1st Cap

"Hey! Berhenti!"

Kakinya tidak berhenti walaupun napas sudah terengah. Ia sudah merasakan panas kini menjalar ke seluruh bagian tubuhnya. Semakin cepat langkah kakinya, semakin hebat pula jantungnya berdetak. Hampir menyerah saat jarak antara dirinya dan orang yang tengah digapai tidak juga terkikis. Pemuda yang berlari di depannya betul-betul seperti angin.

Sekarang jantungnya terasa seperti akan meledak.

"Hey! Kau! Baiklah, aku tidak akan mengejarmu lagi. Sekarang berhenti! Kumohon!"

Sangat mengagumkan. Kemudian keduanya benar-benar berhenti.

Kyuhyun terengah sambil menunduk. Kedua lengannya lemas memegangi lutut. Mungkin ia harus dikatakan gila karena hampir saja mengucapkan terima kasih pada pemuda di depannya yang akhinya berhenti berlari. Hingga akhirnya membuat dirinya pun terhindar dari kematian karena kehabisan napas.

"Aku... aku tidak akan mengejarmu lagi. Demi Tuhan, di dalam tas itu tidak ada sesuatu yang berharga selain dompet dengan isinya yang sedikit. Tapi..." Kyuhyun lagi-lagi mencoba mengatur jalan pernapasannya. Ia masih terengah walaupun tidak lagi merasakan sesak di dada. "...tapi kumohon kembalikan saja gulungan kertas yang ada di dalamnya. Itu saja cukup. Aku sangat memerlukannya. Masa depanku tergantung pada gulungan kertas itu. Kau... kau hanya mencuri sesuatu yang bisa dijual kan?"

Laki-laki di sana masih tidak bergeming dengan tas ransel milik Kyuhyun. Ia hanya menoleh sedikit, memperlihatkan sebagian wajahnya... tidak bukan sebagian, tapi hanya sebelah matanya. Pria itu menyembunyikan hampir seluruh wajah dengan topi dan masker berwarna hitam.

"Kumohon. Ambil semua. Kecuali gulungan kertas itu." Suara Kyuhyun sudah melemah karena kelelahan. Lebih terdengar menyedihkan karena kini ia tengah memohon juga.

Tidak disangka pemuda itu begerak merogoh ke dalam tas ransel Kyuhyun. Di sana ia menemukan sebuah pipa dengan ukuran sedang dan berdiameter kurang lebih sepuluh senti. Kemudian dengan cepat berbalik dan melemparkannya ke arah Kyuhyun.

Walaupun dalam kondisi tidak begitu siap, namun Kyuhyun masih dapat menangkap benda tersebut dengan baik. Ia tersenyum lega dan menatap laki-laki yang kini sudah menghadap ke arahnya. Walaupun masih tidak bisa mengenalinya, kedua mata di sana seperti memberikan sebuah pesan tersembunyi pada Kyuhyun. Tapi belum sempat Kyuhyun mengartikan semuanya, orang tersebut sudah kembali berbalik dan berlari dengan kecepatan mengagumkan. Ia sempat berpikir jika orang seperti itu menggunakan kemampuannya untuk hal yang lebih positif seperti menjadi atlet lari misalnya, mungkin negara ini akan menerima medali emas lebih banyak.

Setelah mengecek ke dalam pipa yang dikembalikan oleh si pencuri dan memastikan semuanya lengkap, Kyuhyun merogoh saku jasnya dan mengeluarkan ponsel.

"Minho... kau ada di kantor? Jemput aku di depan gerbang lima belas menit lagi. Dan... jangan lupa bawa uang tunai secukupnya. Aku akan menceritakan semua setelah sampai, jadi lakukan saja."

Setelah mendapat konfirmasi bahwa instruksinya diterima, Kyuhyun menghentikan sebuah taksi dan pergi.

oOo

"Kau tidak ingin melaporkan kejadian itu?" Minho menaruh berkas di atas meja Kyuhyun. Pertanyaan itu sudah yang ke tujuh kali sejak ia sampai di kantor dan menceritakan perihal perampokan yang dialami Kyuhyun. Anak buahnya tersebut terus saja mengoceh soal 'bisa saja dia mendatangimu lagi' atau 'bagaimana jika kartu identitasmu disalahgunakan nanti?'

