Angka Sembilan

CN Scarlet

.

Miraculous Ladybug © Thomas Artuc dan ZAG Heroes

.

"Semua berawal dari angka sembilan.."


Dalam kamar di lantai tiga toko roti Tom-Sabine, tepat dibalik pintu jebakan diatas tangga loteng bangunan itu, seorang gadis berambut sehitam malam dengan sepasang mata sebiru permen blueberry bersandar pada meja belajarnya. Pundaknya naik turun tanpa semangat dan pandangannya tertuju pada selembar kertas lecek yang dia pin ke dinding, bertuliskan puisi, namun pikirannya menerawang pada kejadian yang membuatnya berakhir dengan kehidupan ganda.

Hari itu adalah senin yang cerah, dengan mentari lamban merayap di langit Paris, hangat, dan dia sudah sedikit berkeringat. Sekolahnya sekitar beberapa puluh meter dekat toko roti keluarga Dupain-Cheng, hanya menyebrang jalan, tapi oh tuhan! Ini pukul sembilan dan dia sudah sangat terlambat!

"Oh tidak! Tidak! Tidak! Tidak!" gadis dengan surai hitam kebiruan itu menggigit bibirnya, tatkala seorang kakek 127 tahun (mengaku masih muda) dengan setelan Hawaiian merah menyebrang di depannya kala lampu hijau menyala.

Sembilan maccarron terjatuh dari kotak pemberian ayahnya, ketika dia terjerembab setelah menarik paksa si kakek, lampu lalu lintas berganti merah saat kakek berjanggut dan sedikit botak itu berterima kasih. Si gadis kembali berlari.

"Marinette Dupain-Cheng!"

Belum mencapai sepeluh menit dia menyimpan pantatnya di kursi, dua bangku dari depan, dan gadis menyebalkan selama empat tahun riwayat sekolahnya muncul. Permata biru kembar itu mendelik malas "Sekarang apa maumu, Chloe?"

"Adrien akan ke sekolah tahun ini, disitu akan jadi tempat duduknya, jadi disini akan menjadi tempat dudukku.."

Mengesampingkan ocehan menyebalkan putri walikota Paris itu dengan malas, oh jangan lupakan asistennya Sabrine, gadis berkacamata dari bangku pojok depan menariknya pindah. Menjatuhkan sisa delapan maccarron dari kotak yang Marinette bawa.

"Abaikan orang jahat itu, orang-orang baik seperti kita tidak perlu melakukan apapun yang mereka lakukan..."katanya, Marinette tersenyum sembari mengeluarkan maccarron yang tersisa dan membelahnya menjadi dua bagian.

"Marinette."

"Alya."

Guru baru kelas satu yang pertama masuk, Mrs. Busstier, adalah wanita cantik bertubuh ramping dengan ciri khas pakaian hijau muda dengan rambut kemerahan khas orang Francis kebanyakan yang dicepol rendah. Matanya bulat biru dengan bibir tipis yang selalu diberi lipbalm pink, bergerak mengeluarkan suara merdunya "apa semua orang sudah mendapat tempat duduk? Baiklah, perkenalkan saya Mrs. Busstier akan mengajari kalian seni peran dan bahasa, sekaligus wali kelas kalian setahun kedepan... Nino, maukah kau mencari teman tahun ini dan duduk di depan?"

Seorang anak laki-laki berkacamata dengan topi orange, baju biru, dan sebuah headset menggantung di lehernya beringsut dengan malas ke bangku paling depan. Chloe menyeringai licik.

Ditengah pelajaran, Mrs. Busstier meminta semua orang pindah ke perpustakaan setelah istirahat untuk mencari preferensi tentang sejarah pentas drama sementara beliau menyuruh Ivan menghadap guru BP. Karena selembar kertas yang diberikan Kim yang ada di sebelahnya. Namun semua berlalu cepat pada kejadian dimana kali pertama Hawkmoth merubah seseorang menjadi penjahat super. Kelas dibubarkan seketika. Paris dalam keadaan gawat darurat dalam sekejap.

Dan entah bagaimana, sebuah kotak perhiasan aneh muncul diatas meja komputer di kamarnya. Marinette panik seketika saat sesuatu keluar bersama dengan dibukanya tempat perhiasan itu, Tikki, seekor kwami yang memberinya kekuatan super dan menjadikannya Ladybug.

