KEMARU LOVE
Author : | rainy hearT |
Length : | Series |
Rated : | T |
Cast :
| Kim Ki Bum a.k.a Marumir a.k.a Allen Kim |
| Kevin Woo a.k.a Woo Sung Hyun (U-Kiss) |
|Other U-Kiss member except AJ and Hoon |
Pairing : | KeMaru | Kevin x Marumir |
Genre : | Romance | Drama | Sad |
Disclaimer : | ALL cast punya diri mereka sendiri dan Tuhan | KeMaru saling memiliki | Kevin milik Kibum | Kibum milik Kevin|
Warning : |YAOI / Boys Love | Banyak Typo | Tidak memakai EYD yang sesuai dengan Kaidah Bahasa Indonesia | OC's |
Summarry : | Love is the time when you can't breath because of your heartbeat. Love is when you can't see anything because of you only can see him. And love is the time when you going insane and give all your things. Your life and your soul. Love will pay you more |
KEVIN IS ONLY FOR KIBUM
Masalah pribadi saya adalah, kerinduan saya pada couple ini. Kegilaan and kecintaan saya pada KeMaru. Mungkin hanya mimpi, bisa melihat mereka bersama lagi #Lebay#
Happy Reading
oOOoKEMARU LOVEoOOo
.
.
Cinta, tak selamanya harus saling memiliki. Namun semua bukan berarti aku menerima kekalahan cintaku. Aku akan mengikatmu, selamanya. Meski kalah pada kehidupan saat ini, bisa ku pastikan aku akan menang di kehidupan yang akan datang.
"Aku akan menemukanmu."
.
Flashback Mode On
.
"Jebal Kaisar, jangan bunuh dia !"
"Dia tidak pantas hidup. Cepat penggal kepalanya sekarang juga."
"Tunggu ! Aku ingin satu permintaanku dikabulkan."
Kaisar terlihat berfikir, ia mengerutkan keningnya dan menatap tajam pada namja di tempat pemenggalan di depannya. "Baiklah, katakan apa keinginanmu."
"Biarkan aku mengucapkan salam perpisahan pada kekasihku."
"Beraninya kau ! Dia adalah Putra Mahkota Kekaisaran Dynasti Woo. Beraninya kau menyebutnya kekasihmu. Cepat lakukan hukumannya sekarang."
"Andwe..!" Kevin langsung berlari mencegah hukuman dijalankan. Ia berlari menuju tempat pemenggalan. Menciumi wajah tampan kekasihnya. Tanpa ada rasa malu sekalipun, ia mencium bibir kekasihnya diepan seluruh rakyatnya. "Mianhe Kibum Hyungie ... hiks... Hiks..."
"Uljima Kevin-ah. Saranghae." Kibum masih mencoba tersenyum.
"Ahniya, kau tidak boleh melakukan ini padaku. Tidak boleh meninggalkanku." Kevin terus saja menciumi bibir Kibum.
"Jalani hidupmu dengan baik. Dikehidupan ini, kita memang tak sejalan. Tapi dikehidupan mendatang, aku pastikan kita akan bersama. Aku menyimpan potongan perak separuh hati di dalam kotak penyimpananmu. Berikanlah pada keturunanmu chagi. Kalung perak itu akan mencari pasangannya sendiri. Percayalah."
"Tapi, bagaimana bisa kau mengaturnya ?" Kevin mengernyit Heran.
"Aku adalah manusia setengah siluman. Apapun bisa aku tentukan sendiri. Percayalah padaku, dan jalani hidupmu dengan baik."
"Aish ... Cepat lakukan !" Kaisar berteriak penuh amarah. "Cepat bawa kemari Putra Mahkota. Tidak seharusnya dia berada disana."
Pengawal menyeret paksa sang pangeran, dan saat pangeran berbalik, saat itu pulalah pisau pancung itu diturunkan. Kevin tak ingin melihatnya. Terlalu menyakitkan untuknya.
"Aku akan mencarimu hyung, aku akan menemukanmu." Kevin menggumam lirih. Meninggalkan tempat pemenggalan itu. Berjalan gontai kembali ke istana Putra Mahkota.
Ia segera mengobrak-abrik semua tempat penyimpanannya. Ia menemukan kalung perak berbentuk hati. Tapi saat ia menggenggamnya, separuh hati itu berangsur menghilang.
"Aku akan menemukanmu, kita akan bertemu Kibum hyungie.
.
Flashback Mode Off
..
"Umma, kenapa kalung ini harus aku pakai. Bentuknya sudah kuno dan jelek begini." Seorang namja cantik protes saat ia harus memakai kalung pemberian Ummanya. "Umma, ini sudah tahun 2012, mengapa aku memakai barang kuno begini ?"
