sambil melambaikan tangan pada Xiumin ketika pintu kereta tertutup dan mulai berjalan perlahan-lahan.

Baru beberapa langkah Kyungsoo berjalan bermaksud meninggalkan stasiun, tiba-tiba ia berhenti ketika melihat seorang nenek yang tengah kebingungan sambil membawa secarik kertas putih di tangannya dan tas tangan yang ringan. Namun melihat kondisi sang nenek yang sudah terlihat renta, menggugah hatinya untuk menghampiri wanita baya itu.

"Chogyo" sang nenek menoleh "Apakah halmoni butuh sesuatu?" wajah sang nenek berubah cerah seperti melihat malaikat "Ah, bolehkah aku meminta bantuan?" Kyungsoo mengangguk "Tentu halmoni" jawabnya "Aku ingin pergi ke alamat ini, tapi kata petugas kereta aku salah stasiun seharusnya aku turun di dua stasiun selanjutnya" Kyungsoo mengangguk mengerti sambil membaca alamat yang dibawa sang nenek ia tahu daerah itu. Daerah itu adalah tempatnya bersekolah dulu, dimana rumah orang tuanyapun terdapat do kota itu hanya saja alamat ini sepertinya perumahan yang cukup jauh dari rumah orang tuanya namun dekat dengan stasuin kereta.

Melihat sang nenek membuat Kyungsoo dilemma, jika sang nenek tidak diantar sampai tujuan kemungkinan besar sang nenek akan tersesat kembali dan mungkin lebih dari itu dia akan bingung setelah sampai di kota yang dituju. Kyungsoo bingung apakah harus menolong snag nenek atau membiarkan sang nenek yang kemungkinan akan tersesat dan entah ada orang yang akan menolongnya atau tidak.

Sedangkan Kai tidak bisa dibantah, Kai sudah berpesan padanya untuk cepat pulang setelah ia mengantarkan Xiumin tadi. Tapi sepertinya perasaan ingin menolong kyungsoo lebih dominann

"Mian oppa, aku janji akan menghubungimu" ucapnya dalam hati.

"Baiklah halmoni, bagaimana jika kuantar sampai tujuan?"sang nenek kembali berbinar "Bolehkah? Apa tidak apa-apa? Bayimu?"

Kyungsoo tersenyum lembut "Gwenchana, dia bak-baik saja" melihat senyum itu snag nenek langsung sumringah dan mengangguk semangat. .

.

TRAK!

"Aisshhhh.." Kai mendesis ketika ia menyenggol gelas yang membuat airnya tumpah.

"Untung gelasnya tidak pecah" suara maskulin lain menginterrupsi kegiatan mendesisnya.

"Iya untung hanya kakinya saja yang patah" jawab Kai asal sementara Suho hanya menepuk pundaknya

'Kenapa perasaanku tidak enak? Kau kemana sayang' batinnya sambil mebereskan gelas yang terbelah dua di kakinya.

.

.

.

"Aku sudah lama tidak mengunjungi cucuku dan tahu-tahu dia sudah menikah saja" cerita sang nenek sepanjang perjalanan mereka. Kyungsoo sudah tahu maksud kedatangan sang nenek ke alamat itu adalah untuk menjenguk cucunya yang baru menikah empat bulan lalu. Sang nenek tidak bisa hadir ke pernikahan sang cucu karena waktu itu ia harus pergi menemui sahabatnya yang tengah sakit keras jadi dengan tekadnya yang kuat ia nekat datang sendiri disaat anak-anak dan cucunya yang lain tengah sibuk dengan pekerjaan masing-masing.

"Aku nekat pergi sendiri karena tidak mau mengganggu mereka yang tengah sibuk-sibuknya" jujur pandangan Kyungsoo pada sang nenek saat ini adalah nenek ini begitu pengertian dan kuat karena nekat.

"Ah, sepertinya ini alamat yang tepat" ucap Kyungsoo setelah mencocokan alamat yanga da di kertas dan di dinding tembok pagar salah satu rumah yang cukup besar bagi sang nenek namun mewah bagi Kyungsoo.

