Adeteateo present...

Mianhae, I Love You^^

Warning(s) : Typo(s)/OOC/Gaje dll

Disclaimer : Semua karater di fict ini milik Tuhan, Sment, dan ELF^^ . saya hanya meminjam saja tanpa ada niatan mengambil keuntungan apapun ^^

Rated : Masih T(een)

Genre : Romance/Drama—Hurt/Comfort

Keterangan :

Sungmin Yeoja berumur 25 tahun.

Kyuhyun Namja berumur 23 tahun.

Victoria Yeoja berumur 21 tahun—and Other cast ^^

ENJOY ^^

Sungmin POV's

Ini sudah dua tahun lamanya. Ya, dua tahun menjadi isteri sah seorang namja tampan dari keluarga kaya bernama Cho Kyuhyun.

Ne, tentu saja kalian berpikir bahwa aku adalah yeoja yang sangat beruntung. Ah, tapi menurutku tidak juga... aku memang memilikinya, tapi aku tahu hatinya selama ini tak pernah menjadi milikku.

Semua berawal saat Appa Kyu sakit keras, beliau memintaku dan Kyuhyun untuk menikah. Dan demi permintaan terakhir Appa, Kyuhyun menikahiku walau hanya cinta sepihak dariku.

Marah? Ya, terkadang sih seperti itu. Tapi tidak lagi sekarang. Aku mengerti, dan aku tak mau dan tidak akan pernah memaksanya untuk mencintaiku. Ya, tak akan pernah... sampai dia memang benar-benar tulus mencintaiku.

Kyu memang tidak mencintaiku, tapi setidaknya dia masih memperlakukanku dengan sangaaat baik. Dia menjagaku, menghidupiku, juga menemaniku yang memang sudah tak punya keluarga lagi.

Dia... malaikatku. Setidaknya, walau selamanya akan tetap seperti ini tidak masalah, asalkan aku bisa terus melihat senyumnya itu sudah cukup. Sangat cukup.

"Annyeong... aku pulang," ah, aku rasa Kyu sudah pulang dari kantornya.

"Ne, annyeong Kyu. Kau pasti lelah..."

Normal POV's

"Ne, annyeong Kyu. Kau pasti lelah..." Sungmin menghampiri Kyuhyun dan membawakan tasnya, Kyuhyun tersenyum menanggapinya. "Kau mau makan dulu atau mau mandi dulu? Ah, tapi sebaiknya kau mandi saja dulu agar tubuhmu segar aku sudah menyiapkan air hangat untukmu, aku juga harus menghangatkan makanannya dulu—sepertinya sudah dingin." Sungmin segera berlari kecil kalau saja tak ada sebuah tangan besar yang menghentikan langkah kecilnya.

"Terimakasih," ucap si pemilik tangan tersebut. Sungmin tersenyum lembut seraya melepaskan genggaman itu.

"Tidak masalah," balasnya pelan dan kembali berlari meninggalkan Kyuhyun yang menatapnya bersalah.

.

.

.

Kyuhyun POV's

Aaaargggh!

Kenapa aku ini jahat sekali? Aku berhubungan dengan gadis lain, tapi aku juga terus membiarkan gadis yang lainnya juga berharap padaku. Apa yang harus lakukan?

Aku sudah berpacaran dengan Vic semenjak SMA sampai sekarang, tapi... aku juga tak mungkin meninggalkan Sungmin.

"Ku-kumohon, j-jangan ti-tinggalkan dia... Appa-mu i-ini su—uhuk s-sudah berhutang ba-banyak budi p-pada appa Minnie. Nikahilah di-dia, uhuk—ini p-permintaan terakhir ayah. Tolong—UHUK!"

Perkataan terakhir appa terus saja terngiang-ngiang dikepalaku. Ya, aku tahu... keluarga Minnie memang sangat membantu keluargaku dulu, bahkan mungkin aku tidak bisa membalas semua kebaikan mereka pada Minnie.

Aku lelaki yang buruk, suami yang buruk karena telah berhubungan dengan gadis lain dan tak pernah mencintai isterinya sendiri.

-Craaassshhh!-

Aku membasuh kepalaku dengan air dingin, mungkin saja air dingin ini bisa membantu meringankan kepalaku yang pening dibanding air hangat yang tadi disiapkan Minnie.

