Nyan : "Uwaah, fic pertama saya, minna ^^"

Rou:"Langsung mulai aja, nyan"

Nyan:"Cerewet lo rou, bentar aja deh"

Rou:"Jangan lama lama"

Nyan:"minna-san, halo, saya nyan~ :3"

Rou:"Yo, minna-san"

Nyan:"Kami author junior dan masih baru"

Rou:"Mohon maaf atas semua ketidak-nyamanan minna atas fict kami"

Nyan:"Semoga suka, dan kalau tidak keberatan, tolong review ya? Semakin banyak yang review, mungkin nyan dan rou bisa update kilat!"

Rou:"Selamat membaacaa~"

Disclaimer : BLEACH bener bener bukan punya saya, itu punya tite-kubo, BENERAN ! idih, dibilangin bukan punya saya kok maksa? (SAPA JUGA YANG MAKSA!)

Warning : OOC, OC, TYPO-S, sama warning-warning lainnya yang biasa para senpai tahu, :D maaf, (saya dan asisten saya masih belum tahu jenis jenisnya, lain kali kalau saya sudah tahu, pasti saya tampilkan :D rou:makanya belajar dulu dong!)

Nyan & Rou Present

Bleach Story

-The New Kids-

Kota karakura. Kota yang pernah terancam nyawanya ini kini dikunjungi 'kapas' lembut bernama salju. Menyebar rata di seluruh kota karakura, membuat orang mau tidak mau harus mengenakan jaket tebal kesayangan mereka tak lupa pula dengan syal yang melingkar manis di leher mereka.

"AYAAAHHH!"

Ah lihat, siapa itu? Dari kejauhan terlihat seorang anak kecil mengenakan syal strip coklat putih, jaket coklat, juga sarung tangan putih sedang melambaikan tangannya dan berlari pada ayahnya, dibelakangnya ibunya mengenakan mantel tebal berdiri dan tersenyum lembut menyambut suaminya.

"Ichiru! Halo jagoan ayah" kata pemuda itu sambil berjongkok menyambut pelukan ichiru dan menggendongnya.

"Ichiru.. . jangan buru buru begitu, ayahmu masih capek sehabis pulang kerja" ibunya berjalan mendekati mereka berdua.

"Tidak apa-apa rukia, aku tidak begitu capek kok"

"Tapi ichigo, kemarin kau sudah lembur kan?, kau pasti capek, ayo kita masuk dulu, minum teh" kata rukia sambil membenarkan syal ichigo.

"Baik, baik rukia" ichigo mendekatkan wajahnya pada wajah rukia dan mencium kening istri tercintanya, rukia hanya memejamkan mata.

"Ayah, ibu, kalian tidak lupa kan janji kalian?" tanya ichiru yang masih di gendongan ayahnya.

"Tentu tidak, ichiru" kemudian mereka berjalan masuk ke dalam rumah mewah mereka.

Di tempat lain.. ..

"Ryu?"

"Ya ibu?" anak laki laki yang dipanggil Ryu ini menjawab dari atas, dimana kamarnya berada.

"Kau sudah bersiap siap kan?"

"Sedikit lagi!"

"Jangan lupa pakai jaket tebal ya sayang?"

"Tentu!"

Tiba tiba datang seseorang dari belakang ibu Ryu.

"Ada apa sih? Pagi pagi kenapa sudah teriak teriak?" tanya pemuda itu sambil menguap. Masih mengantuk rupanya.

"Ah! Ishida! Selamat pagi!" ucapnya dan mengecup lembut pipi suaminya.

"Pagi hime, kau sedang berteriak teriak bersama Ryu ya? Berapa kali kubilang jangan berteriak, tenggorokanmu bisa sakit!" Ishida hanya menggaruk bagian belakang kepalanya.

"Hehehe, maaf, maaf. Ah! Mungkin kau juga sebaiknya bersiap siap, sebentar lagi waktu janjian kita kan?"

"Ah, kau benar, baiklah aku akan bersiap siap"

"Aku bantu ya?"

"Tidak usah, bantulah Ryu, dia lebih membutuhkannya" katanya sambil mengacak sayang rambut istrinya.

"Ummm… . baiklah"

Di tempat lain lagi.. .. ..

