AUTHOR : Hezel MintCherry

TITLE : Uchiha House (Sequel)

RATE : T+

PAIRING : SasuSaku

GENRE: Romance, Mystery

DISCLAIMER : Masashi Kishimoto

WARNING : OOC, AU, TYPO, Ide pasaran, alur cerita gajeness, gak sesuai EYD!

.

.

.

Don't like don't read!?

.

.

.

Yo..yoo minnaaaa.. Akhirnya aq menanggapi permintaan readers semua untuk membuat sequel ini, fiuuuhh benar-benar menguras imajinasii, hehhee lebay ah...

Maaf kalau sequel yang saya buat ini tidak seperti yang kalian harapkan.. Tapi yeaahh mending cekidot, Langsung baca aja dehh.. ╮(╯▽╰)╭

.

.

.

HAPPY READING~

.

.

.

.

Matahari pagi terlihat mengintip malu-malu dibalik sang cakrawala, menggeser sang rembulan yang telah menemani sepanjang malam. Serta hembusan udara sejuk terasa jelas dipinggiran Kota Konoha ini, dan salah satunya disebuah gedung megah bergaya Eropa kuno, bangunan tersebut masih berdiri kokoh diantara ilalang yang telah basah terkena embun pagi, dan itupun tak luput dari cahaya matahari yang mulai merambah masuk ke setiap bagian bangunan tersebut melalui jendela dan celah-celah ventilasi lainnya.

"Enghh~" terdengar lenguhan gelisah seorang gadis bersurai merah muda yang sedang terbaring di ranjang Queensizenya, dengan sprei terlihat acak-acakan akibat pola tidur sang gadis yang tidak elite, tubuhnya terbalut babydoll yang tampak berantakan karena tersingkap keatas sehingga memperlihatkan perut putih nan mulus miliknya, dalam posisi terlentang sangat lebar diatas ranjang ia terlihat gelisah, mulut mungil sang gadis juga terlihat terbuka dan tertutup secara beraturan seolah menggantikan fungsi hidung untuk bernapas.

Semakin lama, lenguhan dibibir mungilnya semakin jelas dengan napas tersengal-sengal seolah habis bermimpi buruk. "Enghh...hosh-hosh..." merasa ada yang tidak beres dengan tubuhnya, mata emerald indah itupun terbuka lebar dan memicing sipit saat kedua manik hijau klorofil itu berhadapan dengan cahaya matahari yang merambat kedalam kamarnya.

Srek...srek...

"Eh...apa ini...?" tanya Sakura entah pada siapa kala melihat sesuatu bergerak-gerak dibalik piyama babydoll motif renda miliknya. Sontak saja dia menegang kaget, wajahnya mendadak pucat pasi seperti melihat hantu.

"KYAAAAAAA~!"

Jeritan melengking Sakura sukses menggema diseluruh bangunan megah yang menjadi tempat tinggalnya saat ini dan mengusik mimpi indah pemuda tampan pemilik rumah, membuat sang pemilik tersentak kaget dengar pekikan gadis yang telah mengisi hati serta hari-harinya itu. "Ck, kenapa lagi dengannya?" Sasuke berdecak kesal seraya bangkit dari ranjang kesayangannya, dengan malas ia berjalan menuju kamar sang gadis yang berada tepat disebelah kamarnya.

Dengan langkah gontai Sasuke yang masih berantakan dengan rambut acak-acakan setelah bangun tidur membuatnya terlihat semakin err sexy, dengan hanya mengenakan celana panjang tanpa pakaian menutupi dada bidangnya itupun sampai didepan pintu kamar Sakura dan membukanya.

CEKLEK

Terlihatlah seorang gadis berambut soft pink sedang terduduk gemetar diatas ranjang Queensizenya yg berantakan itu. Membuat pemuda bertatapan onyx ini memicing tajam, memperhatikan secara teliti, apa yang sebenarnya terjadi dengan gadisnya, sepertinya tidak ada yang berbahaya, paling hanya mimpi buruk tentang hantu batinnya.