Ah, Sungmin. Dia memang yang paling mengerti kebutuhanku, dia memang isteri yang baik dan cantik. Entahlah, kenapa aku tidak bisa mencintainya... aku... aku... aku mungkin hanya terlalu bodoh.

"Kyu? Apa kau masih mandi?" itu suara Minnie, sepertinya dia mengkhawatirkanku.

"Iya, aku masih mandi." Jawabku sedikit berteriak.

"Ah, apa kau mandi dengan air shower? Itu dingin, kau bisa sakit Kyu. Jangan terlalu lama... cepatlah turun dan makan malam," sepertinya dia sudah pergi sebelum mendapat jawaban dariku.

.

.

.

Tak ada percakapan di ruang makan itu, yang terdengar hanyalah suara dentingan halus yang dihasilkan alat makan dari keduanya.

Hingga akhirnya...

"Bagaimana pekerjaanmu Kyu?" tanya Sungmin terdengar pelan.

"Ah, seperti biasa... tak ada yang istimewa." Jawab Kyuhyun masih sibuk dengan makanannya.

Sungmin hanya menatap Kyuhyun dengan perasaan bersalah. Tak seharusnya Kyuhyun menderita seperti sekarang, menikahi gadis yang bahkan tak pernah dicintainya—pikir Sungmin sedih.

Yeoja aegyo itu menarik nafas dalam, "Sekali-sekali bawalah Victoria kesini... dia juga pasti ingin mengetahui tempat tinggalmu Kyu," Sungmin bangkit dan membawa beberapa piring yang sudah kosong ke tempat cuci.

Kyuhyun tersentak, apa Sungmin sudah mengetahuinya? Pikirnya kalut. "Apa maksudmu?" tanyanya dengan ekspresi tenang.

"Tak apa... aku sudah mngetahuinya. Aku bahkan bersyukur kalau gadis itu Vic, dia juga-kan teman kita semasa SMA." Ujar Sungmin tersenyum miris sembari mencuci piring-piring kotor.

Kyuhyun hanya bisa menunduk diam, perasaan bersalah mulai bergelayut mesra di hatinya. Sungmin sudah mencintainya dan menjadi isteri yang baik untuknya selama dua tahun, apa ini balasan yang pantas?

Sungmin berbalik dan tersenyum manis pada Kyuhyun, padahal terlihat jelas ada jejak air mata dikedua pipinya yang belum mengering. "Ahahaha, a-aku sudah mengantuk. Ah, ya... be-beristirahatlah ya. Dan, euum piring kotornya taruh saja disana, biar besok aku mencucinya." Sungmin-pun berlari ke kamarnya yang berada di samping ruang tv. ya, bahkan setelah dua tahun menikah mereka sudah berpisah kamar.

Kyuhyun meringis frustasi ditempat duduknya, "Kenapa kau tidak marah saja hah? Itu akan lebih baik Minnie..." ujarnya lirih.

.

.

.

Matahari kembali datang ke belahan bumi Seoul, menggantikan bulan yang kini berjaga di belahan bumi yang lain.

Sorot matahari yang datang lewat celah jendela yang sudah terbuka itu sukses membuat si penghuni kamar bernuansa putih itu bangun. "Eunggh..."

Kyuhyun—si penghuni tunggal kamar itu bangkit dari posisi tidurnya. Mata tajamnya mengerjap-ngerjap bingung, "Ah, inikan hari minggu... kenapa aku harus bangun pagi sekali?" ujarnya setelah melihat jam weker yang menunjukan pukul 06.38 pagi itu.

Karena sudah tidak mengantuk, Kyuhyun memutuskan untuk turun dan sarapan—setelah mandi tentunya.

"Dimana dia?" maksudmu Sungmin? Heh, tak melihatnya di dapur pagi ini apa kau merindukannya Tuan Cho?

Kyuhyun yang bingungpun hanya bisa diam menatap sarapan yang sepertinya sudah disiapkan Sungmin di meja makannya sendiri, ah... tidak enak juga ya makan sendiri—pikirnya tidak berselera.

"Haaah, daripada diam seperti ini lebih baik aku mengunjungi pemakaman Appa dan Eomma sajalah..." kata Kyuhyun menyerah dan segera berganti baju untuk berziarah ke makam orangtuanya.

.

.

.