Dua orang gadis masih asyik tidur di ranjang putihnya, piyama putih dengan pita cantik di bagian kerah mereka masih terlekat manis di badan mungil mereka. Sesekali terdengar suara nafas mereka, nampak sekali masih terlihat nyaman dengan alam mimpinya, menolak untuk dibangunkan. Wajah innocent mereka tampak begitu damai. Hingga seseorang dengan rambut hitam panjang, masuk ke kamar mereka.

"Chika, Chima, ayo bangun !"

"Nggh.. . pagi ibu" Gadis yang bernama chika bangun duluan, rambut pirang panjangnya tampak berantakan.

"Bangunkan adikmu chika, bukannya hari ini kita ada janji, hm?" ibunya mengacak rambut chika. Chika nampak berfikir sebentar kemudian tersadar.

"AH! Benar juga! Baiklah bu"

"Bagus, ibu tinggal dulu ya, kalu mau cari ibu, ibu ada di bawah"

Setelah ibunya keluar kamar mereka, chika bangkit dari tempat tidurnya dan membangunkan chima.

"Chima-chan, bangunlah, hari ini kita ada janji kan?" katanya sambil menggoyangkan tubuh chima yang tersembunyi di balik selimut.

Tak ada respon. Yang ada hanya suara dengkuran chima.

"Oh, ayolah chima-chan, kita harus segera bersiap-siap"

Tetap tak ada respon. Chika menggembungkan pipinya kesal.

"Chimaaa ~~~! Ayolaah ~!"

Sedang asyik asyiknya menggoyangkan tubuh adiknya itu, tiba tiba ayah kedua gadis itu lewat di depan kamar mereka yang pintunya terbuka. Karena penasaran, akhirnya ayahnya memutuskan untuk masuk ke kamar mereka.

"Chika, ada apa?"

"Ayah, lihat ! Chima tidak mau bangun !"

"Hmm.. ." Pria bertato itu memegangi dagunya (Tebak, siapa?)

"Biar ayah coba" Kemudian pria yang ternyata diketahui bernama renji ini (Yang tadi jawabannya bener, dapat tiket gratis menuju SS lewat mimpi! rou:"LU KERJAANNYA GANGGU AJA! UDAH, HUSH, HUSH, SANA PERGI !) menyuruh chika untuk menyingkir sebentar, kemudian dengan gesitnya, ia menggelitik perut anak gadisnya yang kedua.

"Kyahahahahahah ! sudah cukup ayaah ! cukuup ! kyahahahah, iya, iya, aku banguun !" akhirnya chima buka suara. Dia memang paling tidak tahan digelitik di sekitar perut.

"Minta maaf dulu sama kakamu" katanya sambil menggendong chima.

"Hehee.. chima-nee, maaf yah, sebenarnya aku udah bangun dari tadi , hehee, maaf ya nee-chan" katanya sambil mengusap matanya yang berair karena kebanyakan tertawa.

"Hmpfh. Jangan diulangi lagi!" ucapnya kesal karena berhasil ditipu adiknya.

"Haha, sudahlah kalau begitu, ayo kita ke bawah. Ibu kalian sudah menunggu sepertinya" ketika hendak melangkah keluar dari kamar mereka (Chima masih berada dalam gendongannya), renji merasakan rambutnya yang digerai ke bawah ditarik tarik oleh seseorang.

"Ada apa chika?" tanyanya lembut.

"." renji menurut. Dia merunduk. Dengan gesit chika tiba tiba meloncat ke punggung renji. Dia memeluk leher ayahnya erat.

"Curang ! masa' hanya chima yang digendong ! aku juga mau ! ya, ya, boleh ya yah?"

"Ayah berat dong?" ucapnya bohong. Padahal jelas sekali dia tidak mersa berat hanya dengan menggendong dua putri ciliknya itu.

"bohong besar ! kami tahu ayah kuat !" chima membela keinginan kakaknya. Yah, kedua putri kembar ini memang kompak dalam masalah permintaan.

"Baiklah, baiklah ! Hup" renji menggendong chima di tangannya, sementara chika di punggung renji. Agak sedikit terganggu dengan rambut panjang ayahnya, tapi tak masalah. Mungkin karena keturunan gen dari ayahnya, rambut chika dan chima menjadi cepat panjang.

