a/n: Heyaaa Miss16Silent mempunyai cerita baru lagii! Ide yang muncul pada saat yang tidak tepat ya, saya tkut akan update dengan lambat, jadi tolong reviewnya aja ya untuk menambah semangat saya menulis cerita hehehe. Semoga menyukai story saya kali ini. Saya ingin berbagi cerita lebih banyak lagi!
Huruf 'miring' menandakan dalam pikiran, flashback, kata-kata asing, dll
Huruf miring + bold menandakan kata yang perlu diperhatikan/diberi penekanan, dll
Selamat membaca ~^^~
Disclaimer :Kamichama Karin & Kamichama Karin Chu © Koge Donbo
Warnings : AU,OC,OOC,miss typo, dll
.
.
.
~*An expensive girl*~
[Normal Pov]
Seorang gadis kecil di sebuah panti asuhan terlihat sangat ceria dan bersemangat, ia bermain bersama teman-teman yang satu nasib dengannya. Orangtuanya sudah tiada karena peristiwa yang terkenal, apa itu? Peristiwa itu adalah tengelamnya kapal TITANIC (eiss gayaaa:p) dan setelahl itu ia dititipkan oleh bibinya di panti asuhan itu. Sampai suatu saat gadis itu di asuh oleh keluarga barunya. Memang sejak awal keluarga itu sudah memilih gadis itu, tetapi saat gadis itu berumur 5 tahun mereka baru akan mengambilnya.
Karin, itulah panggilannya sehari-hari. Gadis periang dan sangat cerdas. Keluarga barunya adalah keluarga terkenal, keluarga Hanazono. Mereka mengambil Karin karena ada alasan tersembunyi yang tidak pernah Karin sendiri ketahui. Sampai Karin berumur 9 tahun barulah RAHASIA besar itu terbongkar. Tentu saja Karin terkejut dengan rahasia itu.
Rahasia yang besar itu adalah... Karin, dijual kepada keluarga Hanazono seharga 100 miliar oleh panti asuhan yang merawatnya karena mereka terlilit hutang. Untung saja keluarga Hanazono itu sudah kenal baik dengan pemilik panti asuhan itu, jadi keluarga Hanazono menerimanya dengan senang hati untuk membantu temannya itu..
Meskipun begitu, keluarga Hanazono juga mempunyai niat tersembunyi membeli Karin. Untuk membuat nama keluarga Hanazono menjadi tenar, yaitu dengan cara membuat Karin menjadi orang ternama karena kepintarannya. Bila Karin tidak bisa menjadi orang ternama di tempatnya.. Karin akan dijual kembali oleh keluarga Hanazono pada keluarga lain... Tetapi sayangnya Karin tidak mengetahui rencana ini..
.
[Karin Pov]
Hai yang sedang membaca! Namaku Karin Hanazono. Dulu aku dibesarkan di panti asuhan, tapi saat umurku 5 tahun aku di asuh oleh keluarga Hanazono, karena suatu alasan. Alasan yang sangat aku .. eghh, benci kalau bisa dibilang. Mengapa? Karena alasan itu adalah... Diriku dijual seharga 100 miliar oleh panti asuhan yang merawatku karena mereka terlilit hutang.. Menyedihkan sekali nasibku ini bukan? Benar bukan!
Ah iya, sudah cukup perkenalannya. Kembali ke cerita. Aku sudah berumur 16 tahun dan duduk di bangku SMA. Aku termasuk murid populer karena kepintaranku. Ehehe, iya karena peringkatku disekolah selalu no. 1.
Mengapa aku bersikeras untuk menjadi peringkat 1? Karena.. Aku tidak ingin mencemari nama baik keluarga Hanazono,
Selain itu, aku juga ingin menjadi Ratu pada pemilihan nanti! Tetapi tahun ini aku tidak tahu apa aku bisa menjadi peringkat 1 lagi atau tidak, karena murid yang bernama Kazune Kujyo, sainganku sudah mulai mendekati posisiku sebagai peringkat 1. Jumlah nilainya hanya beberapa angka dibawah jumlah nilaiku. Maka dari itu aku berusaha lebih baik darinya, siaga 1 sudah didepan mata!
Ah iya, di sekolahku juga mempunyai program seperti beasiswa, tetapi di beri nama program kerajaan. Mengapa? Dimulai dari namanya, di program ini akan ada yang menjadi Raja/Ratu, yang aku ingin menjadi.
Apa yang dimaksud Raja/Ratu? Julukkan itu diberikan pada murid yang paling banyak dipilih sebagai murid terbaik di sekolahnya. Setiap tahun akan dilantik 1 Raja/Ratu pada murid kelas 3. Dan yang istimewa bila menjadi Raja/Ratu adalah.. Akan mendapatkan hadiah uang senilai 100 miliar.
Dan itulah yang menjadi tujuanku! Aku ingin mendapatkan uang itu, dengan usahaku sendiri, untuk mengembalikan semua uang yang sudah panti asuhanku ambil..
Baiklah, lagipula sekarang aku harus bersiap untuk pergi ke sekolah!
Aku berjalan menuju ruang tengah dan bertemu dengan Kira, Kira Hanazono. Dia adalah anak kandung dari keluarga Hanazono yang sekarang seumur denganku, meskipun begitu dia sudah seperti Kakak kandung bagiku.
"Ayo pergi, kalau tidak kita bisa terlambat seperti kemarin!" serunya sambil berlari menarik lenganku ke depan rumah ini,
"Tapi kita belum sarapan, Kak?" tanyaku dengan nada khawatir
"Tidak apa-apa, aku sudah membuat bekal untuk kita berdua!" serunya sambil tersenyum
"Apa? Aku tidak mau memakan bekalmu," kataku dengan sombong,
"What? Kenapa?" tanya Kira dengan terkejut setengah mati, eh?
"Aku tidak mau teracuni oleh makanan yang kau buat itu! Ahaha." sambil tertawa. Sedangkan Kira hanya memasang wajah jengkel,
Kami pergi ke sekolah dengan berjalan kaki, kami biasa seperti ini di pagi hari dan saat pulang kami selalu berpisah, karena Kira ada kegiatan di sekolah dan mengharuskanku untuk pulang sendiri.
(Skip Time-Sekolah)
Sampai di SakuraGaoka Highschool, sekolah dimana Kira dan aku bersekolah. Dimana anak-anak dari kalangan atas berkumpul, dan dimana anak-anak pintar berkumpul.
"Sampai nanti Karin-chan!" seru Kira yang berlari menuju kelasnya, aku melambaikan tanganku padanya. Aku juga harus segera pergi ke kelas.
Saat kumelewati orang-orang, mereka selalu menyapaku dengan senang, tapi tidak dengan sekumpulan itu, Rika dan kawan-kawan. Mereka selalu memandang buruk padaku, dan mereka juga tahu tentang rahasia besarku..
Ah peduli sekali aku, lebih baik aku berkonsentrasi pada pelajaran, benar?
Aku memasuki kelas dengan disambut sapaan dari sahabat-sahabatku, Himeka, Miyon, Michi, dan Yuuki. Mereka adalah teman pertamaku pada saat masuk sekolah ini, dan satu orang lagi yang kukenal.. Kazune Kujyo. Ia sainganku yang sangat berat, aku tidak akan kalah dengan orang sepertinya!
"Pagi semuanya!" sapaku pada semuanya yang ada di kelas. Lalu mereka mulai menjawab sapaanku. Hahh, senangnya bisa berada di tengah-tengah teman dekat^^
Himeka menghampiriku dan duduk disampingku. "Karin-chan Karin-chan! Kan sebentar lagi ada ujian semester, aku masih ada yang tidak mengerti, jadiiii bagaimana kalau kau yang mengajariku?" tanya Himeka dengan wajah memelas.
Himeka Kujyo, dari keluarga Kujyo sama dengan Kazune Kujyo. Mereka (Himeka dan Kazune) hanya sepupu tapi mempunyai nama keluarga yang sama. Himeka itu orang yang ceria, manis dan disukai banyak orang. Kazune juga, ia populer karena kepintarannya, selain itu murid perempuan selalu mengejar-ngejarnya karena ia tampan.
"Mengapa tidak tanyakan saja pada sepupumu tercinta itu?" ucapku sambil melirik ke arah Kazune. Dan Kazune pun melirikku dengan wajah kesal,
"Tapi Karin-chan, aku ingin di ajari olehmu! Ya? Aku mohon!" ucap Himeka lebih memelas daripada yang tadi. Hah, bila sudah melihat orang memelas seperti itu aku tidak bisa diam saja. Akhirnya aku harus setuju padanya,
"Baiklah, pulang sekolah kita pergi ke perpustakaan," ungkapku dengan agak malas
"Yey! Terimakasih Karin-chan!" seru Himeka memelukku dengan erat,
"Lalu bagaimana dengan Kazune-kun, Himeka-chan? Bukannya dia selalu pulang bersamamu?" tanya Miyon
"Hm, benar juga. Ah iya aku suruh dia untuk menjemputku saja sesudah selesai ehehe," seru Himeka sambil tertawa bersama kami.
Pada saat itu Kazune, Michi dan Yuuki mengahampiri kami. Kazune memasang wajah agak kesal, "Kalau begitu aku akan menjemputmu di depan sekolah nanti. Dan kau Nona, Jangan sombong karena kau itu peringkat no.1 sebelumnya. Kau akan lihat aku akan mengalahkanmu ujian akan menjadi Raja sekolah ini. Ingat itu, kau harus berhati-hati." Ucapnya dengan agak ketus padaku, tapi bila bicara dengan Himeka nada bicaranya biasa saja -_-
Aku hanya melihatnya jengkel. Apa maunya sebenarnya? Toh, aku tidak peduli dia mau mengalahkanku atau tidak... Eh tapi bagaimana bila aku benar terkalahkan olehnya nanti?
"Tidak! Aku tidak akan mengalah darimu tuan sombong!" bentakku padanya kesal. Ia hanya melirikku dan pergi begitu saja bersama Michi dan Yuuki yang tertawa melihat kelakuan kami.
"Sudah Karin-chan, aku tahu kau pasti bisa mengalahkannya. Jadi tenang saja," ucap Miyon menepuk pundakku.
Aku hanya diam dan menghela nafas menenangkan diri. Tapi aku sempat berpikir, apa yang akan terjadi padaku bila aku tidak menjadi peringkat1 lagi?
.
(Skip time)
Sudah waktunya istirahat, anak-anak berlarian keluar kelas. Aku biasa di kelas untuk memakan bekal yang sudah kusiapkan, atau tidak di atap sekolah. Kira selalu datang ke kelasku untuk mengajakku makan bersama, dan hari ini juga seperti itu,
"Karin-chan! Kakakmu tercinta sudah datang! Ayo!" seru Kira dari depan kelas sembari membawa 2 kotak makanan, aku tertawa kecil melihat kelakuannya itu. Himeka, Miyon, Yuuki, Michi dan Kazune menghampiri Kira diikuti denganku,
"Yo Kira, kau datang untuk melihat adik kesayanganmu itu, benar?" tanya Yuuki
"Ya begitulah, seperti biasa!" jawabnya dengan tertawa. Kami sudah biasa seperti ini, bahkan kami selalu kompak bila ada sesuatu hal.
"Yo Kazune, apa kabar? Sudah lama kita tidak bertemu sejak kau berhenti dari klub basket kami," sapa Kira pada Kazune dengan sangat akrab
Aku hanya memperhatikan mereka, "Ya begitulah, lebih baik sekarang kau urusi adikmu tercinta itu sebelum dia meraung meminta makanan," ucap Kazune membalas kata-kataku tadi. Mereka tertawa mendengar kata-kata tercinta itu. Huh dia memang pintar membalikkan kata-kata,
"Terserah kau saja Tuan Tampan," aku segera menarik Kira keluar kelas dan diikuti oleh Himeka dan Miyon. Terdengar Yuuki dan Michi menertawai Kazune yang masih terkejut kata-kataku tadi, sedikit tersipu^^.
'Haha, Tuan tampan tidak bisa berkutik," pikirku dengan senyuman terpampang diwajah ini.
.
~Atap sekolah~
Kami memakan bekal masing-masing yang sudah disiapkan, ditemani dengan hembusan angin yang sejuk. Karena sebentar lagi akan datang musim dingin,
"Wuaa, angin musim dingin. Ah benar juga Karin-chan, Kira-kun. Sebentar lagi pemilihan Raja/Ratu sekolah akan diselenggarakan. Apa kalian berminat untuk mencalonkan diri?" tanya Miyon sambil membereskan kotak makannya
Aku sepintas melihat ke arah Kira dan Kira pun sama. "Aku.. Aku tidak akan mencalonkan diri. Aku hanya akan mendukung Karin-chan untuk menjadi Ratu." Jawab Kira dengan bijak
Himeka dan Miyon terlihat terkesan dengan kata-kata Kira tadi, aku hanya tersenyum mendengarnya, "Iya, aku akan mencalonkan diri. Aku harus menjadi Ratu!" seruku bersemangat
"Tapi Karin-chan, aku agak khawatir dengan Kazune-kun. Bila ia sudah bertekad untuk menjadi Raja tahun ini, maka dia akan sungguh-sungguh mengejar tempatmu Karin-chan."
'Yang aku tahu Kazune memang orang yang pantang menyerah dalam hal apapun, meskipun ada yang menghalangi pasti ia bisa melewatinya dengan mudah. Lalu bagaimana denganku?' pikiranku mulai terguncang pada saat seseorang memanggil namaku,
"rin-chan! Hey, Karin-chan!" aku terkejut setelah mendengar Kira memanggilku
"Ah maaf aku hanya melamun," ucapku menyunggingkan senyuman
"Sudah tidak usah khawatir Karin-chan. Toh walaupun kau tidak menjadi Ratu, tidak ada yang rugi, benar?"
Deg degh.. Aku sedikit terkejut mendengar kata-kata tadi, entah mengapa setiap aku mendengar kata yang seperti -aku tidak akan berhasil menjadi no.1- hati ini serasa cemas..
"Aku tidak akan membiarkan orang lain merebut tempat Karin-chan," ucap Kira dengan tiba-tiba. Wajahnya sangat serius, Himeka dan Miyon pun sampai terkejut mendengarnya, aku pun ikut terkejut,
Mengapa Kira berkata seperti itu? Mungkin hanya untuk membelaku? Tapi ada apa dengan wajah seriusnya?
"Ah baiklah, aku harap kau bisa menang Karin-chan." Ucap Himeka menutup pembicaraan ini..
.
[Normal Pov]
Sepulang sekolah Karin menepati janjinya untuk mengajari Himeka pelajaran yang belum dia mengerti. Dan mereka pun pergi ke perpustakaan. Hanya ada beberapa orang disana, salah satunya adalah mereka, musuh Karin. Rika dan kawan-kawannya itu duduk di tempat yang agak jauh dari Karin dan Himeka, tapi juga cocok untuk mengamati pergerakan Karin.
"Huhuhu, jadi ia sudah mulai mengambil langkah awal untuk persiapan ujian ya? Baiklah kalau begitu, kami tidak akan membiarkanmu mendapat kebahagian. Dan kau akan kalah pada ujian nanti dengan seseorang yang kau takutkan.. Kujyo Kazune adalah senjata kami.." bisik Rika dengan nada tertawa kemenangan..
"Sebentar lagi kau akan tahu bagaimana rasanya terkalahkan oleh sainganmu, seperti halnya aku.. Akan kubalaskan dendamku dulu!" lanjutnya
Salah seorang mendekatinya dan bertanya, "Lalu apa yang harus kulakukan Nona?"
"Hmm, kau kutugaskan untuk menggangunya kapanpun dan dimanapun. Pastikan untuk membuat nilainya dibawah Kujyo. Jangan biarkan dia bahagia, kalau perlu kau celakai, lakukan saja. Mulai hari ini!"
.
[Karin Pov]
Pada saat kami keluar perpustakaan, aku melihat Kira berjalan keluar sekolah bersama teman satu klub nya. Dengan segera aku memanggilnya,
Kira melihat ke arahku dan menyunggingkan senyuman manisnya. Terlihat Kira mengucapkan sampai jumpa pada teman-temannya itu dan pergi menghampiriku,
"Hey, kau belum pulang? Himeka-san juga?" tanya Kira
"Iya, tadi kami habis belajar untuk persiapan ujian," jawabku sembari tertawa ringan
"Oh, lalu dengan siapa kau pulang Himeka-san? Sudah sore sebaiknya kau ditemani seseorang," ucap Kira dengan penuh khawatir. Kira itu memang baik hati pada semua orang, makanya ia juga banyak disukai oleh orang-orang,
"Aku sudah meminta Kazune-kun untuk menjemputku, sepertinya Kazune-kun sudah menungguku di depan sekolah," jawab Himeka sedikit tersipu karena tadi Kira mengkhawatirkannya,
"Kalau begitu kita ke depan bersama!" seruku sambil menarik mereka berdua ke depan sekolah.
Sampai di depan sekolah kami melihat sosok Kazune itu sedang menunggu, sudah memakai pakaian santai. Wow.. Keren, kenapa dengan pakaiannya yang seperti itu ia terlihat tampan ya?
"Yo! Sudah selesai?" tanya Kazune pada Himeka
"Yup, kalau begitu ayo kita pulang! Sampai besok Karin-chan, Kira-kun!" seru Himeka dan melambaikan tangannya padaku dan Kira
"Emh, sepertinya kau harus bersiap-siap menjadi peringkat 2," Ucap Kazune sambil tertawa kecil,
Kira menatapku karena bingung, aku hanya menggerutu kesal kepada Kazune yang sudah berjalan pulang. "Agh, dia itu menyebalkan." Ucapku menggerutu kesal
Kulihat Kira menatapku sebentar lalu pada dilanjut kepada Kazune,
"Karin-chan," aku mendengar Kira memanggilku dan aku segera menatapnya. Kini wajahnya sangat terlihat jelas penuh dengan kekhawatiran.
"Aku.. aku ingin kau harus menjadi Ratu sekolah ini, aku akan membantumu sebisa mungkin, " ucap Kira dengan menatapku sedih, ada apa dengan tatapannya ini?
Aku hanya diam menatap kedua bola mata yang indah dan menawan itu, tersirat kekhawatiran yang sangat sangat mendalam,
"Ya, tentu. Itu sudah menjadi tujuanku. Tapi bila aku tidak menjadi Ratu tidak masalah, bukan?"―
"Tidak boleh!"
.
[Kira Pov]
"Tidak boleh!" dengan spontan aku membentak Karin sembari menarik tangannya.
Bruk!
Buku yang ia bawa sampai berjatuhan. Entah mengapa perasaanku saat ini sangat marah. Karena apa? Karena ia berkata 'Bila aku tidak menjadi ratu tidak masalah, bukan?' . Tidakk! Karin tidak boleh sampai kalah! Karena bila ia kalah.. Karin, akan.. akan dijual kembali..!
"Ma-maaf Kak, a-aku salah bicara.." ucapnya tersendat-sendat, tangannya juga terasa bergetar ditanganku. Apa aku keterlaluan? O_o
Terlihat buliran air mata sudah ada dipengujung matanya, saat itulah ku terkejut. 'Aghh! Kira bodoh! Kenapa kau membentaknya seperti tadi?' pikirku menyalahkan diri sendiri.
"Eh! Karin-chan, maaf aku tidak bermaksud membentakmu, tapi aku hanya tidak ingin kau mengatakan hal seperti itu. Aku..hanya ingin yang terbaik untukmu," ungkapku menyesali yang telah kuperbuat sembari menghapus air matanya yang kini berjatuhan,
Karin hanya mengangguk mengerti. Ini pertama kali aku membentaknya sampai seperti ini.
.
Kami berjalan menyusuri jalan pulang, matahari sudah tampak berwarna merah diselingi orange. Karena hawa kesunyian datang diantara kami, kupikir ia masih marah padaku?
"Kak, memang ada apa sampai Kakak tidak ingin aku kalah menjadi ratu? Sepertinya Kakak sangat khawatir," tanya Karin membuka pembicaraan. Syukurlah ia bertanya, sepertinya ia tidak apa-apa. Aku khawatir bila ia marah padaku -_-
Tapi pada saat kucerna kata-kata Karin tadi, membuatku sedikit terhenyak. Bagaimana ekspresi yang harus kupasang sekaraaang? Ceria? Atau sedih? Atau biasa saja?
"I-itu bukan apa-apa. A-aku hanya.. Agh.. aku tidak bisa menjelaskannya." ucapanku terbata-bata karena terlalu bingung harus mengatakan apa. Aku tidak bisa memberitahu Karin tentang rahasia itu. Bila ia mengetahuinya. Mungkin ia akan pingsan ditempat pada saat ini juga!
Saat Karin akan bertanya kembali, terdengar suara kayuhan sepeda yang sangat kencang dari belakang kami dan..
"Awas!"
.
.
Apa yang akan terjadi pada Karin selanjutnya? Apa hari-hari disekolahnya akan berjalan seperti biasa? Atau menjadi lebih buruk?
Tbc~
.
Keep or Delete?
Please review!~^^~
