Little Ice Prince's Love!

Disc: Masashi Kishimoto

Pair: SasuNaru

Rat: T

Kesan pertama adalah moment terpenting. Alangkah bijaksananya jika seseorang membuat moment tersebut dengan tidak saling menghujat karya orang lain. Jika memang karya ini tidak anda sukai silahkan kembali pada halaman sebelumnya, dengan mengingat kata, 'Don't Like, Don't Read!'


CHAPTER 1: LOVE ME NARU-NARU!


"Sasuke sayang, bangun!" seorang wanita yang memiliki rambut panjang dengan mata berwarna hitam membuka tirai jendela, sehingga matahari yang bersinar terang, menembus jendela. Menyinari seorang anak kecil yang sedang tertidur di bawah hangatnya selimut. Napas kecil yang biasa disebut dengkuran terdengar lembut, sehingga memecahkan kesunyian kamar yang ada. Perlahan demi perlahan mata anak tersebut membuka dan memperlihatkan sepasang mata onyx yang berwarna hitam.

"Ng... Ibu," anak berumur sebelas tahun yang bernama Sasuke Uchiha, dan sudah berada di kelas enam menghela napas. 'Uuh, kembali pada hari membosankan,' pikirnya.

"Ayo cepat bangun! Ibu akan menyiapkan makanan terlebih dahulu," kata wanita yang bernama Mikoto tersebut.

"Iya bu...," jawab Sasuke dengan nada bosan.

Bosan. Sasuke Uchiha selalu merasa bosan dengan rutinitas di kehidupannya. Sesekali Sasuke ingin mendapatkan sesuatu yang membuat dirinya tidak terikat dengan kebosanannya. Tetapi 'sesuatu' tersebut tidak pernah datang di kehidupannya.

Sasuke tersadar dari lamunannya, dan menyadari jika Mikoto telah pergi dari kamarnya. Setelah rasa kantuk menghilang di dirinya. Sasuke beranjak dari kasur dan dengan langkah lunglai berjalan ke arah kamar mandi. Di dalam kamar mandi Sasuke menggantung handuk yang dibawanya dari dalam kamar, dan membuka bajunya. Dinyalakan shower yang tergantung di tembok, sehingga kulitnya yang putih terkena air yang dikeluarkan oleh shower tersebut.

Itulah kehidupan Uchiha termuda. Setiap hari, dia harus bangun pagi-pagi dan mempersiapkan dirinya untuk melangsungkan rutinitasnya, sekolah dan belajar...


Hidup bosan melahirkan pepatah mati enggan hidup pun tak mampu


Mata yang memiliki warna biru membuka pintu ruangan guru. Matanya bergerak ke kiri-ke kanan mencari sesuatu. Pada saat sesosok pria melambai-lambaikan tangannya, pemilik mata biru tersebut tersenyum lebar dan berlari ke arah pria tersebut.

"Iluta-sensei?" sapa pria pemilik mata warna biru dengan rambut pirang yang bernama Naruto Namikaze.

"Kau sudah siap?" tanya Iruka yang ternyata adalah seorang guru di SD Konoha.

Mata Naruto yang berbinar-binar memandang Iruka. Semangat Naruto untuk sekolah sangatlah besar. Bahkan anak kelas empat SD tersebut rela berpisah dengan orang tuanya yang kaya raya hanya untuk bersekolah dan mendapatkan teman-teman yang banyak. Sedangkan orang tuanya yang sangat sibuk berpikir jika Naruto lebih baik diurus oleh seorang seperti Iruka. Seserang yang merupakan orang tua walinya.

"Kau tidak apa-apa? Ini pertama kali kau bersekolah di tempat umum kan?" tanya Iruka sambil mengelus rambut Naruto dengan penuh kasih sayang.

Naruto menggeleng-gelengkan kepalanya dan memegang tangan Iruka. "Ayo, ayo ke kelas!" ajak Naruto sambil menarik-narik tangan Iruka.

Melihat tingkah laku kekanak-kanakan Naruto yang manis dan lucu, Iruka tidak bisa menolak. Iruka beranjak dari kursi dan menggandeng tangan Naruto. "Ayo!" seru Iruka.


