Ichie Kurosaki

Proudly Presents

Eyes On You

Rate: T+

Genre: Romance-Drama

Character Pairing: Scorpius Malfoy-Albus Poter

Disclaimer : J.K Rowling

Summary : Scorpius sudah biasa diabaikan dan sendiri. Namun karena kesalahpahaman Albus Potter akan sikapnya, kini ketentraman hidupnya terancam. Bukannya dia tidak pernah memperhatikan Al Potter. Dia tahu siapa sebenarnya pemuda itu, lebih dari siapa pun.

Hogwarts
6th Years

Kereta Hogwarts telah berhenti. Scorpius menutup bukunya dan melambaikan tangannya meminta Carter dan Isabine untuk pergi duluan. Dia menghela napasnya. Setelah beberapa detik dan yakin jika kereta sudah sepi, dia bangkit dan menyusul keluar. Dia mendengar suara keras dari seseorang dan mendekatinya.

Seorang pemuda berambut hitam kemerahan yang kontras dengan kulit putih lembutnya sedang bersimpuh dan merintih. Scorpius akui dia memang orang yang acuh. Dan tidak mau melakukan kontak fisik dengan siapa pun. Meski Father selalu mengatakan untuk berlaku baik dan sopan pada siapa pun, Scorpius tidak pernah menurutinya.

Dia melakukan nasihat ayahnya selama setahun pertama di Hogwarts. Baik pada siapa pun. Dan dia hanya dimanfaatkan. Dan dia berhenti melakukan hal sia-sia itu setelah perceraian kedua orangtuanya. Namun Scorpius menutupi sifat buruknya ini dari Father. Dia sangat menyayangi Father dan tidak mau mengecewakan satu-satunya orang yang dia punya.

Dia melihat mata hijau Al Potter memandangnya. Scorpius membuang wajahnya dan melangkahi Al dan melewatinya begitu saja. Dia kemudian melirik Al yang berusaha bangkit sendiri dan berakhir menyakitkan. Scorpius mengeluh keras-keras di dalam hatinya. Just this time, fucking nerd!

Dia berbalik dan memeluk Al untuk mengangkatnya. Pemuda yang Scorpius herankan kenapa pendek sekali, bahkan lebih pendek dari Sabine, kembali meringis saat terpaksa berdiri. Scorpius kini bisa melihat ada apa dengan anak Pahlawan Sihir itu. Dia merinding.

Kaki mulus Al Potter yang putih itu membiru di pergelangannya.

"Fuck!" umpat Scorpius tanpa sadar saat melihat luka di kedua kaki Albus. "Apa kau berniat memutuskan kedua kakimu?"

"Ti-tidak! Aku tertimpa koper." Bukan mata Al yang Scorpius lihat. Tapi bibir tipis yang berwarna merah itu. Warnanya lebih merah dari lipstik yang dipakai Mother. Bagaimana rasanya?

"Hell Potter. Aku tidak akan bertanya apa kau bertengkar dengan kopermu hingga dia sedendam ini. Akan konyol kalau aku menggunakan mantra mobilicarpus. Aku tidak akan melakukannya." Dia biarkan Al menyender sementara di dinding. Dia taruh lengan kirinya di belakang kaki Al dan mengangkatnya. Dia tumpu punggung Al di lengan kanannya.

Menggendong Al ala bridal style ke dalam Hogwarts dan menghindari Aula Besar adalah keputusan Scorpius. Dia tidak akan mempermalukan dirinya.

"Kau mirip sekali dengan Uncle Draco." Kata Al membuat Scorpius berhenti. Dia kembali memandang wajah dengan hidung lancip dan kecil itu. Bagaimana mungkin dia seimut ini? Itu alasan Scorpius menghindarinya. "Tapi bagaimana bisa kau sedingin ini? Uncle Draco selalu baik padaku."

"Kau mau aku turunkan di sini?" tanya Scorpius dan memilih melanjutkan berjalan saat Albus malah tertawa. Tawa yang terdengar seperti dentang lonceng dan Scorpius menyukainya. Itu jauh lebih baik dari pada mendengar tawa Moaning Myrtel.

"Thanks, Malfoy," kata Al dan mengeratkan pelukannya di sekitar leher Scorpius. Harum tubuh pemuda yang memeluknya membuatnya memalingkan wajah dan mendengus. "Apa aku orang pertama yang kau tolong? Aku akan tersanjung sekali. mengingat kau mau melewatiku tadi."