"WUOOOOoooooooooo..."

Ladybug di debut pertamanya, melempar yoyo supernya sembarangan dan tertarik sangat jauh, menabrak seorang anak laki-laki sebayanya yang sedang berjalan hati-hati diatas sebuah tongkat metal panjang dari atap-ke-atap dengan kostum kucing aneh serba hitam. Ekor sabuk dan hiasan telinga kucingnya benar-benar bisa bergerak!

"Maaf tentang yang tadi.."

"Yah, itu memang sedikit gila, haha.."

Mereka bergantungan terlilit tali yoyo beberapa saat, terbalik seperti kelelawar, atau tepatnya seperti dalam permainan adrenalin di tempat hiburan. Astaga, aku lupa namanya.

"Hei, kau siapa? Aku a..um, Chat Noir, ya! Chat Noir.."

"Namaku Ma..Ma.."

Saat ditarik, yoyo super itu malah jatuh keatas kepala Chat Noir. "Maaf, aku ceroboh sekali.."

Untuk kali pertama, mengalahkan penjahat super dan mengembalikannya ke orang normal cukup sulit ditambah dengan Chat Noir yang tidak tau cara memakai kekuatan supernya. "Aku hanya terlalu bersemangat dan membiarkan kwami ku tidak punya kesempatan menjelaskan semuanya," kata dia.

Kupu-kupu hitam dengan garis-garis abstrak ungu menyala itu terbang bebas di langit Paris, mengabaikan perdebatan Ladybug dan Chat Noir tentang semua hal kehidupan lain mereka harus menjadi rahasia, menggantikan bencana baru untuk hari esok. Hawkmoth tertawa penuh kemenangan dari balik kaca besar kupu-kupu.

Hari berikutnya, masih dengan keterlambatan seorang Marinette Dupain-Cheng, menguncir dua rambutnya dengan tergesa lalu turun dan menelan sarapannya secepat kilat. Beruntung hari itu dia sampai di gerbang sekolah tepat jam sembilan. Bertemu Alya, berjalan bersama menuju ruang kelas sambil bergosip, dan menyelundupkan kotak perhiasan hitam kecil berisi sepasang anting-knot ajaib.

"Hei.."

Menemukan seorang laki-laki blonde yang berjongkok membelakangi dia, dengan permen karet lengket di bangkunya di pagi hari yang cerah bukan perkara baik. Apalagi seekor iblis betina berbaju kuning-kuning yang tertawa jahat di bangku kedua dari depan di sebelah, tidak, jelas tidak bagus. "Oke, kau dapat ini cowok random. Minggir!"

"Tapi, aku hanya.."

"Sudah cukup. Kau temannya Chloe kan? jelas sekali, terimakasih."

Selembar saputangan menutupi benda lengket di kursi itu, mendelik tak suka pada si pirang –yang sialannya- tampan, yang diejek oleh Chloe si ratu iblis tentang rasa peduli. Menunduk dengan muka lemas. "Seperti aku pernah melihat orang itu di suatu tempat.." kata Marinette entah pada siapa.

"Ya, tinggi, putih, pirang, kaya, anak desainer kondang Mr. Gabriel dan juga model terkenal Adrien Agreste." jelas Alya.

"Yaampun, Mr. Gabriel Agreste idolaku. Dia anaknya?"

"Hah! Anak papih, model, dan teman baik si jahat Chloe Borgeuos? Nu-ouh! Lupakan saja!"

Sementara Marinette dan Alya bergosip ria, Adrien dan Nino mulai berkenalan dan mulai akrab satu sama lain. Mrs. Busstier masuk dan memulai kelas bahasa. Dalam beberapa jam kedepan kota Paris tenang seperti biasa, dan tepat saat pergantian kelas, seseorang berubah menjadi penjahat super. Kelas kembali bubar.

Chat Noir melompat dari atap ke atap seperti kucing sungguhan, sementara itu Alya berlari memegang kamera di jalanan merekam semuanya. Tas biru gadis itu dipegang Marinette yang punya niat ganti tempat dengan temannya soal Ladybug. Dan berakhir dengan dia berubah menjadi Ladybug saat temannya nyaris tertimpa mobil.

