Disclaimer: DOH! I do not own the song, neither the Naruto manga. Okay—fine. Naruto © Kishimoto-sensei—A Little Bit Longer ©Jonas Brother; storyline—and the fandom too—officially not mine. But I wish Nick was mine—no, kidding. Enjoy.
Warning: AU, OOC, etc. =))
Prolog
Prolog."Hinata—maafkan Ayah.."
Maafkan? Untuk apa? Rasanya Ayah tak pernah salah padaku—pikir Hinata sambil memandang Ayahnya. Dia ingin mengatakan sesuatu, tapi sayang tak satupun dari suaranya yang keluar untuk menyatakan pertanyaannya. Hinata memandang Ayah, yang menangis sambil memeluknya. Tapi dia masih tak mengerti. Untuk apa Ayah menangis?
Warna putih menusuk dari ruangan-ruangan rumah sakit terasa menyakitkan, kini. Dia ingin membentak satu-satu doktor yang membuat Ayah menangis. Tapi sayang, dia tak bisa melakukan itu, jelas karena dialah etensitas yang selalu bernyali kecil—selamanya. Dia tak bisa menahan air mata lagi melihat sang Ayah menangis. Pelukan erat dari tangan besar sang Ayah memang kuat dan membuatnya sesak—membuatnya ingin menangis, dan selalu ingin menangis.
"A-ayah…" ucapnya lirih, akhirnya menemukan suaranya yang tadinya menghilang. Namun air mata sudah berlinangan di pelupuk matanya. Jarang sekali ia melihat Ayahnya menangis. "k-kenapa Ayah h-harus m-meminta m-maaf p-pa-pada-ku…?"
Ayah tak menjawab, membuat Hinata merasa ketakutan—memangnya apa salah Ayahnya? Telah mempermalukan diri di depan umum? Bukankah tidak? Tapi, Ayahnya terisak, dan akhirnya menjawab dengan suara bisikan lirih yang, bagi Hinata terasa mendominasi ruangan ini dengan kegelapan.
"Kamu sakit…sakit—HINATA!"
Dan semuanya gelap.
***
"Hinata?"
Kesadarannya kembali, namun yang dilihatnya adalah Sakura yang berdiri di atasnya.
"Sakura…"
"Ya, Hinata?"
"Tolong—jangan beritahukan hal ini kepada Naruto—tolong."
Autor Corner=)) abal =))
He-ya xD I'm back :3 well, baru prolog doang kok. Makanya pendek~ *KABUR*
