'Zitao suka berbagi, apapun termasuk berbagi kehangatan di ranjang kekasihnya. Sekaligus ranjang Daddynya.'

.

.

.


(Warning: This chapter contain sexual content)


.

.

.

"Da-aaad! Si-ngkir akh kan… kakimu it aaah hah hah itu!"

Posisinya menungging dengan kepala terjulur di pinggiran sofa. Pantatnya ia sombongkan tinggi ke udara, menerima segala sodokkan pada lubang merah jambu yang mulai melonggar diantara belah pipi gemuknya itu.

Tidak senormal doggy style biasa, karna kaki kanan Yifan ditumpukan pada leher Zitao seakan ingin menendang —mengangkanginya dari belakang, menjepit leher itu yang semakin lama pucuk kepalanya bisa menjumpai lantai marmer.

"Sebentar lagi Zi. Persempit lubangmu, desahkan namaku keras." Yifan menggerakkan kejantanannya tanpa ampun. Dia kerahkan seluruh emosi dan kekuatan ke ujung selatan tubuh atletisnya, dan sodokan terkuat yang dia pusatkan serta dia tekankan pada titik dalam Zitao, berhasil meraungkan desah panjang ditengah ruang tamu rumah mereka.

Aroma kuat cairan putih kental dan peluh-peluh deras, memaparkan pada dunia bahwa kedua insan sudah menemui batas kenikmatan mereka, di hari yang terik pada akhir pekan tersebut.

Pasokan oksigen seakan berdesakkan masuk melalui rongga hidung maupun mulut, menyapa kedua paru-paru sang objek yang terbujur pasrah diatas sofa dan satunya dilantai marmer yang mengkilat itu.

"Selamat bersenang-senang dengan kekasihmu, sayang. Daddy ada perlu sampai 3 hari kedepan."

Kecupan singkat diberikan sang Daddy pada kening, kedua pelupuk matanya yang terpejam, kedua pipi gembil dengan sapuan merah alami, serta bibir kucingnya yang sudah bengkak dan berkilau.

Yifan, single parent yang membesarkan anak angkat tersayangnya sendiri —Zitao, sejak 5 tahun lalu. Zitao sudah memberikan has asuh atasnya pada Yifan dan mantan istrinya sejak 8 tahun yang lalu, saat Zitao masih menempuh tingkat keempat di sekolah.

Perbedaan tujuan hidup berkecamuk dalam batin Yifan dan mantan istrinya sudah sejak lama, pertengkaran dan hidup terpisah bukan hal baru bagi mereka, hingga diputuskan bercerai secara hukum.

"Bye Daddy, jangan lupa makan dan menghubungiku ya. Zitao cinta Daddy."

.

.

.

.

VORACIOUS

Huang Zitao, Oh Sehun, Wu Yifan

Boys' Love / Mature / OOC / Pedophil / PWP / Toys

Semuanya milik yang punya kecuali cerita punya aku

'Zitao suka berbagi, apapun termasuk berbagi kehangatan di ranjang kekasihnya. Sekaligus ranjang Daddynya. Dan bermain lembut bukanlah gaya mereka.'

.

.

.

.

"Oh Sehun sialan! Cepat masukkan penis besarmu, cepaaat!" Betapa kesal dan tidak sabarnya Zitao, sudah melakukan foreplay entah sejak berapa puluh-puluh menit yang lalu namun Sehun masih saja menggodanya.

"Kau tau kata kuncinya, cantik." Ujung penis Sehun masih setia melingkari luaran lubang berkedut yang terpampang lebar di bawahnya.

Tangan kirinya memijat pelan sekali penis Zitao yang sangat sensitif, terkadang telunjuknya dengan jahil menggesek-gesek ujung lubang di kepala jamur penis Zitao, menghasilkan geraman tertahan kekasihnya yang makin jelas terdengar.

"Penuhi lubang rakusku dengan penis cembungmu Master,please..."

Gotcha! Password accepted.