Moment terindah adalah ketika melihat orang yang kau sayangi tersenyum


Seorang remaja SMA yang memiliki mata onyx, dan rambut hitam yang dikuncir melewati koridor. Di sebelahnya berdiri seorang anak kecil yang memiliki wajah hampir mirip dengannya. Anak tersebut memasang wajah cemberut. Tetapi, pemuda yang merupakan kakaknya tidak mempedulikan tingkah laku adik semata wayangnya tersebut.

"Sudahlah, Sasuke, jangan cemberut. Kakak kesini hanya memastikan kau sampai di kelas dengan selamat," kata Itachi sambil mengelus-ngelus rambut Sasuke yang jauh lebih pendek darinya. Sedangkan Sasuke langsung menyingkirkan tangan Itachi dari rambutnya.

"Aku benci Aniki!" seru Sasuke yang membuat dirinya terlihat sangat kekanak-kanakan.

Sasuke menghentikan langkahnya saat tiba di depan pintu kelas. Itachi pun ikut menghentikan langkahnya. Itachi membuka pintu kelas untuk mempersilahkan Sasuke masuk, dan membuat seluruh orang yang di dalam kelas langsung memandang ke arah pintu. Saat Itachi akan melangkahkan kakinya bersama Sasuke—

"Kelen!" terdengar teriakan cadel anak kecil yang hampir seumuran dengan Sasuke.

Sasuke dan Itachi memandang pemilik mata biru yang berdiri di depan mereka. Mata onyx Sasuke yang biasa terlihat dingin tiba-tiba membelalak melihat anak kecil manis, dan lucu di depannya.

Anak yang membuat Sasuke tertegun pun melangkahkan kakinya ke arah Itachi dan Sasuke. "Kelen!" seru anak tersebut, sekali lagi, dan membuat wajah Sasuke berubah merah.

'Di-dia bilang aku keren?' pikir Sasuke yang terlalu percaya diri.

"Terima ka—"

Ucapan Sasuke terputus ketika melihat pandangan anak tersebut terarah pada kakaknya. Mata biru anak kecil yang bernama Naruto Namikaze tidak bisa terlepas dari wajah Itachi yang sedang berekspresi hangat dan penuh senyuman ketika melihat pandangan Naruto yang berbinar-binar.

Itachi menundukan tubuhnya, sehingga wajahnya bisa sejajar dengan wajah Naruto. "Namamu siapa?" tanya Itachi sambil mengelus-ngelus rambut Naruto, dan membuat pemilik marga Uchiha satunya lagi menjadi sedikit sebal dengan tingkah laku kakaknya.

"Naluto...," kata Naruto dengan semburan merah di pipinya.

"Dobe," kata Sasuke sambil melipat kedua tangannya di depan dadanya, dan tidak berpikir panjang untuk mengucapkan kata hinaan pada Naruto.

"Dobe?" Naruto membeo sambil mendekati Sasuke—

Naruto memiringkan kepalanya, tepat di depan wajah Sasuke. "Dobe? Apa itu?" tanya Naruto dengan manis, dan membuat wajah Sasuke langsung memerah.

"I-itu, bukan urusanmu, Dobe!" Sasuke berkata sambil membuang muka.

Melihat ekspresi Sasuke, Itachi langsung tertawa dengan keras. "Kau lucu sekali adik ku!" seru Itachi disela-sela tawanya, dan tangannya langsung mengacak-ngacak rambut raven Sasuke.

"Naruto!" teriak seseorang, dan membuat penyandang nama Namikaze tersebut langsung melihat ke arah sumber suara yang memanggil namanya.

Senyum Naruto lebih mengembang dengan mata lebih berbinar-binar, dan Naruto pun langsung berlari ke arah Iruka. "Iluka! Jalannya Iluka lama sekali," seru Naruto sambil memeluk Iruka.

'Uuh, bagus, saingan lagi,' pikir Sasuke sambil memandang Iruka, dan Iruka yang merasa ada seseorang yang akan membunuhnya jika terus memeluk Naruto langsung melepas pelukan Naruto.

'Naruto punyaku,' pikir Sasuke sambil mengembungkan pipinya, dan akan menendang Iruka sekarang juga.

'Awas ya!' pikir Sasuke sambil melangkahkan kakinya, menuju Iruka.