"Pagi renji ! kau sudah bangun rupanya?"

"Pagi, tatsuki !"

"Chika! Chima ! ayo turun, saatnya kalian mandi" chika dan chima menurut. Mereka meloncat turun dan berlari menuju kamar mandi, diiringi dengan tawa kecil mereka. Sementara renji dan tatsuki saling berpandangan. Tatsuki gemetar. Dia paling lemah pada renji yang rambutnya digerai seperti itu.

"Kenapa memandangku begitu? Terpesona ?"

Blush!

"T..tidak ! aah, sudahlah, sana mandii ! kita bisa terlambat!"

Taman karakura.

Taman ini tetap indah di musim apapun. Di musim panas,semi, gugur juga salju. Taman yang tak pernah lelah menghibur pengunjung, terutama anak anak. Taman karakura. Dengan deretan pohon sakura, gingko, dan yang lainnya berjejer rapi, mengundang orang orang untuk datang walau hanya untuk sekedar lewat.

Cantik saat musim semi,

mempesona saat gugur,

nampak teduh saat musim panas,

dan indah saat musim salju. .

Dengan satu pohon sakura raksasa yang angkuh berdiri di pusat taman, membuat taman ini memberi kesan berbeda dari taman yang lain. Dan tak jarang disana digunakan sebagai tempat untuk saling bertemu.. ..

"Ryuu ! sini !" ichiru melambai lambaikan tangan kirinya, sementara tangan kanannya memegang bola sepak kesayangannya.

"Ichiru! Hei !" ryu melepas gandengan tangannya dari orihime, kemudian berlari menuju ichiru.

"Wah, wah, lihat siapa yang datang. Hai ryu, apa kabar?" ichigo menundukkan badannya dan mengacak rambut ryu yang biru gelap sama seperti ayahnya. Warna mata ryu sama seperti warna rambutnya, biru gelap. Hanya dia memiliki pandangan mata yang lembut. Sama seperti orihime.

"Ryu baik baik saja paman, terima kasih sudah bertanya!"

"Ayah, aku boleh bermain bola bersama ryu disana tidak?"

"Tidakkah kau ingin menunggu chika-chan dan chima-chan dulu, ichiru?" tanya rukia menggantikan ichigo.

"Ah! Ibu benar! Bagaimana ryu?"

"Kurasa tidak perlu, lihat disana !" kata ryu sambil menunjuk arah yang dimaskud.

"Yo! Renji !" kata ichigo sambil ber-highfive- dengan renji

"Selamat pagi tatsuki-san!"

"Selamat pagi bibi tatsuki, paman renji!" ucap ichiru dan ryu bersamaan.

"Selamat pagi! Apa kami terlambat?"

"Tidak. Kami juga baru saja datang. Hei kemana chika dan chima?" rukia mengedarkan pandangannya ke sekitar renji dan tatsuki.

"Ah. Mereka sebentar lagi juga datang"

"Kau meninggalkan mereka?" tanya orihime

"Tidak. Mereka sepertinya tertarik pada sesuatu, lalu mereka meminta kami untuk duluan. Dasar chika dan chima ! mereka memang keras kepala"

"Hahaha. Bukannya mirip denganmu, tatsuki?" rukia tertawa.

"Ah! Bibi, itu mereka!" kata ichi sambil menunjuk chika dan chima yang berlari sambil bercanda. Mereka nampak manis dengan mantel bulu yang mereka kenakan hingga lutut. Rambut mereka diikat dengan pita yang sesuai dengan warna mata mereka. Chika dengan warna biru laut, dan chima dengan warna biru langit.

"Chika-nee ! lihat! itu ibu! ibu!" chima melambaikan tangannya pada tatsuki kemudian menambah kecepatan berlarinya.

"Chima-chan! Hei ! tunggu! Kyaaaaa!" chika hendak menyusul chima namun ia merasa tubuhnya ditangkap dan digendong seseorang

"CHIKA ABARAI ! apa yang ayah bilang tentang BERLARI TERLALU CEPAT?" dibentak begitu, chika hanya menghembuskan nafas berat.

"Jangan terlalu bersemangat, kalau kau tak berani jatuh" katanya menirukan ucapan ayahnya yang hampir tiap hari ia katakan

"Tapi ayaah~, aku tidak berlari terlalu cepat ! aku yakin jant. ."

