Bloody Evil From Heaven

Proudly Present

※※※※※※※※

Si Gajah & Beruang

※※※※※※※※

Disclaimer © Themself *lagi waras jadi bener*

⁂ Happy Reading

Tersebutlah seekor gajah kecil yang tertinggal oleh kawanan gajah lainya. Para kawanan gajah berlarian panik saat segerombolan singa menyerbu mereka. Gajah kecil itu tertinggal dan bersembunyi di semak belukar. Ia akan memanggil kawanan gajah yang berlari meninggalkanya, namun gajah kecil itu mengurungkan niatnya karena takut suaranya akan didengar oleh para singa yang kelaparan. Sehingga ia hanya bisa terisak lirih mengasihasi nasibnya. Setelah kawanan singa pergi, sang gajah kecil itu pun kemudian berjalan, mengembara sendirian didalam rimba mencoba mencari kawanan gajah yang lain. Hingga suatu ketika, ia sampai ditengah hutan.

Sudah berhari-hari gajah kecil itu menyusuri hutan, namun ia tidak mendapati kawanan gajah yang ia cari. Gajah kecil itu lelah. Ia putus asa. Tak bisa menahan kesedihanya, sang gajah kecil pun menangis, meraung, menambah bising suara hutan.

"Ggrrr...Kau berisik sekali!"

Sang gajah kecil terlonjak kaget, ia berhenti menangis kemudian menyapukan pandanganya ke sekitar mencari asal suara geraman tadi. Sampai seekor beruang besar keluar dari lubang didalam pohon besar dibelakangnya.

"Ggrr...Jadi kau yang sudah membangunkanku. Kau tidak tahu aku sedang hibernasi, hah!" bentak sang beruang besar. Matanya memicing tajam menatap gajah kecil dihadapanya.

"Kenapa kau menangis keras sekali huh? Kau membuatku tak bisa tidur!"

Sang gajah kecil kembali menangis tanpa suara. "A─aku tertinggal kawananku waktu segerombolan singa menyerang kami," jawabnya takut-takut.

Beruang itu hanya manggut-manggut paham. Rasa kantuknya hilang. Ekspresi kemarahanya berganti menjadi seingaian jahil ketika melihat sang gajah kecil meringkuk ketakutan. "Jadi sekarang kau sendirian? Dan jangan menangis!"

"Y─Ya," Bukanya berhenti, namun air mata gajah kecil itu malah semakin deras. Ia semakin ketakutan melihat sang beruang menyeringai, menampakan gigi taringnya yang tajam. 'Hii...apa aku akan dimakanya? Tapi aku belum pernah mendengar beruang makan gajah' batinya polos.

"Oke, mulai sekarang kau boleh tinggal denganku. Dan kau harus jadi pelayanku," ucap sang beruang sengak.

"Ta─tapi.."

"Tidak ada penolakan. Itu sebagai hukuman untukmu karena sudah mengganggu tidurku!"

"B─baik tuan beruang," ucap sang gajah kecil pasrah.

Dan mulai saat itulah hidup gajah kecil berubah. Ia hidup bersama beruang dilubang dalam pohon. Yah, walaupun ia harus jadi pelayan sang beruang tukang tidur itu, ambil sisi positifnya saja. Ia kini tidak sendirian lagi.

Piip,

Changmin mematikan televisi yang ditontonya dari tadi. Bocah berumur lima tahun itu memang gemar menonton film kartun favoritnya 'Si gajah dan beruang' di pagi buta, ia bahkan sudah memasang alarm agar bangun lebih pagi. Changmin menguap lebar sambil melihat jam dinding. Masih pukul setengah lima rupanya. Menggaruk pantatnya sebentar, bocah itu kemudian naik tangga ke lantai dua menuju kamarnya untuk tidur lagi. Baru saja Changmin hendak memegang kenop pintu kamarnya, ia mendengar suara dari kamar sebelah.

"Yah! B-berhenti..dasar beruang mesum...argh.."

"Ggrr...kau tadi yang membangunkanku, jadi terima saja hukumanmu, Boo."

Bocah berumur lima tahun itu mengurungkan niatnya untuk tidur kembali. Sekarang Changmin berdiri didepan kamar yang terletak persis disamping kamarnya, memutar kenop pintu dan mengintip ke dalam kamar orang tuanya.

Ckck...Sepertinya Changmin ingin melihat kelanjutan kisah 'Si gajah dan beruang'.

End

Bloody's Note

Mari berdoa untuk kepolosan mata Changmin #plakk

Seperti biasa, terima kasih bagi yang sudah meluangkan waktu untuk membaca fanfic saya. Sampai bertemu lagi :)

Regards,

Bloody Evil From Heaven

─ 5 Agustus 2012 ─