_ Love To Ice Prince _
Pairing : CHANBAEK! Slight HunHan, KaiSoo
Rate : T
Ganre : Romance / Drama
Warning : BOYSLOVE! BOYXBOY! AU, school-life, Typo's, OOC, cerita pasaran tapi bukan Plagiat!
.
.
.
a/n : Sebenernya ff ini sebelumnya SasuNaru main cast nya, dan gua ganti jadi Chanbaek! Dan ff ini murni buatan gua! ff kedua yang gua tulis awal2 nyiba nulis, tahun 2013 di grup..dan ff ini berjumlah 12 chap, dan aku ubah jadi 6 chap biar cepat tamat/? :"3
.
.
.
/ Tidak Suka? /
/ JANGAN DIBACA! /
.
.
.
~ DrakKnightSong ~
.
.
.
"Chanyeol-sshi, ini aku buatkan masakan khusus untukmu, terimalah"
"Chanyeol-sshi, apa kau mau makan siang bersama ku siang ini? Aku sudah membuatkan masakan khusus untukmu. Ayo, makan bersamaku"
"Tidak, dengan ku saja! Aku dengar kau menyukai segala bentuk makanan yang berkaitan dengan pisang. Aku sudah buatkan cake pisang khusus untukmu"
Aishh, dasar monster penjilat! Apa-apaan mereka itu? Mereka pikir aku tak tahu, jika mereka hanya ingin merasakan harta kekayaan ayahku?! Ck, aku benci mereka. Mereka semua sam! Tak ada yang tulus mau menjadi temanku.
Aishh, dimana-mana penjilat, bermuka dua, AKU BENCI PENJILAT.
Srettt
"E-ehh? Chanyeol-sshi kau mau kemana?"
"Chanyeol-sshi"
Ck, dasar monster penjilat. Aku muak melihat muka itu. Cih, aku benar-benar muak. Aku butuh ketenangan, ya ketenangan dan satu-satunya tempat yang dapat membuatku tenang adalah ATAP SEKOLAH.
Kulangkahkan kaki jenjangku menuju atap sekolah. Kubuka kenop pintu, suara derit pintu terdengar ditempat yang begitu sepi ini. Setelahnya aku langsung disambut oleh udara sejuk. Angin yang menerpaku membuat rambutku yang tertata rapi jadi sedikit berantakan.
Kulangkahkan kakiku menuju pagar pembatas. Seraya menikmati hembusan lembut angin yang menyapu kulitku, aku memikirkan bagaimana aku bisa mendapatkan kekasih jika mereka saja tidak melihatku sebagai 'diriku'? Mereka selalu saja melihatku dengan nama Margaku. Ukh, kadang aku benci harus hidup diantara kekayaan yang berlimpah. Ingin sekali aku menjadi orang biasa. 'Tunggu! Orang biasa ya?', pikirnya.
- e)(o -
Seulas seringai terpampang diwajah tampannya. Diraihnya gadget hitam nya, lalu menghubungi orang kepercayaan nya. Suara nada tersambung terdengar.
[ Moshi-moshi, Chanyeol-sshi. Ada apa Tuan menghubungiku?]
"Aku ingin kau mendaftarkan aku disekolah yang lain"
[ Maaf, maksud Tuan?]
Memutar bola mata, Chanyeol mendengus bosan, "Ck, aku ingin keluar dari para penjilat itu" ucap Chanyeol dengan aura membunuh.
[ O-ohh, begitu. Baiklah, ingin saya daftarkan dimana? ]
"Aku ingin kau daftarkan aku disekolah XoXo"
[ Lho? Tuan itu kan sama saja, dan lagi tempat itu sangat jauh dari sini ]
"Ck, aku belum selesai berbicara. Lagipula memang kenapa? Aku bisa menyewa kos-kosan"
[ A-ah, Maaf Chanyeol-sshi ]
"Hm"
[ La-lalu tugas saya apa lagi, Tuan?]
"Kau belikan aku beberapa perlengkapan, nanti aku akan mengirimkan mu e-mail apa saja yang harus kau beli"
[ Ba-baik Tuan ]
Tutt Tutt Tutt
Setelah sambungan terputus, cepat-cepat ia mengirim e-mail kepada bawahannya. Setelah diyakini sukses segera saja remaja berambut hitam itu merebahkan dirinya pada kursi panjang yang terdapat di situ. Tidak lama iris Onyx itupun tertutup oleh kelopak putih.
