The One That I Love

.

.

.

Kuroshitsuji©Yana Toboso

.

.

.

Pertama kali aku melihatmu

Aku pun langsung terpikat pada dirimu

Bagiku kamu adalah malaikat yang dikirim ke bumi

Sungguh kamu adalah ciptaan-Nya

Yang paling indah

.

.

.

Seorang perempuan cantik dan manis dengan rambut ikal blonde nya yang diikat dua, berjalan menuju sebuah sekolah ternama di London. Sekolah itu hanya dikhususkan untuk anak dari kalangan bangsawan atau pengusaha. Sekolah itu juga menyediakan beasiswa untuk murid yang paling pintar.

"Jadi, ini sekolah baruku ya? Bagus sekali" seru perempuan itu

"Hey, Lizzy! Jangan melamun saja! Ayo! Nanti kita akan ketinggalan upacara penerimaan murid baru!" tegur temannya

"Oke, Ran" jawab temannya itu.

Perempuan itu, bernama Elizzabeth Middelford atau sering disapa dengan panggilan Lizzy. Sedangkan temannya itu bernama Ran Mao.

"Huft… dasar. Kamu selalu saja begini" keluh Ran

"Maafkan aku Ran. Ayo, kita berlari ke aula agar tidak kehabisan tempat duduk"

ajak Lizzy.

.

.

.

Sesampainya di aula, mereka pun segera mencari tempat duduk. Beruntung sekali, mereka mendapatkan kursi di barisan depan. Saat duduk, Lizzy melihat seorang pemuda yang sangat cantik duduk dibarisan sebelahnya

Mungkin bagi dirinya, pemuda itu adalah malaikat. Matanya yang biru seperti langit, kulitnya yang seputih pualam dan rambutnya yang berwana kelabu itu membuat Lizzy tidak bisa memalingkan pandangannya.

"Lizzy, jangan bengong. Kamu merhatiin apaan sih?" tegur Ran Mao yang sedari tadi melihat temannya itu melamun.

"Eh, maaf. Hei, Ran. Kamu lihat cowok cantik itu?" tanya Lizzy.

"Oh, cowok itu. Aku kenal dengannya" jawab Ran Mao, "memangnya kenapa" tanyanya.

"Dia cantik sekali, siapa namanya? Dan kamu kenal dia darimana?" Lizzy pun tampak antusias bertanya tentang pemuda itu.

"Nanti akan aku beritahu. Sekarang upacaranya mau mulai"

Lizzy dan Ran Mao pun mengikuti upacara itu dengan tertib walaupun terkadang bercanda. Hingga akhirnya mereka pun sampai pada waktu pidato dari murid berprestasi.

"Untuk selanjutnya, kita akan mendengarkan pidato dari murid baru. Kepada Ciel Severus Phantomhive kami persilahkan"

Mendengar panggilan itu, pemuda yang duduk disebelah Lizzy pun berdiri. 'Jadi namanya Ciel Severus Phantomhive. Nama yang bagus' pikir Lizzy. Pemuda itu pun berjalan ke arah panggung dan segera menaiki panggung.

.

.

.

Setelah pidatonya, seluruh murid pun bertepuk tangan. 'Pidato yang bagus' pikir Lizzy lagi. Dia seperti tidak ada hentinya mengagumi pemuda itu. Upacara penerimaan murid baru pun selesai. Lizzy dan Ran Mao pun segera kembali ke kelasnya.

Saat sampai kelas, Lizzy bertemu lagi dengan pemuda itu. Lizzy hanya bisa bengong sedangkan Ran Mao menyapa pemuda itu.

"Hai, Ciel. Apa kabar? Kita satu sekolah lagi ya" sapa Ran Mao

"Hai, Mao. Aku bertanya-tanya, kenapa kita satu sekolah dan satu kelas lagi sih?" keluh Ciel.

"Jangan begitulah Ciel. Oh ya, kenalin ini temanku Lizzy"

Lizzy yang daritadi melamun baru sadar saat namanya dipanggil "Eh, oh iya hai" Lizzy pun menjadi kikuk saat namanya dikenalkan.

"Oh jadi ini yang namanya Lizzy yang selalu kamu ceritakan. Hai, namaku Ciel Severus Phantomhive, kamu bisa memanggilku Ciel. Salam kenal" senyum Ciel.

"Eh, namaku Elizzabeth Middleford. Senang berkenalan denganmu" Lizzy pun menjabat tangan Ciel. Lizzy hanya bisa salah tingkah saat menjabat tangannya.

"Jadi, dia itu adalah adik dari teman kakak ku. Kamu pasti kenal kakaknya" seru Ran Mao.

Lizzy kebingungan mendengar kata-katanya Ran Mao. "Memangnya siapa?" tanya Lizzy.

