Surprise
Cast
Kim Mingyu
Jeon Wonwoo (GS)
.
.
.
Warning : yadong? dikit ; fluffy? dikit; tidak selalu menggunakan EYD sama seperti ff sebelumnya.
Cerita ini hanya fiksi belaka. Happy Reading ^^.
.
.
.
.
Setelah kelas berakhir Mingyu langsung menuju rumah Wonwoo. Hari itu Wonwoo tidak ada kelas, sehingga pasangan yang sedang dimabuk asmara tidak bertemu.
Mingyu sengaja tidak memberitahu kalau ia mau datang, ia ingin memberi kejutan pada Wonwoo.
Setelah memarkirkan mobilnya, ia keluar beserta membawa sekantong kecil berisi cemilan.
Ting tong…
Mingyu menekan bel kediaman keluarga Jeon.
Selang beberapa detik Mingyu menekan bel, ada yang membuka pintu. Bukan sosok Wonwoo kekasihnya yang keluar melainkan anak muda laki-laki yang wajahnya mirip Wonwoo.
"Annyeonghaseyo, apa Wonwoo dirumah?"
"Hmm kamu siapa?"
"Aku…"
"Aaahh aku ingat, kamu pacar Noona ya?", belum sempat Mingyu menjawab, pemuda itu sudah ingat dengan Mingyu.
Mingyu memang baru pertama kali bertemu adiknya Wonwoo, biasanya ia bertemu ibunya Wonwoo saja.
"Aaah nee.. Apa Noona mu ada?"
"Hmm iya dia ada, masuk saja."
"Oohh gomawo, apa kamu mau pergi?" Mingyu melihat adiknya Wonwoo memegang bola basket, memakai kaos dan celana basket lengkap dengan sepatu dan membawa tas olahraga.
"Nee aku mau latihan basket."
"Itu bungkusan apa?" adik Wonwoo menunjuk ke arah bungkusan yang dibawa Mingyu untuk Wonwoo.
"Aah ini kimbab."
"Berikan padaku, untuk bekal latihan." pinta adiknya Wonwoo.
"Tapi ini untuk..."
"Yak, ppali…"
"Aah nee, ini" Mingyu memberikan bungkusan itu pada adiknya Wonwoo.
Lalu adiknya Wonwoo mengambil bungkusan itu dan memasukkan ke dalam tasnya.
"Aku pergi dulu, jangan lupa tutup pintunya."
"Arraseo." lalu adiknya Wonwoo pergi.
"Hhaahh, belum apa-apa sudah dipalak." Mingyu menggaruk kepalanya.
Saat masuk kedalam rumah, suasana rumah sepi.
"Permisi… Wonwoo-ya kamu dimana?"
"Kenapa sepi sekali, aku jadi seperti maling."
Tidak menemukan si pemilik rumah, Mingyu berniat mencari kamar Wonwoo, ia naik ke lantai dua dan menemukan kamar yang pintunya ada papan kecil bergambar kelinci dan huruf W dipintu.
"Aku rasa ini kamarnya, Wonwoo-ya."
Tok..tok..tok..tok…
Mingyu mengetuk pintu tapi tidak ada jawaban.
"Apa aku masuk saja? Aaahh tidak- tidak… Walau ia pacarku, tapi ini kamar seorang gadis, aahh bagaimana kalau dia ada apa-apa didalam sana, lalu adiknya tidak tahu karena ia pergi. Apa aku masuk saja? Aduh bagaimana ini."
Pikiran Mingyu berkecamuk bingung antara mau masuk atau tidak, ia putuskan untuk masuk saja.
"Wonwoo-ya, aku masuk ya sayang."
'Ceklek'
Mingyu membuka pintu perlahan dan menemukan kekasihnya sedang tertidur dilantai kamarnya beralaskan karpet bulu dan ada bantal besar dikepalanya.
"Wonwoo-ya, sayaaangg." bisik Mingyu sambil menghampiri Wonwoo.