"Haish, diamlah Kevin. Itu adalah pemberian dari kakekmu turun temurun. Umma juga tidak tahu mengapa Kaisar Woo dulu memberikan ini pada anaknya dan sampailah pada kita. Kakekmu berpesan agar anak pertama keturunannya memakai ini, dan sekarang ini giliranmu setelah Umma menggantikan appamu untuk memakainya."
"Aish, ini jelek sekali. Lebih baik aku tak mengeluarkannya Umma. Bisakah aku menyimpannya dibalik seragamku ?"
"Tentu saja. Sudah sana berangkat. Pangeran Shin sudah menunggu."
.
Soul International High School
.
Dua mobil mewah melintasi jalanan menuju tempat parkiran di sekolah elit itu. Tempat sekolah keturunan Kaisar dan juga anak orang terpandang di Korea. Mobil itu berhenti dan terlihat pengawal membukakan pintu.
Dua pangeran turun dari mobilnya. Pangeran Shin DongHo, keturunan ketujuh Dynasti Woo dari putrinya dan pangeran Woo Sung Hyung atau Kevin Woo, keturunan keenam dari Dynasti Woo dari Kaisar Woo.
Semua mata menatap takjub pada kedua pemuda cantik ini. Flower boy. Mereka memang flower boy, karena cantik dan tampan sekaligus. Meski kebanyakan dari siswa yang menyukai kedua pangeran ini adalah namja, tetap saja semua namja itu hanya akan diam dan tak berani mengungkapkan perasaannya. Berbeda dengan yeoja centil yang selalu saja menempel pada kedua pangeran ini. Yeoja itu seperti tidak mengenal lagi kata malu dan terus saja mengikuti dua pangeran itu ke kelasnya.
"Pangeran Shin, kau imut sekali. Bagaimana bisa kau begitu menggemaskan." Seorang yeoja centil hendak bergelayut dilengan Pangeran Shin, namun seketika rambut panjangnya ditarik oleh sahabat kedua Pangeran itu.
"Jangan sekali-kali berani mengganggu pangeran. Pergi kalian semua !" Tak membutuhkan waktu lama untuk semua yeoja itu menyingkir dari sekitar pangeran.
"Tak perlu sampai seperti itu hyung." Dongho berkata lembut pada hyungnya saat mereka sampai diruangan mereka. Ruangan khusus untuk empat namja, dua pangeran Korea dan dua putra konglomerat Korea.
"Tapi, mereka membuatku muak DongHo. Kau tahu bukan, yeoja itu terus saja mencoba mengganggu kalian dan menempel terus pada kalian. That tings keep irritating me anyways."
"Sudahlah Hyung. Tak usah dijadikan masalah. Eli, aku bosan belajar terus, bagaimana kalau kita mengusulkan untuk liburan. Satu bulan di Summer camp pasti menyenangkan. Bagaimana menurut kalian ?"
"Are you serious ?" Eli seakan tak percaya sang Pangeran mengusulkan summer camp. Kevin hanya mengangguk, kemudian menatap adiknya dan hyungnya yang lain. "Bagaimana menurutmu hyung ? Kurasa Kepala Sekolah akan menyetujui ide ini ? Mungkin kau bisa sedikit membujuk Kepala Sekolah."
"Akh, baiklah." Soo Hyun langsung mengambil ponselnya.
"Hari ini, kami sedang tidak ingin belajar. Jangan izinkan songsaenim masuk ke ruangan kami. Kami akan beristirahat hari ini."
"..."
"Nde, sampaikan juga pada kepala sekolah, besok harus diadakan Summer Camp. Atas perintah Pangeran Woo dan juga Elison Kim. Atur semuanya untuk kami. Summer Camp sebulan penuh. Arraseo ?"
"..."
Soo Hyun mematikan ponselnya dan tersenyum pada semua sahabatnya. Sekolah ini milik keluarga Soo Hyun. Meski kepala sekolahnya bukan ayah Soo Hyun, tetap saja dia yang berkuasa atas sekolah ini.
.
At Summer Camp
.
"Wah, bebas sekali rasanya." Dongho menghirup udara disekitarnya. Membentangkan kedua tangannya dan tersenyum ditengah padang rumput yang lapang. Sedangkan Kevin tengah mengatur pengawal mereka untuk mendirikan tenda baginya dan juga Pangeran Shin. Sedangkan Eli dan Soo Hyun sudah tidur santai didepan tenda mereka. Orang suruhan Kepala Sekolah sudah mendirikan tenda untuk Soo Hyun.
