Pagi yang sangat indah menjadi sebuah awal bagi penduduk kota Tokyo. Langit pagi yang cerah, suara burung mengalun merdu, percakapan santai masyarakat, menjadi latar ketika seorang pemuda bersurai pirang dengan sebuah kamera DSLR yang digantung di lehernya sedang berjalan.
Pakaian khas sekolah menengah itu menjadi setelannya sekarang. Kemeja putih dibalut blazer hitam khas Konoha High School. Sekolah menengah Swasta dibawah naungan Konoha Foundation. Sekolah yang diberi penghargaan sebagai Sekolah terbaik se-Jepang. Tidak hanya berprestasi di bidang akademik. Sekolah ini juga mengimbanginya dengan prestasi di bidang non-akademik. Cara menjadi bagian dari keluarga Konoha High School pun tidak mudah. Maupun itu adalah murid, guru, atau staf sekolah.
Setiap masuk, maka murid diberi 2 jalur. Pertama jalur tes mandiri dan jalur beasiswa. Hanya 2 itu. Mengharapkan sogokan? Jangan coba-coba.
.
*Ckrek!*
.
Pemuda pirang itu baru saja memotret seekor kucing yang sedang menjilat-jilati bulunya diatas sebuah pagar beton. Potretan kamera dibantu lensa prime 50mm membuat hasilnya begitu bagus. Efek blur yang tepat, kontras warna yang tepat, dan pencahayaan yang tepat dapat mempengaruhi kualitas suatu foto. Karena dipotret, si kucing pun kabur dari singgasananya dan pergi entah kemana.
.
*Ckrek!*
.
Perjalanannya menuju Konoha High School diselingi oleh kegiatan memotretnya. Bila diamati, dapat dipastikan hobi pemuda ini adalah fotografi.
"Ohayou, Naruto!" Sapa seorang pedagang pria saat mendapati Naruto melewati kedai ramennya.
"Ohayou, Teuchi-jii-san!" Sapa Naruto membalas sapaan pemilik kedai ramen Ichiraku.
.
*Ckrek!*
.
Naruto melambai-lambaikan tangannya setelah memotret Teuchi yang sedang menyapu didepan kedainya. Teuchi yang menyadari itu hanya tertawa.
"Jangan lupa berikan untukku hasilnya!" Kata Teuchi mengingatkan Naruto.
"Hai'! Hai'! Bayarannya semangkuk ramen!" Kata Naruto ketika berbelok di perempatan jalan.
Namikaze Naruto, usia 16 tahun. Siswa tahun pertama di Konoha High School. Kebetulan hari pagi yang indah ini adalah hari pertamanya sebagai siswa Konoha High School.
Naruto memiliki hobi yang tak sama dengan remaja lainnya. Biasanya remaja yang sebaya dengan Naruto akan memiliki hobi membuat manga, olahraga, maupun musik. Hobi pemuda pirang yang satu ini adalah fotografi.
Naruto terus berusaha menggapai impiannya untuk menjadi seorang fotografer terkenal. Bahkan ia ingin sekali memiliki studio sekaligus galeri sendiri untuk menyimpan hasil usahanya.
Namun semua impiannya ini harus ia perjuangkan mengingat kondisi ekonomi keluarga Naruto yang tergolong menengah ke bawah. Ingin membeli perlengkapan dan peralatan fotografi sebagai pendukung cita-citanya tentu saja harus memiliki modal yang terbilang mahal. Apalagi jika ingin memiliki studio sendiri.
Dapat menabung untuk membeli sebuah kamera DSLR bekas pun Naruto sudah merasa beruntung. Setidaknya ia dapat berjalan selangkah menuju impiannya tersebut.
Menjadikan fotografer sebagai pekerjaan utamapun tidak mudah. Fotografer dituntut agar selalu berkarya, mengikuti perlombaan, atau melakukan traveling guna menghasilkan foto terbaik agar dapat menyambung hidup. Andaikan fotografer sudah memiliki karya-karya yang mereka simpan di galeri, maka dipastikan mereka terbilang kaya.
"Ohayou, Kozuru-san!" Sapa Naruto kepada seorang polisi yang mengatur lalu lintas.
"Ohayou, Naruto! Semoga harimu menyenangkan" balas Kozuru.
Pemuda yang baik hati, tampan, humoris, dan tak kenal lelah ini dikenal masyarakat sebagai pemuda yang sopan dan selalu menyapa orang-orang yang ia kenali. Hal ini membuat Naruto sangat disegani karena sopannya tersebut.
.
*Tap...Tap...Tap...*
.
15 menit lamanya berjalan kaki, akhirnya Naruto dapat datang 20 menit sebelum jam sekolah di mulai. Naruto memang sengaja datang lebih awal. Ini semua untuk memotret seluruh objek yang dapat membuatnya tertarik sebagai pelengkap album tahun ajaran baru.
Saat Naruto melewati taman, Naruto mendapati seekor kupu-kupu dengan corak menawan dan mungkin terbilang langka. Kupu-kupu itu sedang hinggap di pucuk bunga matahari.
"Wow! Momen langka! Harus kuabadikan" kata Naruto lalu mempersiapkan pemotretannya.
Naruto langsung saja mengambil ditempat tanpa harus mendekati kupu-kupu tersebut agar kupu-kupu itu tidak merasa terancam. Naruto tak lupa memperbesar pandangan kamera dengan memutar ujung kamera.
Seandainya foto kupu-kupu bercorak langka itu berhasil diabadikan oleh Naruto, pemuda ini akan langsung melelangnya hingga mendapatkan harga tertinggi. Foto kupu-kupu indah dengan corak menawan? Perempuan feminim mana yang tidak tertarik? Perempuan...Merekalah klien tetap Naruto
.
*Swuuus...*
.
*Ckrek*
.
Alis Naruto berkedut-kedut saat menyadari bukan kupu-kupu bercorak langka tadi yang ia potret. Ternyata sosok seorang gadis bersurai indigo yang entah sengaja atau tidak, berlalu didepan kamera Naruto sehingga kamera memotret wajah samping gadis indigo tersebut.
Kekesalan Naruto bertambah saat kupu-kupu tadi telah terbang entah kemana. Sungguh kesal. Bagaikan...arrggh...Naruto tak tahu pribahasanya.
"Hei kau, nona" panggil Naruto kepada gadis indigo tadi.
Gadis tersebut berhenti dan menoleh dengan angkuhnya. Pandangan sinis ditujukan ke Naruto. Naruto pun menaikkan sebelah alisnya. Seharusnya ia yang bersikap seperti itu.
"Kau baru saja menganggu buruanku" ujar Naruto.
"Ups...maaf. Aku tak lihat!"
Jujur saja, Naruto mengakui ucapan gadis itu baik. Tapi pengiramaan dalam dialognya sungguh membuat Naruto naik pitam. Seolah ia melakukannya dengan sengaja atau gengsinya-lah yang terlalu tinggi.
"Kau harus meminta maaf dengan benar, nona!" Pinta Naruto atau lebih tepatnya perintah.
"Kau berani memerintahku?" Tanyanya.
"Lalu kenapa?" Balas Naruto sengit.
Pertanyaan Naruto bukannya dijawab, gadis itu malah menghampiri Naruto. Naruto akui gadis itu sangatlah cantik, seksi, dan manis. Bahkan gadis itu bisa masuk ke 'daftar buruan' andaikan ia bukanlah gadis yang mengesalkan.
"Jadi kau tidak tahu siapa aku?" Tanya Hinata dengan kilat mata meremehkan.
"..."
"Aku Hyuuga Hinata. Kelas 2-1. Akulah Ketua Dewan Kedisiplinan disini. Aku bukan hanya sekedar murid Konoha High School. Tapi aku juga seorang penyanyi terkenal. Camkan itu..."
"Namikaze Naruto. Aku setahun dibawahmu. Oh ya...Dan aku tahu kau itu terkenal di dunia tarik suara, Hyuuga-senpai. Tapi sayangnya aku terlalu sibuk sehingga tidak tahu-menahu dengan kegiatanmu. Aku tak akan melupakan keangkuhanmu dan kelakuanmu yang telah menganggu hobiku. Terpenting sekali, aku bukan termasuk penggemarmu" kata Naruto sengit.
Mereka berdua pun saling menatap dalam keadaan menyipit seolah saling menyerang melalui tatapan.
.
.
KAZEHIRO TATSUYA
PRESENT
Title :
I Got You!
Disclaimer :
Masashi Kishimoto
Created By :
Kazehiro Tatsuya
Pair :
Naruto X Hinata
Warning :
Segala ide cerita, latar, dialog, narasi, sifat, sikap, dan settingan lainnya murni ide Author sendiri. Jika ada kesamaan dengan fanfic Author lain, maka hanya sebuah kebetulan. Mohon dimengerti
.
My First Romance Fic, Gajeness, OOC, OC figuran, AU, Typo, EBI gak jelas, alur kecepetan (karena ane gak bisa bikin lebih detail), bahasa ancur (mungkin), bikin sakit mata, masalah lainnya, dan terpenting DLDR
Rated :
M
Genre :
Romance, Drama, Humour (maybe), dan Hurt/Comfort
.
.
Seminggu Kemudian
.
.
"Naruto, hoi Naruto!"
Naruto tersentak kaget saat suara bariton sahabatnya berhasil menarik pemuda itu kembali ke dunia nyata.
Naruto, Sasuke, dan Kiba sedang berkumpul setelah bel usai belajar sekolah dibunyikan. Mereka berkumpul di kantin sekolah sebelum memulai mengobservasi kegiatan klub yang nantinya akan mereka geluti.
"Kalian tahu? Aku pernah bertemu dengan Hyuuga-senpai di hari pertama" ujar Naruto.
"Hyuuga yang mana?" Tanya Sasuke.
"Maksudmu?"
"Laki-laki atau perempuan?"
"Jadi maksudmu di Konoha High School ada 2 Hyuuga?"
"Iya"
Naruto pun mengangguk mengerti. Ia baru mengetahui itu. Wajar karena ia masih dikatakan baru menjadi murid di Konoha High School. Wajar apabila mereka belum mengenal senior-senior.
"Hyuuga Hinata" ujar Naruto tiba-tiba.
.
*Brak!*
.
Naruto dan Sasuke langsung kaget saat Kiba menghentakkan tangannya diatas meja makan sekaligus berdiri secara tiba-tiba.
"K...Kau berbicara dengannya?!" Tanya Kiba tak percaya. Naruto menjawabnya dengan sebuah anggukan setelah pemuda itu menopang kepalanya dengan tangan diatas meja.
"Mengenai apa?" Pertanyaan kedua Kiba membuat Naruto mendelik.
"Jangan bilang kalau kau itu adalah penggemar fanatiknya?" Tanya Naruto dengan penuh kecurigaan.
Sasuke yang sedaritadi diam saja memilih berjalan menuju pemilik kedai kantin dan membeli sebungkus roti berselai keju didalamnya.
"Bisa dibilang begitu! Aku sangat menggemarinya! Apalagi suaranya yang serba bisa sangat menakjubkan! Aku dengar ia akan memasuki dunia modeling juga" ujar Kiba dengan mata berbinar.
Naruto menghela nafas. Tak lama kemudian Sasuke kembali ke tempat dimana Naruto dan Kiba berada setelah selesai memesan sebungkus roti dan sekotak jus tomat kesukaannya.
"Sepertinya kau tidak tertarik dengan Hyuuga Hinata? Mana insting playboymu, Namikaze Naruto?" Tanya Sasuke yang baru saja kembali langsung mengintrogasi Naruto.
Tampan, atletis, baik, humoris, pekerja keras, dan kesempurnaan lain yang dimilikinya tidak ia biarkan sia-sia. Merayu gadis cantik, mengajak kencan, bahkan berciuman sudah menjadi hobi keduanya setelah fotografi sehingga dilabeli seorang playboy terlaku dan terlaris. Anehnya, walaupun para gadis tahu latar belakang playboy yang dimiliki Naruto, pemuda itu tetap saja tidak pernah absen mengencani gadis yang berbeda-beda setiap minggunya.
"Entahlah, Sasuke. Mungkin dikarenakan kesan pertamaku bertemu dengannya tidak baik" jawab Naruto.
"Siapa tahu Hyuuga-senpai nantinya akan menjadi targetmu?" Pertanyaan atau mungkin pernyataan dilancarkan oleh Sasuke.
Sudah seminggu dilewati Naruto menjadi salahsatu murid di Konoha High School. Tentu saja ia telah mengalami masa indah dan sulit di sekolah ini.
Semenjak di hari pertama sekolah dimana ia bertemu dengan sosok panutan, Hyuuga Hinata, Naruto sebisa mungkin tidak berurusan dengan Ketua Dewan Kedisiplinan itu. Sebisa mungkin ia tidak melanggar aturan agar tidak berhadapan dengan Hinata.
.
*Tap...Tap...Tap...*
.
Naruto, Sasuke, dan Kiba seketika ikut terdiam saat seisi kantin menjadi sunyi mendadak. Ternyata kejadian ini terjadi dikarenakan melintasnya sosok siswi nomor 1 Konoha High School, Hyuuga Hinata.
.
*Tap...Tap!*
.
*Set!*
.
Naruto sedikit kaget saat Hinata tiba-tiba saja meraih dasi hitam yang bertengger di kerah kemejanya lalu mencengkramnya sekuat mungkin dan menariknya. Hinata pun mendekatkan wajahnya ke Naruto dengan pandangan menyelidiki.
"Kau kenal Inuzuka Kiba, Namikaze?" Tanya Hinata dingin.
Naruto sebisa mungkin tidak menunjukkan raut ketegangan di wajahnya. Jika memperlihatkan ketegangan, tentu saja Hinata semakin mempermainkannya, bukan?
Naruto menggeleng-geleng menjawab pertanyaan Hinata dengan kebohongan. Ada perlu apa dia dengan sahabat pecinta anjing itu. Bisa saja Hinata akan berbuat sesuatu yang tidak diinginkan terhadap sahabatnya.
Kiba sendiri lebih memilih diam daripada mengakui kalau dirinyalah bernama Inuzuka Kiba. Mungkin saja Hinata datang mencarinya karena...
"Untuk apa kau menemuinya, senpai?" Tanya Naruto.
Hinata tidak menjawab. Gadis itu mendecih kesal dengan pelan terlebih dahulu sebelum melepaskan cengkramannya di dasi kemeja Naruto. Sekarang gadis itu berdiri sambil berkacak pinggang didepan Naruto.
"Jangan buat aku menggunakan wewenang Ketua Dewan Kedisiplinan agar kalian mau angkat suara!" Ujar Hinata dengan yakinnya diiringi seringai meremehkan.
"Kau menggunakan wewenang untuk urusan pribadimu?!" Tanya Sasuke tidak terima dengan sikap Hinata yang mencampur-adukkan antara kewajiban dengan masalah pribadi.
Hinata hanya memperlebar seringaiannya atas pertanyaan Sasuke. Sebenarnya ia tidak perlu menjawab itu semua karena mereka pasti tahu jawabannya.
"Siapa Inuzuka Kiba? Jika kalian tidak tahu maka akan kugunakan wewenangku untuk mengskorsing kalian selama seminggu penuh!" ujar Hinata.
"Jawab! Siapa Inuzuka Kiba?" Tanya Hinata dengan mutlak. Lebih mutlak dibanding keinginan hati mereka.
"Aku"
Naruto dan Sasuke membelalakkan matanya. Kiba mengakuinya! Apa ia tidak tahu siapa Hyuuga Hinata? Sekolah disini selama seminggu sudah membuat Naruto dan Sasuke cukup mengerti siapa Hinata.
Jika kalian tertarik dengan Hyuuga Hinata, jangan berharap dibalas semanis mungkin oleh Hinata. Gadis itu sangat tidak ingin diganggu oleh laki-laki dikarenakan ia telah memiliki seorang kekasih tampan yang sudah menjadi murid tahun ketiga di Konoha High School.
Hyuuga Hinata akan mempermalukan siapapun yang menyukainya tepat dimuka umum. Ini dilakukan sebagai suatu bentuk kesetiaan cinta Hinata terhadap kekasihnya.
Tanpa bertanya lebih lanjut, Naruto dan Sasuke langsung tahu kenapa Kiba dicari oleh Hyuuga Hinata. Sosok siswi nomor 1 Konoha High School.
"Apa dugaanku sama denganmu, dobe?"
"Mungkin saja"
"Inuzuka Kiba"
Naruto dan Sasuke kembali terdiam saat senior didepan mereka memanggil Kiba dengan angkuhnya. Firasat Naruto, Sasuke, dan Kiba pun memburuk.
Mata Naruto dan Sasuke langsung terbelalak ketika Hinata mengacungkan sebuah amplop merah muda tepat didepan Kiba dan didepan umum. Sudah banyak pasang mata yang memerhatikan mereka.
"Saat membuka loker, aku menemukan ini didalam lokerku" ujar Hinata.
Kiba meneguk salivanya sendiri. Inilah konsekuensi yang ia dapatkan jika berani menganggu seorang Hyuuga Hinata.
"Heh! Aku tertawa terbahak-bahak setelah membaca surat cintamu" kata Hinata lalu tanpa berperasaan membuang surat lengkap dengan amplopnya itu ke hadapan Kiba.
Kiba pun terbelalak. Rasa sakit di hatinya mengungkapkan betapa kecewanya pemuda ini dengan Hinata. Sosok yang diidolakan. Bagaikan Ratu Tak Berperasaan.
Dengan angkuhnya Hinata berlalu dari hadapan Naruto, Sasuke, dan Kiba. Setelah kepergian gadis itu, Naruto mendecih tak suka dengan kelakuan Hinata. Sedangkan Sasuke memilih menghampiri Kiba dan mengucapkan berbagai perkataan agar Kiba tidak memasukkannya ke dalam hati.
"Kejamnya..." Gumam Sasuke
"Kita bertolak belakang, ternyata" batin Naruto.
Naruto si pecinta wanita dan Hinata si angkuh yang menolak pria. Dua sifat yang bertolak belakang pada dasarnya. Tapi, jika takdir berkata lain?
"Daftar belanjaan hari minggu Inuzuka Kiba? Pfffft!" Sasuke menahan tawanya saat membaca isi surat yang dimasukkan Kiba ke dalam amplop merah jambu itu. Sebisa mungkin ia tidak mengeluarkan suara ketawanya agar Kiba tidak tersinggung.
.
-_I Got You!_-
.
"Konnichiwa, Naruto-senpai" kata beberapa siswi dengan mata berbinar menatap Naruto.
"Konnichiwa" balas Naruto dengan senyuman plus kedipan mata menandakan bahwa Naruto tengah menggoda para gadis itu.
"Kyaaa!" Pekik mereka pelan saat Naruto tetap melanjutkan langkahnya.
Disisi lain, seorang gadis bersurai indigo berjalan dengan angkuh bersama gadis bersurai pirang. Mereka adalah Hinata dan Ino.
"Hinata-chan!" Seru 10 siswa yang membentuk barisan sambil mengacungkan sebuket bunga maupun sebatang cokelat
"Hmmph!"
Hinata tetap berjalan menghiraukan pria-pria yang mengidolakannya itu. Menatap mereka sebentar dan membuang muka dengan angkuhnya.
"Cantiknya..." Kagum mereka walaupun Hinata bersikap seperti itu.
.
.
.
.
"Naruto-kun, maukah kau memotretku?" Tanya seorang cheerleader sambil berpose imut.
"Boleh...boleh. Dengan senang hati" jawab Naruto lalu mengambil posisi memotret sedangkan gadis tadi telah dalam posenya.
.
*Ckrek!*
.
Tak lama setelah itu datanglah dua cheerleader lainnya. Sepertinya mereka tidak mau kalah dengan temannya itu.
"Aku juga mau, Naruto-kun!"
"Aku juga!"
Naruto hanya tertawa. Ia sudah biasa menghadapi ini semua sejak ia masih duduk dibangku menengah pertama. Naruto pun memotret mereka satu-per-satu. Di hari pertama saja dia sudah diberi kesibukan melayani gadis-gadis cantik.
.
.
.
.
"Hinata-senpai, mau kah kau menyanyi sambil menari untukku?" Pinta seorang pria yang terbilang tampan namun terlalu narsis dalam berpakaian.
.
*Set*
.
"Kau berani macam-macam denganku?" Ancam Hinata sambil mencengkram kerah kemeja si pria yang merupakan juniornya di Konoha High School.
.
.
.
.
"Naruto-kun, ayo kita pergi berkencan?" Ajak seorang gadis bersurai hitam.
"Hmmm...baiklah, Midori-senpai. Tapi aku harus menyelesaikan PR dulu" jawab Naruto dengan senang hati.
.
.
.
.
"Hinata-chan, aku akan mentraktirmu di kantin. Bagaimana?" Ajak salahsatu siswa kaya di Konoha High School.
Tanpa ditunggu pun jawabannya tetap sama. Hinata akan menolak ajakan kencan, traktiran, pacaran, atau semacamnya.
"Hmmmph!" Gumam Hinata tidak menggubris ajakan pria tadi dan pergi dari bangku kelasnya dikarenakan bel istirahat telah berbunyi.
.
-_I Got You!_-
.
Akhirnya jam pelajaran bagi Konoha High School pun selesai sudah. Membuat semangat menggelora bagi para murid. Ada yang bersemangat kembali ke rumah dan memainkan sebuah game, bersemangat pergi berkencan, semangat ekstrakurikuler, dan bersemangat menyantai di rumah.
Sedangkan bagi para murid kelas 1 dan murid-murid senior yang sudah bergabung dengan sebuah klub, mereka masih berada di kawasan sekolah. Murid kelas 1 diberi kesempatan untuk memilih klubnya sendiri. Sedangkan para senior mempersiapkan sebuah penampilan untuk merekrut anggota baru agar mereka merasa tertarik. Perekrutan anggota baru dilakukan seminggu sesudah hari pertama Tahun Ajaran Baru.
Naruto sendiri sekarang tengah duduk di bangku taman. Ia sedang beristirahat sekarang. Ia merasa lelah setelah menjelajahi seisi Konoha High School.
"Huuuft...klub fotografi tidak ada. Jadi apa yang harus kulakukan?" Kata Naruto yang tidak tahu harus bergabung dengan klub mana saat mengetahui tidak menemukan klub fotografi di gedung besar bertingkat khusus ruangan klub-klub itu.
Sebenarnya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler ini bukanlah hal yang wajib. Siswa-siswi diberi kebebasan untuk menentukan pilihan. Memilih klub pun mereka juga diberi kebebasan selama sehari untuk mengamati kegiatan klub agar membuat mereka tertarik. Dengan ikutnya dalam proses ekstrakurikuler, maka yang didapatkan adalah pengalaman dan nilai tambahan.
"Jika klub fotografi tidak ada, apa sebaiknya aku mengikuti klub basket saja?" Gumam Naruto sambil memejamkan mata dan merilekskan badannya diatas bangku.
Tiba-tiba saja Naruto merasakan dingin yang luar biasa di pipi kirinya. Naruto pun kaget dan membuka matanya.
"Konnichiwa!" sapa seorang laki-laki bersurai bob klimis bagaikan diberi pomade segenggam penuh dengan cengiran lebarnya.
"Konnichiwa..." Balas Naruto lalu menatap jus kaleng yang disodorkan pemuda itu.
"Ambilah" katanya.
Naruto pun menerima pemberian pemuda bob itu. Setelah jus tersebut sudah berpindah tangan, pemuda bob pun duduk disebelah Naruto.
"Namaku Rock Lee, kelas 2-5"
"Namikaze Naruto. Kelas 1-1"
Rock Lee pun langsung memandang Naruto takjub setelah mendengar kalimat Naruto yang menurutnya sangat luar biasa.
"Kau berada di kelas unggul! Sugoi!" Kagum Lee.
"Hahahaha...terima kasih, senpai" kata Naruto sambil menggaruk belakang kepalanya.
Lee kembali menormalkan posisinya.
"Berencana bergabung dengan klub apa?" Tanya Lee memulai pembicaraan.
"Klub yang aku inginkan ternyata tidak ada di sekolah sebesar Konoha High School ini, Lee-senpai" jawab Naruto lesu lalu membuka minuman kaleng dingin itu.
"Memangnya klub apa?"
"Fotografi"
Lee mengangguk mengerti. Klub fotografi memang tidak ada. Lebih tepatnya sudah bubar tahun lalu saat dia masih duduk di kelas 1 dikarenakan kekurangan anggota dari batasan anggota yang sudah ditentukan.
Lee pun menjentikkan jarinya saat Naruto meminum jus pemberiannya. Naruto pun menoleh ke seniornya itu.
"Ada ide, senpai?"
"Ada"
Naruto hanya bersikap biasa atas ucapan Lee. Padahal pemuda bob ini berharap membuat Naruto penasaran dan akan memohon bantuan padanya.
"Bagaimana bergabung dengan klub jurnalistik yang kugeluti? Kami membutuhkan sosok fotografer dalam tim pers kami untuk memotret objek berita dan mendokumentasikan kegiatan kami?" Tawar Lee
Naruto tampak menimbang-nimbang. Jika hanya memotret objek berita dan kegiatan, Naruto tidak akan mendapatkan kepuasan disana. Tapi Naruto tidak mempermasalahkan itu. Setidaknya ia masih berurusan dengan kamera selama bertugas. Masalah mengumpulkan koleksi, Naruto bisa saja melakukannya di waktu selingan sehingga koleksi tersebut berlabel milik pribadi. Bukan milik sekolah.
"Kau tidak perlu ragu. Kami dari klub jurnalistik juga memiliki bonus" ujar Lee dengan seringai membangganya.
"Apa bonusnya?" Tanya Naruto penasaran.
.
"Inilah bonusnya" jawab Lee dengan cengiran lebarnya.
Naruto memasang tampang bingung saat Lee hanya memperlihatkan 2 pintu dengan nama yang berbeda. Pintu sebelah kiri bertuliskan 'Klub Jurnalistik' sedangkan pintu sebelah kanan bertuliskan 'Klub Koreografi'.
"Apa spesialnya?"
"Hyuuga Hinata" jawab Lee ambigu membuat Naruto langsung mengerti apa maksud dari ucapan Rock Lee.
"Maksudmu, Hyuuga-senpai adalah anggota klub sebelah?" Tanya Naruto.
"Betul" jawab Lee dengan santainya.
"Apa spesialnya bagiku?" Batin Naruto.
"Mau masuk?" Tanya Lee saat tangannya sudah mengenggam gagang pintu.
"Tentu saja" jawab Naruto.
.
*Cklek*
.
*Sreeet...*
.
Naruto pun mengikuti langkah kaki Rock Lee memasuki ruangan klub jurnalistik. Naruto memandang takjub seisi ruangan klub. 3 buah komputer lengkap dengan meja serta bangku berada di belakang ruangan. Beberapa foto yang sepertinya diposting ke koran berita sekolah juga dipajang di sebuah papan yang disediakan di ruangan tersebut. Sebuah meja lumayan besar terletak di tengah-tengah ruangan serta beberapa alat dan perlengkapan jurnalis.
"Kagum, hm?" Tanya Lee dengan cengiran dan sebelah alis yang naik-turun berulang kali.
"Aku hanya kagum dengan foto-foto itu" jawab Naruto lalu berjalan memasuki ruangan lebih dalam.
Lee juga mengikuti Naruto yang terlihat mengamati setiap detil ruangan klub. Lee pun mulai memperkenalkan setiap kegunaan benda yang ada.
"Kami biasanya melangsungkan rapat di meja ini" ujar Lee sambil menyentuh meja besar yang ada di tengah-tengah ruangan.
"Saat topik berita telah ditentukan dan tim pers sudah mendapatkan data, maka kami akan mulai melakukan tugas. Berita kami sajikan lewat koran dan video yang kami posting di media sosial Konoha High School" ujar Lee.
Media sosial Konoha High School yang dimaksud oleh Rock Lee adalah KHS Social Media (Konoha High School Social Media). Aplikasi media sosial yang dibuat khusus bagi warga sekolah Konoha High School berkat kerja sama antara Konoha Foundation dengan salahsatu perusahaan teknologi terkemuka di negara matahari terbit ini.
"Memosting ke KHS Social Media? Wow! Kalian seperti jurnalis profesional!" Kagum Naruto.
"Tentu saja" kata Lee dengan bangganya.
"Mana anggota lainnya?" Tanya Naruto sambil celingak-celinguk.
"Eto...mereka sebentar lagi..."
"HOI SARU (monyet)! Kembalikan hasil wawancaraku!" Teriak seseorang membuat Naruto dan Rock Lee menjadi diam.
.
*Brak!*
.
Naruto dan Lee menoleh ke pintu saat pintu tersebut terbuka dengan paksa. Terlihatlah seorang pria bersurai pantat ayam dan seorang pria dengan tato segitiga terbalik.
.
*Brak!*
.
Sasuke dan Kiba tergeletak di lantai dengan tubuh Kiba menghimpit Sasuke yang berusaha menjauhkan secarik kertas dari jangkauan Kiba.
.
*Tap...Tap...Tap...*
.
"Mendokusai" gumam seorang pria bersurai seperti nanas sambil menatap Sasuke dan Kiba lalu ia melewati Sasuke dan Kiba begitu saja.
"Konnichiwa!"
Naruto menatap 8 orang yang memasuki ruangan klub. Naruto memiliki ansumsi bahwa mereka semua adalah anggota klub jurnalistik.
Mereka satu-per-satu mulai menduduki bangku didepan meja besar, termasuk Lee. Naruto sendiri bersama Sasuke dan Kiba yang sudah berdiri namun masih berada di tempat.
"Kalian bertiga tidak duduk?" Tanya satu-satunya anggota perempuan kepada mereka bertiga.
"Eh? I-iya...iya" jawab Kiba.
Kiba pun menyikut Sasuke agar ikut duduk. Matanya juga mengisyaratkan agar Naruto ikut duduk.
Naruto menghela nafas lalu ia yang pertama kali duduk diikuti Sasuke dan Kiba. Ternyata seluruh bangku telah diisi dan jumlah total mereka ada 12 orang.
"Kita mulai saja. Kali ini aku akan menggunakan bahasa informal saja karena bahasa formal sangat merepotkan" ujar Shikamaru sambil memejamkan mata seolah semangat hidupnya sudah ditelan olehnya sendiri ketika untuk pertama kalinya Shikamaru makan di usia 10 tahun.
Sasuke hanya menatap aneh pria nanas diujung meja. Sikap malasnya membuat Sasuke berhipotesis kalau dia hanyalah orang yang tak berguna di klub super sibuk macam klub jurnalis.
"Aku ketua klub sekaligus manajer disini" kata Shikamaru berhasil membuat Sasuke menganga tak percaya.
"Hei tutup mulutmu sebelum dimasuki lalat" kata Shikamaru.
"Gomen" kata Sasuke lalu menutup mulutnya.
Shikamaru kembali ke pembicaraannya setelah menegur Sasuke yang terlihat tidak percaya atas posisinya di klub ini.
"Kita beruntung karena pada tahun ini ada 5 anggota baru dari kelas 1" kata Shikamaru
"Kalian berlima berdirilah" lanjut Shikamaru
Naruto, Sasuke, Kiba, Chouji, dan Gaara pun berdiri dari posisi duduknya menunjukkan mereka adalah murid kelas 1.
Mereka berlima pun memperkenalkan diri. Dimulai dari Naruto, Sasuke, Kiba, Chouji lalu terakhir Gaara. Saat perkenalan kelas 1 selesai, mereka berlima kembali duduk.
"Giliran kami para senior. Aku Nara Shikamaru. Disini sebagai ketua sekaligus manajer klub jurnalis" salam Shikamaru.
"Kami akan memperkenalkan diri sesuai urutan posisi" ujar Shikamaru lalu kembali duduk.
Saatnya waktu bagi para senior untuk memperkenalkan diri. Mereka adalah Sai, Tenten, Kankuro, Lee, Neji, dan Shino.
Dimulai dari tim redaksi. Tim redaksi kembali dibagi menjadi 2 posisi. Yaitu editor dan layout. Editor adalah Shimura Sai dari kelas 2-5, Tenten dari kelas 2-2, dan Sabaku Kankuro dari kelas 3-7. Untuk posisi layout adalah Rock Lee.
Lalu pemasaran koran yang telah dicetak adalah tugasnya Hyuuga Neji. Neji diwajibkan untuk menyebarluaskan koran-koran dan tidak lupa meminta imbalan berupa uang kepada pengguna koran.
Di posisi tim pers sendiri masih kosong dikarenakan pada tahun lalu, tim pers adalah tim yang terdiri dari senior paling tua. Tetapi bukan berarti tim pers harus dari kelas 3.
"Ano...apa kau kakaknya Hyuuga Hinata-senpai?" Tanya Naruto.
"Hn. Lebih tepatnya kakak sepupu Hinata" jawab Neji lalu Naruto manggut-manggut. Ternyata Neji-lah yang dimaksud kedua sahabatnya sebagai 'Hyuuga yang lain'.
Untuk pencari dana tambahan adalah tugasnya Aburame Shino. Tugas tambahan yang dimaksud adalah mencari sesuatu karya atau barang dari klub lain agar diiklankan di koran mereka.
"Di Konoha High School, murid tidak hanya dituntut meningkatkan kreativitas. Tapi murid diperbolehkan melakukan kegiatan industri sehingga bisa menghasilkan kupon. Dengan adanya izin industri, maka klub jurnalistik sangat diuntungkan" ujar Shikamaru.
"Kupon?! Ternyata benar apa yang tertulis di buku panduan KHS" kata Naruto.
Kupon yang dimaksud adalah suatu alat ukur pengganti uang. Hanya saja kupon tersebut hanya berlaku di Konoha High School. Hanya dengan 1 kupon, sebuah klub bisa menukarkannya ke Dewan Kedisiplinan dengan ¥10. Dengan catatan hanya untuk keperluan klub. Tidak untuk keperluan pribadi.
"Menarik" batin Naruto
Naruto mulai membayangkan dirinya tengah memotret segala sesuatu di sekolah yang terkesan unik lalu ia akan memperjualkan hasil potretannya ke masyarakat Konoha High School.
"Ternyata Konoha High School begitu bagus" kagum Naruto.
"Benar. Dengan begini kita jadi merasa belajar sambil bekerja" lanjut Shino.
"Catatan tambahan..." Kata Shikamaru.
"Masih ada catatan tambahan lagi?" Kata Kiba.
"Kita tidak ada mengambil keuntungan laba dalam industri ini. Semua dana kita gunakan untuk keperluan klub" ujar Shikamaru.
Perkataan Shikamaru berhasil mengurungkan niat Kiba. Padahal uang yang ia dapatkan dari klub ini sudah bisa ia bayangkan. Tapi tidak dengan Naruto. Ia memotret sesuatu bukan atas dasar kegiatan klub. Jadi masalah transaksi yang sudah ia rencanakan, tidak akan bisa dihalangi oleh Hinata selaku ketua Dewan Kedisplinan
"Termasuk liburan klub" tambah Shikamaru.
"Yosha!" Seru Kiba sambil mengacungkan tangannya ke atas.
Seketika apa yang Kiba lakukan langsung diperhatikan dengan seksama oleh anggota lainnya. Mereka semua memandang Kiba aneh. Kiba pun kembali duduk karena malu.
"Ehem"
Shikamaru mendehem agar semua perhatian kembali tertuju padanya. Shikamaru lalu berdiri dan menarik sebuah papan tulis berukuran sedang.
"Apa kalian kelas 1 sudah mengisi formulir perekrutan?" Tanya Shikamaru.
"Sudah" jawab Chouji mewakili kelima-limanya.
Shikamaru mengangguk. Tenten selaku satu-satunya perempuan mulai berdiri dan mengenggam spidol di tangannya.
Tenten menulis di papan putih tersebut. Seluruh murid kelas 1 dibuat penasaran oleh Tenten karena cara berdirinya yang menghalangi papan tulis.
"Posisi yang kosong sekarang hanyalah 3 orang yang terdiri dari 1 wartawan dan 2 dokumenter yang akan bergabung ke dalam tim pers, 1 orang bagian percetakan, dan 1 orang di bagian pemasaran" ujar Shikamaru saat Tenten selesai menulisnya.
Shikamaru pun mulai membagi anggota barunya sesuai keahlian masing-masing. Naruto tentu saja ditempatkan sebagai dokumenter bersama Sasuke, Kiba di wawancara, Chouji di percetakan, serta Gaara di pemasaran membantu Neji.
Saat semua struktur keorganisasian selesai dibuat, Shikamaru pun menutup rapatnya. Dikarenakan sekarang adalah hari pertama diadakannya kegiatan klub, klub jurnalistik pun memutuskan untuk bersantai di hari ini.
.
-_I Got You!_-
.
"Lelahnya" gumam Hinata
Sekarang seorang gadis sedang berada didepan westafel sebuah toilet perempuan yang disediakan Konoha High School. Setelah selesainya jadwal ekstrakurikuler, tepatnya pukul 5 sore, ia memilih ke toilet terlebih dahulu hanya untuk sekedar membasuh mukanya.
Hinata menatap pantulan dirinya didepan cermin. Wajah tirus dan cantik menjadi pesona tersendiri Hyuuga Hinata. Apalagi dengan kemolekan tubuhnya menjadi nilai plus.
"Kenapa kau terlalu lama sekali di Paris?" Gumam Hinata dengan raut muka sedihnya.
Hinata kembali teringat kesehariannya sejak hari pertama. Ia selalu ditawari kencan maupun sekedar mengobrol oleh laki-laki. Itu semua ia tolak mentah-mentah karena...
"Aku ini tipe perempuan setia" gumam Hinata
Hinata merogoh sakunya berniat mengambil ponselnya. Saat mengaktifkan ponsel pintarnya, seketika latar ponsel memperlihatkan sepasang kekasih yang sedang berbahagia.
Tak lama kemudian, akhirnya Hinata keluar dari toilet. Saat baru saja keluar, ia langsung mendapati Naruto yang berdiri sambil bersandar ke pohon.
"Kau membuntutiku?" Selidik Hinata.
"Maaf saja. Aku hanya kebetulan melihatmu ke toilet" jawab Naruto.
"Lalu kenapa kau seolah menungguku?" Tanya Hinata.
"Hanya memastikan kau baik-baik saja. Siapa tahu nanti kau pingsan didalam sana, bukan?" jawab Naruto lalu berniat pergi dari hadapan gadis angkuh itu.
"Tunggu"
Naruto berhenti saat tiba-tiba saja diintrupsi oleh Hinata. Naruto pun melirik lewat sudut matanya. Jika Hinata bersikap angkuh, maka Naruto juga harus bisa bersikap demikian.
"Maukah kau..."
Naruto menaikkan sebelah alisnya saat melihat ekspresi malu-malunya Hinata. Naruto tak memercayai ini! Seorang Hyuuga Hinata tengah gugup.
"Maukah...kau memotretku?" Tanya Hinata dengan muka memerah yang malu-malu.
Naruto pun langsung takjub. Pemuda ini pun membalikkan badannya agar dapat melihat wajah malu-malu Hinata.
"Kumohon..." Kata Hinata yang terdengar merdu di telinga Naruto. Wajah pemuda tampan itu pun ikut memerah melihat keimutan seorang Hyuuga Hinata.
"Bagaimana dengan aktingku? Bagus, bukan?" Tanya Hinata langsung membuat Naruto sweatdrop dengan sebelah alis yang berkedut-kedut.
"Jadi tadi itu hanya akting?!" Tanya Naruto memastikan.
"Iya. Jadi bagaimana? Bagus, bukan?" Tanya Hinata.
Naruto memejamkan matanya menahan kesal. Padahal ia baru saja menemukan sosok manis Hyuuga Hinata dimatanya dan ternyata itu semua hanyalah...
...AKTING?!
"Masalah pertanyaan tadi, aku tidak serius bertanya" ujar Hinata.
Tanpa merespon perkataan Hinata, Naruto mulai melangkahkan kakinya. Ia kecewa dengan kenyataan yang ia dapatkan. Padahal tadi ia seperti menemukan bidadari surga.
"Hey kau!" Panggil Hinata namun tidak digubris oleh Naruto.
.
.
.
.
.
TO BE CONTINUED
.
.
.
.
.
AUTHOR NOTE :
What the... :v
Cerita 'Mendokusai? Make It Easy!' sudah tamat dan Author langsung punya cerita baru. Entah darimana saya mendapatkan ide dan langsung ingin menyebarluaskan imajinasi.
Kali ini imajinasi saya hadir dalam sebuah cerita bertema orang ketiga! Menurut pendapat pribadi sih tema seperti ini belum terlalu mainstream (mungkin aja). Tema 'orang ketiga' memang sudah ada yang makai. Setahu saya, ada 3 cerita Author lain menjadikan Naruto sebagai orang ketiga. Dan sangat...sangat...sangat menakjubkan. Dan dari sinilah saya memilih tema 'orang ketiga' sebagai cerita kali ini.
Saya harap kalian semua suka dengan karya saya kali ini. Dan semoga aja tidak ada kesamaan dengan milik Author lain karena cerita ini murni dari imajinasi plus referensinya ada di anime.
Jangan lupa untuk Favorites, Follows, dan Reviews bagi yang berminat. Silent Reader, terimakasih banyak sudah membaca. Reader Active, terimakasih banyak sudah membaca
Silahkan tinggalkan jejak :v
.
.
.
.
.
KAZEHIRO TATSUYA
