Yoongi berjalan super cepat meninggalkan lobi kantornya. Sumpah, lambungnya benar-benar tidak bisa diajak kompromi. Kenapa harus kumat di kantor? Senin pula. Kenapa tidak saat liburan kemarin? Dan Yoongi lupa bawa obat pula. Begitu masuk mobil, Yoongi langsung mengacak-ngacak dasbor, siapa tahu ada obatnya terselip di sana.

Shit!

Tidak ada juga!

Dia mengambil ponsel. Kumohon, tolong aku...

"Halo, Jimin, kau di mana? Aku di kantor. Sial sekali aku lup-

"Aku sedang bersama Jungkook, hyung."

"-oh, oke. Tidak apa-apa."

"Kau lupa apa?"

Lupa bawa obaaaaaaat!

"Lupa meletakkan USB-ku di mana." Yoongi meringis. "Aku benar-benar membutuhkannya sekarang."

Karena sebentar lagi aku bisa matiiiiii!

"Kau ini sembrono sekali, hyung. Kan sudah kukatakan jangan meletakkan barang sembarangan. Hilang, kan?"

"Sepertinya terselip entah di mana." Balasnya sambil cengegesan-menahan sakit!

"Ya sudah, pinjam USB temanmu dulu saja, hyung."

Temanku mana ada yang sakit asam lambung, bodoh!

Yoongi tertawa pelan. "Ide bagus. Semoga ada yang punya ya. Bye, selamat bersenang-senang dengan kekasihmu, Jim."

Tut!

Yoongi lemas. Ia sandarkan kepalanya di stir. Lambungnya semakin sakit. Siapapun, jempuuut Yoongiiiii...

Ponselnya berdering. Lagu Don't Let Me Down. Nada dering khusus untuk Seokjin. Si cerewet itu pasti ingin menanyakan nanti jadi ke bisokop atau tidak.

"Halo, Jin-ah. Aku sedang melawan maut sekarang di mobil. Obatku ketinggalan di apartment. Lambungku perih sekali. Asamnya mungkin-

"Yoongi hyung, kau sakit?! Ya Tuhan, kenapa tadi tidak bilang? Pantas saja sehabis kau tutup teleponnya perasaanku jadi tidak enak. Ternyata benar. Aku ke kantormu sekarang. Kau ini, selalu saja begini. Tidak bisa kah untuk tidak membuatku khawatir, huh?!"

Hah?!

Don't Let Me Down itu dering untuk Seokjin, kan? Kenapa?

"Jimin?"

Suck. Iya! Yoongi semalam kan sudah mengganti semua kontak memakai dering itu.

"Kookie, kau pulang duluan saja, ya. Hyung-ku sedang sakit ja-

Hanya itu yang terdengar sebelum telepon ditutup Jimin. Intonasi Jimin begitu panik. Yoongi tersenyum sambil meringis, apa Yoongi sepenting itu ya untuk Jimin?

Amin. Iya! Karena Jimin juga sangat penting untuk Yoongi. Oh, lilboy...

Argh, asam lambung sialan. Semoga membawa berkah.

.

FIN