Namun jawaban Kyuhyun tetap sama, "Itu tidak akan terjadi. Aku sama sekali bukan orang penting yang sedang menyimpan rahasia negara atau semacamnya."

"Hyung—"

"Berhenti bicara. Tubuhku sudah lelah karena berlari, dan sekarang kau bisa saja membuat kepalaku pecah."

Dengan begitu pemuda bernama Minho tadi hanya bisa diam menuruti, namun tidak serta merta pergi dari hadapan Kyuhyun.

"Apa tidak ada berkas yang kurang? Kau sudah memastikannya?" Kyuhyun membolak-balik kertas yang baru saja diletakkan di atas meja. Kerutan di antara kedua alisnya belum sepenuhnya hilang.

"Semuanya lengkap. Kau sangat beruntung pencuri itu benar-benar mengembalikan berkas-berkas ini." Minho melanjutkan dengan memperhatikan data di komputernya. "Aku sudah merekonstruksi denah yang kau berikan. Kini terlihat lebih baik dan bisa dipakai. Hanya tinggal menunggu surat perintah itu dikeluarkan, kemudian operasi ini berada dalam komandomu. Semuanya tergantung padamu."

Kyuhyun mengangguk. Semuanya masih terasa aman terkendali sampai saat ini. Kasus pencucian uang yang tengah ia buru cukup memakan waktu yang lama untuk penggeledahan karena melibatkan banyak nama-nama penting di Korea Selatan. Walaupun bekerja sebagai aparat penegak hukum, terkadang ia harus menggunakan cara-cara di luar kotak hukum untuk mendapatkan segala informasi dan kekuatan. Walau bagaimanapun, tokoh masyarakat adalah sosok 'hantu' dalam hukum. Saat kau berpikir telah melihatnya dengan jelas, kau masih tidak akan bisa menyentuhnya.

"Minho-ya, aku sudah melaporkan kehilangan tanda pengenal dan beberapa kartu kredit. Apa kau bisa menyelesaikan sisanya? Kurasa aku akan berada di sini seharian dan tidak sempat untuk pergi ke bank."

Pemuda itu tersenyum dan mengangguk. "Tentu saja. Serahkan semuanya padaku."

Tak lama ruangan menjadi senyap karena hanya Kyuhyun yang ada di sana. Pria itu menggunakan kesempatan tersebut untuk mereka ulang kembali kejadian pagi ini.

Perutnya terasa sakit secara tiba-tiba hingga mengharuskan dirinya mampir ke toilet umum. Kemudian ketika keluar dan baru saja berjalan beberapa langkah, seseorang menghampirinya dengan berlari, dan seperti tidak takut siapa yang dihadapinya, pria tersebut merampas ransel milik Kyuhyun dan berlari bagaikan angin. Tentu saja Kyuhyun mengejarnya. Dan berakhir dengan dirinya melobi sang pencuri untuk menyerahkan satu-satunya hal paling penting untuk pekerjaannya saat ini.

Sudah jelas pria itu memang hanya menginginkan uangnya. Hanya saja... menurutnya orang itu terlalu keren untuk ukuran penjambret kelas teri. Pakaian yang dikenakan jelas adalah kostum yang hanya bisa didapat di toko-toko mahal. Dan sepatunya... demi wanita cantik manapun di dunia ini, Kyuhyun rela untuk tidak mengencani mereka semua hanya untuk menabung dan mendapatkan sepatu-sepatu mahal, dan yang ia lihat pada si pencuri sudah dipastikan bahwa dia memakai barang dengan kualitas baik.

Kyuhyun tidak memiliki banyak uang di dalam rekeningnya, dan siapapun di dunia ini tidak akan repot-repot mencuri sebuah kartu ATM atau kartu kredit karena pemiliknya hanya butuh hitungan detik untuk memblokir semua transaksi.