Mingyu melihat keadaan kamar, banyak buku dan alat tulis di meja kecil di lantai. Dikamar ada meja belajar, tapi Wonwoo lebih memilih meja kecil yang di lantai untuk mengerjakan tugas, sehingga kaki panjangnya bisa diluruskan.
Mingyu menikmati pemandangan indah kekasihnya yang tertidur, rambut yang biasanya tergerai saat itu di cepol keatas, ia memakai earphone dari ipod, bagian tubuh atasnya tertutup buku yang besarnya seperti kertas berukuran A3 membuat lengan atas milik Wonwoo tidak terlihat saking rampingnya. Sementara kaki panjangnya dibawah kolong meja kecilnya.
"Cantik." gumam Mingyu melihat Wonwoo. Leher putih jenjangnya terlihat sangat indah, kaki panjang putihnya juga sangat menggoda.
Mingyu duduk disebelah Wonwoo lalu mengecup lembut keningnya dan melepas earphone lalu mematikan ipod.
"Sayang, koq tiduran dibawah, nanti masuk angin." ucap Mingyu sambil mengusap pelan puncak kepala Wonwoo.
"Wonwoo sayang, ireona." Mingyu membangunkan dengan pelan kekasihnya.
Wonwoo yang mendengar suara perlahan membuka mata lalu ia mengenali sosok didepannya, ia tersenyum.
"Mingyu-ya." jawab Wonwoo lirih sambil tersenyum manis.
"Iya sayang, maaf aku langsung masuk, dari tadi aku panggil kamu tapi tidak menyahut." jawab Mingyu dengan senyum yang tak kalah manis dengan memperlihatkan taring giginya.
"Mingyu…"
"Iya sayang…" masih dalam posisi Mingyu mengusap-usap kepala Wonwoo.
Wonwoo mengucek matanya dan akhirnya tersadar.
.
.
"MINGYUUU!"
Wonwoo terlonjak kaget, ia terbangun hingga bukunya terjatuh lalu memandang Mingyu didepannya. Kaki panjangnya ikut terangkat namun naas tulang keringnya terpentok meja.
'Duuuukkk!'
"Ouucchhhh"
Mingyu pun tak kalah terkejut mendengar Wonwoo sampai berteriak.
"Aaa..ada apa sayang, kenapa? Iya ini aku." jawab Mingyu terbata-bata kaget dengan teriakan kekasihnya.
Mata Wonwoo membulat tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, ia kira sedang bermimpi tapi ternyata tidak. Dengan refleks ia menutup dadanya, dengan menyilangkan kedua tangan ke bahunya.
"Bbbagaimana kamu bisa masuk?"
"Bbooohyuk mana."
"Sayang, tenang tadi aku sudah bertemu adikmu, ia pergi latihan basket."
"Memangnya kenapa?" tanya Mingyu bingung melihat Wonwoo ketakutan.
"Aa…aniyaaa… Hahahaha." tawa Wonwoo terdengar garing.
"Kenapa tidak bilang mau datang? Bukannya kamu ada kelas hari ini?"
"Kelasku sudah selesai, lalu aku langsung kesini, kamu kenapa koq ditutup begitu?"
Wonwoo memandang dirinya sendiri lalu tertawa lagi, ia grogi.
"Aaaa… aniyaa… aaakkuu, penampilanku berantakan."
"Heiii kamu itu tetap cantik koq." Mingyu tersenyum meyakinkan.
'Aaahh sial aku tidak pakai bra, aku malu' gumam Wonwoo dalam hati, ia memejamkan mata sambil menggigit bibir bawahnya.
"Sayang,,, sayang kamu kenapa?"
Mingyu menyadarkan Wonwoo yang melamun.
"Aahhh iyaaaa."
"Heeiii kenapa sih koq kaya ketakutan gitu? Kamu udah cantik koq."
Mingyu mendekati Wonwoo yang masih terdiam lalu ia menurunkan tangan Wonwoo, sementara Wonwoo memalingkan wajahnya karena malu.
Taraaaaaaaa… Mingyu seketika kaget melihat penampilan Wonwoo yang saat itu kelihatan sexy. Wonwoo memakai dress bermotif bunga kecil berwarna navy blue dengan tali kecil dibagian bahu. Leher dan bahu mulus putihnya terekspos dengan jelas karena rambut Wonwoo yang dicepol keatas.
