"Itu tidak seperti yang kau pikirkan, Baekhyun." Baekhyun hanya bisa menghela nafas saat temannya terus mengelak, padahal itu benar.

"Apa kau tidak bisa merasakan bahwa dia menyukaimu?" kata Baekhyun pada akhirnya, membuat temannya mendengus kesal.

"Jangan membuatku berharap terlalu banyak tentangnya, Baek! Memangnya aku ini siapa? banyak wanita diluar sana yang lebih dariku." ujarnya sedih, membuat Baekhyun menatapnya iba.

"Kau selalu merendahkan diri, Kyungsoo."

"Baekhyun, dia tidak mungkin menyukaiku. Kau tahu? Dia sedang dekat dengan Xi Luhan."

"Astaga!" pekik Baekhyun membuat Kyungsoo hampir tersedak minumannya. "Tidak mungkin dia dekat dengan Xi Luhan, Luhan sudah memiliki kekasih dan jika memang benar dia menyukai Luhan bisa-bisa dia diamuk oleh penggemarnya." kata Baekhyun sedikit kesal. Kyungsoo tertawa hambar.

"Oh dear..." erang Kyungsoo saat dirinya melihat jam yang melingkar ditangannya. Baekhyun yang sedang menggenggam cangkir kopinya menatap Kyungsoo degan alis terangkat.

"Apa yang terjadi?"

"Aku terlambat.." kata Kyungsoo panik, dia merongoh sesuatu dalam tas nya, membuat Baekhyun semakin heran menatapnya.

Kyungsoo menyondorkan uang kepada Baekhyun. "Jangan lupa bayar minumanku, Baek. Aku harus segera pergi." Kyungsoo melangkah keluar caffe, Baekhyun hanya mengangkat kedua bahunya, bingung dengan tingkah aneh Kyungsoo lalu merongoh ponselnya untuk menelpon seseorang.

Kyungsoo melangkah dengan tergesa-gesa menuju apartemennya, dia hampir lupa jika sekarang ada jadwal syuting video music. Kyungsoo melirik layar ponselnya, disana terlihat sepuluh lebih panggilan masuk yang tidak terjawab dari manajer nya dan itu membuat Kyungsoo kesal.

Setelah mengganti pakaiannya, Kyungsoo kembali menghubungi sang manajer meminta untuk menjemputnya ditempat biasa. Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya sang manajer datang dengan wajah yang tidak seperti biasanya. Kyungsoo tahu, pasti manajernya sangat kesal karena dirinya terlambat dan tidak menjawab panggilannya.

"Kenapa kau tidak menjawab panggilan ku, Kyungsoo?" Kyungsoo mendengus pelan. "Maafkan aku oppa, aku terlambat."

"Cepat masuk mobil, kita sudah terlambat," ucap sang manajer, lalu melangkah memasuki mobil dengan yang Kyungsoo berjalan dibelakangnya.

Perjalanan menuju lokasi syuting memang cukup jauh, belum lagi jalanan yang tidak seperti biasanya, hari ini jalanan cukup padat dengan kendaraan, membuat sang manajer tak henti-hentinya berdecak dan mengerutu tak jelas. Kyungsoo menoleh kearahnya, menatap sang manajer yang terus menerus bergerutu dan itu sangat berisik membuat dirinya ingin sekali memukulnya.

"Tidak usah seperti itu, oppa," sang manajer melirik kearah Kyungsoo lewat kaca mobilnya dan kembali melihat jalanan, tidak ingin menjawab. Kyungsoo berdecak, dia tahu sang manajer sedang marah.

"Kau seperti anak kecil." cetus Kyungsoo. Sang manajer mendelik kearah Kyungsoo. "Seharusnya kau tahu jika hari ini ada jadwal syuting." Ucap sang manajer, Kyungsoo mendesah pelan.

"Aku lupa jika hari ini jadwal syuting video music itu." Kyungsoo merilik ponselnya sekilas lalu kembali menatap sang manajer. "Ngomong-ngomong, siapa lawan mainku di video music itu?" tanya Kyungsoo penasaran, sang manajer hanya mengangkat bahu tanpa menoleh kearah Kyungsoo, membuat dirinya kembali mendengus.

"Lihat saja nanti."

Satu jam kemudian, Kyungsoo dan sang menejer telah sampai dilokasi syuting. Kyungsoo duduk ditenda yang sudah disiapkan oleh para staf dan melihat seorang wanita berambut pirang, dengan mata yang sipit dan hidung bangir melangkah kearahnya dengan membawa sebuah kotak dan secangir teh yang masih mengepul.

Wanita itu tersenyum kearahnya dan menyondorkan cangkir teh tersebut, senyum Kyungsoo mengembang dan menerima cangkir teh tersebut lalu mengucapkan terima kasih dan menyesapnya.

"Makanlah, kau pasti lapar." wanita itu –Yura- membuka kotak tersebut dan menyondorkannya ke wajah Kyungsoo. "Ah... terima kasih eonni." desah Kyungsoo sambil mengambil sandwich yang ada dikotak tersebut.