"Aku menyesal sekarang. Diamlah. Atau aku tinggalkan kau di halaman dengan telanjang." Harusnya itu bekerja dan membuat Al bungkam. Namun dia malah mendengar tawa kecil.

"Itu akan berdampak buruk padamu. Kau akan dikira baru saja memperkosaku." Sahutan Al itu membuat sesuatu di dada Scorpius bergemuruh. Dia mendesis.

"Ish… aku akan benar-benar memperkosamu kalau kau masih bicara." Scorpius masih tidak mau menatap wajah pemuda yang memiliki pinggul ramping itu. Bukannya Scorpius merabanya, dia kan merasakannya.

"Kau serius?" tanya Al dan tanpa pikir panjang Scorpius menjawab tentu saja. "Kenapa kau mau memperkosaku? Itu ilegal."

Demi Lucifer, bunuh aku!

"Aku cinta kau, Al Potter. Jadi diamlah…" sahut Scorpius dan memutar matanya. Tinggal satu belokan koridor lagi dan mereka sampai di Hospital Wing. Sepertinya keluhan Scorpius tadi berhasil membuat Al berhenti bicara. Dia melangkah dengan tenang dan membiarkan saja saat Al menelusupkan wajahnya lebih dalam di lehernya. Hingga sampailah mereka di Hospital Wing dan Scorpius membaringkan Al di kasur.

Al langsung membuang wajahnya. Rambut hitam merah lebutnya menutupi matanya. Scorpius menyukai rambut Al, tidak ada yang memiliki rambut dengan warna langka seperti itu. Hingga Madam Pomfrey mucul dan terkejut.

"Ada apa? Oh, Potter! Apa darah Potter selalu menyukai rumah sakit? Tidak kau, tidak ayahmu bahkan kakekmu!" keluh Madam Pomfrey.

"Lihat kakinya," kata Scorpius dan menemukan wajah wanita yang cukup tua itu mengernyit ngeri. Dia masih di sana hingga perawat Hogwarts itu selesai menyembuhkan Al dan berlalu setelah memberi ceramah panjang. Namun Al kembali memalingkan wajahnya. Dia bingung sekarang. "Ehm, aku akan kembali ke acara pembukaan dan akan mengabari saudaramu. Istirahatlah, bye."

Tetapi Al tetap diam dan akhirnya Scorpius berlalu keluar ruangan dan pintu yang berderit kecil. Sesampainya Scorpius di Aula Besar, banyak yang langsung menoleh saat dia masuk. Namun langsung berpaling seolah dia tidak ada. Dia kembali mendengus kecil.

Dia lihat para Potter dan Weasley yang memenuhi meja Gryffindor. Dia melangkah santai dan berhenti di belakang James Potter yang asik menggoda adik perempuannya di sebelahnya. Seketika mereka menyadari dia datang menemui mereka.

"Whoa, Malfoy. Kehormatan besar," ejek James padanya. Namun tahu jika dia hanya membuat lelucon Scorpius diam saja. "Kau tidak lucu. Benar-benar tak lucu. Dasar tidak asik!" hina James membuatnya mendengus.

"Terserah, aku hanya mau mengabari kalian soal Potter." Dia seketika merasa bodoh. Karena detik berikutnya James tertawa bersama Fred Weasley dan sepupu mereka yang lainnya. Scorpius memutar matanya.

"Kutarik ucapanku, kau sangat lucu!"

"Potter yang mana Malfoy?" tanya Lily Potter dengan cengiran cantiknya. Seketika Scorpius menyadari kenapa Al bisa semanis itu. Tidak heran ketiga Potter ini termasuk incaran kencan nomor satu.

"Al Potter. Dia di Hospital Wing," jawab Scorpius. Seketika satu keluarga itu berhenti tertawa dan memandangnya serius. "Aku menemukannya di Hogwarts Express dengan kaki membiru. Dia tidak bisa berdiri apalagi berjalan. Jadi aku menggendongnya ke Hospital Wing, maaf kalau lancang."

Seketika mereka merasa lega tahu Al baik-baik saja. Lily tersenyum tulus padanya dan menepuk punggungnya. Dia mirip Al.

"Thanks, Malfoy. Aku berhutang padamu. Kami akan ke Hospital Wing. Ah, aku penasaran. Bagaimana cara kau menggendong Al?" tanya James membuat Lily menarik tangannya.