Mingyu tak berkedip menatap tubuh kekasihnya, bagian dada dressnya bermodel rimple dengan potongan rendah hingga belahan dada mulus Wonwoo terlihat menonjol. Ia masih memegang kedua tangan Wonwoo.
Mingyu menelan ludahnya, ia agak grogi dengan pemandangan depan matanya. Bagian 'kecil' dalam diri Mingyu merasakan ada tegangan namun ia menahannya.
"Gyu-ah, aku ganti baju dulu ya." tanya Wonwoo yang masih memalingkan wajahnya karena ia benar-benar sangat malu.
"Jangan… ahh iyaa eeehhh tak usah." jawab Mingyu ragu lalu melepas genggaman tangan Wonwoo dan berpaling melihat isi kamar.
'aigoo, kenapa dia sangat imut sekali, dilihat dosa, tidak dilihat menolak rejeki' gumam Mingyu dalam hati, tapi matanya masih mencuri pandang. Tiba-tiba ia menjadi gerah, padahal AC dikamar Wonwoo menyala. Mingyu mengipas-ngipas dengan tangannya.
"Kamu cantik sayang, seperti penari balet, ya penari balet." ujar Mingyu lalu memeragakan gerakan balet dengan kedua tangan keatas.
Wonwoo masih malu, ia tidak percaya diri, ia tidak berani menatap Mingyu.
"Sayang, memangnya kenapa kalau berpakaian seperti itu, kan kamu kekasihku, disini juga cuma ada aku jadi tak usah malu."
Wonwoo masih terdiam.
"Aahhh tadi kaki kamu kena meja, sakit tidak? Sini aku liat."
"Ahhh.. Tak apa Gyu nanti juga hilang sakitnya."
Suasana menjadi canggung.
.
.
"Rumah kamu sepi pada kemana sayang?" tanya Mingyu mencairkan suasana.
"Appa kerja, Eomma sedang pergi ke rumah temannya, jadi aku berdua saja dengan adikku."
"Ahhhh… begitu, hehehe…" Mingyu masih grogi sambil melirik ke arah Wonwoo.
"Ahhh aku lupa, kamu mau minum apa?"
"Susu." jawaban singkat padat dan jelas keluar dari bibir seorang Kim Mingyu.
Wonwoo terdiam memandang dengan datar kekasihnya.
Menyadari ada yang salah ucap, Mingyu menutup bibir dengan jari tangannya.
"Aahhh ituu, apa saja yang dingin sepertinya udara lagi panas hahahaha." jawab Mingyu grogi.
"Aaahh baiklah aku ambilkan." Wonwoo bangkit dari duduknya menuju lemari kabinet di kamarnya dan membuka pintu kecil bagian bawah. Ada kulkas mini didalamnya, ia mengeluarkan 2 kaleng cola.
Saat Wonwoo berjalan melewati Mingyu, yang duduk bersila dilantai. Mingyu melirik kaki panjang dan putih milik kekasihnya. Ia mengenakan dress diatas lutut sehingga paha mulusnya terlihat.
Saat Wonwoo mengambil minuman, Mingyu melihat dengan jelas punggung putih Wonwoo. Mingyu merasakan ada gejolak pada 'adiknya'.
'Aaahhh apa yang aku pikirkan, dasar bodoh', ia mengumpat dalam hati untuk tidak berpikiran kotor.
Wonwoo meletakkan kaleng cola dimeja kecil lalu membereskan buku-bukunya.
Mingyu mendekat kearah meja kecil itu sementara Wonwoo masih membereskan buku.
Lalu mereka duduk berdampingan disisi meja. Mingyu dapat melihat lebih dekat kekasihnya dari samping. Wonwoo masih malu-malu.
"Diminum Gyu." tawar Wonwoo.
"Aahhh nee…" Mingyu membuka kaleng cola lalu meminumnya, begitu juga dengan Wonwoo ikut membuka kaleng colanya.