Ran Mao pun tertawa " Ya ampun Lizzy, dia itu artis yang kamu idolakan. Bahkan saat kamu main ke rumah aku dan saat ada dia kamu meminta tanda tangannya"

Lizzy pun hanya bengong "Jangan bilang kalau kakak kamu itu…"

"Iya, dia adalah Sebastian Michaelis Phantomhive. Artis baru yang lagi naik daun" jawab Ciel.

Lizzy pun syok dan matanya pun langsung berbinar-binar "pantas saja muka kamu cantik" Ciel yang mendengar kata cantik pun langsung berbicara "Aku mendengar kata cantik agak sedikit sakit hati. Hei, guru sudah datang lebih baik kalian duduk di kursi masing-masing" tegur Ciel.

Guru pun memasuki ruangan kelas, Lizzy dan Ran Mao pun langsung duduk di kursinya masing-masing. Saat pertama kali melihat guru mereka yang ternyata wali kelas mereka, kata-kata yang terlintas dipikiran mereka adalah 'banci' , 'aneh' , 'seram' dan berbagai kata-kata yang lain.

"Selamat pagi anak-anak. Perkenalkan nama saya Mr. Grell Sutcliff. Seperti yang kalian ketahui, saya adalah wali kelas kalian dan saya mengajar pelajaran fisika dan…" kata-katanya pun terhenti saat melihat ke arah Ciel.

"Mhmm… maaf kenapa anda memandangi saya seperti itu?" tanya Ciel yang tampak ketakutan dipandang seperti itu.

Mr. Grell pun bolak-balik melihat kertas daftar nama dan Ciel. Tiba-tiba, mata guru itu pun langsung berbinar-binar "kamu adalah adiknya Sebastian Michaelis Phantomhive kan?" Ciel yang mendapatkan pertanyaan seperti itu hanya mengangguk dan seluruh murid dikelas itu langsung berteriak "APA?" .Tiba-tiba guru itu pun langsung berlari dan berteriak-teriak didepan Ciel. Dalam seketika, Ciel pun dikerumuni oleh guru dan murid dikelas itu.

"kyaa… apakah saya boleh mengunjungi rumahmu? Saya ingin melihat kakak mu. Saya fans beratnya" teriak Mr. Grell

"Kyaa… boleh minta fotonya?"

"Ciel, aku pengen kerumah kamu"

"Kamu lucu juga, sama kayak kakak mu"

Mungkin sekarang dalam hati Ciel, dia meminta pertolongan pada siapa pun yang bisa menolongnya. Lizzy dan Ran Mao yang melihat kejadian itu tampak tak tega dan mencoba membantu Ciel. Tapi, hasilnya nihil. Mereka malah terdorong ke belakang oleh kerumunan itu. Akhirnya, Ran Mao menelepon bibi Ciel yang sekaligus kepala sekolah disitu.

"Halo, tante? Iya ini aku Ran Mao. Tante tolong Bantu Ciel. Iya tante karena itu. Benarkah tante? Oh baiklah aku tunggu ya! Cepat tante, Ciel tampak sudah kesulitan" Ran Mao pun menutup telefonnya. Dia pun memberikan tanda 'beres' kepada Lizzy.

5 menit kemudian, bibi Ciel merangkap kepala sekolah di situ, Angelina Durless atau Madam Red pun datang. Dengan wajah sangarnya dia pun memperintahkan seluruh murid untuk duduk ditempatnya masing-masing dan memarahi Mr. Sutcliff.

"Ah, Ciel ku yang manis. Kamu sudah tidak apa-apa kan?" tanya Madam Red sembari berjalan mendekati Ciel

"Iya bibi, aku tidak apa-apa. Terima kasih atas bantuanya ya"

Setelah dekat dengan Ciel, Madam Red pun langsung memeluknya "aku akan melakukan apapun untuk keponakan manis ku"

Ciel serasa kehilangan nafas saat dipeluk dengan erat oleh bibinya.

"Iya bi, nah sekarang bibi masih punya pekerjaan kan? Jadi tolong lepaskan pelukannya"

Madam Red pun melepaskan pelukannya "Oh iya aku lupa. Sampai jumpa nanti Ciel" dia pun segera keluar kelas dan kembali ke ruang kerjanya.

Pelajaran pun dimulai dengan tertib dan terkadang Mr. Sutcliff memandang Ciel dengan tatapan genit begitu pula dengan murid perempuan lainnya. Lizzy dan Ran Mao merasa iba padanya.

"Kasihan Ciel, dari SMP pasti begini. Dulu waktu masih satu sekolah dengan kakaknya, dialah yang paling dicari, ya kau taulah untuk apa" kata Ran,

Lizzy hanya mengangguk sambil terus memperhatikan Ciel.