Hentakan pertama yang diberikan Sehun, menerobos tepat pada lubang mininya hingga menembus ke sudut dalam. Lalu penis yang sudah tertanam apik itu disentak keluar, menyisakan kepala jamur penis Sehun di ujung lubang Zitao, yang mana ikut tertarik.

Tiba-tiba Sehun mendorong kuat penisnya utuh memenuhi kekosongan yang sempat tercipta, diikuti desah seksi yang tak henti melonglong menyertai tiap hentakan.

"Aaah, Seh.. un pelan s-se ah dikit! Ah ah ah… oh fuck te—"

Plak! Plak! "Coba ulangi kata-katamu." Sepertinya Zitao salah ucap, sodokan penis Sehun malah makin dipercepat, membuyarkan konsentrasi Zitao. Berpikir saja sulit bagaimana menyahuti.

Plak! Plak! Plak! Warna merah yang tadinya samar mulai menggores pekat pipi pantat Zitao. Rasanya panas dan menggairahkan, justru tindakan Sehun yang kasar dan dominan begini makin cepat meningkatkan libido Zitao.

"Ehm... Master ay-o sodok ter- akh -us, lubangku masih gatal aaakh…"

Dirty talk Zitao selalu mengundangnya untuk lebih bersemangat, menimbulkan tantangan dalam diri supaya kekasihnya yang cantik itu, benar-benar tunduk dan hanya mampu mendesah tanpa jeda oleh ulahnya.

Tiba-tiba gerakan Sehun berhenti total, mengundang tolehan kepala Zitao dari sisi kiri lengannya, matanya membuntuti langkah Sehun menuju lemari pakaian di pojok kamar. Sehun kembali dengan kotak kayu yang Zitao paham apa isinya. Senyum tipis mengembang pada wajah cantik itu, sembari berkata,

"Master, aku ingin double penetration. Bolehkah?" yang terdengar manja dan seksi bersamaan.

"Triple penetration pun boleh kalau lubangmu kuat." Zitao suka nada ini, seolah Sehun mengajaknya menghadiri tea party bersama teddy bear kesayangan. Semua yang ada pada kekasihnya —Sehun, sudah menjadi favorit Zitao.

"Coba saja, siapa tau anda beruntung kali ini Master." Pancingan Zitao mengawali neon pink dildo-vibrator medium yang bergerigi pada batangnya untuk menyapa lubang kecil kemerahan Zitao, yang sempat dia abaikan tiba-tiba.

"Aaahhh… masih kurang Master, masih banyak ruang longgar didalam sana…"

Sehun buru-buru mendorong cepat dildo hitam panjang, menemani dildo yang sebelumnya mengisi lubang tamak kekasihnya. 'Damn, dildo-dildo itu langsung terlalap habis oleh lubangmu. Fuck you, Zi'

Zitao merasa penuh, sesak dan rasa puas karenanya sedikit muncul, namun ada satu hal yang kurang, yang mana justru hal itulah yang dinanti Zitao dan lubang kebanggaannya.

"Master, paksa masuk penismu kedalam sini, aku masih mau merasakannya." Tangannya menunjuk kearah pantat penuh dildo-nya, lalu pantatnya mulai dia goyangkan ke kanan kiri secara cepat, mengundang pemilik aslinya untuk bertindak.

"Kau perlu dijinakkan, wild. Jangan berharap aku menuruti perintahmu lagi. Rasakan ini!"

"AAAAAAHHHHHH… Mass-ter keluarkan keluarkan aaakh… sa- kit sekali Master…"

Wu Zitao kita ini shock. Oh Sehun, kekasihnya yang susah dijabarkan melalui kata-kata itu mendorong penis besarnya tanpa aba-aba. Memaksakan ruang kecil yang sedikit tersisa di sela-sela dua dildo sebelumnya.

Kini triple penetration dirasakan Zitao pertama kali, akibat mulut lamisnya sendiri. Kalau tau sakitnya seperti dimasuki semangka bulat-bulat, jelas akan ditolaknya mentah-mentah.