'Pletak'
"Aahhhh…" jerit Wonwoo karena tiba-tiba isi colanya luber.
Mingyu yang sedang meneguk colanya kaget melihat isi cola Wonwoo muncrat mengenai dada atas Wonwoo. Buru-buru ia mencari tisu, beruntung kotak tisu disebelah Mingyu.
Dengan refleks Mingyu membersihkan cipratan cola yang mengenai bagian atas dada dan baju yang dipakai Wonwoo.
Wonwoo kaget saat tangan Mingyu mendekati area dadanya. Saat itu tangan Mingyu pun berhenti seolah tersadar apa yang dilakukannya.
'stop Gyu, berhenti disitu aku malu' gumam Wonwoo sambil melihat ke arah tangan Mingyu.
'omo omo,,, kulitnya halus sekali' Mingyu tersadar dia berhenti dan mejauhkan tangannya dari aset Wonwoo.
Suasana semakin hening.
"Aahhh haha sebaiknya kamu memang harus ganti baju sayang."
Wonwoo hanya diam, melirik ke arah Mingyu yang masih duduk.
"Owwhh aku tunggu diluar saja, dibawah, ruang tamu oke." Mingyu bangun dari duduknya menuju pintu namun berbalik lagi.
"Colanya aku bawa ya." Mingyu nyengir kearah Wonwoo, kekasihnya menunduk malu, lalu Mingyu keluar kamar Wonwoo.
Sepeninggal Mingyu keluar kamar, Wonwoo menarik nafas dalam-dalam dan mengeluarkannya. Lalu ia beranjak menuju lemari pakaian dan berganti dengan pakaian yang nyaman.
Mingyu menggaruk kepalanya yang tidak gatal mengingat kejadian selama dikamar Wonwoo, dengan ekspresi wajah yang terlihat bodoh. Ia menuju kelantai bawah, menunggu Wonwoo di ruang tamu.
.
.
.
Beberapa menit kemudian Wonwoo keluar kamar menghampiri Mingyu yang sedang menunggu diruang tamu. Ia sudah berganti pakaian. Wonwoo memakai kaos dan celana pendek, khas pakaian sehari-hari dirumah.
Wonwoo duduk disebelah Mingyu masih terdiam, sikap mereka masih canggung. Mingyu menggeser duduknya agar menempel dengan Wonwoo dan memeluk pinggang rampingnya.
"Maaf kalau aku kurang ajar ya sayang."
Wonwoo hanya tersenyum dan melirik Mingyu.
"Ani…. Kamu tidak kurang ajar tapi nakal." Wonwoo mencubit gemas dada Mingyu.
"Eiihh kamu berani cubit dada aku, kalo aku cubit balik gimana?"
"Yak, berani macam-macam aku teriak."
"Hehe silahkan saja, adikmu sudah pergi."
"Yak, Kim Mingyu."
"Eiihhh habisnya kamu begitu menggoda, aku jadi tidak tahan."
Mingyu mengelitik pinggang Wonwoo, ia tahu Wonwoo tidak tahan geli.
Lalu mereka tertawa bersama, suasana kembali mencair tidak canggung lagi.
.
.
Posisi Wonwoo sudah berbaring di sofa dan Mingyu diatasnya dengan tumpuan tangan, Mingyu menahan agar tidak jatuh ke Wonwoo. Kedua tangan Wonwoo menahan dada Mingyu.
"Ini hukuman untuk Jeon Wonwoo yang sudah menggoda Kim Mingyu."
Mingyu mengecup pipi Wonwoo berkali-kali.
"Mingyu-ya geli." Wonwoo mohon ampun pada kekasihnya.
"Baiklah ini yang terakhir."
Saat Mingyu ingin cium bibir Wonwoo bersamaan dengan pintu rumah dibuka.
'Ceklek'
Mingyu yang kaget langsung bangun. Posisi Mingyu langsung duduk di sofa begitu juga dengan Wonwoo, ia langsung merapihkan baju dan rambutnya.
Adik laki-laki Wonwoo hanya terdiam melihat adegan itu. Bola yang dipegang tangannya sampai jatuh menggelinding.
