WAITING, STILL…. 1 (WOOKKYU TWOSHOTS)

Cast:

Kim Ryeowook

Cho Kyuhyun

Donghae

Siwon

Hyungsik

Genre: BoysLove. Yaoi. WookKyu. Short story. Drama

OoooO

Hari Kamis di sebuah kompleks apartemen mewah di Seoul

Ting tong ting tong

Dua kali lagi bel itu terdengar; Tapi tidak kunjung juga pintu yang ditekuk itu terbuka. Seorang pria ber rambut brunette masih setia berdiri menunggu didepan pintu sebuah unit apartemen tersebut. Membawa sebuah kantong berukuran sedang dan setia menunggu dalam diam

Tok tok tok

Lagi dan lagi di ketuknya pintu itu tanpa bosan

Ceklek.

Drep. Setelah 10 menit menunggu akhirnya momen yang dinanti-nantikannya datang juga. Sang empunya rumah akhirnya membuka pintu menghadapi langsung pria berpipi chubby dihadapannya

"Wae?"

"An... annyong Ge. Ini... untukmu" Kuixian menyodorkan sebuah bungkusan dengan sedikit ragu. Tapi walaupun begitu nervous, tetap Kuixian meneguhkan hatinya, karna inilah alasan ia datang kesini, jadi misinya harus ditepati sebelum ia pulang lagi.

Berlainan dengan Kuixian, yang diajak bicara hanya menajamkan matanya dan memandangi sang lawan bicara yang memakai jaket panjang dan scarf berwarna coklat senada dari atas sampai bawah dengan pandangan kurang senang. Tidak sempat pandangan keduanya bertemu. Kuixian terlalu nervous, sedangkan dia... sayangnya dia terlalu tidak perduli.

"Sudah kubilang tidak perlu kesini lagi" Seperti bisa ditebak, hanya balasa ketus seperti itu yang terlontar, membuat Kuixian semakin menunduk lagi.

"Gwen... gwenchanayo... ge harus makan siang. Agar tidak sakit..." ujar Kuixian lagi dengan pelan memandangi jaket abu pria dihadapannya ini dan sekilas melihat rambut hitamnya yang berantakan.

Wajah kecil itu... hidung mancung itu.. bibir tipis itu dan mata tajam itu... walaupun Kuixian mengaguminya, tapi ia masih belum percaya diri untuk bertemu tatap dengannya; Karna dia... dia tidak pernah membalas tatapan Kuixian sebagaimana Kuixian menatapnya.

"Ck..." lihatlah saja reaksinya, Ryeowook hanya ber chuckle sekilas, tersenyum sarkasme dan mendesah tidak senang saat mendengar ucapan Kuixian barusan.

Tapi tenang saja, Kuixian tidak akan kecil hati walaupun ia mendapatkan balasan reaksi seperti ini. Ia sudah terbiasa. Kuixian sudah terbiasa menunggu untuk dia bisa mengerti dan membuka hatinya, walaupun entah itu sampai kapan.

"Tidak perlu mengkhawatirkan ku. Urus saja dulu urusanmu sendiri" balasnya dengan ketus membuat Kuixian hanya bisa menggigit bibir bawahnya sendiri

Kantong itu masih belum berpindah tangan. Kuixian masih menggenggamnya dengan erat tapi semakin memajukannya kearah dia. Sedikit memaksa agar dia mau mengambilnya, lalu barulah Kuixian mundur selangkah dan membungkuk singkat.

"Gwenchanende. Aku pulang dulu ge. Annyonghigaseyo" Kuixian masih memilih diam dan hanya mundur selangkah lalu memilih hengkang dari sana dengan cepat.

Tidak apa dia menerima penolakan. Kuixian sudah terbiasa mendapat balasan seperti sekarang ini.. Ia sudah siap dan tegar untuk menanggung segala konsekuensinya. Untuk menunggu... menunggu sampai dia mampu membuka hatinya bagi Kuixian seorang

If you were to go..

If you were to leave me…

How should I send you away?