Sasuke menghentikan pikiran, maupun langkahnya dan sekarang dia sibuk memandang Naruto yang sedang sibuk menarik-narik Iruka untuk masuk ke kelas dengan pipi kenyal yang mengembung, dan mata yang berbinar-binar.

'Uh.. manis...,' Sasuke melupakan rasa iri atau cemburunya, dan kembali memandang Naruto dengan ekspresi kagum.

Melihat ekspresi Sasuke yang berubah-rubah, tawa Itachi semakin keras. 'Kali ini benar-benar menarik, Sasuke sampai terbawa emosi seperti ini lucu sekali,' pikir Itachi.

Naruto kembali berjalan ke arah dua Uchiha. Matanya memandang Sasuke dan Itachi secara bergantian. "Daaah, kakak pacal Nalu," tiba-tiba Naruto berpamitan dengan mengatakan 'daaah, kakak pacar Naru,' sambil memeluk Itachi, dan setelah itu Naruto pun berlari kembali ke arah Iruka.

'Pa-pacar?' Sasuke membeo di dalam hati.

"Aku tidak dipeluk, dan tidak dibilang pacar...," gumam Sasuke dengan suara yang sangat pelan, sehingga hanya Itachi yang bisa mendengar.

Sasuke memandang punggung Naruto. Melihat adik ciliknya yang seperti patah hati ingin sekali Itachi tertawa lebih keras.

Itachi menghentikan tawanya, dan merubah ekspresinya menjadi serius kembali. "Kau tidak masuk kelas?" tanya Itachi yang membuat pikiran Sasuke kembali fokus.

Sasuke memandang kakaknya dengan galak dan penuh dengan rasa iri. "Aku benci Aniki!" teriak Sasuke dan langsung berlari ke dalam kelas—tidak peduli Itachi yang sudah kembali tertawa dengan sekencang-kencangnya.


Kekanak-kanakan itu seperti barang antik, sangat menarik


Di dalam kelas Sasuke terdiam, tidak terfokus pada pelajaran. Dia tidak peduli jika fans-fans ciliknya memanggil namanya, dan menggangu dirinya. Mata onyx-nya menatap kosong papan tulis yang sudah penuh dengan tulisan guru yang sedang mengajar, dan pikirannya pun kembali pada sesosok mata biru dengan rambut pirang.

"Dobe-chan," gumam Sasuke.

"Dobe? Siapa yang kau panggil Dobe?" tanya seseorang yang duduk di sebelah Sasuke.

Sasuke memandang teman sebangkunya. Mata yang terdapat lingkaran hitam di sekelilingnya, rambut berwarna merah, dan terdapat tato 'ai' di keningnya adalah sahabat baik Sasuke, Sabaku Gaara.

"Hm..," Sasuke menggeleng-gelengkan kepalanya. Takut jika dia memberitahukan 'siapa Dobe-nya' Gaara akan merebutnya.

"Oh iya, kau tahu? Anak kelas empat sampai anak-anak SMA Konoha ribut sekali, katanya di kelas empat ada anak manis yang baru masuk kemari," kata Gaara sambil berbisik-bisik agar guru tidak mengetahui jika dia sedang mengobrol.

"Ma-manis?" Sasuke membeo.

Anak yang membuat Sasuke tertegun pun melangkahkan kakinya ke arah Itachi dan Sasuke. "Kelen!" seru anak tersebut, sekali lagi, dan membuat wajah Sasuke berubah merah.

'Jangan-jangan...,' pikir Sasuke yang sudah mulai menduga siapa orang yang dimaksud Gaara.

"Iya, tapi sayangnya anak tersebut bilang jika dia sudah mempunyai kekasih yang keren dan merupakan anak SMA," kata Gaara dengan nada kecewa.

'Keren? Benar dugaanku, itu pasti Naruto!' pikir Sasuke.

Mata Sasuke menajam. Kakaknya telah merebut orang yang dicintainya. Sasuke mengembungkan pipinya, dan memalingkan muka dari Gaara. Melihat sifat Sasuke yang seperti itu, Gaara mengangkat kedua bahunya.

"Uuh," Sasuke memegang jantungnya karena tiba-tiba merasa sakit.

"Sasu? Sasu kenapa?" tanya Gaara sambil mengelus-ngelus punggung Sasuke.

"Ng...nggak," kata Sasuke yang berusaha menyembunyikan rasa sakit di jantungnya.