Benar-benar sakit, bahkan kata 'sakit' dan 'benar-benar' disitu tidak bisa menjelaskan betapa tersiksanya lubang Zitao sekarang.

"Rileks, bukankah kau yang meminta penisku memenuhi lubangmu bersama dildo-dildo itu? Take it easy, pet."

Tangan Sehun mencari jalannya menuju dada Zitao, meraup penuh kemudian meremasnya gemas dan memelintir dua benda mungil seukuran biji jagung itu sebagai alternatif pengalih rasa sakit Zitao.

Nah! Nafas kekasihnya mulai pendek-pendek akibat sentuhannya.

Selagi tangannya sibuk dengan tubuh atas Zitao, Sehun mulai bergerak perlahan—sangat amat. Dia melihat kekasihnya meringis perih setelah itu, namun bukannya berhenti malah penisnya dia gerakkan semakin cepat dan cepat.

Well, kenikmatan ini begitu membiusnya, ini aksi perdana mereka dalam triple penetration. Lama kelamaan desah Zitao semakin menjadi, tubuhnya ikut tergerak maju mundur mengimbangi tusukan Sehun.

He's born to be fucked.

Sehun bukanlah tipe penyabar dalam berhubungan badan, tidak mudah mengendalikan diri, dan suka roleplay. Zitao sendiri menyukai semua yang diperbuat Sehun padanya, dia juga tipe orang yang berisik dalam making love.

Sehun diuntungkan sekali dengan cerewetan Zitao saat bercinta, dan tanpa sadar selalu meningkatkan kecepatan tusukannya hingga Zitao meraung-raung tak jelas.

Hari ini mereka sepakat bermain peran master dan slave, sebenarnya Sehun menginginkan bermain dengan tali dan gag ball, yang langsung ditolak Zitao.

Ingat, Zitao tadi siang juga sudah dibabat habis olehDaddy-nya kan? Dia yakin tak akan kuat mengimbangi Sehun bila alat geraknya diikat dan mulutnya disumpal bola bertali itu. Bahkan Zitao menyebut 'tanpa cock ring' saat Sehun baru tiba menjemputnya di rumah.

"Ayo keluarkan desahan slutty-mu itu pet!" Sehun tidak suka ada keheningan dalam acara tusuk-menusuk mereka. Rupanya Zitao sengaja meredam desahannya dengan menggigit bantal didepannya. Dia harus ganti menggoda kekasihnya itu tau…

Plak! Plak! Plak! Spank di pipi pantat Zitao menimbulkan warna merah lebih menyala dari sebelumnya. 'Hahaha ini yang aku tunggu, dasar bodoh. Terus tampar pantatku hingga memerah lagi, sensasinya luar biasa'.

"Oke, kita lihat yang ini."

Ggggrrrrr! …rrrrrr!

Dildo-vibrator berwarna cerah yang tadinya hanya bersarang diam tak bergeming, tiba-tiba dinyalakan Sehun ke level maksimal. Gerigi pada batang dildo itu berputar dan menggesek cepat sebagian dinding Zitao, erangannya seketika memenuhi heningnya ruangan polos itu dalam sekali tekanan.

'Shit, eranganmu membangunkan sisi beast-ku Zi'.

"Bagaimana rasanya slut? Itukan yang kau mau, mengerang panjang dalam kukunganku hahaha." Tawanya bersahutan bersamaan desahan kekasihnya.

Lihat saja, ekspresi menganga dan pejaman mata Zitao, ditambah muka cantiknya yang memerah penuh peluh itu, sungguh sulit ditolak akal sehat Sehun. Dia ingin terus, terus dan terus menggagahi tubuh penuh candu kekasihnya seakan tak ada hari esok.

"Master, ah aaah ha ah hah…" Sehun makin menggenjot dengan maksimal, getaran dari dildo bervibrator ikut dirasakan penisnya juga, dinding Zitao bahkan terasa semakin menjepit penisnya erat, erat sekali seakan ingin melahap bulat-bulat benda panjang nan keras itu.