"Chika-nee-chan… ." ucapan chika seketika berhenti. Disela oleh adiknya yang kini berwajah sedih menatap kakanya dari bawah. Sadar akan ucapannya, ia cepat cepat membekap mulutnya.

"M. . maaf chima-chan! Hehe, aku hampir saja keceplosan" katanya sambil meminta turun dari gendongan ayahnya. Yang lainnya hanya mengerutkan dahi. Bingung dengan sesuatu hal yang disembunyikan oleh keluarga abarai ini.

"Ah ya ! ichiru ! kau membawa bola sepak kan? Kau mau bermain bola di suatu tempat, tidak?" chika mengalihkan pembicaraan.

"Oh! Hampir saja lupa! Ibu, karena chika-chan dan chima-chan sudah datang, aku dan ryu boleh kan bermain bola?" tanya ichiru sambil memegang bola dengan kedua tangannya.

"Hh, baiklah ichiru. Jangan jauh jauh ya!"

"Ryu hati hati ya" pesan ishida pada anaknya.

"Kalian juga" tatsuki mengacak rambut kedua putri kembarnya itu.

"Tentu!" jawab mereka bersamaan.

Baru beberapa langkah mereka berlari, tiba tiba chima mendengar teriakan ayahnya.

"Chika.. . kau. . ." renji tidak melanjutkan kata katanya, dia hanya menatap khawatir putrinya.

Seakan tahu apa yang dipikirkan ayahnya, chika kemudian tersenyum lebar berteriak menjawab

"Jangan takut, ayah! Aku ingat pesan ayah ! ayah jangan berwajah sedih begitu, ya?" chika kemudian segera berlari menyusul teman temannya. Renji hanya diam.

"Jangan takut renji, teman temannya bersamanya. Mereka tahu apa yang mereka lakukan" ishida menepuk bahu renji mencoba menangkan renji.

"Kuharap begitu.. ."

Di tempat anak anak bermain.. .

"Ayo ichiiruu ! oper, oper !" chima memberi semangat pada ichiru sambil meloncat loncat.

"Ryu ! terima bolanya !" chika tidak mau kalah. Dia juga ikut ikutan teriak memberi semangat

Saat ini ichiru dan ryu sedang bermain bola, bersama dengan anak anak lainnya. Mereka terlihat begitu bersemangat dan ceria. Salju memang tak turun begitu lebat, jadi mereka masih bisa bermain bola –walau takut terpeleset sih.

"Hei chika-nee chan !"

"Ya chima?" chika menghentikan teriakannya sesaat dan menoleh pada chima.

"Setelah ini kita buat boneka salju yuk! Kau mau tidak?"

"Oke. Tapi tunggu mereka selesai bermain ya?"

"Baiklah !"

Kemudian mereka melanjutkan teriakan pemberi semangat mereka pada ichiru dan ryu. Keras dan semangat. Suara mereka jadi jauh lebih lucu. Orang dewasa yang melihatnya pasti tak bisa menahan senyum. .. dan sepertinya, mereka itu dewi fortuna kembar. Mungkin karena teriakan pemberi semangat ala chika dan chima, ichiru dan ryu berhasil mengalahkan tim lawan, dengan skor 2-1.

"Waah, kalian memang hebat ! permainan hari ini sampai di sini dulu ya? Kapan kapan kita bermain lagi!" kemudian tak lama kemudian salah seorang lawan pemain ichiru dan ryu beranjak untuk pulang.

"Iya, terima kasih ya!" ryu melambaikan tangannya.

"Hei, hei, kalian lihat kan permainan kami?" tanya ichiru pada chika dan chima sambil mengambil kembali bola sepaknya dan berlari menuju mereka.

"Tentu ! kau dan ryu benar benar hebat ! lincah sekali !"

"Sungguh? Terima kasih chima-chan" ujar ryu dan ichiru bersamaan.

"Hei, hei, sekarang kalian mau tidak membuat boneka salju? aku dan chima menemukan tempat yang bagus disana ! bagaimana?" tanya chika sambil menunjuk ke arah yang dia maksud.

"Ke sana? Maksudmu dekat danau itu?" ryu memicingkan matanya, mencoba melihat arah yang ditunjuk chika. Chika hanya mengangguk.

