kookmin drabble 2
Seoul sudah beranjak larut malam, saat jungkook melihat jam kecil dimejanya, jarum pendeknya sudah menunjukkan angka dua pagi dan dia masih terjaga. Jungkook belum memejamkan matanya sejak kembali dari latihan dengan grupnya, didepannya ia masih bergelut dengan sebuah kertas yang sama. Menghapalnya berkali-kali dan mencari nada yang tepat. Tidak sekali ia melakukan hal seperti ini, sudah beberapa kali jungkook memilih tidur lebih lambat dari teman-temannya yang lain hanya untuk membuat cover lagu yang bagus untuk fans mereka. Terkadang, jimin mengeluhkan karena waktu jungkook untuk istirahat menjadi berkurang karena hal ini, tapi kadang jimin juga mengeluh karena jungkook akan sulit bangun nantinya.
Jungkook menghela nafas, ia tak bisa menemukan nada yang tepat. Jika ia hanya mengcovernya persis sama dengan aslinya maka tidak akan ada yang special meskipun jungkook tau fans mereka akan senang-senang saja kalau jungkook mengcovernya dengan aslinya. Tapi bagi jungkook, mengcover lagu bukan hanya tentang nada yang sama atau harus lebih bagus dari yang aslinya, jungkook ingin ada nyawa baru dalam lagu yang ia bawakan untuk fansnya. Terlebih bagi jungkook, lagu yang ingin ia cover saat ini sangat seseorang sukai dan jungkook ingin membuatnya bahagia dengan memberi warna baru akan lagu ini.
Pada akhirnya ia beranjak menuju ruang tengah dan kembali duduk disofa, ia menyandarkan tubuhnya dan memejamkan matanya. Kemudian memasang earphonenya dan memutar sebuah lagu. Jungkook terlalu larut hingga dia tak menyadari jimin keluar dari kamarnya dan melihat yang dilakukannya. Jimin memang tidur tadi, tapi tiba-tiba saja terbangun. Melihat jungkook diruang tengah, jimin menghela nafas. Sudah beberapa kali dia tau kalau jungkook tak tidur hanya demi mengcover lagu, dan jimin mengira sekarang ini jungkook ketiduran ditempat yang salah. Tapi mendengarnya menggumam, menyanyikan sebuah lagu dengan suara lirih, jimin salah mengira, jungkook belum tidur sama sekali, kenapa bocah itu sangat keras kepala. Jimin sudah memperingatinya berkali-kali kalau jungkook harus tidur saat yang lain juga tidur, jungkook harus menyimpan energinya untuk hari besok. Kegiatan mereka bukan hanya tentang latihan dance, pemotretan ataupun berdiri diatas panggung, jimin khawatir jungkook terlalu lelah dan sakit nantinya. Tapi jungkook tetaplah jungkook yang sulit dikasih tau.
Jadi daripada memarahinya dan menyuruhnya cepat tidur yang jimin yakin jungkook tak akan menurutinya, lebih baik mendukungnya saja dan membiarkan jungkook melakukan apa yang dia mau. Dan besok, jimin rasa ia harus berusaha keras lagi membangunkan jungkook, itupun kalau jungkook tidur. Jimin beranjak menuju dapur, membuat sesuatu disana dan beberapa menit kemudian jimin beranjak menuju ruang tengah, ditangannya ada dua mug kopi panas, setelah ia meletakkannya dimeja, jimin duduk dan merebahkan kepalanya dipaha jungkook, membuat jungkook membuka matanya dan melihat jimin, ia tersenyum dan mengusap surai jimin dengan lembut, menatapnya dengan sayang.
"kau tidak tidur?"
Tanya jungkook, jimin menggeleng.
"aku terbangun tadi dan melihatmu masih disini, kenapa kau sulit sekali diberi tahu sih…aku membuat kopi untukmu, untuk kita"
"kau tidak tidur lagi?"
"aku mau menemanimu"
Jungkook menggenggam tangan jimin dan menyuruhnya untuk duduk. Setelah jimin duduk, jungkook menariknya dan memeluknya dari belakang, ia melingkarkan kedua tangannya dipinggang jimin dan menciumi kepala jimin berkali-kali, menghirup harumnya rambut jimin kemudian menumpukan dagunya dipundak jimin.
"aku belum yakin mau mengcover lagu ini secepatnya, aku tidak menemukan nada yang tepat"
"kenapa tidak menyanyikannya seperti aslinya saja sih, kau tidak perlu tidak tidur seperti ini kan"
"itu tidak akan menjadi special kalau aku melakukannya seperti biasa, sudah banyak yang seperti itu"
"fans kita akan menyukainya"
"kau pikir aku melakukannya untuk fans?"