Hingga akhirnya dia harus mendapatakan sambitan penghapus dari Mr. Sutcliff

"Ms. Middleford, Ms. Ran jangan mengobrol dikelasku. Untuk kali ini aku maafkan tapi, jika kalian berdua melakukannya lagi saya akan memberikan soal yang sangat sulit untukmu. Berlaku untuk semuanya" semua murid pun hanya mengeluh dan berhenti mengeluh setelah mendapatkan tatapan tajam dari Mr. Sutcliff.

Bel pulang sekolah pun berbunyi. Seluruh murid pun berhamburan keluar dari kelasny masing-masing. Ciel, Lizzy, dan Ran Mao masih tetap berada dikelas karena mereka bertiga harus mengerjakan tugas piket mereka.

"Huft… kita kan baru masuk kenapa udah dikasih tugas piket?" keluh Ran Mao

"Kita memang baru masuk tapi bukan berarti kita harus bermalas-malasan. Kamu tuh ya setiap tahun pasti mengeluh mendapatkan tugas piket" tegur Ciel.

"Sudah-sudah jangan ribut lebih baik kita lanjutkan tugas piket ini agar cepat pulang" lerai Lizzy.

Saat mereka sedang sibuk-sibuknya mengerjakan tugas piket mereka, tiba-tiba banyak perempuan yang berteriak ala fangirl di depan sekolah. Lizzy, Ran, dan Ciel pun segera keluar dari kelas untuk mencari tahu keributan itu.

Setelah sampai di gerbang sekolah, mereka pun langsung tahu penyebab keributan ini. Sebastian Michaelis Phantomhive kakaknya Ciel, ternyata datang untuk menjemput adiknya.

Ciel hanya bisa sweetdrop begitu pula dengan Ran Mao, kecuali Lizzy yang matanya berbinar-binar saat melihat idolanya. Saat Sebastian menemukan sosoknya yang dicari-cari, dia pun melambaikan tangan dan memanggil nama Ciel.

"Ciel" panggil Sebastian sembari berjalan ke arah Ciel.

"Ayo kita pulang. Aku hari ini ingin mengajakmu jalan" katanya lagi.

"Bentar ya kak, aku harus melakukan tugas piket ku bersama Ran Mao dan Lizzy"

"Oh maaf Ran, aku tidak menyadari kalau kamu ada disebelah Ciel. Mhmm.. disebelahmu itu siapa?" kata Sebastian.

"Dasar, brother-complexs. Oh dia, perkenalkan dia adalah Elizzabeth Middleford. Anak dari bangsawan Middleford" jelas Ran Mao

Sebastian hanya ber-'oh' kecil. Dia pun langsung berbicara ke adiknya lagi "yasudah sana cepat. Kakak akan tunggu diluar. Jangan lama-lama ya" kata Sebastian sembari tersenyum.

Mereka bertiga pun segera meninggalkan Sebastian dan menuju ke kelas kembali untuk melanjutkan tugas piket yang 'terlantar'. Setelah selesai, Ciel dan yang lainnya pun langsung keluar dari gedung sekolah.

"Sampai jumpa besok, Lizzy, Ran" seru Ciel sebelum memasuki mobil kakaknya.

"Iya, sampai jumpa" seru keduanya.

"Hei, Lizzy mau pulang bareng? Kebetulan aku hari ini dijemput sama kakak ku. Lagipula kita juga se-arah kan?" ajak Ran.

"Mau, tapi kalau itu tidak merepotkan kakak kamu" jawab Lizzy

"Nggak merepotkan kok. Ayo, kakak ku sudah menunggu diparkiran"

Mereka berdua pun berjalan ke parkiran sambil mengobrol. Saat, sudah memasuki mobil pun mereka berdua masih tetap mengobrol. Akhirnya, mereka pun sampai dimansion Lizzy.

"Hei, mau masuk dulu?" tawar Lizzy

"Tidak usah deh, aku juga terburu-buru soalnya ada acara. Bye, Lizzy. Titip salam sama orangtuamu ya"

"Bye, hati-hati dijalan" Lizzy pun segera memasuki mansionnya saat mobil Ran Mao sudah keluar dari halaman mansionnya.

Saat sampai dikamar, Lizzy langsung membanting badannya ke kasur dan memikirkan kejadian yang dia alami hari ini. Sungguh, bagi Lizzy hari ini adalah hari yang paling menyenangkan. Bertemu dengan idolanya, bertemu dengan adik dari idolanya sekaligus menjadi orang yang dia sukai juga. Terlalu banyak hal yang menyenangkan hari ini. Lalu, dia pun segera bangun dan mandi sebelum makan malam.

To Be Continued


Hello, minna-san...

Author Mikha kembali lagi dengan cerita baru dan tambah gaje =,=a

Ini cerita sebenarnya rada maksa sih tapi udah dipublish so pasrah aja

Ya, seperti sebelumnnya, author may minta maaf kalau ada typo atau apalah...

Hope you enjoy my fiction :D

RnR please

Sign

Mikha Phantom