Kyuhyun mengendarai mobilnya dengan tenang, lebih tenang setelah membaca note yang ditinggalkan Sungmin untuknya.

"Kyu, mianhae aku hari ini tidak bisa berada di rumah... aku harus pergi karena ada yang harus aku kerjakan. Mungkin juga aku akan pulang malam. Aku sudah membuatkan sarapan, makan siang, dan persediaan makan malam... tinggal kau hangatkan saja. Mianhae sudah merepotkanmu. Kalau aku pulang larut, tidak apa... tidak usah menungguku^^"

Itulah isi note yang Sungmin tinggalkan di pintu kulkas, "Sebenarnya pergi kemana dia?" tanya Kyuhyun pada dirinya sendiri. Sebelumnya Kyuhyun jarang melihat Sungmin bepergian, apalagi sepagi tadi. Yah, mungkin dalam seminggu hanya dua kali Sungmin pergi keluar rumah.

*Sexy, Free, and Single I'm Ready To Binggo! Sexy, Free, and Single I'm Rea—*

Ponsel Kyuhyun berdering, menandakan sebuah telepon masuk. Kyuhyun langsung mengambil dan mengangkat teleponnya, siapa tahu itu Sungmin memberi kabar.

"Oppa~! Hari ini kau liburkan? Temani aku ya Oppa~"

Heh? Apa benar ini suara Sungmin?

Kyuhyun menatap kembali layar ponselnya, Ooooh... ternyata dari Victoria. Eh, kenapa kau terlihat kecewa Cho Kyuhyun.

"Oh, memangnya mau kemana?"

"Aku ingin belanja Oppa... sudah dua minggu lebih kita belum bertemu lagi. Apa kamu tidak rindu padaku~?"

"Mianhae Vic... aku harus ke pemakaman orangtuaku hari ini. Mungkin lain kali saja..."

"...cih, selalu saja seperti itu! Bertemu tidak mau! Meneleponpun tid—"

Kyuhyun tak begitu menanggapi ocehan Victoria diseberang sana, matanya kini sedang memperhatikan sebuah rumah sakit yang tidak terlalu besar. Itu... rumah sakit yang dibangun oleh Appa-nya. Ah, sudah berapa tahun dia tidak kesini? Kalau saja dia tidak lewat jalur ini, mungkin saja dia tidak akan ingat rumah sakit yang dibangun Appa-nya empat tahun lalu itu.

"—Yak! Cho Kyuhyun! Kau mendengarkanku tida—klik!"

Kyuhyun memutuskan sambungan teleponnya. Ini kali pertamanya dia menghiraukan Victoria, tapi apapun yang menyangkut orangtuanya dia pasti akan merelakan semuanya—bahkan menghiraukan Victoria, kekasihnya.

Setelah memarkirkan mobil hitamnya, segera Ia masuk kedalam rumah sakit itu. Beberapa orang yang mengenalnya membungkuk hormat pada Kyuhyun. Hingga salah satu dokter muda cantik di sana menghampiri Kyuhyun dan menyapanya.

"Annyeong Kyuhyun-ssi... wah, sepertinya anda sedang tidak sibuk. Terimakasih sudah datang ke sini." Sapa dokter muda itu ramah, di jas kedokterannya tersemat tanda pengenal, Lee Hyuk Jae. Ya, itulah nama yeoja berprofesi dokter itu.

"Ahaha, n-ne..." Kyuhyun tersenyum kaku, dia benar-benar malu sekarang. Sudah hampir dua tahun dia tidak mengunjungi rumah sakit ayahnya sendiri. Bagaimana bisa? Sungguh anak durhaka!

"Ah, apa anda mau menjemput Sungmin-ssi?" tanya Hyuk Jae membuat Kyuhyun bingung.

"Eh, a-apa?" Hyuk Jae menatapnya bingung. "Apa anda tidak tahu? Isteri anda sedang berada disini sekarang. Apa mau saya antar?" Kyuhyun mengangguk menyetujui.

Apa? Sungmin disini? Tapi... kenapa?

"Semenjak beliau meninggal, Sungmin-ssi selalu datang untuk melihat perkembangan rumah sakit ini." Ujar Hyuk Jae, seolah tahu dan menjawab pertanyaan yang terus bergemuruh dipikiran Si Cho tunggal ini. "Dia datang seminggu sekali kesini... ah, dia juga sering membantu para pekerja disini yang memang agak kewalahan." Katanya melanjutkan.