'Uuh, kenapa jantungku seperti ditusuk?' pikir Sasuke yang berusaha bersikap seperti biasa dan tidak menyadari jika dia telah cemburu.


Cemburu bukanlah sesuatu yang mudah untuk diutarakan


Jam istirahat telah tiba. Dikarenakan kesehatan anak SD Konoha haruslah terjamin, makanan pun sudah disiapkan oleh pihak sekolah, dan akan dibagikan kesetiap murid-murid SD Konoha di dalam kelas.

Seluruh anak-anak sibuk menyantap makanan mereka. Seluruh anak, kecuali—

"Kau tidak makan, Sasuke?" tanya Choji yang terkenal sebagai tukang makan di SD Konoha.

"Hn," jawab Sasuke singkat.

Choji, dan Gaara saling pandang. "Kalau begitu untuk ku ya?" tanya Choji sekali lagi.

Sasuke mendorong makanannya ke arah Choji dan beranjak dari kursi, dan membuat Gaara memandangnya heran.

"...," Sasuke mencoba mencari alasan untuk keluar kelas. Tetapi, karena tidak ada yang bisa dijadikan alasan, akhirnya Sasuke pun ke luar kelas tanpa berpamitan atau memberi alasan.

"Hati-hati," teriak Gaara sambil memandang Sasuke dengan polos.

"Hati-hati? Memang dia mau kemana?" tanya seseorang yang tiba-tiba duduk di sebelah Gaara, bangku Sasuke.

Gaara memandang sesosok pemilik mata lavender, dengan rambut panjang yang berwarna hitam kecokelatan. Melihat sesosok tersebut, Gaara memalingkan muka, dan langsung mengambil makanannya untuk pindah ke bangku lain.

Choji memandang pemilik mata lavender yang bernama Neji. "Kau punya salah ya? Pasti Neji nakal sama Ga-chan!" tuduh Choji, dan membuat Neji sedikit terkejut.

"Aku nggak nakal!" seru Neji sambil berdiri dari tempat duduknya, dan langsung pergi dari hadapan Choji.


Cinta bisa membuat seseorang hilang nafsu makan


Sasuke menelusuri lorong. Setelah mendapatkan informasi jika Naruto adalah kelas empat, Sasuke mencoba untuk melihat ke seluruh kelas empat SD Konoha. Akhirnya, setelah menelusuri beberapa kelas, Sasuke melihat sesosok mata biru sedang makan dengan dikelilingi teman-temannya.

Melihat mata biru yang berbinar-binar dan melihat bibir Naruto yang selalu tertawa ketika mendengar humor yang diucapkan teman-temannya membuat Sasuke sebal, dan iri pada teman Naruto. Sasuke melipat kedua tangannya di depan dadanya, sambil melihat Naruto dari balik jendela kelas.

"Sasuke...," tiba-tiba ada suara yang memanggil namanya, dan membuat Sasuke membalikan badannya.

Seorang anak kecil yang memiliki rambut merah muda, memakai baju merah, dan memiliki mata hijau memandang Sasuke dengan mata berbinar-binar. Melihat ekspresi anak tersebut Sasuke sedikit merinding. Mata onyx Sasuke yang tajam langsung memandang anak tersebut.

"...," Sasuke terdiam.

"Sasuke mencari aku?" tanya anak wanita yang memiliki rambut merah muda tersebut, dan membuat Sasuke sweetdrop jika dia bukan Uchiha.

"A, aku—"

"Ciyeeee Sasuke sama Sakuraa!" tiba-tiba ada teriakan seseorang yang membuat Sasuke memandang tajam orang tersebut, dan Sakura menundukan wajahnya karena malu.

"Sakura malu-malu ihhhh," teriak sosok itu lagi.

"Ih, Kiba jangan gitu! Sasuke kan jadi maluu!" seru Sakura sambil mengejar sesosok berambut acak-acakan, tato berbentuk segitiga di pipinya, dan anjing yang disimpan di atas kepalanya.

Sasuke mengangkat sebelah alisnya. 'Malu darimana?' tanya Sasuke di dalam hati. Setelah itu Sasuke kembali melihat sesosok Naruto, tetapi sosok tersebut tidaklah ada.