"Hidup memang indah." Eli memejamkan matanya. Mencoba tidur dialam bebas. Jangan tanyakan dimana siswa lain. Camp mereka sedikit lebih jauh dari camp keempat namja ini. Inilah privacy keempat namja istimewa.
.
Setelah memastikan tendanya berdiri dengan baik, Kevin berjalan ke sekitar camp mereka. Mencoba mencari sungai atau sumber air lainnya. "Kau yakin akan pergi sendiri hyung ?" Teriak DongHo dari tenda mereka. "Nde, aku akan segera kembali." Kevin melambaikan tangannya dan mulai berjalan menjauh dari sahabatnya.
Sebenarnya, ia bukan hanya akan mencari sumber air, tapi juga mencari sesuatu yang lain.
.
.
Kevin Woo POV
.
'Mengapa Kalung yang diberikan Umma hangat ? Seperti menarikku untuk terus mengikutinya.' Aku terus berjalan menyusuri tepi sungai. Entah mengapa terasa hangat dan berdebar. Jantungku berdetak kencang. Tak tahu juga alasannya. Terasa seperti aku harus menemukan sesuatu tapi ...
"Huh... Tersesat. Ottokhe ?"
Siapa ? Suara terdengar tak jauh dari tempatku. Penasaran ? Pastinya, dan saat aku menemukannya. Hangat, kalung ini terasa hangat melingkar dileherku.
Aneh, sangat aneh. Jantungku berdebar begitu cepat saat melihatnya. Rambut coklat yang terlihat lembut, kulit milky white-nya, bibir tipis itu. Aish... Apa-apaan ini. Ingat Kevin, kau ini pangeran. Tak seharusnya kau berfikiran yang tidak-tidak seperti ini.
Aku menekati namja itu, sepertinya dia sedikit kesulitan. Kulihat dia memegang kompasnya. 'Mwoya ?' Dia memakai gelang dengan separuh hati terikat di gelang tali itu. "Ehm... Nuguya ?"
"Eh...?" Dia menatapku. Matanya, bibirnya, kulit itu. Aish ... bagaimana bisa seorang namja begitu tampan dan sempurna. Akh, kurasa wajahku sudah memerah sekarang.
.
Kevin Woo POV end
.
.
Kim Kibum POV
.
"Huh... Tersesat. Ottokhe ?"
Aku, kebagian tugas mencari sumber air dan akhirnya tersesat. Bagus sekali. Mengapa camp ini begitu luas ? Mengapa tendaku begitu jauh ? Dan satu lagi, bagaimana aku kembali ke tendaku.
Kompas ? Hmm... Salahkan aku yang tak mengikuti pelajaran kemiliteran di sekolah. Begitu membosankan. Lebih baik main game atau membaca buku. Ponsel ? Ayolah, summer camp ini hampir di puncak gunung, mana ada sinyal. Akh. Kenapa Xander hyung dan Kiseop tak mencariku ? Apa mereka tak kehilangan aku ?
'Menyebalkan sekali ? Bagaimana cara memakai kompas ini ? Tapi rasanya juga percuma, aku sama sekali tak tahu arah. Bagus Kibum, sekarang kau tersesat.
'Eh... Hangat ...' Kenapa potongan perak setengah hati ini terasa hangat. Jantungku juga berdebar kencang. Aneh.
Sebenarnya gelang ini juga aneh. Aku menerimanya dari seorang kakek tua tadi. Kakek itu yang memakaikan sendiri padaku, dan anehnya lagi ini tak bisa dilepaskan.
Huh ! Kompas bodoh ? Bagaimana aku memakainya ?
"Ehm... Nuguya ?"
Aku menoleh, menatapnya, sumber suara yang begitu lembut. "Eh...?" Akh, inikah surga ? Cantik. Jantungku berdebar lebih kencang sekarang. Akh... Tidak-tidak. Dia adalah Pangeran Woo, setahuku. Itu juga kata Xander hyung. Akh, ternyata benar Pangeran Woo sangat cantik. Aish, matanya, bibir merah itu, kulitnya dan jangan lupakan sinar wajahnya... Seakan menarikku dalam dunianya, cantik. Hei, wajahnya memerah. Aish... Neomu yeppeoyo. "Yeppeoyo..."
"Mwo ...?" Dia menatapku. Akh, bodohnya aku, bisa-bisanya keceplosan. Tapi dia memang sangat cantik. "Ahniya," aku hanya bisa menggeleng. Tak ada kata-kata yang bisa aku ucapkan lagi.
"Sedang apa disini ? Tersesat ?" Suaranya halus, dan senyumannya. Haish... Aku bisa gila jika begini terus. Aku hanya bisa mengangguk.