Yura meletakan kotak sandwich tersebut dimeja. Kyungsoo mengunyah sandwich nya dengan pelan, dia memang sedang lapar dan sangat berterima kasih kepada wanita yang sekarang sedang menata rambutnya karena telah memberinya makanan untuk menganjal perutnya yang sedang lapar.

"Kau sudah tahu siapa lawan mainmu di video music ini?" tanya Yura, membuat Kyungsoo berhenti mengunyah sandwich nya dan menggeleng pelan.

"Aku pikir kau sudah tahu." Yura mulai menggulung rambut Kyungsoo dengan rol. Kyungsoo menatap wanita itu dicermin.

"Kris tidak memberi tahuku siapa lawan mainku." sahut Kyungsoo dan kembali menggigit sandwich nya.

"Ku dengar, dia sedang dekat dengan seseorang." Kyungsoo menatap kembali wanita itu dicermin, alisnya berkerut. Wanita itu melihat Kyungsoo yang menatapnya dengan bertanya-tanya. "Kai, kau tahu?"

Kyungsoo hampir tersedak teh nya, matanya membelalak lebar tak percaya.

"Kim Jongin." wanita itu melanjutkan. Kyungsoo benar-benar tersedak teh nya. "Kau tidak apa-apa?" tanya Yura, Kyungsoo hanya menggeleng pelan. Wanita itu menghentikan aktivitasnya yang sedang menggulung rambut Kyungsoo dengan rol-rolnya dan berlari mengambil air putih lalu menyondorkannya ke arah Kyungsoo. Kyungsoo menyesap air tersebut.

"Terima kasih, eonni." Yura tersenyum dan mengangguk lalu kembali menggulung rambut Kyungsoo dengan rol-rolnya yang hanya beberapa gulungan lagi.

"Kau terkejut?" Kyungsoo menggeleng. "Tidak, aku tidak terkejut." katanya cepat.

"Apa sebelumnya kau pernah membintangi sebuah acara dengannya?." tanya Yura, Kyungsoo menggeleng cepat.

"Tidak pernah."

"Kim Jongin memang sangat terkenal, banyak sekali yang ingin membintangi acara dengannya" ujar Yura.

"Apa Jongin sudah datang?" tanya Yura.

"Aku tidak tahu." ujarnya pelan.

"Ah... aku baru ingat, mungkin Jongin sedikit terlambat karna kemarin dia sedang berada di Beijing. Dia memang benar-benar sibuk saat ini." Yura mendesah pelan. "Dia memang lelaki hebat, pantas saja banyak sekali yang terkagum padanya. Ah... beruntung sekali orang yang menjadi kekasihnya kelak." lanjutnya dengan mata yang berniar.

Kyungsoo hanya tersenyum kecil, mungkin Yura sedang membicarakan Jongin yang lain, di Korea bukan hanya satu orang yang memiliki nama seperti itu. Kyungsoo jadi ingat kepada orang dimasa lalunya.

"Sudah selesai! Apa kau ingin menunggu disini?" lamunan Kyungsoo pecah saat Yura menepuk bahunya pelan. Kyungsoo berpikir sejenak lalu tersenyum kearahnya.

"Terima kasih eonni, aku menunggu disini saja." Yura mengangguk pelan, lalu berpamitan kepada Kyungsoo karna dirinya harus merias artis lainnya. Sebelum berpamitan, Yura sempat berbincang tentang Jongin namun Kyungsoo tidak banyak berkomentar, dirinya hanya memasang senyum kecil kala Yura memuji Jongin atau hanya meresponnya singkat seperti "Oh.." "Wah.. dia memang hebat".

Kyungsoo memegang ponselnya, berniat ingin menghubungi Baekhyun tapi sebuah suara membuat Kyungsoo menghentikan niatnya. Kyungsoo menoleh kearah cermin, matanya menangkap sosok lelaki bertubuh jangkung, rambut hitam kecoklatan dengan earphone yang terpasang di telinganya, membuat Kyungsoo mengerutkan alis.

Tapi dirinya tidak peduli dan kembali melirik ponselnya dan segera menghubungi Baekhyun. Sambungannya masih belum diterima oleh Baekhyun dan kini Kyungsoo mendengar suara langkah seseorang sambil mengerutu sesuatu, dirinya kembali meliriknya dicermin, matanya melebar seketika saat tahu siapa lelaki yang berjalan mendekat kearahnya. Dengan ponsel yang masih ditempelkan ditelinganya hingga dirinya tidak sadar bahwa orang yang disebrang sana sudah menerima sambungannya.

Kyungsoo segera menutup kembali sambungan telponnya. Oh.. dear.. Kyungsoo membeku saat pandangannya bertemu dengan lelaki itu dicermin untuk beberapa saat lalu Kyungsoo mengalihkan pandangan, menatap kembali ponselnya.

Kyungsoo menahan nafas dan memegang ponselnya erat-erat, Ya Tuhan.. kenapa harus dirinya...

TBC