Ditariknya kepala Zitao mendekat, leher belakang yang menjadi titik sensitif kekasihnya ia jilat-jilat, terus dijilatnya semakin keatas menuju cuping telinga Zitao.

Kedua tubuh itu saling berdekatan tanpa terlihat ada jarak pemisah, posisi menempel seperti itu menjadikan dorongan keluar-masuk penis Sehun tepat. Hanya ada gerakan bagian bawah Sehun yang terus memacu tempo super cepat pada celah dalam lengkung pantat Zitao. "Eungghh…"

"Keluarkan setelah ada aba-aba dariku, pet. Jangan mendahului, atau punishment menantimu."

Berpuluh-puluh sodokan bertenaga, getar maksimal dari benda panjang berwarna merah muda dan pijatan tangan Sehun pada penisnya, makin menggetarkan seluruh otot syaraf dan persendian Zitao. Badannya sudah mengejang ingin segera klimaks, saat tangan Sehun malah mencengkram kepala jamur penisnya yang mulai mengeluarkan cairan putih kental itu.

"Master, please release me… ah ah ah…" Lirihan Zitao sama sekali kalah dari suara penis bertubrukan dengan lubang yang penuh dua dildo panjang berdiameter medium itu.

'Sa..kit seka-li' batin Zitao merasakan tangan kekasihnya semakin menekan paksa ujung penisnya agar menutup.

Cairannya ingin segera ia tumpahkan pada sprai navy blue Sehun, untuk itu dia mulai merapat dan mempersempit anusnya supaya klimaks kekasihnya segera tiba. Keduanya klimaks bersamaan setelah tangan yang menghalang penis Zitao terlepas.

"AAAAAHH—" Mulut terbuka kekasihnya, Sehun bungkam dengan ciuman bergairah, menutup peran master dan slave mereka yang sukses.

Sukses membuat lubang Zitao semakin longgar setelah penis dengan cairan kental dan dildo-dildo itu dicabut paksa dari pantatnya.

Meninggalkan lompongan lebar berwarna merah yang kentara saat kedua pipi pantat itu ditarik berlawanan arah oleh Sehun, serta lelehan putih kental yang mengalir turun melewati celah pantat Zitao menuju dua bola seukuran dan turun ke penisnya hingga mendarat pada sprai kasur.

"Wow, lihat ini Zi. Lubangmu semakin longgar saja. Ah sebentar… momen seperti ini sayang bila tak diabadikan." Sehun segera mengambil henfon tipis yang tergeletak dalam mode silent di tengah meja belajarnya.

"Buka lubangmu lebar-lebar Zi, gunakan kedua tanganmu dan tarik belahan pantatmu berlawanan." Tanpa ragu, Zitao melakukan apa yang diperintahkan Sehun.

"Tarik lagi, lubangmu masih bisa lebih lebar dari itu." Tangan Zitao sudah menarik kedua pantatnya masing-masing dengan kuat, apa masih kurang lebar lubangnya yang telah menganga sombong itu?

"Nah, begitu Zi. Semakin lebar semakin seksi. Sekarang tolehkan kepalamu kearah kamera dan tunjukkan tampang terhorni-mu."

Ckrek! Ckrek! Ckrek!

'Hasil yang sempurna. Aku akan mengiming-ngimingi Paman Wu dengan ini haha.'

"Aku mencintaimu, Zitao." "Aku juga, Hun-ah."

.

.

.

"Zi, ayo menikah! Daddy sudah menyiapkan pesta kebun sebagai perayaannya di Pulau Boracay." —Wu Yifan, Daddy-nya.

"Maukah kau— ah maksudku, pastur sudah menunggu kita Zi. Mau tak mau kita harus ke gereja." —Oh Sehun, kekasihnya.

'Bagaimana, kalau Wu Zitao ini dikloning saja biar adil…'

.

.

.

.

.

.


A/N

Halooooo, rated M pertama aku wakakak. Aduh sori banget kalo cacat dimana-mana, mungkin gak hot sama sekali, gak bikin kalian nganga atau malah gak nyambung. Makasih buat yang mau mereview cantik