Scorpius tidak menyukai James. Dia bisa melihat kilat jahil di mata pemuda itu. Apa lagi Rose Weasley yang tersedak. Lily Potter yang menggigit bibir, Fred Weasley dan Hugo Weasley yang menahan tawa.

"Bridal Style." Setelah mengatakan hal itu Scorpius berlalu meninggalkan mereka.

Xxx

Flashback
One Years Ago

"Maaf…" suara lirih itu membuat Harry memalingkan wajahnya. Dia tidak berani menolehkan wajahnya pada istrinya yang telah terbaring lemah. "Lakukanlah… hanya itu yang aku inginkan."

"Ak-aku tidak tahu… aku akan berusaha, Ginny…" sahut pemuda pirang yang berdiri di samping wanita itu. Wajah pucatnya kian memucat mendengar permintaan terakhir dari nyonya Potter itu.

"Harry…" panggil wanita itu namun dia tetap tidak mau menoleh pada istrinya. Hingga dia tidak menyadari jika hembusan napas wanita itu telah berakhir.

Hingga suara mesin berdering keras menyentak Harry ketika dia melihat Ginny yang memandangnya dengan tangan terulur padanya. Namun pandangan itu kosong. Dan pria pucat yang berdiri di sebelah Ginny mengusapkan tangannya pada wajah Ginny untuk menutup mata wanita itu. Pria pirang itu memandang menyesal padanya.

Dada harry mencelos. Dia masih membeku meski pria berambut pirang platina itu merangkulnya keluar dari ruang rawat yang telah dipenuhi para healer itu.

End of flashback

Xxx

Wajah Lily Potter itu memerah dan menatap kesal kakak tertuanya. Namun pemuda tampan itu tampaknya tidak terpengaruh oleh adiknya yang serupa dengan neneknya. Meski katanya neneknya itu sangat menyeramkan, baginya adiknya itu terlalu imut untuk jadi menyeramkan.

"Seriously, Jams. Kau gila?" sinis gadis dengan bibir tipis dan merah itu. Mata coklat terangnya menilik James.

"Yes, from the past. Tapi bukan itu intinya. Al yang gila." Namun Lily tidak akan terpengaruh oleh kata-kata James.

"Al tertimpa koper! Dan kau menuduhnya gila!?" seru Lily dan menodongkan tongkatnya pada James. Namun ringisan James yang bertanda dia menyerah menahannya mengutuk pemuda berhidung lancip itu.

"Tidak. Kau tahu kan kalau dia jatuh cinta pada-" dibekapnya James menahannya melanjutkan berbicara. Tatapan Lily makin tajam padanya. Sesekali menyisir sekeliling rekreasi Gryffindor.

"What's the point?" desis Lily dan menurunkan tangannya dari mulut james.

"Sepertinya Al salah paham soal bulan kemarin. Nah, aku takut dia melakukan hal nekat seperti Carmen Finnigan yang mengikuti Nicole Thomas kemana pun. Karena kulihat Al mulai memandang dia tanpa henti. Takkan kubiarkan dia melakukan itu sebelum Dad melaksanakan acara yang sudah disusunnya. Kau tahu persiapan seperti apa yang sudah Dad perjuangkan."

Lily melepaskan cekalannya pada James. Dia terdiam dan memandang kakaknya serius. "Kita harus memisahkan keduanya. Aku yang akan melindunginya. Kau menahan Al." Keputusan finalnya membuat James mengangkat bahu setuju.

Xxx

Kekesalan dia hari ini benar-benar tidak bisa ditolerir. Mau apa Potter itu coba? Dia akui Lily Potter itu cantik, paling cantik seantero Hogwarts kalau bisa dibilang. Tapi Scorpius tidak tertarik. Dia mengernyit saat mengingat surat yang Father kirim terakhir kali.

"Bagaimana menurutmu keluarga Potter? Apa kau tidak mempertimbangkan soal pertunangan dengan keluarga itu, son?"

Scorpius merinding. It makes him wanna kick Merlin's ball! Menikahi Lily Potter ada di urutan terakhir untuknya. Dia makin kesal saat ingat Lily yang beberapa minggu terakhir selalu menghalang-halanginya kemana pun. Hingga dia menahan gadis itu ke tembok dan meninggalkannya. Gadis Griffindor itu memang licik, tapi kalah licik dengannya. Hanya satu orang yang berhasil mengalahkan kelicikannya.