That keeps scaring me

OoooO

3 hari kemudian, suatu siang menjelang sore di Kantor Ryeowook

"Kau keterlaluan Wook! Kyuhyun tidak salah apa-apa kenapa harus sebegitu marah kepadanya!" Begitu Kuixian keluar dari ruang kerja Ryeowook, Siwon dan Hyungsik langsung menyusul kedalam untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi disana.

"Berhentilah membelanya. Kalian tidak tau apa-apa tentang dia." Sahut Ryeowook dengan nada geram melihat dua temannya semakin ikut camput masalahnya dengan Kuixian

"Kami memang tidak tau apa-apa tentang Kyuhyun tapi bukan berarti kau jadi bisa merendahkannya begitu saja. Dimana letak otakmu saat bersikap seperti itu pada orang lain? Kau letakkan di lutut, hah?!" Siwon semakin tersulut emosi mendengar jawaban Ryeowook yang sangat mengecewakan baginya.

"Siwon tenanglah..." Hyungsik hanya bisa menepuk nepuk pundak Siwon untuk menenangkannya

"Ini masalah keluargaku. Cuma aku yang mengerti jadi jangan sok tau, oke? Siapa kalian, bermimpi jadi pahlawan bagi dia juga, iya?" "

"Neo..."

Ryeowook yang juga tersulut emosinya ikut maju hendak adu jotos dengan Siwon

"Ryeowook jagalah emosimu man. Siwon dan kami hanya memberikan saran. Terserah kau mau mendengarkan atau tidak. Tapi jangan memakai emosi sesaat! Tenangkanlah dirimu dulu. Tidak biasanya kamu seperti ini Wook"

Donghae ikut mengenahkan dan menginstruksikan Hyunsik untuk membawa Siwon keluar agar perdebatan mereka tidak berlanjut lagi

Donghae Siwon Hyungsik satu persatu langsung keluar dari ruangan tersebut meninggalkan Ryeowook sendirian disana. Kyungsoo hanya menonton semuanya dan menutup pintu rapat-rapat. Ryeowook hanya bisa memijat pelipisnya dan memejamkan matanya rapat-rapat. Mengulang kembali semua yang terjadi barusan.

Di sisi lain..

Kyuhyun terus menunduk sambil berjalan cepat kearah parkiran dan masuk kedalam mobil. Duduk sendirian disana. Mengisak dan menangis kencang setiap mengingat semua kata-kata Ryeowook yang diucapkan kepadanya barusan.

Hiks... kenapa Ryeowook ge sangat jahat? Kenapa dia bisa bersikap sekejam itu kepadanya?

"Aku tidak akan pernah mau makan masakanmu jadi berhentilah bermimpi Kuixian! Berhenti memperhatikanku! Berhenti muncul dihadapanku! Kau mengerti?!"

Hiks hiks… buliran air mata tidak berhentinya mengalir di pipi Kyuhyun. Nafasnya terasa sesak karna hidungnya tersumbat. Kyu hanya terus membuang ingusnya dengan tisu sambil terus terisak

"Kamu ingin menetap dinegara ini dengan menggunakanku, iya kan?! Jangan bermimpi Kuixian, sampai kapanpun juga kau tidak akan kembali menjadi warga negara Korea Selatan hanya karna kita menikah, oke?! Jadi lupankanlah semua mimpimu itu dan kembalilah ke China sana! Sekarang juga! Enyahlah dari pandanganku mulai sekarang!"

Hiks... Ryeowook ge membencinya… Dia bahkan berteriak didepan wajahnya hingga membuat kaki Kuixian lemas. Rasanya sakit... sakit sekali disini ya Tuhan.. Kyu terus teringat akan mata Ryeowook yang membulat sempurna dan terlihat sangat marah kepadanya.