"AKu percaya padamu, ayo kita masuk dan kau bisa istirahat dulu di dalam, mau ya!" tawar sang nenek yang tak mau di tolak, Kyungsoo mengangguk tanpa menyadari bahwa sedari tadi sang nenek tidak memberi tahu siapa cucu yang akan dikunjunginya sama sekali.

DEG!

DEG!

Dan ketika pintu terbuka setelah beberapa kali di tekan belnya, mata Kyungsoo membola sempurna. Ia tak siap dengan keadaan bahwa rumah ini adalah milik yeoja yang ada dihadapannya ini bersama suaminya "Halo Lu, ini halmoni" sapa sang nenek sementara sang pemilik rumah belum menyadari keberadaan Kyungsoo. Jika ia tidak tengah hamil besar saat ini, ingin rasanya ia lari secepat yang ia bisa dari sana. Namun kaki lelahnya seakan membuatnya membeku untuk tetap tinggal.

"Syukurlah halmoni selamat aku sempat khawatir setelah mendengar halmoni pergi kesini sendirian dari Kyu oppa" ucap sang cucu.

"Gwenchana, tuhan sudah mengirim malaikat penolongku hari ini, kemarilah nak" Kyungsoo yang menundukpun jalan terseret-seter ketika sang nenek menggandengnya untuk berkenalan dengan cucu menantunya. Dan reaksi yang sama terjadi pada sang cucu menantu, matanya membola meskipun tak sebulat Kyungsoo.

"Kyung…soo.." lirihnya namun masih terdengar oleh sang nenek "Ha? Kau kenal dengannya Lu?" tanya sang nenek namun Luhan hanya bisa mematung karena terkejut.

"Ah Kyungsoo ini cucu menantuku Luhan" ucap sang nenek antusias sementara Kyungsoo hanya bisa tersenyum canggung tanpa bisa mengatakan apapun. Sungguh bibirnya kelu sekali sekarang jujur ia ingin sekali pulang jika tahu akan seperti ini.

.

.

"Ayo sini makanlah yang banyak" ucap sang nenek sambil mengambilkan beberapa lauk-pauk untuk Kyungsoo makan karena sedari tadi yeoja itu hanya diam saja walaupun sempat membantu di dapur dengan memasakkan beberapa masakan hingga kini yeoja itu duduk di meja makan tetap saja ia hanya ingin membisu. Ia merasa lega ketika berada didapur karena tak perlu bertatap dengan keluarga sang nenek namun ia kembali tegang tketika berada di meja makan.

Sungguh Kyungsoo dibuat terkejut berkali-kali hari ini, setelah insiden bertemu sang cucu menantu yang ternyata adalah kakak dari suaminya sendiri ia harus menelan pahit kenyataan bahwa hari ini keluarga mereka tengah berkumpul ketika Kyungsoo dan sang nenek datang ke ruang tamu.

Disana Kyungsoo melihat semuanya, Kris sang pria paruh baya yang tadinya tengah tertawa-tawa menjadi diam seketika dan kembali memperlihatkan wajah dinginnya setelah menyapa sang nenek. Semntara Tao, istri Kris hanya bisa terdiam dengan raut wajah yang sulit diartikan. Tao reflex ingin memeluk Kyungsoo ketika melihatnya namun tangan sang suami mencegahnya lebih cepat. Dan satu orang lagi yang membatu, Oh Sehun yang ternyata adalah cucu nenek itu sendiri. Walau wajahnya datar Kyungsoo bisa melihat Sehun sangat merasa bersalah dari tatapan dan raut wajahnya.

Namun satu-satunya yang tak menyadari segalanya adalah sang nenek, nenek Oh tak menyadari akan kecanggungan mereka. Ia cenderung biasa-biasa saja dan tak kenal situasi. Baginya Kyungsoo tamu spesialnya hari ini dan harus disambut dengan baik dan besannya pasti mengerti karena ia sudah menjelaskan kejadian yang meninmpa dirinya hingga ia datang bersama Kyungsoo.