"Dimana tendamu ?" Aku hanya bisa menggeleng. "Hei, jawab aku. Mengapa hanya mengangguk dan menggeleng ? Apa kau takut padaku ?" Dia mengulurkan tangannya, "Kevin Woo imnida ? Sepertinya kau siswa baru. Pasti tak mengenalku."
"Akh, ahniyo. Aku tahu kau, pangeran. Pangeran keturunan keenam Dynasti Woo. Meski sekarang pemerintahan dipegang presiden, tapi tetap saja Kaisar Woo memegang kekuasaan tertinggi atas Korea. Dan kau adalah Putra Mahkota. Kim Kibum imnida." Aku menyambut uluran tangannya. Hei tangannya sangat halus. Aish, dia tersenyum. Cantik sekali. Seandainya saja aku bisa menghilang sebentar saja, aku ingin berteriak sekencang-kencangnya. Memang benar kata Kiseop, Pangeran Woo sangat cantik.
"Kenapa menatapku seperti itu ?" Akh, mata itu menghipnotisku. "Kau cantik, sangat cantik." Akh, biarlah aku mengatakannya sekarang karena dia memang sangat cantik.
"Gamsahae, bisa lepaskan tanganmu, kau menggenggam tanganku terlalu erat."
"Akh, biarkan seperti ini."
"Kibum-Ssi, are you dreaming ?" Akh, memang aku bermimpi ? Akh tidak, ini nyata. Aku menggenggam tangannya. Eh, tangannya ? Tangan pangeran ? "Ehm, mianhe." Aku melepaskan tangan halusnya. Aish, dia kembali tersenyum, cantik sekali. "Gwencahan Kibum hyungie."
"Kibum hyungie ?" Kenapa sepertinya aku tak asing dengan panggilan itu ? Dan terlebih lagi, rasa hangat kembali merasuk kedalam aliran darahku.
"Nde, kurasa kau pasti lebih tua dariku. Dan entah mengapa, aku ingin memanggilmu dengan panggilan itu. Boleh 'kan ?"
"Nde, tentu saja pangeran."
"Jangan memanggilku pangeran, cukup Kevin saja. Arra ?"
"Tapi, nanti bagaimana jika aku..."
"Gwenchana. Aku akan mengurus masalah yang timbul nanti. Jadi katakan, apa kau tersesat ?"
"Aku memang tersesat. Aku siswa baru. Aku baru pulang dari Aussie dan masuk sekolah baru kemarin lusa. Tiba-tiba saja ada pemberitahuan jika ada Summer Camp atas perintah Pangeran Woo dan Elison Kim. Jadi, mau tidak mau aku harus ikut."
"Dan kau tak tahu lokasi summer camp ini ?"
"Nde, begitulah." Ia duduk sisiku. Oh, ayolah. Jangan duduk disitu, nanti kau bisa mendengar detak jantungku.
.
Kim Kibum POV end
.
"Baiklah, bagaimana jika kau ikut denganku. Aku akan pulang ke tendaku." Kevin menarik tangan Kibum, "Eh, mianhe." Tapi ia langsung melepaskannya saat menyadari apa yang baru saja ia lakukan.
"Gwenchana Kevin-ah. Tapi bukannya camp pangeran dan teman-temannya itu jauh dari camp kami."
"Kalau begitu, pindahkan saja tendamu ke lokasi camp kami. Aku akan mengenalkanmu pada temanku yang lain."
"Tapi pangeran..."
"Gwenchana Kibum Hyungie. Kau adalah sahabatku, berarti sahabatmu juga sahabatku. Dan satu hal lagi, jangan panggil aku pangeran."
"Arraseo Kevin." Kibum mengangguk. Dan ia kembali merasakan kehangatan dari perak berbentuk hati yang menempel di pergelangan tangannya. Begitu juga dengan Kevin, hangat mulai menjalari hatinya.
Kevin kembali meraih tangan Kibum, menariknya bersamanya.
"Kevin...?"
Biarkan aku menggenggam tanganmu hyungie. Rasanya hangat." Kevin tersenyum manis pada Kibum.
Mereka berjalan beriringan menyusuri sungai. Keluar dari hutan, menuju camp Kevin.
.
.
.
TBC
.
Gaje-kah ?
Akh, mianhe. Semoga pada mau RnR.
Ini hanya obat buatan sendiri. Aku hanya terlalu merindukan couple ini. Sangat menyedihkan jika sekarang Kibum berada di Jepang dan Kevin sibuk dengan U Kiss. Isshhh, aku benar-benar membenci ElVin couple. Kenapa ? Karena Kevin hanya untuk Kibum. Akh... Fujoshi akut. Akhir kata, Review please...
.