"Ini adiknya kakak keleeen?" Naruto sudah berdiri di belakang Sasuke dan membuat Sasuke terlonjak kaget.

Sasuke membalikan badannya. Melihat mata biru yang sangat indah membuat Sasuke kembali berdebar-debar. "Kenapa kau berdiri di belakangku?" secara reflek Sasuke berteriak, dan mengatakan kata-kata kasar bagi Naruto.

"Na-nalu...," kata Naruto tertahan dengan wajah merah, dan meninggalkan kesan manis bagi Sasuke.

"Mau nitip ini buat kakak kelen!" seru Naruto sambil menyerahkan sebuah cokelat yang diberi pita oranye.

Sasuke mengembungkan pipinya, dan melipat kedua tangannya di depan dadanya. "Tidak mau!" teriak Sasuke sambil membuang muka.

Mata biru Naruto membelalak. "Ke-kenapa?" tanya Naruto dengan nada sedikit takut.

"Hadiah jelek seperti ini nggak pantas buat Aniki!" kata Sasuke dengan ngasal.

Mata biru Naruto tiba-tiba menjadi sembab. Sasuke yang melihat itu semua tidak bisa melakukan apapun dan hanya membuang mukanya. "Nakal sama Nalu!" teriak Naruto sambil menangis, dan suara tangisannya sangatlah kencang.

Sasuke membelalakan mata, dan menjadi panik. "Jangan menangis!" seru Sasuke.

Tangisan Naruto bertambah kencang, tidak peduli dengan kepanikan Uchiha bungsu.

"Jangan menangis!" Sasuke kembali berteriak, dan tidak membuat keadaan semakin membaik.

"Ih, Sasuke bikin naruto nangis!" tiba-tiba anak-anak sekelilingnya meledek Sasuke sambil bertepuk tangan.

Sasuke menjadi sedih, bukan karena ejekan orang-orang disekitarnya melainkan karena tangisan Naruto. Bibirnya pun bergetar. Untuk pertama kalinya dia menganggap dirinya bodoh, dan kalah dari kakaknya. 'Aku mohon, jangan nangis?' teriak Sasuke di dalam hati.

Sasuke mengangkat tangannya, dan dengan wajah tertunduk - secara perlahan dia meletakan tangannya di atas kepala Naruto. "Ber-berhenti menangis," kata Sasuke dengan suara yang bergetar, dan tidak peduli jika seluruh orang di sekelilingnya memandang dirinya.

"Ke-kenapa -hiks- halus belhenti?" tanya Naruto dengan diiringi tangisan yang semakin menjadi.

"Ka...karena—"

Tangisan Naruto terhenti. Mata biru memandang sesosok raven yang sedang menundukan kepalanya dengan tangan yang masih di kepala Naruto. Seiring dengan isakan tangis, Naruto mencoba lebih mendekat pada sesosok raven tersebut. Dan ketika memiringkan kepalanya untuk melihat wajah yang tertunduk tersebut, mata Naruto membelalak.

"Ka...karena jika menangis aku tidak bisa menahan air mataku untuk tidak menangis!" seru Sasuke dengan air mata yang membasahi pipinya, dan suara tangisannya pun memenuhi koridor, tidak peduli dengan harga dirinya sebagai seorang Uchiha.

Naruto tertegun, tidak bisa berkata apa-apa ketika melihat sesosok raven menangis. Tiba-tiba air matanya pun kembali keluar, dan Naruto pun ikut menangis, menangis lebih keras daripada Sasuke. Sehingga untuk pertama kalinya mereka pun akan mengingat jika mereka saling berkenalan dengan cara tangisan yang terdengar hingga seluruh koridor.

Cinta mampu merubah segalanya, bahkan merubah seorang Uchiha sekalipun

BERSAMBUNG...


Hei semua! Makasih sudah membaca cerita Ryu. Cerita ini memang kesannya aneh, anak SD sudah merasakan cinta. Tapi Ryu mempunyai banyak alasan untuk buat cerita ini dengan setting Naruto dan Sasuke kecil. Hehehe. Kayaknya imut gimana gitu~

Untuk mengetahui cerita ini pantas dilanjutkan atau tidak tolong di review, ya.. Makasih..

Review reader sangatlah membantu bagi author baru seperti Ryu ini...

Ryutaro.