"Jadi kalian akan berbulan madu kemana?" tanya sang nenek ditengah acara makan siang bersama itu namun asangan HunHan ini masih terdiam mencoba mencari kata yang tepat agar tak menyinggung yeoja hamil di hadapan mereka "Wow masakanmu enak sekali sayang, Lu kau harus belajar masak yang rajin setelah ini" ucapnya sementara Kris dan Tao hanya bisa diam dan memakan makanan mereka.

"Hei, kenapa diam saja?" tanya sang nenek membuyarkan keterdiaman HunHan "Kau berilah mereka pendapat Kyung, kau pasti sudah pernah berbulan madu kan hhheee..".

DEG!

Kedua pasangan itu melotot kaget, sungguh mereka tak pernah menyangka Kyungsoo akan ditanyai seperti itu "A..aku..aku belum pernah bulan madu halmoni" sang nenek mengerut kening sementara HunHan sudah memijat pelipis mereka "Ah, kau ini ada-ada saja aku tak percaya begitu saja tahu" ucap sang nenek "Sungguh, aku belum pernah pernah bulan madu, bagiku bulan madu bisa dirumah saja" terangnya.

"Mana bisa begitu? yang namanya menikah pasti ingin bulan madu ke suatu tempat,benar kan?" sungguh ucapan sang nenek benar-benar tidak tahu situasi.

TRAK!

"Sudahlah halmoni jangan mem.."

"Diam kau Oh Sehun, aku sedang bicara dengan Kyungsoo" potongnya cepat "Dan kalian tidak boleh ada yang beranjak sedikitpun makan saja" ucap tegas sang nenek ketika empat orang yang lain hendak meninggalkan meja makan dan kembali duduk atas perintah telaknya.

"Aku sungguh-sungguh halmoni, aku belu pernah berbulan madu. Lebih baik uangnya kugunakan untuk membeli bahan makanan sehari-hari dan memenuhi kebutuhan pokok dan lain-lain saja dari pada pergi berbulan madu yang tak sanggup kami tanggung biayannya. Aku sudah bersyukur Tuhan memberi makan yang cukup kepada keluargaku setiap hari" sang nenek terkejut sementara Kyungsoo bercerita sambil tersenyum.

Sementara empat orang lainnya hanya bisa membisu.

"Jadi kau tidak bisa bulan madu? Mianheyo aku sungguh menyesal" ucap sang nenek dengan raut wajah menyesalnya "Gwenchana halmoni aku tidak apa-apa" Kyungsoo mencoba menenangkan.

"Sudah berapa lama kau menikah? Apakah ini anak pertamamu?" tanya sang nenek hati-hati "Sudah dua tahun dan ini kehamilan pertamaku jadi ini anak pertama kami" jawabnya lancar.

"Tapi dilihat-lihat kau masih muda sekali ya, berapa usiamu sekarang?" tanya sang nenek yang tiba-tiba muncul rasa penasaran yang tak terduga "20 halmoni".

"MWO? 20 tahun?" Kyungsoo mengangguk "Suamimu?" tanyanya lagi "23" sang nenek makin melotot "KAu menikah saat SMA? Kau tak kuliah?" Kyungsoo mengangguk "Iya, saat menjelang semester 2 di tingkat akhir aku menikah dengan suamiku" terangnya.

"Anak jaman sekarang, bagaimana bisa dia bertanggung jawab kalau dia saja masih kecil eoh?" sang nenek mulai emosi mendengar cerita Kyungsoo "Dia pasti namja yang manja dan tidak tahu apa itu arti tanggung jawab yang benar".

TREK!

Kris mencengkram kuat sumpit dalam genggamannya saat si nenek berucap menjelekkan putranya, namun kata-kata si nenek ada benarnya juga.

"Halmoni ini mengatai orang seenaknya" ucap Sehun membela, karena ia tahu Jongin. ia tahu Jongin seperti apa makanya ia tak bisa terima ucapan neneknya itu.

