Yo minna! Ilovemyships999 disini!
Yah..., nggak banyak yang bisa kusampaikan sih. Tapi terima kasih kalau kalian bersedia untuk membaca ceritaku!
Oh iya, dua chapter ke depan EdWin kok, hehe
PS: maafkan kalo misalnya author banyak typo atau salah pelafalan bahasa. Maklum, masih dibawah umur :v
Well then, enjoy my fanfic!
*Clap hands*
Ilovemyships999 proudly present
Wings of Destiny
Warning: ooc, sumpah serapah (disini ada Ed dan Natsu lho. Jadi yah...), typo (ini fanfic pertama saya :v)
"Bicara seperti biasa"
Berbicara dalam hati
"MARAH"
"Berbicara di flashback"
Berbicara dalam hati di flashback
"MARAH DI FLASHBACK"
I DO NOT OWN THE CHARACTERS NEITHER THE SERIES
Credit to Hiro Mashima (Fairy Tail, Rave Master)
Nakaba Suzuki (The Seven Deadly Sins/Nanatsu no Taizai)
Adachi Toka (Noragami)
Hiromu Arakawa (Fullmetal Alchemist)
Let the stories begin!
{Winry's POV}
Matahari merayap keluar dengan anggun dari cakrawala timur, membiaskan cahaya indahnya yang berwarna kuning kemerahan. Seberkas sinarnya masuk melalui celah jendela kamarku, membuatku merasa silau dan segera membuka mataku dengan malas.
"Waahmnn..., jam berapa sekarang...?" Ucapku dengan suara serak karena masih mengantuk.
Kulirik jam beker di sebelahku, dan rasa kantukku segera lenyap.
"APA?! SEKARANG SUDAH JAM SEMBILAN?! SETENGAH JAM LAGI ED AKAN DATANG! KENAPA AKU BISA LUPA?!"
Aku segera turun dari tempat tidur, merapikan kamar, dan segera mandi. Setelah selesai mandi, aku pun menuju kamarku unuk berpakaian, menyisir dan mengeringkan rambut.
"Ukh...! Kenapa aku bisa melupakan hal seperti ini sih? Apa katanya nanti kalau melihatku masih dalam keadaan berantakan seperti ini?" Aku mengomel – ngomel kepada diriku sendiri, sambil berkutat dengan rambutku yang kusut.
"Apa reaksinya nanti ketika dia-"
Aku tidak bisa melanjutkan perkataanku, karena aku teringat kejadian 3 hari yang lalu.
XXXX
Flashback
" TRILILILILIT! TRILILILILIT!"
" Winry! Angkat teleponnya!" Seru nenek Pinako dari dapur.
" Ya, nek!"
TREK
" Ya? Dengan toko reparasi dan pembuatan automail Rockbell disini? Ada yang bisa saya bantu?"
" Hei, Winry."
Sontak aku terkejut dengan apa yang kudengar. Itu suara Ed!
" Ed? Ini benar Edward Elric, kan?" Tanyaku ragu.
" Memangnya kau pikir ini siapa, bodoh."
Aku ingin sekali merobek mulutnya saat itu juga.
"Jadi..., Ed...," ucapku sambil menahan emosi untuk tidak berteriak, " kenapa kau meneleponku?"
"..."
Hening.
" Ed...? Halo...? Kau masih disana? "
"..."
Masih tetap hening.
" Ed, kalau kau berani mempermainkan-"
"A – anu..., Winry..., ehm..., bo – bolehkan aku bertemu denganmu tiga hari lagi...? Maaf aku memotong perkataanmu! Aku tidak sengaja! Sungguh!"
Kali ini, giliranku untuk terdiam.
Kalau dipikir – pikir, jelas ada yang mencurigakan dari nada bicaranya. Apa yang direncanakannya? Apa dia ingin menjahiliku? Tidak..., kalau dia ingin menjahiliku, seharusnya dia sudah melakukannya dari tadi. Kalau begitu apa sebabnya dia gugup seperti itu?
"Ha – halo...? Winry...? Tolong katakan sesuatu...!" Serunya panik.
Sekarang dia panik. Kenapa dia panik? Apa dia takut akan sesuatu? Kalau begitu apa yang dia takutkan? Apa dia takut kepadaku?
Tunggu dulu.
Takut? Kepadaku?
Jangan – jangan...
"Winry...? Kumohon, Winry. Jangan diam-"
"Edward Elric." Potongku.
"I – Iya..?"
"KAU. APAKAN. AUTOMAILKU?!" Raungku gusar.
"Ma – maafkan aku Win! Aku tahu kau akan marah..., tapi tolong dengarkan penjelasanku dulu! Ini kecelakaan, aku sedang latihan bersama Al dibawah sebuah rumah tua berlantai 2 yang sudah rapuh, lalu tanpa sengaja aku menabrak rumah itu dan rumah itu ambruk menimpaku! Dan sialnya lagi, lantai dua rumah itu ternyata isinya senjata tajam, baju zirah, dan batu – batu yang aku tidak tau itu batu apa, dan semua itu jatuh secara bersamaan! Aku berusaha mengelak, tapi jaket merahku tertahan oleh sebuah pedang dan aku pun terjatuh dan lalu-"
"Cukup Ed..., kau perlu bernafas..." Potongku lagi.
"Ka – kau tidak marah...?"
"TENTU SAJA AKU MARAH, TAHU! KAU PIKIR AKU SUDAH TIDAK MARAH LAGI, HAH?! ITU AUTOMAILKU. AUTOMAILKU YANG SANGAT BERHARGA, EDWARD!"
"Ma – maaf!" Ujarnya ketakutan, suaranya bergetar.
"Haaah..., dasar...," aku menepuk dahiku. Tentu saja, untuk apalagi Ed meneleponku kalau bukan untuk memperbaiki automailku yang dengan cerobohnya selalu dia rusak? Seharusnya aku sudah bisa menebak kemana arah percakapan ini dari tadi!
Tapi..., alasanku marah padanya bukan hanya karena kecerobohannya terhadap automailku. Ada alasan lain, alasan yang membuatku tersiksa selama bertahun – tahun ini, alasan yang membuatku selalu menangis setiap malam, alasan yang membuatku berpikir..., apakah aku pantas melanjutkan hidupku di dunia ini...? Melanjutkan hidupku dengan damai...?
"Winry...? Halo...?"
Suara Ed membuyarkan lamunanku. Ugh..., kenapa aku jadi emosional seperti ini? Jangan menangis Winry, tahan air matamu!
"Maaf Ed..., aku..., sedang banyak pikiran. Kita lanjutkan nanti saja ya? Temui aku nanti di rumahku jam setengah sepuluh pagi. Dan jangan terlambat, kalau kau terlambat SATU MENIT saja, maka aku besumpah bahwa aku akan selalu memukulmu menggunakan kunci inggrisku setiap kali aku bertemu denganmu. Paham?"
"Pa – paham bu..., ka – kalau begitu a – aku permisi dulu..."
"Tunggu!" Seruku tiba – tiba.
Argh! Apa yang telah kulakukan...?! Padahal dia hampir menutup teleponnya tadi! Padahal akulah yang menginginkan agar percakapan ini segera berakhir, kenapa malah aku yang menundanya?!
"Winry? Ada apa?" tanyanya di seberang telepon.
Bodoh! Aku benar – benar bodoh!
"Win? Hei..., ada apa? Jangan diam saja! Cepat katakan padaku!" Nada suaranya sudah mulai khawatir.
"Ti – tidak ada apa – apa. Maaf aku sudah mengganggumu tadi. Sampai jumpa nanti Ed." Ucapku lirih.
"Winry! Apa maksud-"
TREK.
Kuakhiri percakapanku dengan Ed, bersamaan dengan mengalirnya air mata yang sudah tidak mampu kubendung lagi.
"Kenapa...?" Isakku.
XXXX
End of Flashback
Kutatap langit – lagit kamar dengan muram. Kurenungkan kembali kejadian yang dulu menimpaku dan keluargaku. Bukan keluargaku disini, bukan ayah, ibu, atau nenek. Keluargaku yang lain, keluarga sebelum mereka.
Membayangkan itu saja, sudah membuat air mataku mengalir lagi.
"Sudah lama sekali ya...," gumamku sendu, "adik – adikku tersayang..."
Taraaa! Cliffhanger! Lol (Sengaja buat ending yang bikin penasaran :b) Jangan marah yaaa? *Spongebob mode on*
Thanks for reading! Don't forget to RnR ya!
See you soon!~ 3 3
Ilovemyships999