Apa? Semenjak Appa meninggal? Sudah dua tahun dia merawat rumah sakit ini tanpa aku ketahui? Apa dia tidak mau membebaniku?—batin Kyuhyun kalut.

"Nah, disana... setiap hari minggu Sungmin-ssi selalu mengirimkan banyak kue dan balon untuk anak-anak yang dirawat disini. Tapi hari ini dia datang kemari di hari minggu, tidak biasanya—ah, saya undur diri dulu Kyuhyun-ssi, saya harus mengecek pasien sekarang..." Hyuk Jae membungkuk sopan.

"Gamsahamnida Hyuk Jae-ssi... dan ah, tolong jangan bilang pada Sungmin bahwa aku datang hari ini ya.."

"Eh? Ne, baiklah... eumm Cheonmaneyo..." dan Dokter cantik itu benar-benar pergi.

Kyuhyun bersembunyi di balik dinding, memperhatikan Sungmin yang kini sedang tertawa riang sambil bernyanyi lagu Ulang Tahun dengan di kelilingi anak-anak kecil.

"—cukkae hamnida~~! Yeaay! Hahaha..." setelah lagunya selesai semuanya bertepuk tangan.

Kyuhyun terus menatap wajah Sungmin yang tertawa bahagia dari kejauhan... "senyumannya, ah? Kenapa manis sekali?"

DEG!

'A-apa sih? Ke-kenapa se-seperti ini? W-wajahku panas~!' batin Kyuhyun sambil memegangi wajahnya yang merah padam. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya frustasi.

"Yaaah... umma, kenapa harus pulang?" rengek seorang anak kecil sembari menarik-narik pelan kaus pink panjang yang dipakai Sungmin. Sungmin mensejajarkan tubuhnya dengan berlutut, "Umma harus pergi dulu... nanti kalau umma berkunjung lagi kesini, umma janji akan membawakan buah Strawberry untukmu dan semuanya! Ne?" anak itu mengangguk nurut dan anak lainnya berjingkrak riang.

Kyuhyun menajamkan pendengarannya tak percaya. Whaaat? Umma? Maksudnya?

"Eh? Kau belum pulang?" seorang namja datang menghampiri Sungmin dan anak-anak disana.

"Baru saja aku mau pergi... ya sudah, aku pergi yah? Gomawo atas bantuanmu." Kata Sungmin tersenyum manis pada namja berwajah ikan itu.

Yak! Itu terlalu manis Cho Sungmin! Kau bahkan jarang memperlihatkannya padaku!—jerit batin Kyuhyun sewot.

"Eoh? Ada apa denganmu Cho Kyuhyu~n!" Kyuhyun menjedotkan kepalanya ke tembok, frustasi. "Uuuh, bahkan dia tidak pernah tersenyum semanis itu dihadapanku!" lirihnya kemudian.

Siapa namja itu? Apa dia kekasih Sungmin? Ah... mungkin saja.

Perasaan sesak menghampiri hati Kyuhyun... kenapa ini? Apa dia sedang... Cemburu?

Sungmin terlihat akan beranjak dari sana, "Appa! Kenapa tidaak cegah umma?" kata anak perempuan kecil tadi.

MWO? Appa? Umma?

"Ahaha, maafkan Appa... tapi Umma harus pergi, dia-kan ada urusan." Jawab Lee Donghae—dokter namja yang dipanggil appa tadi.

"Ne, aku harus pergi... annyeong anak-anak~!"

Melihat Sungmin yang berjalan meninggalkan ruangan itu, Kyuhyun dengan secepat kilat langsung pergi keluar rumah sakit sebelum ketahuan Sungmin.

Dia duduk dikursi kemudinya dengan murung, memedangi dada sebelah kirinya yang entah mengapa terasa sakit dan berdetak cepat. Ada apa ini? Apa yang terjadi padanya? Melihat Sungmin bersama namja tadi membuatnya susah bernafas, hatinya juga terasa sakit. Dan kenapa wajah berserta senyuman itu terus berputar jelas dipikirannya? Ah, tidak... bahkan setir ini-pun menggambarkan wajah Sungmin!