"Ya! Kau membelanya eoh? Seperti yang sudah kenal saja" balas sang nenek "Semua orang mungkin berpendapat seperti itu" jawab Kyungsoo ketika dilihatnya Sehun dan sang nenek akan mulai bersitegang.

"Tapi kalau aku boleh jujur, dia tidak seperti itu. Dia menyekolahkanku hingga aku lulus SMA dengan keringatnya sendiri. Semua orang pasti banyak yang tidak akan percaya tapi itulah kenyataan, saat kami tinggal di kota yang kami tempati sekarang waktu itu suamiku belum punya pekerjaan tapi karena uang beasiswanya lebih dia mencari apartemen untuk kami tinggal dengan layak, walaupun kecil tapi kami bisa berteduh disana. Setelah itu ia mencari pekerjaan demi menopang kehidupan kami dan biaya sekolahku, tak lupa ia selalu rajin belajar agar beasiswanya tetap aman. Dan aku merasa sungguh dia pahlawan dan pelindung hidupku" sang nenek hanya terdiam masih menunggu kelanjutan cerita Kyungsoo.

"Dia melindungiku, menjagaku dan merwatku dengan sangat baik. Dia bersikeras membiayai sekolahku karena dia bilang aku tak boleh berhenti sekolah hanya karena menikah dengannya dan biaya yang aku takutkan tidak ada. Dan Tuhan benar-benar sayang padanya, ia mendapat pekerjaan yang mencukupiku sekolah dan biaya hidup sehari-hari ia yang menaggung. Pesannya waktu itu adalah aku cukup belajar dengan giat dan mengurus rumah saja" sang nenek hanya bisa geleng-geleng kepala.

"Suamimu hebat sekali, walau masih kuliah dia selalu memikirkan segalanya dan aku doakan semoga wisudanya lancar nde! Mengingat usianya sama dengan Sehun dia pasti akan wisuda tahun ini kan?" Kyungsoo menggeleng.

"Dia sudah lulus kuliah halmoni, dia mempercepat skripsinya setelah beberapa dosennya menganjurkan bahwa dia bisa mengambil kelulusan sebelum waktunya karena tak ada masalah dengan nilainya jadi dia sudah wisudah setahun yang lalu".

Tak hanya sang nenek yang melotot, Kris, Tao dan luhanpun sama kagetnya terkecuali Sehun dan Kyungsoo tentunya.

"Menakjubkan, suamimu benar-benar hebat. Kau beruntung punya suami seperti dirinya Kyung hhhee kudokan kalian selalu diberkahi Tuhan" Kyungsoo tersenyum senang "Gamsahamnida halmoni".

"Ngomong-ngomong siapa nama suamimu?" tanya sang nenek sambil menempelkan gelas ke bibirnya.

"Kim Jongin"

BYURRR!

"Uhuk..uhuk.." buru-buru Luhan menepuk pelan punggung sang nenek ketika ia tersedak.

"Kim Jongin…yang…yang…"

Ucap sang nenek putus-putus arena masih mengontrol nafasnya "Yang wakil direktur muda K-Game company itu?" Kyungsoo terkejut 'Dari mana halmoni tahu suamiku?' batinnya.

"JAngan diam saja, jawab. Benarkah Kim Jongin yang itu?" ucap sang nenek memastikan "Da..dari mana halmoni tahu?" akhirnya kata itulah yang keluar dari mulut Kyungsoo.

BYURRR!

"Uhukk..uhuk.." kini suara bass Kris yang terdengar terbatuk. Ia tahu K-Game company adalah perusahaan besar yang maju pesat dua tahun terakhir ini, tapi sungguh ia tak pernah mendengar nama Kim Jongin, putranya berada di dalam perusahaan itu. Yang ia tahu hanyalah Kim Joonmyeon sang direktur tunggal tanpa wakil.

"Kau kenapa?" Kris menggeleng sebagai jawaban kepada sang nenek.