_ Mansion Park _
Sebuah mobil mewah baru saja memasuki gerbang bercat hitam itu. Lalu, memarkirkan mobil sport biru itu dibagasi dekat halaman rumah. Setelah itu Chanyeol melangkahkan kaki nya memasuki mension mewah tersebut, tanpa memperdulikan segala sapaan dari para maidnya. Ia langsung saja berjalan menuju kamarnya untuk beristihat, namun, langkahnya terhenti ketika suara yang amat familiar ditelinganya mengintrupsinya. Tanpa membalikkan badan Chanyeol menghentikan langkahnya dianak tangga.
"Tuan Chanyeol"
"Bagaimana?"
"Ah, ya, semua sudah saya urus, Tuan"
"Hm~, lalu?"
"Ah, itu Tuan semua perlengkapan yang Tuan pesan ada diatas tempat tidur, Tuan" jeda sebentar, "- dan Tuan sudah bisa mengikuti kegiatan pembelajaran lusa, dan ini alamat tempat tinggal selama tuan berada disana" diserahkannya secarik kertas berbentuk persegi. Membalikan badan, diambilnya kertas itu, lalu setelahnya beranjak menuju kamarnya yang berada dilantai dua tanpa mengucapkan sepatah katapun.
Menghela nafas, Kasper-nama bawahan Chanyeol- sudah terbiasa dengan sifat Tuan mudanya, persis seperti Tuan besar. Lalu, setelahnya dilangkahkan kakinya meningggalkan tempat itu.
.
.
"Hm, jadi aku akan tinggal di sana untuk sementara waktu? Hm, tak masalah selama aku bisa terbebas dari para penjilat itu" diliriknya tumpukan yang terdapat diatas ranjang king sizenya.
"Is show time"
lirihnya, menyeringai lebar.
.
.
.
- e)(o -
.
.
Di minggu pagi hari yang cerah, dimana orang-orang menggunakan kesempatan itu untuk berkumpul dengan keluarga, kekasih atau bahkan digunakan untuk bersantai ditengah-tengah ranjang yang empuk, dengan ditemani oleh bantal dan guling. Ya, seperti itulah yang sedang dilakukan oleh aktor kita yang tampan ini. Bisa dilihat diatas ranjang double sizenya seorang pemuda sedang bergelung dengan nyaman tanpa mengetahui bahwa terik mentari sudah mulai menyinari bumi. Tapi, sepertinya pemuda berkulit putih itu sama sekali tak peduli.
KRING KRING KRING
Srett Tep KRI-
"Dasar pengganggu.. Nghh" gumam pemuda jangkung seraya meregangkan otot-otot kakunya. Dikerjap-kerjapkannya iris onyx itu agar terbiasa dengan cahaya mentari yang menyengat ke matanya.
Diedarkannya iris obsidian itu, lalu turun dan berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan wajahnya.
"Hahhh, aku lapar" keluhnya. Dibersihkannya sisa-sisa air diwajahnya dengan elap bersih yang menggantung dekat kaca kamar mandi. Lalu, dilangkahkannya kaki berbalut celana pendek itu menuju dapur untuk sekedar mengganjal perutnya yang sedari malam belum diisi semenjak ia menginjakkan kaki dirumah sementaranya ini.
Dibukanya kulkas berwarna putih gading itu, namun kosong. Tak ada apa-apa. Hanya beberapa botol wine tak ada makanan bahkan buah ungu atau anggur pun tak ada.
Bruk!
Dibantingnya pintu kulkas itu tanpa berperikulkasan, "Ck, kalau begini bagaimana aku mau makan" diacak-acaknya surai hitam itu gemas. Lalu, mengedarkan pandangan barangkali ada sesuatu yang dapat mengganjal perutnya. Namun, lagi-lagi kosong.
'Entah kenapa saat ini aku ingin membunuh seseorang' batinnya sadis.
"Ck, dasar pengawal tidak berguna! Awas saja, aku hajar kau nanti Kasper!" gumamnya seraya melangkahkan kaki jenjangnya menuju kamarnya dilantai dua.
_ Ditempat berbeda diwaktu bersamaan _
Glek!
