Hai semua... kali ini, aq buat cerita yang mungkin bisa bikin kalian rada sembab matanya... tapi ya.. gak juga sih.. Soalnya ni cerita kurang sadis... Enjoy it.. n jangan lupa di review ya.. Mau request cerita juga gak pa-pa.. Aq butuh inspirasi juga soalnya...


"Pengkhianat! Kakakmu adalah seorang pengkhianat!

Kalimat itu masih muncul dalam pikiranku... Entah mengapa.., ingin rasanya aku kembali ke masa lalu 'ku dan membuktikan bila kakakku bukanlah seorang pengkhianat.. Serta mengubah jalan cerita hidupku ini.. Tak terasa butiran air mata membasahi pipiku.. dan membentuk sebuah aliran sungai kecil..

"Kakak..."

"Aiolia.. mengapa kau menangis?"

"Kak.. hiks.. hiks.. mereka mengejek aku lagi, kak.. hiks.. hiks.. Mereka menganggap bahwa aku anak yang manja.. hiks.. dan lemah.."

"Sudahlah.. tak usah kau dengarkan perkataan mereka.. Kakak yakin bahwa kamu anak yang kuat dan pemberani..."

"Tapi kak.."

Aiolos pun menghapus air mata Aiolia. Ia menghela nafas sesaat...

"Sudah.. sekarang, daripada kamu menangis.. kakak ajarin kamu beberapa teknik yang kakak pelajari ya.. Kamu kan pernah bilang kalau kamu ingin menjadi Saint dari Athena.. Nah, sekarang kakak ajarin kamu teknik dasarnya dulu..."

"Bener, kak?"

"Iya.. Ayo.."

Aku menengadah ke langit.. Melihat bintang-bintang yang berkelap-kelip. Dan membayangkan wajah kakakku.. Beserta senyuman hangatnya, yang tak 'kan pernah hadie 'tuk menemaniku lagi..

"Hiks.. hiks.. Sakit, kak.."

"Aiolia... Kamu tidak boleh cengeng seperti itu.. Sebagai seorang Saint, kita harus kuat! Kita tidak boleh mudah menyerah! Kita harus berani berkorban! Dan kita harus selalu siap untuk menghadapi segala sesuatu yang buruk sekalipun!"

Aiolia menatap wajah kakaknya sejenak, lalu menunduk.. Dan diam seribu bahasa. Berusaha untuk memahami perkataan kakaknya itu..

"Aiolia...", ujar Aiolos sambil memegang bahu adiknya dengan penuh kasih sayang.

"Kamu harus yakin.. kalau kamu pasti bisa. Walau jalan yang dilalui sangatlah sulit.. kamu harus tetap percaya pada dirimu sendiri.. bahwa kamu bisa.. Ingatlah itu, Aiolia.."

Aiolia kembali menatap wajah kakaknya... Sebutir air mata keluar dari sudut matanya.. Ia pun memeluk kakaknya.. Dan dibalik bahu kakaknya, ia menangis. Air matanya jatuh tak terbendung..

"Ya, kak.. Aku janji.."

"Aiolia"

Suara Shaka membuyarkan lamunan Aiolia.

"Aiolia. Athena memanggilmu.."

"Aiolia!"

"Ya. Aku akan segera ke sana."

"Kamu kenapa?"

"Nggak.. Aku nggak apa-apa.."

"Kalo gitu, aku pergi dulu ya. Mau manggil Goldies lainnya.."

"Ya", sahut Aiolia tanpa menoleh..

"Kak.. Maafkan aku, bila aku sudah berprasangka buruk terhadap dirimu.. Kak.. Aku janji.. aku akan menepati kesepakatan kita dulu.. Dan sekarang.. kakak akan melihat bagaimana aku menepati kesepakatan kita itu.."

Aiolia pun menghapus air matanya dan beranjak dari tempatnya... Kemudian, ia berlari ke kuil Athena..

"Kak.. kau akan selalu ada di hatiku.. Senyummu, suaramu, kenangan kita dulu, semuanya... 'kan selalu ada dan tersimpan di dalam hatiku.. Aku sayang padamu, kak..."

Bintang-bintang bertabur menghiasi malam... Membentuk sebuah konstelasi bintang, yang sangat dikenali Aiolia.. Yang selalu mengingatkannya akan diri kakaknya.. Konstelasi itu tepat berada di atas kuil, dimana terletak sebuah gold cloth.. Beserta dengan kenangan si pengguna gold cloth itu.. Dan surat terakhirnya kepada bronze saint... Dialah Aiolos.. Sagitarius Gold Saint...


Hiks.. Hiks... Kurang sadis ya pembaca..? Kalo kurang, kapan-kapan aq bikin yang lebih sadis lagi ya...

Ditunggu aja fic-ku yang lainnya.. Lagi nyari korban selanjutnya.. + ide ceritanya..