"Aisshhh.. pantas saja aku merasa samar pernah mendengar cerita yang mirip denganmu. Aku penggemar beratnya, sebagai seorang mantan pebisnis aku begitu mengagumi sosok muda Kim Jongin itu. Dulu tanpa sengaja aku pernah melihat sebuah stasiun TV mengadakan talkshow dan ia juga Kim Joonmyeon salah satu nara sumbernya. Kau tahukan kadang ada masalah pribadi yang diceritakan dan ceritamu serasa tak asing bagiku. Jadi kau istrinya?" Kyungsoo mengangguk malu.

Sementara Kris mencoba menenangkan keterkejutannya.

Drrrttt…drrrttttt….

Ponsel Kyungsoo bergetar dan menunjukkan nama suaminya tertera disana "Mian aku angat dulu telponnya" sang nenek mengangguk.

"Suamimu?" Kyungsoo tersenyum menyiratkan 'ya'.

"Sayang kau dimana? Kenapa kau tidak ada diapartemen?" Kyungsoo panik harus menjawab apa pada suaminya diseberang sana. Ia tahu ia sudah berada terlalu lama dirumah cucu sang nenek yang tak lain adalah Oh Sehun, sahabat suaminya.

"Ak..aku…aku akan segera pulang oppa kau tungg.."

"Aku ada di mobil sekarang menuju tempatmu mengantar nenek itu" Kyungsoo terkejut, bagaimana Kai bisa tahu.

"Jangan berbohong sayang, aku tadi bertanya pada petugas stasiun dan ia melihatmu bersama seorang nenek yang tengah nyasar mencari alamat. Sekarang beri tahu aku alamat rumahnya aku segera sampai" Kyungsoo diam, bibirnya kelu harus menjawab atau tidak, jika membiarkan Kai kemari maka itu akan benar-benar menyakiti hati sang suami. Tapi jika tidak diberi tahu maka Kai akan marah besar padanya.

"Sayang…." Paggil Kai lagi namun masih taka da jawaban.

"Jangan berbohong, aku tidak suka dibohongi dan aku tak menerima penolakan mu" tegas Kai.

"Sa..sayang, kau..jemput aku di stasiun saja nde" terdengar Kai mendengus keras diseberang sana.

"KAu ingin aku benar-benar marah padamu? Aku sudah lelah pulang bekerja dan tak mendapatimu diapartemen jadi.."

"Arasso..arasso aku smskan alamatnya nde" Kyungsoo mati kutu ia tak bisa membantah Kai karena suaminya tak mau dibantah. Tapi jauh dilubuk hatinya ia bingung, ia tak mau jika ia tahu Kyungsoo ada disini maka Kai akan terluka melihat pemandangan keluarganya yang lengkap dan bahagia sedang berkumpul sementara selama ini mereka tak pernah memberi kabar apapun pada Kai.

"Kau memberi alamat rumah ini pada suamimu kan Kyung?" sang nenek bertanya setelah melihat raut wajah Kyungsoo berubah sedikit pucat.

"Emmm..Emmm" kentara Kyungsoo gugup.

"Berapa nomor ponsel suamimu?" Kyungsoo hanya diam meremas dressnya "Baiklah kalau begitu aku tidak memaksa, kau tunggu di ruang tamu nde wajahmu terlihat pucat sayang" perintah sang nenek "Lu tolong temani Kyungsoo" belum sempat Kris menyangga Tao, sang istri langsung membawa Kyungsoo ke ruang tamu. Meninggalkan Luhan, Kris dan Sehun yang terdiam sementara sang nenek tengah sibuk dengan handphonnya menghubungi seseorang.

.

.

.

"Kau pusing?" Kyungsoo menggeleng lemah ketika Tao bertanya "Tidak nyonya saya baik-baik saja" jawaban itu sukses mencubit hati Tao secara telak 'Nyonya? Apa sebegitu kejamnya suamiku hingga ia tak berani memanggilku eomma?' batin Tao miris.

Dan keheningan itu terus berlanjut hingga tak lama terdengar suara bel rumah berbunyi.