"Yak, apa yang kalian lakukan hah?" Bohyuk berjalan menghampiri Mingyu dan Wonwoo sambil berkacak pinggang.
"Eooh bbbukankah tadi kamu bilang mau latihan basket." jawab Mingyu takut-takut sambil nyengir, posisi dia dari duduk lalu bangun lalu duduk lagi saat dimarahi adiknya Wonwoo.
"Latihannya batal, ada temanku yang sedang sakit. Kalian berdua sedang apa hah!" Bohyuk mengomel sambil menunjuk ke arah Mingyu.
"Aaahh ini tidak seperti yang kamu pikirkan." Mingyu menjelaskan terbata-bata.
"Aku baru pergi sebentar, bagaimana aku pergi lebih lama lagi hah!"
"Hehe tadi itu aku hanya sedang bercanda dengan Noona kamu." Mingyu menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Aisshhhh, jinjja!" Bohyuk mengepalkan tangan kanan seakan ingin memukul.
"Aku minta maaf, nanti aku bawakan kimbab lagi untukmu sebagai permintaan maaf."
"Yak, jangan berharap aku akan memaafkanmu dengan iming-iming memberikanku kimbab."
"Aigoo, apa kau memang berniat membuat Noona hamil hah?"
"Mmmwoo?!" Mingyu kaget dengan omelan Bohyuk.
"Yak, Noona sebaiknya kau selesaikan kuliahmu dulu." Diceramahin adiknya, Wonwoo hanya tersenyum tipis sambil melirik Mingyu yang kelihatan pucat.
"Ck..ck..ck.. Apa dia lelaki yang bisa dipercaya eoh?" Bohyuk masih mencibir Mingyu sambil memandang dari ujung rambut sampai ujung kaki.
"Yaya, kalau Noona mu hamil anakku, tentu saja aku akan bertanggung jawab."
"Aigoo, berani menyahut dia." Bohyuk membuang nafas dengan kasar.
Wonwoo hanya tertawa geli melihat Mingyu diomelin oleh adiknya.
Bohyuk memandang sinis ke arah Mingyu.
'astaga ya ampun, kenapa tatapannya datar sekali melebihi Wonwoo', Mingyu shock melihat wajah adiknya Wonwoo sampai sulit untuk bernafas.
Lalu Bohyuk pergi meninggalkan mereka berdua menuju kamarnya. Mingyu menarik nafas.
"Sayang, aku pulang saja ya."
"Hihihi waeyo? Kamu takut?"
"Hahaha, ani masa seorang Kim Mingyu takut sama calon adik ipar."
"Besok pagi aku jemput ya, kamu ada kelas pagi kan?"
"Ehmm iya Gyu."
Mingyu mencium kening Wonwoo saat akan keluar rumah. Wonwoo mengantar sampai depan rumah.
"Aahh baju yang tadi, kapan-kapan kamu pakai lagi ya saat bersamaku." Mingyu tersenyum nakal sambil mengedip.
Seketika raut wajah Wonwoo memerah tersipu malu.
.
.
.
.
.
END
I'm back dengan Meanie, semoga pada suka. Aku agak bingung untuk nama adiknya Wonwoo, akhirnya aku putuskan memakai nama adik kandung Wonwoo. Karena wajah mereka benar-benar mirip (ya iyalah secara kakak adik), jadi berharap dapat feel seorang adik yang khawatir terhadap kakaknya.
Plotnya sendiri terinspirasi dari satu adegan kdrama My Love From Another Star saat Cheon Song Yi diomelin adiknya sendiri si Cheon Yoon Jae gegara ia tidak pulang semaleman karena nginep dirumah Do Min Joon. Disitu seorang adik tapi berasa seperti seorang ayah ngomelin putrinya / kakak laki-laki ngomelin adik perempuannya. Pokoknya sok tua banget wkwkwk.
Akhir kata, terima kasih sudah mau mampir, kalau berkenan silahkan isi kotak review.
Annyeong… ^^.
Rabu, 30 November 2016.