'A-aku kok merasa ada aura membunuh yah' batin pria berambut cokelat itu seraya memegang pundaknya yang entah kenapa tiba-tiba perasaannya tidak enak.
"Hoi, kau kenapa?"tanya pria berbadan besar-Minhawk.
"Ah, entah kenapa perasaanku tak enak" jawab Kasper ngeri sendiri.
"Ohh, sudahlah mungkin itu hanya perasaanmu saja"
"Ya, semoga saja"
.
.
"Ck, aku tak mungkin pagi-pagi begini memesan makanan delivery. Arghh, Sial! Apa boleh buat aku sendiri yang harus pergi ke minimarket" diraihnya jaket hitam yang tergantung dikursi. Lalu, keluar kamar, dan berjalan menuju pintu utama.
Setelah mengunci pintu, Chanyeol pun berjalan menuju minimarket terdekat untuk membeli makanan. Sepanjang perjalanan Chanyeol menjadi pusat perhatian orang-orang terutama gadis-gadis. Bagaimana tidak? Pemuda Park itu saat ini menggunakan kaos putih dengan jaket hitam yang menemani sang kaos(?) tanpa dikancing, lalu untuk bawahan dia memakai celana denim berwarna biru gelap. Benar-benar style's. Ditambah wajahnya yang senantiasa tanpa ekspresi (stoick). Namun, seperti biasa pemuda itu tak memperdulikan berbagai tatapan memuja yang ditunjukan padanya. Chanyeol lebih memilih berjalan terus dengan wajah dingin andalannya.
Tinggal beberapa meter lagi dia sampai pada tempat tujuannya. Namun, ketika hendak berjalan ada seseorang yang menabraknya. Beruntung ia memiliki pengendalian diri yang tinggi, hingga tubuh jangkungnya tidak ikut terjatuh, seperti halnya sang penabrak.
BRUK
"Auch, sakit" ringis sang penabrak seraya mengelus-elus pantatnya yang mencium aspal dengan tidak elit.
"Ck, Bocah!" Chanyeol hanya melihat tanpa ada niatan untuk membantu sang penabrak untuk berdiri.
Merasa ada menghinanya pemuda berperawakan mungil itu pun mendongakkan wajahnya untuk menatap sengit pada orang yang sudah berani menghina dirinya bocah.
"Kau Dobi! Jangan seenaknya menghina" teriak Baekhyun menatap sengit pemuda berambut hitam itu seraya mencoba bangun dari jatuhnya yang tidak elit.
"Kau bilang apa, cantik" ucap Chanyeol ingin menatap iris cokelat itu tajam.
"Kau" tunjuk Baekhyun didepan wajah "Jangan seenaknya memanggilku cantik! Aku ini pria!" teriak Baekhyun sewot.
Dipelintirnya tangan yang tadi digunakan untuk menunjuk wajahnya dengan tak sopan. Sehingga tubuh mungil itu berada dalam dekapannya.
'Aromanya sangat kekanakan. Tapi, kenapa begitu memabukan?' batin Chanyeol, tanpa sadar mengendus-endus wangi yang mengguar dari tubuh mungil itu.
"Enghh.. A-apa yang kau lakukan dasar mesum" teriak Baekhyun memberontak.
Merasa tersadar dengan apa yang telah dilakukanya Chanyeol pun melepaskan pelintirannya.
"Hm, cantik" Chanyeol pun meninggalkan Baekhyun seorang diri dengan wajah memerah.
"DA-DASAR TELINGA DOBI MESUMMMM" teriak Baekhyun dengan nafas tersengal-sengal.
Disentuhnya dadanya mencoba menenangkan detak jantungnya yang terpacu kencang. Baekhyun bisa merasakan wajahnya sudah sangat merah bahkan menyaingi merahnya kepiting rebus.
"Awas kau Dobi! Kalau ketemu lagi akan aku pastikan kau mati" umpatnya, seraya berjalan meninggalkan tempat tersebut masih dengan wajah memerah. Tanpa Baekhyun ketahui Chanyeol yang mendengar teriakan sang pemuda pink tersebut hanya menyeringai senang.
'Menarik' batinya edan. Seraya memasuki minimarket, tanpa buang-buang waktu Chanyeol pun mengambil beberapa makanan lalu setelah dirasa cukup dia pun pergi menuju kasir. Setelahnya pulang kerumah. Sejak pertemuannya dengan pemuda ekspresif tadi, Chanyeol tak henti-hentinya tersenyum. Apalagi setelah menghirup aroma strawberry tadi, sungguh ia sangat menyukai wangi kekanakannya.