'Ah, apa aku... jatuh cinta pada Sungmin?' batin Kyuhyun memegangi dadanya dengan wajah bersemu.

Ya... dia, Cho Kyuhyun, jatuh cinta pada isterinya sendiri... Cho Sungmin.

.

.

.

Mobil hitam itu terus membuntuti sebuah taxi yang berjalan di depannya. "Inikan... apa dia akan kepemakaman Eomma dan Appa?" tanya Kyuhyun bingung.

"Cih, bagaimana bisa? Dasar suami tidak berguna! Membiarkan isteri-nya sendiri menggunakan kendaraan umum! Dasar pabbo!" memang seperti orang gila, tapi dengan mengumpat dirinya sendiri seperti ini mampu membuat suasana hatinya jadi lebih baik.

Tepat! Dugaan Cho Kyuhyun memang tak pernah meleset. Setelah memarkirkan mobilnya agak jauh dari parkiran taxi yang di tumpangi Sungmin, Kyuhyun memasuki area pemakaman itu dengan tenang.

Perasaan sedih mulai datang, Kyuhyun hanya memperhatikan Sungmin yang tengah berada di makam kedua orang tuanya dari balik pohon besar yang tak begitu jauh.

"Annyeong Umma, Appa... semoga kalian selalu bahagia disana..." Sungmin mengatupkan kedua jemarinya dan memejamkan mata—berdoa. Kyuhyun masih setia memperhatikannya dibalik pohon dengan seksama.

Selesai berdoa, Sungmin terlihat mengusap-ngusap nisan yang bertuliskan nama 'Cho Min Ji'—Umma Kyuhyun. "Umma tidak usah khawatir, Kyu selalu sehat... hahah, dan dia masih tampan bahkan bertambah tampan seperti appa!" kini tangan mungil berkulit putih itu mengusap nisan di sebelahnya—Cho JiHyeon, Appa Kyuhyun.

"—hiks, ma-maafkan aku.. a-aku, a-aku belum bi-bisa memberikan kalian C-cucu, aku memang tidak berguna."

DEG!

Kyuhyun menatap nanar Sungmin yang menangis kecil di makam kedua orangtuanya, hatinya sakit ketika melihat senyum getir yang ada pada wajah Sungmin. Tak terasa, air mata mulai mengaburkan pandangannya dan membasahi kedua pipi mulusnya.

"Mi-mianhae M-minnie... ini semua salahku." Bisik Kyuhyun menyesal. Tatapan matanya menyiratkan rasa sesal yang teramat. Ia tak tahu kalau Sungmin semenderita ini karenanya... "Cho Kyuhyun, kau memang brengsek!" rutuknya pelan.

"Ah, mi-mianhae umma, appa... aku jadi menangis di depan kalian. Dan mianhae juga, aku tidak sempat membelikan kalian bunga—" Sungmin terlihat melirik jamnya lalu bangkit dari posisi duduknya. "—Ah, aku harus segera pergi Umma, appa... nanti aku akan berkunjung lagi. Annyeong~" Sungmin beranjak dari pemakaman.

Setelah melihat Sungmin agak jauh, Kyuhyun segera menghampiri kdua makam orangtuanya. "Mianhae Appa~, Eomma~. Aku berjanji, mulai saat ini aku akan memperbaiki ini dan berbahagia dengan Minnie." Setelah sempat membukukkan badan, Kyuhyun segera berlari menyusul Sungmin yang lebih dulu meninggalkan pemakaman.

.

.

.

TBC/END?

Bacotan Author : Author yang baru menginjakan kaki di fandom Screenplays dan langsung membawa KYUMIN sebagai tokoh fict gaje ini. Gimana? Gimana? Apa aneh? *pastiii* apa pasaran? *Iyaaa* #Author-pundung-dipelukan-Yesung# hahaha, pasti banyak TYPO karena ga sempet diedit!

Semoga karya saya ini dapat diterima Chingu semua... maaf kalau tidak memuaskan karena yang membuat fict cacat ini hanyalah manusia biasa yang tak luput dari berbagai kesalahan.

Saya minta sarannya dari senior-senior sekalian^^ heheh,

Kalau dapat respon positive, Insya Allah fict ini akan saya lanjutkan ke Chapter selanjutnya beRATED M. heheh

Silahkan di REVIEW~~~!

17 Juli 2012