Jadi apa yang sebenarnya orang itu cari? Jelas jika informasi soal penggeledahan adalah tujuannya, tidak akan mungkin dikembalikan dengan mudah.

Kyuhyun mengacak-acak rambutnya kesal karena semua terasa janggal dan buntu di saat yang bersamaan. Dan hal itu sangat mempermalukan harga dirinya sebagai seorang perwira polisi.

Kemudian headline news di surat kabar di atas meja menaruh perhatiannya.

PRIA TAK DIKENAL KEDAPATAN MEMASUKI RUMAH SEORANG PENGUSAHA TERKENAL DAN HANYA SEBUAH MAINAN SANG ANAK YANG HILANG

"Apa-apaan judul berita ini? Kenapa manusia semakin tidak ada kerjaan saja sih?"

Kemudian sebuah gambar yang ditangkap dari CCTV kediaman pengusaha tersebut kembali menarik perhatiannya. Dengan kualitas yang tidak kalah jauh dari hanya sebuah bayangan, Kyuhyun dapat melihat pakaian orang asing yang diduga mencuri mainan tersebut. Serba hitam dengan topi dan penutup wajah.

"Sepertinya pakaian pencuri seperti ini memang sedang menjadi trend."

Walaupun otaknya sudah menghentikan perhatian pada berita konyol tersebut, namun matanya entah kenapa tidak bisa berpaling dari foto buram di sana. Akan lebih baik jika aku bisa melihat matanya.

oOo

Sejak tadi Kyuhyun hanya sendirian di kediamannya, namuan instingnya mengatakan jika ia tidak benar-benar sendirian. Ia bukan orang yang percaya dengan hantu atau semacamnya. Manusia baginya lebih mengerikan.

Tak!

Kyuhyun berlari ke kamarnya secepat mungkin saat mendengar sebuah suara yang berasal dari sana, dan hanya menemukan jendelanya terbuka. Dengan begitu, ia benar-benar membuktikan bahwa seseorang memang benar-benar masuk ke dalam rumahnya. Tidak salah lagi. Kyuhyun kemudian langsung memeriksa jika ada barang-barangnya yang hilang. Lemari besinya masih tertutup rapat, tidak ada yang hilang dari laci meja kerjanya ataupun lemari yang lain. Hanya beberapa mainan miniatur yang terjatuh dari tempatnya berada. Sepertinya tersenggol dan jatuh ke lantai.

Ia memeriksa jendela balkonnya yang terbuka. Memperhatikan keluar, dan demi Tuhan, apartemennya ada di lantai dua puluh, manusia mana yang bisa memanjat setinggi ini dan menghilang dengn cepat. Jika tidak salah perhitungan, orang tadi pastinya menggunakan jalan ini untuk kabur karena kondisi darurat—Kyuhyun yang tiba-tiba berlari ke kamarnya dengan gaduh.

Kyuhyun menatap miniatur sebuah spiderman cukup lama dan tertegun. Kemudian menampar wajahnya sendiri ketika hal gila muncul di kepalanya.

Suasana segera berubah ketika ponselnya berbunyi, menampilkan nama 'Minho' di layar.

[Aku menemukan tas ranselmu. Mereka mengatakan seorang siswa SMA menyerahkan tas ini setelah menemukannya tergeletak di dekat tampat sampah. Kau ingin memeriksanya sekarang? Aku bisa membawanya ke rumahmu.]

"Apa kau mendapatkan identitas dan nomor telepon siswa itu?"

[Tentu saja.]

"Untuk saat ini kirimkan saja identitas siswa itu dan nomor teleponnya. Aku akan periksa tasku besok."

Kemudian bunyi singkat dari ponsel Kyuhyun terdengar beberapa kali.

[Oke. Sudah kukirim, Hyung.]

"Terima kasih, Minho."

[No problems! Sampai besok, Kapten]

Sunyi lagi.

Kyuhyun menatap layar ponsel yang kini menampilkan sebuah pesan berisi nama, alamat dan no telepon. "Kim... Ryeowook?"

oOo