TING! TONG!

"Ah itu pasti tamuku" ucap sang nenek sambil beranjak dari duduknya, entah mengapa Kyungsoo tiba-tiba penasaran dengan tamu nenek Oh dan ia mengikuti sang nenek dari belakang.

CKLEK!

Pintu terbuka dan terdengarlah suara yang sangat khas menyapa telinga kedua yeoja itu "Anyeong" ucapnya "Anyeong Jongin-ssi mari masuk"

DEG!

Jantung Kyungsoo berpacu cepat, Kim Jongin-suaminya kini tengah disambut ramah oleh sang nenek "Aku kemari ingin menjemput istriku halmoni" terangnya penuh wibawa dan sopan santun "Iya aku tahu tadi aku yang menelpon sekertarismu untuk memberi alamat rumah ini padamu" terangnya.

Dan mata Kyungsoo mulai berkaca-kaca, ia takut. Takut membuat suaminya terluka setelah ini "Hiks..hiks.." Kyungsoo tak bisa menahan isakannya ketika melihat senyum sang suami ketika memandangnya.

"Kau kenapa sayang? Gwenchana?" panggil Kai sambil mengelus pipinya penuh kelembutan "Oppa..hikss…" Kai tersenyum lembut "Ada apa eum? Kenapa tiba-tiba menangis?" Kyungsoo masih terisak hingga merasa tubuhnya limbung dan dengan cepat Kai menahannya.

"Mi..mianhae oppa hiks.." Kai menggeleng "Tidak apa-apa halmoni tadi sudah bercerita pada Taehyung kau hebat sudah menolongnya" ucap Kai "Op..oppa..sshhh.." Kyungsoo mendesis "Kau kenapa sayang?" melihat istrinya mendesis reflex pandangan Kai beralih ke kaki Kyungsoo.

DEG!

DEG!

Ia melihat aliran darah kecil dikaki istrinya "Kau merasa sakit perut?" Kyungsoo mengangguk "Ya tuhan, istrimu pendarahan Jongin-ssi, cepat bawa kedalam" Kai segera menggendong bridal style istrinya ke ruang tamu.

"Aku akan bawa Kyungsoo ke rumah sakit saja halmoni" sang nenek menggeleng kuat "Ani bawa kedalam saja temanku dalam perjalanan kemari dan dia adalah senor dokter kandungan" terang sang nenek karena memang kebetulan ia berjanji dengan temannya sebelum bertemu Kyungsoo.

"Baiklah" ucapnya pasrah sambil menggendong Kyungsoo yang merintih memegangi perut buncitnya.

TBC

Mian TBC dulu ya hhee..hira mau curhat dulu nih sebentar. Untuk ff hira yang A Gift To Me dan Journey hira akan tetap lanjutkan cuman kayanya untuk saat ini hira belum bisa posting dua ff itu karena hira masih bingung mikirin penyelesaian untuk A Gift To Me jadi Journey bakalan di pending dulu untuk menyelesaikan A Gift To me biar nantinya lebih focus. Jujur Journey memang sudah ada kelanjutannya tapi hira lebih milih bikin selesai ff sebelumnya dulu. Jeongmal gamsahamnida jika chingu semua mau menunggu dengan sabar hheee.. sequel ini hira tulis karena memang hira udah kepikiran untuk buat sequelnya dan ini sudah selesai alias END tapi yah karena terlalu banyak dan nanti bikin oleng chingu hira post setengah-setengah mudah-mudahan lanjutannya bisa di post cepet. Doakan ya chingu, soalnya hira kebingungan post karena ffn susah dibuka dan hira baru tahu penyebabnya tapi malah koneksi jadi lamaaa banget hhhee..dah ah segitu aja curhatnya.

Hira Give thanks to yang udah Review, Fav dan Follow di JUST BE WITH YOU sebelumnya, mianhae hira belum bisa nulisin nama chingu satu-satu nde. Koneksinya keburu jelek ini hiks..hiks..

See you in the End Chapter nde

Bye-bye n.n