Stone Heart, penjahat super dengan tubuh batuan keras yang bertambah besar saat terkena serangan, membawa Mylene dan Chloe ke tempat paling terkenal di kota Paris. Menara Eiffel. Saat Ladybug dan Chat Noir sampai di sana, anak pa walikota sedang dilempar menuju jembatan. Sedetik saja Ladybug telat menangkapnya, habislah dia.

"Ini salahku, jika saja kemarin aku menangkap akuma nya, tidak akan seperti ini."keluh Ladybug. Chat Noir memegang kedua pundak mungil gadis itu sembari tersenyum menyemangati.

"Hei, semua orang bisa membuat kesalahan dan kemarin itu pertama kalinya kau dan aku berubah menjadi superhero. Cerialah.." Ladybug menatap mata kucing hijau itu, si kucing serba hitam melanjutkan "lihat dia, jika tanpamu dia tidak akan ada di situ dan aku tidak akan ada disini. Dengar, kita akan menyelesaikan ini semua. Kita akan mengembalikan Stone Heart dan kau akan menangkap akuma nya kali ini. percaya padaku oke?"

Dalam sekejap semuanya menjadi lebih baik.

"Oke.."

Matahari di langit Paris berjalan lamban, 18 jam langit masih terang namun udara tidak bisa disebut panas. Hujan datang tak menentu di kota ini. Seperti hari dimana Ladybug dan Chat Noir untuk pertama kalinya berhasil menyelamatkan Paris dan mengembalikan semua hal seperti sedia kala, malamnya hujan. Tepat jam sembilan saat kelas sore berakhir setengah jam yang lalu dan Marinette terjebak dengan derasnya tetesan-tetesan itu, sialnya, dia lupa bawa payung.

"Hei," lagi, entah kenapa dia merasa bahwa si pirang Adrien seperti berusaha menarik perhatian seharian ini. Laki-laki itu mendesah panjang. Mengembangkan payungnya dan melangkah lebar ke depan beberapa, "dengar, soal yang tadi aku mencegah Chloe menempelkan permen karet itu, aku berusaha menyingkirkannya dari sana, sumpah." Katanya sambil menoleh.

Marinette terpaku di tempatnya berdiri saat Adrien memberikan payung hitamnya sambil tersenyum dan bilang "maafkan aku, oke?" dengan kerennya. Kedua kaki Marinette yang siang tadi melompati banyak atap gedung sebagai Ladybug kini terasa lumer seperti jeli. Wajahnya merah tak terkendali.

Kecerobohannya membuat payung itu terjeplak menutupi seluruh wajah Marinette, membuat Adrien refleks tertawa pelan.

"Sampai jumpa besok, Marinette.."

Sejak kejadian jam sembilan malam itu, Adrien Agreste mengambil bagian penting dalam hatinya.

.

"AWW!"

Sebuah gigitan kecil dan menyakitkan dari Tikki membuat lamunan Marinette kembali ke kenyataan. "Kenapa kau menggigitku, hah?" geramnya.

"Marinette, huh..." kata kwami mungil merah itu sembari melayang "kau pasti memikirkannya lagi kan? Adrien.. hihihi.." dan meledek jahil.

Sebuah suara dari komputer di depan Marinette yang kini sedang streaming berita itu menampakkan Nadia Chamark yang sedang menayangkan kejadian balon udara lepas kendali di atas stadion kota menuju menara Eiffel. "Tikki spots on!"

Dalam sekejap, Ladybug sudah berlarian dari atap ke atap, lalu bertemu dengan Chat Noir di persimpangan atap Secret Garden. "Hello Kitty.."sapanya. Dibalas dengan cats-pun garing a la si kucing hitam, mereka segera menjerat balon udara itu turun dan mengevakuasi penumpangnya.

Mereka tak memakai kekuatan rahasia saat melakukan penyelamatan, jadi dua orang yang dianggap sepasang sejoli oleh seluruh warga Paris tapi selalu menyangkal itu, punya waktu banyak untuk bersantai. Sebenarnya.

Jadilah Ladybug singgah di salah satu atap, dengan pemandangan belakangnya kota Paris dan menara Eiffel, sedangkan depannya adalah jajaran baliho iklan. Kaos, parfum, jeans, dan jam tangan semuanya dengan gambar Adrien Agreste. Itu adalah salah satu tempat favorit Ladybug saat sedang patroli.

"Jadi Ladyku," kedatangan Chat Noir yang tiba-tiba itu membuat Ladybug nyaris terjungkal dan berguling dari lantai tiga, "kau menyukai si ganteng Adrien Agreste, huh?"

"Jangan berbicara seolah kau tau segalanya, kitty.." keluh Ladybug, suaranya terdengar sendu tak bersemangat. "Dia seorang warga sipil, hidup sempurna, dicintai semua orang dan _ uh, aku bahkan tidak ada apa-apanya.. dia tak mungkin_"

"Hei.." Chat Noir menyela, "kata siapa dia begitu –maksudku, ayolah- semua tidak seperti kelihatannya. Seorang model muda dengan –maksudku- duh! Dan kau, kau punya aku."

Ekornya bergerak ke kanan-kiri dan telinganya naik turun bersemangat saat akhirnya Ladybug tertawa renyah, "..ya, kau tau Ladyku. Jika kau tanya pendapatku, Adrien itu punya sesuatu yang dia sesali juga, seperti kebanyakan pria, maksudku.." tangan kanan Chat Noir yang di jarinya terselip cincin bergambar cakar kucing hijau menyala itu meraba tengkuknya sendiri.

"?"

"Hahaha... sudahlah Ladyku, lupakan apa yang aku katakan, oke?"

"Hmm.."Ladybug bergumam memikirkan sesuatu, namun buyar saat Chat Noir kembali memulai sesi curhatnya.

"Kau tahu, di kota ini terdapat sebuah toko roti terbaik dan mereka punya seorang putri manis seumuran kita, namanya Marinette.. itu loh yang kau minta aku menjaganya saat Nathaniel berubah menjadi Evilluslator," mata Ladybug seketika itu melotot dengan pupil mengecil, Chat melanjutkan , "dia, gadis yang pria itu suka tapi aku tak yakin kalau dia suka pria itu juga –maksudku-" Chat Noir menghela nafas dan membuangnya dengan geram marah.

"Marinette sangat populer dikalangan laki-laki akhir-akhir ini. Mulai Nathaniel, Luka, oh bahkan si Nino teman baik Ak-maksudku- Adrien pernah menyuruh Adrien mengatur kencan dan pernyataan cinta di kebun binatang. Kau ingat saat Paris nyaris menjadi seperti hutan Amazon? Itu mengesankan, bukan?"

"Hahaha.. yeah.." respon Ladybug, berusaha menyembunyikan wajahnya yang memerah bahagia. Tanpa alasan.

"Ditambah lagi murid baru muka transgender meow-nyebalkan, si Reverser itu."

"Hei tunggu dulu! Chat Noir apa yang membuatmu marah sebegitunya pada Marck?" Ladybug berkata sambil mengganti posisi duduknya menghadap Chat Noir.

"Y-y-yah, sudah jelas kan Ladyku, dia. Merebut. Marinette."bahkan merencanakan kejutan ulang tahun untuk Nathaniel bersama, lanjut Chat dalam hati.

Chat Noir mendesah panjang. Menurunkan raut wajah kesalnya, dia rasa sudah terlalu keterlaluan sejak beberapa menit yang lalu. Jika tidak terkontrol sampai di sini mungkin ucapannya akan membuat seseorang menjadi target sempurna Hawkmoth menaruh akuma. "Dan jelas pula aku tak punya hak marah soal itu, maaf.."

Jemari berkuku runcing itu menarik keluar tongkat metal ajaib serba guna dari tempatnya. menggesernya keatas, membuat sebuah layar kecil muncul di mukanya seperti ponsel. Layar itu menampilkan sebuah adegan gagal dari pembuatan film pendek amatir. Ladybug awalnya tidak terlalu tertarik tapi saat mendengar suara 'pengambilan Horrificator yang ke 16' barulah dia mengintip.

Berakhir dengan sebuah teriakan panik yang tertelan. "C-Chat darimana kau dapat rekaman itu?"

"Seseorang memberikannya padaku dan ini membuatku- entahlah- merasa bahagia saat melihatnya.." wajah dibalik topeng hitam itu bersemu, Chat Noir meraba tengkuknya sesaat, "maksudku, aku sempat membayangkan bagaimana kalau Ratu-Pembuat-Masalah tidak muncul tiba-tiba dari balik pintu.."

"Aaaaa..a.a.a..."tiba-tiba Ladybug memekik tertahan dengan wajah memerah, "astaga, kau.. kau.."

Chat Noir merasakan keringat sebesar biji jagung muncul di pelipisnya. Astaga, rupanya dia berbicara terlalu banyak pada Ladybug sampai membuat gadis itu menebak identitas aslinya. Oh tidak! Itu harus tetap menjadi rahasia, kau tau.

"Chat, jangan bilang kau nge-ship mereka berdua?"

Oh thanks God!

Deretan gigi putih ala pasta gigi import terpampang sampai memperlihatkan dua taring kecil si kucing hitam super jejadian itu, membuatnya terlihat lucu. Meski itu jelas senyum palsu. "Ahaha... tentu saja, mereka berdua terlihat manis. Yah, setidaknya itu yang dikatakan temanku."

Mata kucing itu menerawang sekejap, dan tersentak "..tunggu, jangan bilang kau kenal Marinette. Kau kenal dia? Yaampun..." katanya penuh semangat. Ekor sabuk dan kedua telinga kucing palsunya bergerak seperti itu juga.

Kini giliran Ladybug yang gugup. Sweadrop tepatnya.

"Y-yah, memang kenapa?"

"Woah.. maksudku, wow! Kita bisa melakukan sesuatu tentang ini."

"Apa?"

"Kau tau Ladyku, mungkin aku- maksudku- kita bisa merencanakan sebuah kencan romantis untuk Adrien dan Marinette. Oh! Aku tau! Besok sore setelah pengambilan gambar di dekat Secret Garden, ak- maksudku- Adrien dan Marinette akan pergi berdua. Um, bagaimana kalau menonton Solitude atau Super Monkey Vs Cyber Shark Stories? Hei, mungkin Andree Sweetheart Ice Cream terdengar bagus! Katanya eskrim itu ajaib. Hei, kita juga harus coba, Ladyku!.."

Ladybug masih terpaku dengan semua rencana gila Chat Noir. Dirinya yang Marinette sudah mencoba ribuan kali dalam setahun ke belakang, untuk menyatakan perasaannya pada Adrien, dan berakhir dengan kecerobohannya sendiri. Bagaimana mungkin kucing itu bisa bicara begitu mudah seolah Marinette dan Adrien bisa kencan kapanpun?

"Ah, aku tak sabar menunggu besok, sampai jumpa Ladybug. Jangan lupa beritahu Marinette ya!" kata Chat sambil melompat pergi.

Ladybug juga demikian. "Bye kitty!"

Hei! Adrien model yang sedang naik daun, dan jadwalnya padat seperti jadwal kejahatan Hawkmoth. Bagaimana bisa kucing jejadian itu berbicara seolah dia bisa mengosongkan semua jadwal Adrien sesukanya. Jangan bilang, oh tidak! Jangan bilang kalau dibalik topeng hitam itu Gabriel Agreste?! Tidak, tidak, itu tidak mungkin .

Marinette mondar mandir di dalam kamar pinknya setelah kembali dari tugas-tugasnya sebagai Ladybug. Tikki bergelut dengan lima keping biskuit coklat di atas piring sementara si gadis twintail masih memikirkan teori barunya tentang Chat Noir.

Tapi itu masuk akal jika Chat berkata begitu. Segala sesuatu yang dia rencanakan selalu bisa berakhir bagus, ingat kejutan romantisnya untuk Ladybug sore valentine lalu? Memang Ladybug tidak datang tepat waktu karena bersamaan dengan itu Marinette punya janji makan eskrim Andree bareng teman-temannya dan juga Adrien Agreste, yang berakhir dengan pria itu tidak bisa datang gara-gara bapaknya melarang.

Jika Chat Noir adalah Gabriel Agreste, itu artinya, oh tidak! Ciuman pertama Marinette saat kejadian Kim berubah jadi Dark Cupid itu... "tidak mungkin.. AAAaaaaakh!" Marinette langsung menggelung prustasi.

"Tenanglah Marinette, apa yang terjadi? jangan bilang kau membayangkan identitas asli Chat Noir setelah kejadian tadi dan jatuh cinta padanya, hm?"

Tikki melayang mendekat, dibalas tatapan tajam dari kedua mata biru permen itu. "Disitulah masalahnya, Tikki. Jika benar Chat Noir adalah Gabriel Agreste dan Chat Noir jatuh cinta pada Ladybug, itu artinya, Gabriel Agreste jatuh cinta padaku dan aku akan menikah dengannya dan menjadi ibu tiri Adrien yang kusukai itu tidak boleh terjadi Tikki! Hell no!"

Kwami kecil itu mengedip-ngedipkan kedua mata ungu lucunya, terpaku sejenak sebelum akhirnya tertawa renyah. "Ahaha... seriously Marinette, bagaimana bisa kau berfikiran seperti itu? Chat Noir terlihat seperti anak laki-laki yang masih tumbuh bagiku."

"Agh! Ini membuat kepalaku sakit memikirkannya.."

"Relax Marinette, lagipula mungkin kau bisa memikirkan kencanmu dengan Adrien besok yang disiapkan Gabriel Agreste kau bilang, haha... " Marinette tersipu sebentar mendengar perkataan kwami nya, "dan jika kau benar berarti kau sudah mendapat restu ayahnya, kau tau?"

Tikki melayang menuju jendela, "Marinette, aku mau pergi sebentar mengunjungi seseorang. Mungkin akan sedikit lama, tapi aku janji akan segera kembali saat Paris butuh Ladybug."

"Apa kau mau menemui Master Fuu?" tanya Marinette, Tikki menggeleng.

"Bukan, hanya kwami. Dan ini rahasia. Oke?" katanya kemudian melesat secepat kilat di angkasa.

.

Sementara itu di Mansion Agrestee..

Seorang pemuda pirang dengan setelan cassual membanting punggungnya sendiri diatas kasur empuk di kamar pribadinya yang luas dan menakjubkan. Seekor kwami berbentuk seperti kucing hitam melayang-layang diatas kepalanya, tersenyum menggoda.

"Jadi, Chat Noir kita akhirnya menyukai gadis lain selain Ladybug.. hm.. kau tau Adrien, aku sangat setuju jika kau berencana menjalin hubungan spesial dengan gadis twintail itu, thats a simple, kid!" katanya dengan nada malas.

"Aku tau Plagg, menyukai Ladybug tidak akan membuatku mengalami kemajuan karena dia selalu menolakku selama ini, dan mungkin mengingat dia punya pria lain di hidupnya yang lain, dia akan menolakku selamanya." Adrien membuang nafas, disertai desah panjang "apa salahnya jika aku juga memiliki gadis lain di hidupku yang lain. Ya, ya, aku tau ini terdengar aku seperti seorang playboy, tapi coba kau pikir Plagg..."

"Yiakk... itu membuatku mual, aku mau Chamembert!"

"Oh, jangan begitu Plagg! Marinette teman yang sangat baik. Semua orang cinta dia. Apa salahnya?"

Plagg mendesah bosan, lalu berbicara dengan suara kecil. "Isi kepalamu yang salah, nak!" sebelum kemudian terpaku dengan dua lembar kumis kwaminya yang mendadak lurus.

"Ada apa Plagg?"tanya Adrien.

"Adrien, cepat kau kunci pintu kamarmu rapat-rapat! " sentak Plagg, tingkahnya panik sekali langsung mondar-mandir menyembunyikan semua keju baunya ke dalam lemari. Meski agak heran, akhirnya Adrien berjalan menuju pintu kamarnya dan menguncinya juga. Tepat saat keju terakhir masuk lemari dan Plagg menguncinya juga, kemudian kwami hitam itu menyalakan keran dan mengguyur badannya sebentar, lalu menghampiri Adrien yang masih heran sambil bilang.

"Sugarcube akan datang kemari sebentar lagi!"

.

bersambung