Yang jelas itu bukan Lily Potter.

Dia mengernyit saat melihat Al Potter sedang berdiri di depan lukisan yang menjadi pintu dapur. Pemuda berambut merah kehitaman itu sedang terengah-engah dan bersandar di lukisan itu. Dia sedang mengatur napasnya dan mencoba memasuki pintu dapur. Wajah memerahnya membuat Scorpius menyeringai.

Like Father like son, huh?

Dia akan mempertimbangkan pertunangan itu. Tapi bukan dengan Lily potter. Dia dekati pemuda itu dan menyentuhkan bahunya. Dia pandang mata beriris hijau terang yang tidak terkejut. Seolah sudah tahu dia ada di sini. Dan Scorpius tahu betapa liciknya Al Potter saat dia lihat pemuda itu menahan senyum. Sudut bibirnya berkedut.

"Ada apa, Malfoy?" tanyanya. Dia memasuki dapur dan duduk di tempat yang tersedia. Scorpius mengikuti pemuda itu. "Sudah sarapan? Kurasa belum."

Ting! See?

Tatapan Scorpius menajam. Mata biru abu-abunya terperangkap dalam mata terindah itu. Warna Slytherin. Dia putuskan untuk duduk bersama Al Potter. Dia kembali menemukan mata itu berkilat. "Kau punya tebakan bagus, Potter."

"Trims." Dia kemudian menerima sajian yang disuguhkan oleh para peri rumah. Scorpius mulai memakan makanannya sambil terus memandang Al.

"Katakan Potter, kenapa kau mau sarapan di dapur? Muak dengan fansmu?" tanya Scorpius dan menemukan perubahan di wajah itu. Dia meminum jus labunya dan menyudahi sarapan singkatnya. Piring bekas makannya menghilang.

"Aku tidak punya fans, Scorpius. Aku hanya Seeker di tim Quiditch. Bukan Chaser terkenal dan sejago James. Juga tidak sepintar Lily. Aku tidak sehebat James dan Lily yang sangat populer khas Potter. Kau tidak tahu 'kan aku dijuluki Potter pecundang? Ditiap keluarga pasti ada satu pecundang. Nah itu mungkin aku."

Scorpius tersenyum miring. Dia lihat napsu makan anak tengah itu menghilang. Mungkin Al mengidap middle child syndrom. Yeah, terlalu banyak membaca buku Father membuatnya mudah mendiagnosis orang. Salahkan Father yang tidak puas menjadi Healer paling dibutuhkan di dunia sihir, juga menjadi dokter terkenal di dunia muggle. Tapi Scorpius suka buku-buku Father yang setebal kamus rune kuno.

Interesting…

Ini yang membuat Scorpius menjauhi Al. Pemuda itu berbahaya untuknya. "Yeah, tergantung siapa yang melihatnya." Al kembali memandangnya dengan matanya yang menyiratkan kepolosan. Namun Scorpius tahu Al sedang menelitinya. Sedang merencanakan kemungkinan-kemungkinan mulusnya rencana pemuda itu. Ya, Al akan memanfaatkannya.

"Apa maksudmu? Kau tidak melihatnya begitu?" Al ikut menyudahi sarapannya. Dia memandang Scorpius penasaran. Namun Scorpius hanya meliriknya sekilas dan bangkit berdiri.

"Thanks for the breakfast," ujarnya. Lalu berbalik keluar dapur.

Xxx

Desisan kesal kembali keluar dari bibir Scorpius. Dia tidak mempedulikan Lorraine Parkinson yang menahan tangannya dan dia sentakan hingga gadis itu terjatuh. Karena dia tahu Lily Luna Potter, hell dia tahu nama lengkapnya, masih berusaha mengikutinya.

Dia berhenti melangkah cepat di koridor dekat ruang mantra saat melihat Al yang masih dijegat oleh James Potter. Scorpius memasuki ruang mantra, membiarkan pintunya terbuka lalu bersembunyi di baliknya namun masih bisa melihat Al yang mencoba melepaskan genggaman James dari tangan kanannya.