Jimin menolehkan kepalanya dan melihat jungkook dengan tatapan bertanya.
"kalau begitu untuk siapa?"
Jungkook mencubit pipi jimin dengan gemas dan menggigit ujung hidung jimin saking gemasnya melihat wajah jimin. Jimin mengerang dan memukul tangan jungkook. Kenapa jungkook suka sekali mencubit dan menggigit hidungnya sih, meskipun tidak keras juga. Tapi tetap saja itu tidak menyenangkan untuk jimin. Dan jungkook hanya tertawa saja melihat raut cemberut jimin.
"kau menggemaskan sekali hyung, ah..aku ingin mencoba kopimu"
Jungkook mencondongkan tubuhnya kedepan untuk mengambil mugnya tanpa melepaskan pelukannya pada jimin, ia mengecapnya sedikit dan menatap jimin setelahnya.
"hyung, kau selalu bisa diandalkan"
"tentu saja, aku park jimin"
"yaya… "
Jimin melepaskan lingkaran tangan jungkook dipinggangnya dan menghadapkan tubuhnya kearah jungkook. jimin menatapnya beberapa saat dengan serius dan jungkook hanya melihatnya dengan bertanya.
"kantung matamu kelihatan"
Jari telunjuk jimin menunjuk kearah kantung mata jungkook yang terlihat lebih besar dari biasanya, sudah pasti karena jungkook jarang tidur.
"tapi tetap tampan kan"
Meskipun jimin sedang berbicara serius, jungkook tak pernah benar-benar menganggapnya serius. Ia selalu menjawab kecemasan jimin dengan candaannya, kadang itu membuat jimin sebal, tapi jimin tak bisa melakukan apapun selain menghela nafasnya.
"kau bisa melakukannya saat waktu senggang jungkook"
"aku tidak bisa berkonsentrasi saat kita ada waktu break diantara kegiatan padat kita hyung"
"kalau begitu tidak usah, kau kasihan tidak sih pada tubuhmu sendiri"
"kan ada kau yang merawatku"
Baiklah, jimin kehabisan kata-kata sekarang. Menasihati jungkook sama susahnya seperti membuatnya bangun dari tidur.
Jimin mengambil ponsel jungkook dan mengambil alih earphone yang tadi dipakai jungkook, kemudian memutar music yang tadi jungkook dengarkan. Saat jimin terdiam mendengarkan lagunya, jungkook kembali meraih pinggangnya dan memeluknya, ia menumpukkan kembali dagunya dipundak jimin dan mengambil salah satu earphonenya untuk dipasang sendiri.
"kau bilang sangat suka lagu ini hyung"
"karena itukah kau bersikeras mengcovernya?"
"euhm, aku tidak mau kau mendengarkan lagu itu dengan suaranya, kau hanya boleh mendengar suaraku"
"posesif sekali"
"karena itulah, kalau kau suka dengan lagu seseorang beritahu aku, aku akan mengcovernya untukmu"
"tidak kalau itu membuatmu terjaga semalaman, kau sudah empat hari kurang tidur hanya karena lagu ini"
"kau mencemaskanku?"
"tentu saja, kalau kau sampai sakit kau tidak bisa berdiri dipanggung denganku, kemudian aku harus meninggalkanmu demi jadwal padat kita itu…dan juga…"
"dan juga?"
Jungkook mengangkat kepalanya demi bisa menatap jimin, ia sedikit mengendurkan pelukannya agar bisa melihat wajah jimin dari samping dengan jelas. Jimin menoleh dan tiba-tiba saja merubah posisinya menjadi berhadapan dengan jungkook. pelukan jungkook yang sempat terlepas tadi ia kaitkan kembali dan kali ini jiminlah yang mendekat kearah jungkook dan melingkarkan lengannya di leher jungkook kemudian berbisik ditelinganya.
"aku tidak bisa mendengar suaramu…karena itulah, jangan memaksakan diri, aku mau kau tetap disampingku jungkook, kita bernyanyi bersama itulah yang menjadi kesukaanku, lagu apapun asal kau yang menyanyikannya, itu akan menjadi lagu favorit yang selalu kudengar"
Jungkook tak bisa menahan senyumnya dan keinginannya untuk memeluk jimin lebih erat dan mengecup pipinya berkali-kali.
"lain kali, aku akan mendengarkanmu"
Jika jimin saja selalu ingin mendengar suaranya, maka jungkook akan melakukan apapun agar suaranya bisa tetap didengar oleh kekasih manisnya ini.