"Aku setuju !" ichiru berteriak sambil mengangkat tangannya.

"Hmm. . bahaya tidak ya? Ayah bilang, jangan terlalu dekat danau, bahaya" kata ryu sambil menaruh telunjuknya pada bibirnya. Kebiasaannya kalau berfikir.

"Kita tidak akan mendekati batas danau, kita kan bermainnya di dekat deretan pohon gingko? Itu lumayan jauh kan dengan danau?"

"Ummm.. . baiklah !"

Akhirnya mereka berlari menuju tempat yang mereka maksud. Disana memang ada tumpukan salju, walau tak begitu banyak, namun cukup untuk membuat boneka salju. Dengan tangan kecil mereka yang mengenakan kaus tangan dan sebentar sebentar terdengar tawa kecil mereka.

"Hei ichiru, ngg.. . kenapa boneka saljumu kecil sekali?" tanya chima sambil menggaruk pipinya takut menyinggung hatinya.

"Hehe, aku ingin memberikan boneka salju ini pada ibu" katanya sambil merapikan bonekanya.

"Kenapa?" tanya ryu

"Ibu suka salju. begitu juga denganku." semua yang mendengarnya terpana. Ichiru ternyata sangat memperhatikan ibunya.

"Hei. Chika-nee-chan.. ."

"Ya chima-chan?"

"Apa kau pikir kita juga bisa memberikan hadiah untuk ayah dan ibu?" tanyanya sambil menoleh pada chika.

"Tentu saja ! tapi.. . apa ya? Ayah dan ibu tak pernah memberitahukan kesukaan mereka pada kita.. ." fikirnya sambil melangkah ke belakang dan melihat langit. Tanpa sadar, bola sepak ichiru yang ditaruh di dekatnya menggelinding ke arah danau.

"Ah! Bola sepaknya!" chika berlari hendak mengambil bolanya. Tapi terlambat. Bola itu jatuh ke danau dan mengapung hampir dekat tengah danau.

"Ah! Ichiru! M.. .maaf.. .maafkan aku ! aku tak lihat bola sepakmu ada di situ ! maafkan aku!" kata chika sambil membungkukkan badannya berkali kali.

"Tak masalah chika-chan~ aku yakin ayahku bisa mengambilkannya kembali untukku. Ayo kita kembali !" mereka mengangguk dan mengikuti ichiru kembali ke tempat para orangtua mereka bertemu.

Ichiru's POV

Nanannana~~ aku tak sabar memberikan boneka salju ini pada ibu! Ibu pasti suka! Aku sangat senang melihat ibu tersenyum!

Bagiku, senyum ibu senyum terbaik yang pernah kulihat ! kuharap ayah juga suka.. .

Saat aku berjalan mendekati mereka, kudengar sayup sayup paman renji berteriak.

".. . .APA? AIZEN LOLOS DARI PENJARA?"

Hah?

"Sepertinya begitu. Sou-taichou mengumumkannya saat pertemuan para kapten kemarin"

Kapten? Sou-taichou? Aizen? Aku tak mengerti.. . apa yang mereka bicarakan?

"Ini berbahaya.. . mungkin dia akan kembali lagi untuk merebut hougyoku" kali ini paman ishida berbicara sambil menaikkan kacamatanya.

Aku menoleh pada teman temanku. Mereka juga mendengar apa yang mereka bicarakan, dan tampaknya mereka juga sama denganku, tak mengerti.

Apa ada masalah? Kenapa mereka berwajah serius begitu?

"Teman teman.. ."

"Aku tak tahu ichiru, mungkin ada masalah.. ."

"Ada baiknya kita tanyakan pada mereka" usul ryu. Semua mengangguk.

END OF ICHIRU'S POV

"KH! Aku tak menyangka, dia bisa lolos secepat itu!"

"Karakura dalam bahaya besar sekali lagi ya.." kata orihime sambil menunduk.

"Tak hanya karakura. . .tapi juga soul society" lanjut ichigo sambil memegangi dagunya.

.

.

.

.

.

"Apa itu soul society?" terdengar suara imut bertanya dari belakang ichigo.

Semua menoleh.

Oh tidak..

.

.

.

.

Ichiru dan kawan kawan.. . .

To Be Continued. . .

^^/