"Aku hanya ingin menemaninya... aku merasa kuatir kepadanya. Aku peduli kepadamu ge, tidak bisa kah kamu merasakannya... hiks hiks…" pikir Kuixian terus dalam hati

Even only looking at you, it hurts

My heart, it hurts

You're precious and irreplaceable

It's not our memories, it is my love, the one who made me laugh is you

But you're becoming far as my heart cannot reach you~

Kuixian sampai cekukan sendiri saking kencangnya pria imut ini terisak. Supir Lee hanya bisa terus menyodorkan tissue dan sebotol air dari bangku depan. Pria berusia separuh baya ini merasa iba dan tidak mengerti apa yang baru saja terjadi dengan Tuan Kuixian. Sepertinya sesuatu yang sangat buruk baru saja menimpanya hingga membuat pria muda ini menangis hingga separah ini, dan sesedih ini. Lee ahjussi hanya bisa ikut sedih melihatnya. Kasihan Kuixian. Jarang Lee ahjussi bisa melihat Kuixian tersenyum saat ia harus mengantar Kyu bertemu Tuan Ryeowook, hemmm...

"Tuan... anda mau kemana? Bagaimana kalau kita pulang saja?"

"Ani... ahjussi... antarkan aku ke Gwanghwamun... tolong..." ujar Kuixian dengan terbata-bata sambil mengelapi matanya yang masih memerah

"Gwanghwamun? Yakin Tuan?"

Kuixian menangguk dengan pasti

"Ne.. jebalyo.. ahjussinim..." pintanya dengan suara parau

"Baiklah tuan..." Lee ahjussi akhirnya mengikuti kehendak Kuixian saja agar pria ini tidak sedih lagi

Mesin mobil yang ditumpangi Kyuhyun mulai bergerak menuju pusat kota Seoul. Diluar masih gerimis. Siang siang seperti ini jalanan sudah mulai menyepi. Dari jendela mobilnya Kuixian hanya terdiam sambil memandang jalanan diluar sana. Mendekati Gwanghwamun semua memori Kuixian mulai meluap. Ia ingin keluar. Ia ingin menghirup udara segar.

"Ahjussinim, aku turun didepan ya. Ahjussi parkir di gedung saja"

Dilampu merah Kuixian tiba-tiba memberikan instruksi yang membuat sang supir merasa bingung

"Hemm? Disini Tuan? Disini tidak ada apa-apa. Tapi tuan Kyuhyun mau kemana?" Tanya Lee ahjussi sedikit bingung mendengar permintaan Kyuhyun

Kuixian hanya menggelengkan kepalanya dan menepuk pundak Lee ahjussi agar menghentikan laju mobilnya.

"Gwenchanayo. Aku ingin jalan jalan ahjussinim. Aku akan kembali. Tunggu saja ya ahjussinim. Gamsahamnidaaa"

Kuixian mengambil sebuah payung dan membuka pintu mobil. Mengancingkan long coat coklatnya dan berjalan berbaur dengan keramaian menuju arah patung Raja Sejong diujung sana.

Lee ahjussi walaupun merasa agak ragu, tidak bisa terus berhenti begitu saja dan akhirnya lanjut menyetir mencari tempat parkir, berharap Kuixian baik-baik saja dan bisa segera menghubunginya saat ia sudah selesai menyendiri dan sudah merasa lebih baik.

Kuixian melangkahkan kakinya dengan tenang. Melebur diantara banyak orang yang lalu lalang menuju pusat plaza dan terus melawan arus menuju gerbang Gwanghwamun.

Bau hujan. Cuaca yang dingin membuat pria bermata coklat ini menaikkan kerah syalnya. Sambil menentang payung Kuixian memandang langit diatasnya. Abu dan berawan. Persis seperti keadaan hatinya saat ini. Hah... sambil menghela nafas panjang Kuixian terus melangkah memasuki Gyeongbokgung Palace yang dipenuhi turis mengambil foto bergatian didepan pintu yang megah tersebut.

Sambil memandangi sekitarnya Kyu tidak berminat untuk mengambil foto sama sekali seperti yang lainnya. Bukan pertama kalinya ia pergi kesini. Kyu hanya menghela nafas panjang sembari lanjut berjalan memasuki istana yang asri tersebut.

Musim kemarin... Kuixian sudah kesini. Saat itu baru dua hari sejak ia tiba di Korea Selatan. Kuixian tidak tau apa-apa dan belum bisa berbahasa Korea, sama sekali. Tapi ada seseorang yang sangaaaat baik yang bersedia membantunya dengan begi tulus dan dengan senang hati.

Setelah dua hari beristirahat dihotel Kuixian akhirnya keluar hari itu. