Length : tidak terdeteksi
Disclaimer : All Characters belong to God, their parents and their agency. But this fanfic belong to me
Rating : T
Warning(s) : Bahasa non baku, OOC, typo(s), story line agak gajelas, etc
.
.
You're my
.
.
~Hunaxx present~
.
.
This is YAOI. MPREG. Don't like? Don't read. No bash and no plagiat ofc. Okay?
.
.
ENJOY!
.
.
.
"Pa...pa" Seorang bocah perempuan kecil menarik-narik lengan t-shirt putih yang dipakai oleh seorang pria dewasa yang sedang duduk sembari asyik dengan ipad pada tangannya.
"Hm?" pria itu hanya bergumam.
Bocah perempuan kecil itu mengerucutkan bibirnya. Dia makin brutal menarik-narik lengan t-shirt pria dewasa tersebut, "Papaaaaaaaa" dan berteriak dengan suaranya yang melengking.
Pria dewasa itu menghela nafasnya sebentar, lalu mengalihkan pandangannya pada bocah perempuan tadi, seketika dia menatap horror pada bocah perempuan itu yang tidak lain dan tidak bukan adalah anaknya sendiri.
"ASTAGA APA YANG KAU LAKUKAN MIYU?!"
Bocah perempuan tadi menatap sang ayah dengan mata sipitnya yang nampak polos, "Aku hanya makan eskrim papa. Itu saja. Aku ingin makan. Aku laparrrrr" dan menjawab ucapan ayahnya dengan suara yang datar. Mendengar itu yang pria dewasa jadi ingat akan seseorang.
'Jihoon pasti akan membunuhku' Pria dewasa— atau sekarang kita sebut saja Soonyoung, menatap miris atau lebih tepatnya setengah ingin menangis, memandangi meja ruang tamu rumahnya yang sudah penuh dengan noda-noda krim berwarna merah muda, bekas eskrim yang mungkin dipeperkan di meja oleh anaknya. Dan juga dress putrinya yang sialnya berwarna putih yang terkena noda eskrim juga.
Soonyoung ingin menenggelamkan dirinya sekarang juga.
.
.
.
.
.
Kwon Soonyoung. Pemuda tampan idola semua. Baik wanita maupun pria berjiwa uke. Selalu jadi bahan perbincangan ibu-ibu di kompleks rumahnya dulu yang menginginkannya menjadi menantunya. Yang seorang anak konglomerat elite. Selalu bertindak semaunya, hyperaktif, Soonyoung seakan hanya tinggal mengedipkan sebelah matanya, semua wanita akan mengantri agar dapat ditiduri olehnya.
Lee Jihoon. Pemuda biasa bertubuh mungil berwajah manis dan unyu yang membuat semua orang mempunyai hasrat untuk menculiknya. Tidak terlalu banyak bicara, beraura agak suram. Pintar, jenius, tidak terlalu suka menjadi pusat perhatian. Menjadi anak kesayangan orangtuanya karena dia anak tunggal. Sedikit manja, tapi juga kasar. Pertemuan Jihoon dan Soonyoung bermula ketika Jihoon sedang pergi ke kantor kekasihnya yang dulu, dia ditahan di lobby oleh seorang receptionist cantik dengan alasan kekasihnya tersebut sedang ada tamu penting.
.
.
.
.
.
"Ayolah sohye noonaaaa. Aku ingin bertemu Seungcheol hyung. Ada hal penting yang ingin kubicarakan dengannya"
Jihoon terus merajuk di tempatnya duduk sekarang. Menatap sebal pada receptionist cantik yang sekarang menemaninya duduk di sofa panjang lobby gedung besar itu. Jihoon sudah sangat kenal dengan noona receptionist ini, tentu saja. Semua orang di gedung besar ini kenal padanya.
Sohye tertawa melihat Jihoon yang sedang merajuk seperti anak kecil yang meminta permen. Walaupun umurnya yang sudah menginjak 23 tahun, Jihoon masih bertingkah seperti bocah kecil berumur 5 tahun. Membuat Sohye gemas dan tidak tahan untuk tidak menarik pipi gembilnya.
"Aish noonaaaa" Jihoon menjauhkan tangan Sohye dari pipinya, "sekarang katakan padaku noona, orang sepenting apa yang ada di ruangan Seungcheol hyung sampai-sampai aku tidak boleh menemuinya sekarang?"
"Jadi tadi ada temannya yang datang dan dia menyuruhku apabila ada yang mencarinya disuruh tunggu dulu. Termasuk juga kau—
"SEUNGCHEOL HYUNGGGG" Jihoon sudah tidak mendengarkan penjelasan Sohye lagi ketika dia melihat Seungcheol keluar dari lift bersama seseorang lain yang tidak dikenalnya.
Seungcheol yang baru keluar dari lift bersama seseorang langsung tersenyum ketika melihat Jihoon yang berjalan terburu-buru untuk menghampirinya. Pria tampan itu membuka tangannya lebar-lebar bermaksud agar Jihoon memeluknya.
Pria lain yang berdiri di sebelah Seungcheol terdiam ketika melihat Jihoon yang berjalan menghampiri mereka, atau tepatnya menghampiri Seungcheol. Bahkan ketika Jihoon sudah berada di pelukan Seungcheol, dia masih menatap pria mungil itu.
Seungcheol berdehem sebentar, Masih dengan Jihoon yang memeluknya tanpa mau melepaskannya. "Ah Soonyoung, kurasa kita bisa melanjutkan membicarakan yang tadi lain waktu" suara Seungcheol membuat Soonyoung mengalihkan pandangannya dari Jihoon.
Soonyoung tersenyum tampan, "ah iya tidak apa hyung. Aku pulang dulu" pria bermata sipit itu melangkah lebar-lebar meninggalkan gedung. Tapi pikirannya masih terfokus pada pria mungil yang dilihatnya tadi,
'Pria itu manis sekali'
'Jadi ingin kunikahkan'
Mimpi mu tinggi sekali Kwon.
.
.
.
.
.
Soonyoung sedang berusaha membersihkan meja ruang tamu dengan kain yang sudah dia basahi sebelumnya. Bisa-bisa kanjeng ratu—ehm ga maaf maksud saya Jihoon, mengamuk jika pulang nanti dan melihat meja nya dipenuhi dengan noda-noda lengket eskrim begini. Miyu sedang duduk tenang di sofa sembari mengigiti biskuitnya dan menonton kartun pagi favoritnya.
Setelah memastikan semuanya sudah beres, Soonyoung pergi ke kamar mandi untuk mandi tentunya. Ini sudah jam sembilan dan dia belum mandi. Jihoon juga belum pulang. Ini sudah sekitar satu jam Jihoon izin pergi ke supermarket untuk membeli susu dan makanan Miyu yang habis. Soonyoung sedikit takut istri mungilnya itu digodain sama satpam kompleknya yang hobinya godain gadis perawan— tapi tunggu, Jihoon itu bukan gadis, perawan juga tidak. Iyalah jelas kan udah diperawanin sama Soonyoung. Lagipula Jihoon itu pria, harusnya perjaka bukan perawan.
Soonyoung menyempatkan diri untuk berpesan pada putri kecilnya sebelum dia mandi, "papa mau mandi dulu. Kau diam-diam saja ditempatmu oke? Tunggu mama pulang. Jangan berbuat nakal. Jangan mencukur bulunya shimi" Miyu hanya mengangguk. Soonyoung berpesan seolah dia akan pergi jauh dari putrinya. Padahal hanya ditinggal untuk mandi.
Fyi, Shimi merupakan anak anjing kecil berjenis maltese dengan bulu yang kecolatan dan putih. Pernah suatu ketika Jihoon dibuat menganga ketika Miyu sudah memegang alat cukur yang biasa dipakai Soonyoung, dengan Shimi yang berada diantara kakinya yang bersila. Dan tangan Miyu yang menjepit leher anak anjing itu. Kasian sekali sepertinya nyawa shimi waktu itu sudah berada diujung tanduk. Jihoon sempat histeris melihat shimi yang meregang nyawa pada saat itu. Dan ketika Jihoon bertanya untuk apa dia menjepit shimi seperti itu dan memegang alat cukur papanya, Miyu hanya menjawab,
"Aku ingin menghilangkan bulu Shimi mama. Bulunya terlalu tebal. Aku tidak suka. Papa juga menggunakan benda ini saat menghilangkan bulu-bulu yang ada diwajahnya" oh ya yang dimaksud bulu oleh Miyu mungkin adalah kumis tipis Soonyoung.
Setelahnya Jihoon hanya menghela nafas, lalu menggendong putri kecilnya itu, mencubit gemas hidungnya lalu dengan bijak berkata—"sayang, Shimi bulunya tidak bisa dihilangkan dengan alat itu. Sekarang kau kembalikan alat cukur papa pada tempatnya, ya?" Miyu mengangguk. Lalu berjalan menuju meja nakas yang ada di kamar mama dan papanya untuk menaruh kembali alat cukur milik Soonyoung.
Dan setelah kejadian itu Soonyoung dihukum membersihkan seluruh rumah oleh Jihoon karena sudah menaruh benda-benda nya sembarangan. Untung saja Jihoon melihatnya, kalau tidak mungkin Shimi sudah botak karena ulah putrinya sendiri.
.
.
Kwon Miyuki, seorang bocah perempuan berusia 3 tahun. Sering dipanggil Miyu oleh papa dan mamanya. Dia anak yang jenius, sangat. Juga mempunyai rasa penasaran yang tinggi. Di umurnya yang masih sangat sangat dini, dia sudah bisa merapal beberapa bahasa inggris benda-benda disekitarnya, dia juga pandai berhitung. Soonyoung berencana memasukkan putrinya tersebut ke sekolah taman kanak-kanak saat usia Miyu sudah 4 tahun nanti. Miyu juga suka membantu Jihoon apabila mama nya itu sedang membuat kue. Walaupun berakhir dengan Jihoon yang histeris karena tubuh putrinya itu bermandikan terigu dari ujung kepala hingga ujung kaki.
Miyu juga merupakan kesayangan Jihoon dan Soonyoung, tentu saja. Kelahiran Miyu benar-benar merupakan keajaiban bagi Jihoon dan Soonyoung. Miyu tidak kekurangan apapun, Soonyoung selalu bekerja keras agar kebutuhan Miyu dan Jihoon juga selalu terpenuhi. Miyu hanya tinggal menyebutkan apa yang dia inginkan, maka Soonyoung ataupun Jihoon akan mengabulkannya.
Karena tadi kusebutkan Miyu mempunyai rasa penasaran yang tinggi, maka dia menghentikan kegiatan memakan biskuitnya ketika melihat ipad milik papanya tergeletak begitu saja di meja. Miyu melempar asal biskuit yang tadi sedang dimakannya, lalu tangan kecilnya meraih ipad tersebut dan menaruhnya di atas pahanya. Jari-jari mungilnya menslide unlock ipad tersebut.
Dan tampil lah wallpaper ipad tersebut,
"Ini mama? Kok mama—
TING TONG TING TONG
Mendengar suara bel rumahnya berbunyi, Miyu cepat-cepat langsung turun dari sofa, masih dengan menenteng ipad papanya pada tangan kirinya. Miyu sudah bertambah tinggi, dia sudah dapat menjangkau gagang pintu rumahnya dan dapat membukakan pintu saat mamanya pulang, seperti saat ini.
Pintu rumah terbuka, menampakkan sesosok—ehm maksud saya seorang pria manis dan imut yang menenteng kantung belanjaan di masing-masing tangannya, sedang tersenyum manis hingga matanya menyipit saat melihat siapa yang membukakan pintu untuknya.
"MAMAAAA" Miyu berteriak gembira ketika melihat mamanya pulang. Dia langsung menarik lengan mamanya dan menutup pintu rumah.
Jihoon meletakkan barang belanjaannya di meja, dia sedikit mengernyit melihat meja nya yang terlihat agak aneh. Tapi dia menghiraukannya, jadi dia lebih memilih duduk disofa dan mendudukkan miyu dipangkuannya. Lalu menciumi pipi putrinya tersebut.
"Sekarang katakan pada mama, selama sejam ini kamu ngapain aja dengan papa, hm? Lalu sekarang dimana papa? Kenapa papa tidak kelihatan?"
Miyu memasang pose berfikirnya yang sangat menggemaskan, lalu berceloteh dengan nada riangnya. "Tadi papa memberiku eskrim!"
Pria imut itu mengerutkan dahinya. Eskrim? Pagi-pagi begini?!
"Lalu apalagi?" Jihoon bertanya lagi dengan sabar. Walau sudah adah hasrat ingin mendamprat Soonyoung karena memberikan anaknya eskrim di pagi-pagi begini.
"Papa hanya asik dengan ipadnya" Miyu menggembungkan pipinya. Lalu menyerahkan ipad yang tadi sedang dipegang pada Jihoon.
"Tapi setelah itu papa memberiku biskuit. Dan papa sekarang sedang mandi" ucap Miyu lagi. Jihoon hanya mengangguk-angguk.
Sekarang ipad milik Soonyoung berada pada Jihoon, dan Jihoon langsung melotot ketika melihat wallpapernya. Wajahnya memerah seperti kepiting rebus. Jihoon menurunkan Miyu dari pangkuannya,
"Miyu sayang, kau main dulu dengan Shimi dilantai atas, oke? Jangan turun sebelum mama panggil" titah Jihoon pada putrinya. Miyu langsung saja mengangguk dan menggendong anak anjing kecil itu dan menaiki tangga sesuai suruhan mamanya tadi.
Jihoon cepat cepat berjalan ke dalam kamarnya, ketika dia baru sampai di dalam kamarnya, kebetulan sekali terdengar pintu kamar mandi yang akan dibuka.
"Eh Jihoonie kau sudah pul—
"DASAR KWON SOONYOUNG BODOH!" Jihoon langsung berteriak sekeras mungkin ketika Soonyoung baru saja menampakkan wajahnya. Yang membuat Soonyoung hampir saja terpeleset keset kamar mandi. Tidak elit sekali 'kan kalau dia jatuh hanya karena seonggok keset yang diinjak injak.
Dan Jihoon tanpa aba-aba melempar ipad yang ada di tangannya ke arah Soonyoung. Biar kuulangi sekali lagi, ipad. Ipad. Jihoon melempar ipad yang untungnya dapat ditangkap cepat oleh Soonyoung.
Wajah Jihoon makin memerah, dengan cepat dia meninggalkan kamar, tidak lupa membanting pintunya. Soonyoung hanya menatapnya bingung. Lalu melihat ipadnya, baru beberapa detik kemudian dia langsung senyum-senyum sendiri.
"Eyy~ ternyata Jihoonie malu eoh. Lucu sekali aaaaaaa istriku sayanggg~"
Diluar kamar, Jihoon makin memerah wajahnya mendengar suara Soonyoung.
"BERISIK KAU KWON. GANTI WALLPAPER IPAD MU ITU ATAU KAU KUPANGGANG HIDUP HIDUP" Jihoon berteriak lagi. Soonyoung hanya tertawa kencang saat mendengarnya.
Ohiya omong-omong, wallpaper ipad Soonyoung itu foto Jihoon. Iya foto Jihoon, saat pemuda mungil itu sedang menggunakan sweater panjang milik Soonyoung yang berwarna baby pink. Sweater itu nampak kebesaran ditubuhnya, hingga melorot dibagian bahunya dan menampakkan bahu putih nan mulus milik Jihoon. Oke ralat, tidak mulus karena terdapat bercak merah keunguan dibahunya itu. Sweater itu panjangnya hingga bawah bokongnya Jihoon, dan didalamnya Jihoon hanya memakai boxer pendeknya yang berwarna putih, dengan posisi menungging dan menatap kearah kamera dengan menggigit bibir bawahnya sendiri dan memasang wajah seseksi mungkin. Benar-benar menggoda birahi seorang Kwon Soonyoung.
Oh dan foto itu diambil sekitar empat tahun lalu, saat awal-awal mereka menikah. Saat itu Jihoon kalah taruhan dan dia terpaksa atau lebih tepatnya dipaksa Soonyoung berpenampilan seperti itu. Setelahnya Soonyoung langsung menghajar Jihoon habis-habisan. Jihoon yang menungging seperti tadi benar-benar membuat Soonyoung langsung menegang.
Kalau mengingat kejadian itu, wajah Jihoon jadi makin memanas. Ah ingatkan Jihoon untuk memanggang Soonyoung karena sudah membuatnya sangat malu seperti ini.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc
a / n:
HAHAHAHA
Oke, kalem.
Ehm hai? Hehehe saya balik lagi. Saya abis kena musibah, jadi yaudah. Iya tau utang fanfic saya banyak (banget) tapi saya malah bikin baru lagi.
Jadi gini, saya dengan berat hati mau bilang kalau sebagian fanfic saya bakal saya discontinue, karena saya ditiban musibah, laptop saya rusak gabisa dibenerin sama sekali, hardware bagian dalemnya(?) ada yang gosong and yeah gitu deh. Dan folder saya yang isinya fanfic bablas gabisa diselamatin karena saya simpennya di c, bukan di d. Mianhae T . T
TAPIIIIIIII untuk beberapa fanfic yang sekiranya saya masih kuat untuk saya ketik ulang, bakal saya lanjutin. Tapi ga janji minggu ini, mungkin nanti kalau saya dapet libur semester, 2bulan. Hehehe mohon pengertiannyaaaa.
Makasi juga buat yang uda nerror(?) engga, maksud saya ngingetin di twitter, pm, line buat update fanfic, hehehe makasi yaaa. Luv you soooo much.
Udah segitu aja. Omong-omong, Ini pertama kalinya bikin SoonHoon hahaha jadi nistain bias saya si Jihoon yang unyu unyu emesh minta diculik. Sebenernya ga pede sih publishnya, serius. Saya udah lama ga ngetik, bahasanya jadi berantakan gini, penulisannya jadi amburadul. Typonya juga everywhere. Trus juga ini saya bikin mpreg. HAHAHAHA. Emang sih saya keganjrungan mpreg. Punya obsesi gajelas yang pengen liat couple yaoi punya anak cewe. Okay.
Dan lagi ini storylinenya maju mundur gitu. Semoga yang baca pada gak bingung hehehehe. Saya suka alur yang maju mundur gitu. Hm.
Eanjir ini a/n nya banyak banget. Gausah dibaca juga gapapa saya ikhlas, fanfic ini jadinya paling cuman three-shot. Lanjutannya udah ada, kalo yang minat banyak, saya langsung update, kalo gaada yang suka ya saya delete. Hehehe.
And then, mind to review?