Lily menyusul mereka, Al menyadarinya, saat Lily ada di tengah jarak pandang keduanya dan berjalan cepat menuju mereka. Hingga kedua saudaranya tidak menyadari, tangan kiri Al yang menyentak lalu muncul percikan sihir. Lily melompat, seolah ada yang mendorong gadis itu dari belakang, menimpa James. Saat itulah Al melepaskan tangan kanannya dari James yang jatuh bersama Lily.

Tangan kanan Al melambai sedikit untuk kembali menyihir dan membuat seorang murid yang lewat terjatuh ikut menimpa kedua saudaranya di lantai. "Hati-hati!" seru Al yang terkejut. Atau berpura-pura terkejut. Pemuda itu berlari ke arah Scorpius. Dia hampir saja melewati kelas mantra, tempat Scorpius bersembunyi, jika pemuda berambut pirang platina itu tidak mengulurkan tangan kanannya untuk menyihir hingga Al tertarik masuk menimpanya.

Bam!

Pintu terkunci dengan sihir menggunakan lambaian tangan Scorpius. Dia lihat Al yang terkejut memandangnya. Mata dengan keping Emerald itu melebar dan kedua tangan Al bertumpu di dada bidangnya.

"Oh, Merlin, kau mengagetkanku!" seru Al. Dia berusaha bangkit namun kembali terkejut saat Scorpius membalik keadaan. Kini dia yang ada di bawah pemuda tampan itu. "Kau juga wandless!"

"Sudah cukup main-mainnya." Desis Scorpius membuat Al mengernyit. "Katakan apa yang kau rencanakan. Kau merusak kedamaianku beberapa hari ini."

"Oh maaf kalau begitu, Lord Malfoy. Asal anda ketahui, Milord, aku tidak bermaksud dan aku juga tidak tahu apa pun." Al mendorong dada Scorpius yang ada di atasnya. Menahannya agar bisa pergi. Namun Scorpius tidak akan melepas tangkapan seberharga ini.

Dia dekatkan bibirnya ke telinga Al. "Listen me, Your Majesty. Aku tidak akan melepaskanmu sampai aku tahu kenapa adikmu yang cantik itu, yang tercantik di Hogwarts, menahanku pergi kemana pun."

Kilat merah sempat terlihat di mata hijau itu. Scorpius tidak tahu apa yang menyebabkan Al semarah itu. "I told you, I don't know, My Lord!"

"Well, My Lady, kalau begitu kau tahu kenapa James menahanmu? Selain adikmu yang menarik itu menahanku, aku yakin bukan karena pertunangan yang akan diadakan." Itu jelas-jelas wajah terkejut Al. Apa yang membuatnya terkejut?

"Pertunangan apa?" tanya Al. Matanya kebingungan. Bukankah Al harusnya tahu tentang pertunangan antara keluarga mereka?

"Pertunangan keluarga Potter dan Malfoy," jawab Scorpius. "Sekarang katakan kenapa James menahanmu!"

Al memandang mata silver Scorpius dengan tatapan yang menyakitkan untuk Scorpius. Hal itu membuat hati Scorpius berdenyut juga. Apa itu luka? Apa itu kekecewaan?

"James menahanku karena dia tahu aku menyukaimu. Dia tidak mau aku mendekatimu karena dia tahu kau tidak menyukaiku. Dia pikir aku akan melakukan hal gila seperti menciummu di Aula Besar atau semacamnya. Mungkin Lily yang mencegahmu menemuiku. Mungkin Lily berusaha menjauhkanmu dariku. Mengingat pertunangan kalian." Nada pahit itu terdengar di kalimat terakhir Al.

Scorpius benci tatapan Al padanya. Tatapan itu seperti Mother yang memandang Father ketika ingin meninggalkan Father karena penderitaan. Maka ketika Al mendorongnya, meski tidak mungkin menjauhkannya, dia biarkan dirinya menjauh, agar Al bisa pergi dengan mata berkaca-kaca.

To Be Continued ...

Ichie's Note :

wkwkwk, bhuahahahaa, tbc nya di klimaks! BHUAHAHAAA Ichie emang sesuatu. /gampar

nikmatilah menunggu lanjutannya, btw ini twoshoot jadi chap kedua bakal tamat. wkwkwk, tunggulah yak, paling besok atau besok atau besok baru update. /ditebas/

bhuahahahaa, tergantung sikon all. wkwkwkwk

oh iya, ini udah di edit. arigatou neko-chan atas sarannya! /big kiss/

semoga ini lebih bagus dari kemarin. /gelinding/

see you nexk week!