.
.
.
_ Kediaman Byun _
"Dasar pervert! Bodoh! Brengsek! Arghhh aku kesal" teriak Baekhyun, mencengkram surai pinknya gemas. Kedua kaki mungilnya menghentak kesal lantai keramik, melampiaskan emosinya.
Saat ini ia sedang berada dikamarnya. Duduk ditepi ranjang dengan terus mengumpati kejadian tadi. Dan jangan lupakan wajah memerahnya. Membuat wajahnya kian manis.
"Bodoh! Bodoh! Bodohhh!" dihempaskannya tubuh berkulit putih itu. Lalu, ditatapnya langit-langit atap kamarnya seraya mencoba menenangkan detak jantungnya.
'Sial! Kenapa jantungku tak henti-hentinya memompa kencang? Apa aku punya penyakit jantung? Ohh, tidak mungkin! Sepertinya aku harus memeriksakan kondisi jantungku ke dokter' batin Baekhyun, ngaco.
Tok Tok Tok
"Baekhyun, kau ada didalam?" tanya pemuda berambut orange kemerah-merahan dari luar.
"Ahh, iya aku di dalam, Hyung!" teriak Baekhyun dari dalam.
"Kalau begitu aku masuk ya?" tanpa persetujuan sang empunya kamar Luhan masuk kedalam dengan membawa sesuatu dalam bungkusan plastik ditangannya.
"Kau bawa apa, Lu-Hyung?" tanya Baekhyun, bangun dari tidurannya, lalu mengambil posisi duduk ditepi ranjang double sizenya.
"Ink?" tunjuk Luhan, "Ini, komik terbaru" cengirnya, menyerahkan bungkusan yang berisi buku komik itu pada sang adik.
"Ah, untukku?" tanya Baekhyun riang, seraya menerima bungkusan itu setelah mengucapkan 'terima kasih' pada sang kakak.
"hmm, sama-sama, Baekkie" diacaknya surai pink sang adik dengan gemas, lalu beranjak pergi.
"Eh? Lu-Hyung mau kemana?" tanya Baekhyun, ketika melihat sang kakak beranjak dari kamarnya.
"Aku mau istirahat dikamar badanku lelah" ucapnya, tanpa berbalik pada sang penanya.
"Oh, begitu. Ya sudah, selamat beristirahat, Hyung!" riang Baekhyun melambaikan tangannya.
"Hmmm" gumam Luhan melambai balik. Lalu, menutup pintunya pelan. Meninggalkan tatapan kebingungan yang sang adik layangkan padanya.
"Ada apa dengan, Luhan-Hyung yah? Kok sikapnya tidak ceria seperti biasa?" gumam Baekhyun,namun setelah itu ia pun hanya menggidikkan bahunya, lalu mulai membuka bungkusan tadi dan membacanya.
.
.
.
- e)(o -
.
.
Setelah sampai pria bermarga Park itu pun langsung menyimpan semua belanjaannya pada mesin pendingin, dengan menyisakan beberapa sayuran untuk di olahnya diatas meja. Kelebihannya dalam memasak tak membuat Chanyeol kerepotan untuk memikirkan makan dengan apa. Walau tak begitu mahir dalam memasak, setidaknya untuk memasak semangkuk sup serta daging panggang ia bisa, karena sang Ibu sudah mengajarkannya. Tidak butuh waktu lama untuk membuatnya. Kurang dari dua jam ia sudah menyelesaikan acara memasaknya. Setelah masakannya jadi, Chanyeol membawa semua masakannya diatas meja makan. Dengan segelas jus jeruk. Chanyeol pun mulai melahap makanannya dengan tenang.
BRUK!
Hampir saja Chanyeol tersedak makanannya sendiri ketika dengan tiba-tiba ada suara gaduh yang berasal dari pintu utama mengejutkannya. Merasakan firasat buruk Chanyeol pun beranjak untuk melihat kegaduhan yang terjadi didepan rumahnya. Setelahnya iris Onyx tersebut melebar dengan ngeri melihatnya.
"Kau.."
_ TBC _
Ps : aku publish 2 chap sekaligus heheheh