"Kau kenapa Sakura? Habis mimpi dikejar hantu lagi, eh?" tanya Sasuke dengan menahan dengusan tawanya, mengingat gadis kesayangannya ini memang paling takut sama yang namanya hantu.

Sakura mendongak kala mendengar kekasih hatinya yang bertengger didepan pintu kamarnya, seraya bersandar memperhatikan dirinya dari atas kebawah, seolah memastikan tak ada bagian dari tubuhnya yang hilang. Ia tiba-tiba merona melihat kekasih tampannya tampak sangat menggoda iman pagi ini, bayangkan saja leher jenjang, bahu lebar nan tegap, dada bidang serta perut sixpacknya itu sukses membuat Sakura berpikir vulgar untuk langsung menerjangnya dan melupakan sesuatu yang seharusnya.

GLEK

Susah payah ia menelan salivanya, mencoba menepis pemikiran mesum yang muncul disaat yang tidak tepat, 'Oh my God, he is so hot!' inner Sakura histeris menahan napsu akan pria dihadapannya, walaupun sudah sebulan ia tinggal bersama, tapi moment seperti ini selalu sukses membuatnya berdebar dan memerah, 'tidak-tidak! Bukan saatnya memikirkan itu!' tegasnya lagi pada dirinya sendiri.

"Emm..Sasuke-kun, i-inii..." ujar Sakura bergetar seraya menunjuk bagian dadanya dengan telunjuk dan menatap Sasuke dengan tatapan yang sulit diartikan dimata onyxnya, serta wajah merona gadis Haruno itu membuatnya terlihat semakin manis batin Sasuke.

"Hn, kenapa dengan 'itu' Sakura?" Sasuke bingung melihat tingkah gadisnya ini, seolah menginginkannya untuk melakukan sesuatu, "apakah mulai membesar hemm?" tanyanya lagi, kali ini dengan seringaian sexy terpatri dibibir tipisnya itu.

BLUSH

Sontak wajah Sakura semakin memerah bagai tomat matang kesukaan kekasihnya, "bu-bukan begitu baka mesummm!" Sahut Sakura yang merasa diejek oleh perkataan vulgar lelaki tampan dihadapannya itu.

Bukankah kau tadi juga sempat berpikiran vulgar tentangnya, eh Sakura?

"Etto~i-ini...seperti ada yang- Hyaaa~!?" Kata-kata gadis musim semi itu terputus oleh pekikannya sendiri saat merasakan benda yang bergerak-gerak semakin kuat didalam babydollnya.

Sasuke mulai khawatir akan apa yang terjadi dengan gadisnya, sebenarnya ada apa sih? batinnya, dia pun melangkahkan kaki panjangnya semakin mendekat kearah Sakura. Dengan raut wajah yang mulai serius ia bertanya lagi, "ada apa sih?" wajah tampannya terlihat semakin penasaran saat melihat kearah bagian dada gadisnya seperti ada pergerakan kecil disekitar situ, melihat itu semburat merah tipis tiba-tiba muncul mengaliri wajah datarnya, entah apa yang ada dipikirannya sekarang, hingga suara lirih nan bergetar Sakura mengalihkan perhatiannya.

"Sasuke-kun, to-tolong ambilkan sesuatu didalam siniii~" rengeknya dengan emerald berkaca-kaca dan mencondongkan tubuhnya semakin mendekat tubuh Sasuke yang masih berdiri disebelah ranjangnya.

"Hah!?"

"Ini...sepertinya ada suatu hewan yang terjebak didalam sini, daritadi ia bergerak-gerak terus! Sasuke-kun ambilkan~ aku takuuttt~" rengeknya lagi.

"Hewan apa disitu?" tanya Sasuke dengan terus mengamati gadisnya intens.

"Aku juga tak tau...makanya aku minta kau yang ambilkan- hyaaa~! cepat lakukan sesuatu baka!?" jerit Sakura saat dirasa pergerakan menggelikan yang menggelitik itu menyentuh permukaan kulit dadanya yang sensitif tersebut.

"..."

Bukannya menjawab dan membantu Sakura, Sasuke justru berbalik, melangkah meninggalkan kamar gadisnya. Hal itu membuat Sakura geram, cih lelaki macam apa dia batinnya. "Sasuke-kunnnn kemana kau!? Jangan pergiiii!?" teriak Sakura saat melihat punggung tegap kekasihnya menghilang dibalik pintu kamarnya.

Tak berapa lama, pemuda yang dipanggil Sasuke itu telah kembali ke kamar sang kekasih dengan perlengkapan yang dipakainya berupa masker, sarung tangan plastik, serta pinset yang ia genggam ditangan kanannya.

Melihat kekasihnya berjalan kearahnya lengkap dengan peralatan seperti dokter bedah, membuat Sakura melotot, menatapnya horror. "Sa-Sasuke-kun, apa-apaan itu!?" pekik Sakura kesal melihat pemuda pemilik rumah yang nampak aneh dengan penampilan seperti itu.

"Hn?"

"Aku kan hanya minta tolong untuk mengambilkan sesuatu didalam sini!" ujar Sakura sambil menunjuk area dada, "bukan minta dibedah!" pekiknya lagi.

"Hn, sudah jangan banyak bicara lagi, aku yang akan mengurusnya." Jawab Sasuke datar.

"Ta-tapi...apa kau segitu jijiknya de-dengan tubuhku? Hingga kau pakai sarung tangan begitu Sasuke-kun~?" cicit Sakura dengan menatap sendu sepasang onyx sang kekasih.

"Ck, bukan begitu, aku kan juga tak tau hewan apa didalam situ, bisa saja beracun kan!" Jelasnya lagi dengan berdecak sebal.

Sakura sweatdrop mendengar penjelasan pemuda tampan di hadapannya ini, "kalau memang beracun, sudah pasti aku yg kena racunnya duluan baka!" balas Sakura tak mau kalah.

"..."

Sasuke tak menghiraukan perkataan terakhir gadisnya, terlihat ia mulai sibuk merogohkan tangan kedalam piyama Sakura, berusaha menjepit hewan itu tapi dengan memalingkan wajahnya sehingga hanya tanganya lah yang bergerak-gerak mencari target.

"Aww! Sasuke-kun sakiitt~, kau menjepit sesuatu yang lain!" rintih sang gadis.

"..."

Sasuke tak menghiraukannya lagi, tapi semburat merah tipis muncul di area wajah tampannya itu karena dia melakukan sesuatu yang memalukan, 'cih salah menjepit begini bukan Uchiha namanya', decihnya dalam hati. Hingga akhirnya iya benar-benar mendapatkan si biang masalah. "Hn, ternyata belalang musim panas ini yang masuk." terang Uchiha bungsu tersebut sambil melepas maskernya dan berjalan ke arah jendela yang terletak disudut kamar gadis musim seminya bermaksud membuang belalang ditangannya itu.

"Eh? Kok bisa belalang itu masuk sini sih?" tanya Sakura dengan memiringkan wajahnya, membuatnya semakin terlihat menggemaskan, hingga refleks Sasuke mengecup bibirnya sekilas, setelah melepaskan belalang pengganggu tersebut. Sontak saja Sakura ber'blushing ria akan tindakan kekasihnya dipagi hari ini.

"Uhh...Sasuke-kun ambil kesempatan dalam kesempitan!" gumam Sakura lirih.

Mendengar gadis pinkynya bergumam dengan wajah memerah begitu membuat Sasuke menyeringai, "Hn, kau keberatan?"

"Ah..eng...ti-tidak sih..." Sakura tergagap menjawab kata-kata menggoda kekasih tampannya itu.

"Baiklah kalau begitu mari kita lanjutkan." Ajaknya lagi kali ini dengan seringaian lebarnya hendak menundih tubuh mungil gadisnya.

"Ehh...tidak bisa~! a-aku harus sekolah Sasuke-kun!" jawab Sakura malu dan mencoba mengalihkan pembicaraan, tapi memang dia juga harus siap-siap berangkat sekolah.

Mendengar alasan Sakura, Sasuke langsung melihat jam dinding yang tergantung dikamar ini,dan memang menunjukkan pukul 06.40 pagi. Sambil berdecih karena kesenangannya terganggu, pemuda raven inipun segera bangkit dan berdiri. "Hn, lain kali jangan buka jendela terlalu pagi Sakura! Nanti ada hewan masuk lagi!" tegasnya seraya melangkah menjauh meninggalkan Sakura agar bisa bersiap untuk sekolah.

"Eh..membuka jendela? Hah siapa yang buka? Aku tak ingat telah membukanya Sasuke-kun...!? Pekik Sakura setelah mendengar perkataan Sasuke tentang jendela kamarnya yang sudah terbuka, bahkan sebelum ia membuka mata.

"Ck, siapa lagi kalau bukan kau Sakura!? Sudah sana siap-siap kesekolah, aku akan siapkan sarapan dibawah!" Sahut Sasuke sebelum benar-benar menghilang dari pandangan Sakura.

Sakura tak menyahut lagi, ia masih sibuk dengan pertanyaan-pertanyaan yang menyelimuti pikirannya, hingga tubuhnya terlihat bergerak kesana kemari menyiapkan baju seragamnya, lalu pergi kekamar mandi, dan segera berisap.

Dan disinilah ia berada sekarang, duduk manis sambil menyantap sarapan paginya yang berupa sandwich dan susu cokelat kesukaannya. Diruang makan keluarga Uchiha yang megah seperti kerajaan ini hanya ada mereka berdua, tampak sedang menyantap sarapannya dengan tenang. Ruang makan ini terlihat sangat besar, lihat saja ukuran meja makan yang sangat besar ini dengan 20 kursi-kursi yang memiliki bantalan serta ukiran elegant mengelilinginya, membuatnya terlihat sangat luas.

Tek

Tampak gadis helaian merah muda lah yang terlebih dahulu menyelesaikan sarapannya, ia mengelap bibir mungilnya dengan tisu yang tersedia, tak lama pemuda dihadapannya juga telah selesai. Melihat itu, Sakura segera membuka pembicaraan, mencoba menanyakan hal yang mengganggu pikiranya."Emm Sasuke-kun...a-aku benar-benar tidak membuka jendela kamarku tadi..." ucapnya kembali membahas topik seputar jendela dikamarnya yang menurutnya janggal.

"Lalu siapa kalau bukan kau Sakura?" Sasuke justru bertanya balik.

"Yaaahh aku tak tau juga, yang pasti lain aku, percayalah~" rengeknya, "atau jangan-jangan... dirumah ini benar-benar ada hantunya?" lanjutnya lagi "oh ayolah Sasuke-kun~ kau tak mencoba menakutiku lagi kan?" cicit Sakura dengan emerald gelisah memandangi langit-langit rumah itu, kalau-kalau ada hantu yang nemplok disana batinnya.

"Ck, sudah tak usah dibahas lagi, ayo berangkat, aku antar!" tegas Sasuke seraya bangkit dari kursinya dan mengambil kunci mobil yang ia letakkan di lemari tempat penyimpanan peralatan kerja miliknya.

"Eh? Kau yang antar?" tanya Sakura tak percaya, baru kali ini kekasihnya berniat mengantar dirinya kesekolah.

"Kau hampir terlambat kalau naik bis Sakura! Jadi aku yang antar!" Sahut Sasuke mengingat jarak rumahnya menuju sekolah Sakura memang cukup jauh, harus naik bis selama 20 menit, "cih ini semua karena insiden belalang tadi pagi." decihnya saat mengingat kejadian tadi pagi yang membuat gadisnya hampir terlambat kesekolah.

Sakura hanya mengangguk menanggapi penjelasan dan gumaman pemuda raven buntut ayam itu seraya melangkah menuju garasi mobil disebelah rumah ini.

Sesampainya disekolah, Sakura langsung disambut oleh obrolan seputar kekasih baru sahabat pirangnya ini, ia menceritakan awal mula mereka berkenalan, sejak tak sengaja bertemu di galeri pameran lukis Konoha, hingga ia menjalin kasih dengannya. Membuat Sakura mendengus bosan.

"-lalu setelah itu Sai-kun menciumku, kyaaa~ dia romantis sekali jidatt..." pekik gadis pirang yang sedari tadi asik bercerita itu.

"..."

"Hei, jidat! Kau mendengarkanku tidak sih?" Sentak Ino kesal melihat sahabat pinkynya yang acuh tak acuh mendengarnya.

Sakura memutar bola matanya bosan, "demi Tuhan pig! Kau sudah menceritakan hal yang sama sebanyak lebih dari 5 kali! Kau tau!?" sahut Sakura sinis, mulai kesal terhadap sahabat cerewetnya ini yang selalu mendongeng hal yang sama berkali-kali.

"Ah~ eheee..." Ino hanya nyengir kuda dengan menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal, "oh yaa,, gimana kalau kapan-kapan kita double date? Sekalian aku ingin melihat kekasih Uchihamu yang kau banggakan ituuu..." ajak Ino berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Hmmm soal itu aku tak tau pig! Sasuke-kun kurang suka bertemu banyak orang, tadi saja setelah mengantarku, dia langsung pergi begitu saja, huufftt." Jelas Sakura dengan helaan napas panjang keluar dari bibirnya.

"Yaahhh...kok dia gitu sih..." ujar Ino yang kecewa mendengar penjelasan Sakura, kenapa pula sahabat pinkynya bisa sampai cinta mati sama lelaki seperti itu batinnya.

"Kau kan pernah aku ceritakan pig! kalau dia itu agak anti sosial, kurang mau bergaul dengan orang lain, hingga muncul gosip bahwa ia adalah hantu dirumahnya sendiri hihihii..." Sakura terkikik geli saat mengingat hal itu.

"Haha iya juga yahh kau benar jidat." Ino juga terkikik dan manggut-manggut setuju akan penjelasan sahabatnya.

Mereka berdua terus saja terkikik hingga bel pertanda masuk mengakhiri pembicaraan meraka. Sakura dan Ino bergegas menyiapkan segala keperluan belajar hari ini. Tepat setelah bel berbunyi, masuklah sang guru matematika yang ditakuti murid-murid saat ini, guru cantik yang akrab disapa Kurenai-sensei itu terkenal tegas dan selalu tepat waktu. Setelah menyapa seluruh muridnya, iapun segera membuka materi pembelajaran hari ini.

"Baiklah anak-anak, silahkan buka buku paket matematika halaman 112!" perintah sang guru.

"Ha'i sensei." Jawab murid-murid serentak dengan mencari halaman yang dimaksud gurunya.

.

.

Aktivitas belajar mengajar hari ini telah usai, terlihat beberapa murid dan staf guru perlahan mulai meninggalkan kelasnya.

"Jidat~ ayooo cepat kita pulang, kau lambat sekali sih!" seru gadis pirang berkuncir ekor kuda yang masih setia menunggui sahabat pinkynya merapikan dokumen-dokumen kelas.

"Sabar pig! Salahkan Asuma-sensei yang menyerahkan semua dokumen nilai-nilai siswa ini padaku, hufftt..." keluh Sakura dengan tetap mengurutkan lembar demi lembar dokumen yang sebentar lagi selesai itu dengan teliti.

Ino berdecak kesal mendengar keluhan Sakura, yahh memang selalu begitu, sahabat pinkynya itu dianggap murid teladan oleh sang guru, hingga diberi tanggung jawab untuk merapikan dokumen nilai siswa yang tak beraturan urutannya. Sambil menunggu Sakura, Ino memutuskan berjalan kearah jendela dan mengamati bermacam-macam siswa yang berhamburan keluar gedung sekolah ini, hingga pandangannya terhenti saat melihat beberapa siswi yang berkumpul memperhatikan sesuatu. Ia pun memicingkan sepasang iris aquamarinenya untuk memfokuskan objek, hingga pandangannya menangkap sesuatu hal yang asing membuatnya menjerit tertahan.

"Kyaaa~ jidat...kau harus lihat ini~" pekik Ino tanpa mengalihkan pandangannya, Sakura yang mendengarnya hanya mendengus bosan, "itu...di gerbang ada pria tampan seperti pangeran jidaaatt! kyaa~tampan sekali sihhh, Sai-kun saja kalah tampan..." pekiknya lagi.

"Ck, kau itu, kau sudah memiliki kekasih, jadi jangan menjerit begitu pig! Memalukan!"

"Tapi ini benar-benar tampannn...wajahnya limited edition jidaattt,, wah dia menunggu siapa ya? Orang yang ditunggu itu beruntung sekali sihhh jadi iri~!" gumam Ino.

"Setampan apa sih? Paling juga masih tampan Sasuke-kun ku!" celetuk Sakura setelah selesai membereskan dokumen diatas mejanya dan mendekati sahabat pirangnya yang terlihat berbinar menatap objek diluar sana.

"Cih, aku bahkan tak tau, bagaimana wajah Sasuke-kunmu itu!" Ino berdecih sebal mendengar celetukan Sakura yang narsis barusan.

"He, itukan Sasuke-kun...tumben dia mau menjemputku hemm.." ujar Sakura saat melihat keluar dan ternyata kekasih tampannya lah yang menjadi fokus sahabat pirangnya ini dari tadi.

Mendengar ucapan sahabat pinknya, Ino kembali berteriak tak percaya. "Uapaaa...!? Ja-jadi pangeran tampan itu Sasukemu yang ituu jidatt?!"

"Hu'um, ya udah ayo kita segera pulang, aku sudah dijemput tuh~" ucap Sakura riang sembari memakai tas dan melangkah keluar kelas meninggalkan sahabat pirangnya yang masih melongo tak percaya.

"Ah- hei jidat tunggu akuuu!" pekik Ino saat tersadar dari lamunannya untuk bergegas menyusul Sakura yang sudah menjauh.

Mereka berdua pun berjalan bersama menyusuri koridor sekolah menuju pintu keluar tanpa suara, masing-masing sibuk dengan pemikirannya sendiri. Hingga suara cempreng Ino terdengar memulai pembicaraan.

"Jidatt~ kau yakin tuh itu kekasihmu si Sasuke ituuu~?" tanya Ino lagi masih tak percaya

"Ya tentu saja pig! Kenapa sih? Kau masih tak percaya?" sahut Sakura kesal sambil terus berjalan mendekati kekasihnya yang masih setia menunggu di depan gerbang dengan wajah ditekuk sebal, karena lama menunggu dan harus dikerumuni berbagai macam gadis disekolah ini.

"Bukan begitu jidatt... Hanya saja dia terlalu tampan! aku ragu, apa benar ada manusia setampan dia? Jangan-jangan dia benar-benar hantuuu~" gerutu Ino mencoba menyamai langkah Sakura yang semakin cepat meninggalkannya.

"Ck, sudah ku bilang kalau dia bukan hantu pig! Tak usah melebih-lebihkan!" Balas Sakura dengan meninggikan nada suaranya, hingga membuat beberapa siswa yang lalu lalang di halaman sekolah itu menoleh kearahnya. Termasuk pemuda tampan yang menjadi topik pembicaraan mereka daritadi. Sedangkan Ino mengkeret tak menyahut lagi.

"Sakura, Kau lama!" sebuah suara baritone terdengar menginterupsi perdebatan kedua sahabat berbeda warna rambut itu.

"Ah~ Sasuke-kun, gomen tadi ada sedikit kerjaan hehe." Sakura nyengir kuda sambil mengamit lengan kekar kekasihnya.

Hal itu sontak membuat para siswi yang sedari tadi mengerubungi Sasuke menjerit histeris, dengan mengeluarkan kata-kata makian serta kekecewaan karena lelaki tampan yang menarik perhatian mereka ternyata sedang menunggu kekasihnya. "Sial, ternyata dia punya kekasih!", "beruntung sekali gadis pink itu, huh!"decih beberapa siswi hingga mereka bubar dengan sendirinya dalam kekecewaan.

"Hei jidat, kau tak mengenalkanku pada kekasihmu ini, eh?" goda Ino dengan menowel lengan Sakura.

"Huh iya baiklah, emm...Sasuke-kun, kenalkan ini sahabatku Yamanaka Ino, panggil saja dia pig!" ucap Sakura dengan menekankan kata terakhir itu sukses membuat Ino mendelik tajam padanya.

"Sembarangan kau jidat!" hardik Ino kesal, dengan sedikit berdehem ia pun melanjutkan ucapannya, "ehemm aku Yamanaka Ino, sahabat Sakura...salam kenal~" Ino memperkenalkan diri dengan suara yang dibuat-buat manja, Sakura hanya memutar kedua bola matanya bosan saat melihat sahabat pirangnya itu.

"Hn." Jawab Sasuke datar tanpa mengenalkan diri, karena dia yakin Sakura juga telah menceritakan tentangnya pada si pirang ini batinnya.

Ino sweatdrop mendengar jawaban singkat dari lelaki pujaan sahabatnya ini, bayangkan saja, sesi perkenalannya hanya di sahuti dengan gumaman tak berarti, 'sunggu tidak sopaaannn!' jerit innernya kesal.

"Emm...Sasuke-kun, tumben kau menjemputku?" tanya Sakura mencoba mencairkan susasan canggung yang baru saja tercipta.

"Hn, kebetulan aku baru saja dari kantor tadi ada urusan." jawabnya "ayo pulang." ucapnya lagi pada gadis pinky dihadapannya dan melangkah kearah mobil yang terparkir tak jauh dari tempatnya berdiri.

"Hu'um, aku duluan ya pig!...jaa ne~" ucap Sakura pada sahabat pirangnya yang juga masih menunggu jemputan kekasihnya.

"Iya jidat, hati-hati." balas Ino setengah berteriak karena Sakura sudah berlari menjauhinya.

Malam hari di kediaman UCHIHA HOUSE, suasana nampak sepi dan cukup menyeramkan bagi seseorang yang tidak biasa dengan keadaan ini.

"Loh Sasuke-kun kau mau kemana?" tanya seorang gadis berhelaian soft pink sambil menyesap ocha hangat saat melihat kekasihnya sedang terburu-buru memakai jaket dan tas kerjanya.

"Hn, aku harus ke kantor, ada proyek besar yang harus aku kerjakan Sakura." Jawab sang kekasih seraya mengambil kunci mobil di atas meja kerjanya, "dan mungkin dalam beberapa malam ini kau akan sendirian, karena aku harus kekantor saat malam." jelasnya lagi dengan memakai sepatunya.

"He, souka? Hem...beberapa malam ini aku akan kesepian tanpamu..." gumam Sakura lirih tapi masih bisa di dengar oleh Sasuke.

Sasuke menyeringai tipis melihat gadisnya yang tak rela ia tinggalkan, ia pun mendekati gadis yang menawan hatinya itu seraya menepuk dan membelai lembut surai merah mudanya, "tenang saja, aku hanya kerja malam, paginya aku pasti pulang kalau pekerjaanku selesai."

"Hum iyaa~ yang semangat yah kerjanya Sasuke-kun! Cup~" ucap Sakura yang dengan sekilas mengecup bibir tipis pemuda raven dihadapannya, yahh walaupun setelah itu wajahnya pasti memerah seperti tomat, tapi ia refleks melakukannya.

"Hn, mulai agresif, eh?" sambil menyeringai sexy Sasuke kembali mengecup dan melumat bibir lembut nan kenyal milik gadis beraroma cherry ini.

"Enghh~ Sasuke-kun, kau bisa terlambat nanti..." gumam Sakura disela-sela ciuman mereka, hingga Sasuke melepaskan bibir ranum miliknya.

"Hn, kau berani kan dirumah sendirian malam-malam?" tanya Sasuke, "kalau kau takut, kau bisa mengajak sahabat pirangmu itu menginap disini menemanimu." lanjutnya kemudian.

"Huh, jangan remehkan aku, sekarang aku cukup berani kok!" sahut Sakura sebal dengan mengerucutkan bibirnya kedepan membuat Sasuke gemas dan kembali mengecupnya sekilas.

"oh ya...? baiklah kalau begitu, aku pergi dulu, jangan lupa kunci pintu!" tegas Sasuke seraya melangkah keluar rumah menuju mobil yang terparkir di halaman samping.

Sakura hanya mengangguk menanggapi perintah pemilik rumah ini, kalau dipikir-pikir mereka seperti pasangan suami istri, hihii Sakura terkikik geli memikirkan hal seperti itu, ia pun segera menutup dan mengunci pintu tersebut lalu beranjak masuk membereskan sisa-sisa makan malam.

"Hoamm...baru jam 9 malam dah ngantuk banget, mending segera tidur daripada memikirkan yang tidak-tidak." gerutu Sakura sambil menuju kamarnya untuk segera tidur memasuki dunia mimpi.

.

Zrashh...zrashh...

Tak berapa lama Sakura tertidur, ia pun kembali terbangun saat mendengar suara guyuran air, "engh hujan yah...?" gumamnya sambil bangkit dari tempat tidur menuju kearah jendela kamar tuk memeriksanya.

SREK!

Ia membuka tirai kamarnya untuk memeriksa apa benar hujan, ia jadi mengkhawatirkan kekasih tampannya yang belum pulang itu. "Eh, ternyata tidak hujan...terus suara guyuran air tadi apa ya?" tanyanya pada dirinya sendiri. Dan seketika itu suara seperti guyuran tadi kembali terdengar, membuat Sakura menajamkan telinganya mencari sumber suara.

"Em sepertinya berasal dari lantai bawah, mungkin air di kamar mandi yang lupa aku matikan..." Sakura segera berjalan menyusuri koridor rumah megah yang nampak menyeramkan ini sendirian, walapun sudah tinggal disini selama 1 bulan, tetap saja gadis manis Haruno ini merasa takut, terlihat dari manik emeraldnya yang bergerak-gerak gelisah mengamati seluruh ruangan rumah ini, hingga ia berada tak jauh dari kamar mandi yang menjadi sumber suara.

Baru saja Sakura hendak melangkah mendekati kamar mandi, tiba- tiba emerald indahnya memicing dan membulat sempurna saat ia melihat siulet seorang wanita pucat berambut panjang dengan mengenakan baju putih panjang, baru saja berkelebat keluar dari kamar mandi menuju ke arah dapur. Hal tersebut sukses membuat debaran jantung gadis pinky ini berpacu lebih cepat.

Deg deg, deg deg!

'Kyaaaaa HANTUUUU!' Jerit Sakura.

~~~~~~~~~~T.B.C~~~~~~~~~~

.

.

.

Seharusnya fic sequel ini 1 chap aja harus tamat~ tapi kepanjangan nih jadinya aq buat 2 chap tamat semoga, kalau gak lebih lagi mungkin 3 tapi liat aja nanti hehehe,,

Tunggu kelanjutan chap selanjutnya yah,,, segera aq update kok, karena udh seleasi tinggal editing trakhir, gomen kalau fic sequel ini kurang memuaskan readers semua,,, heheh arigatou telah membacanya.

.

.

Mind to Review?

(′▽‵)╭(′▽‵)╭(′▽‵)╯ GO!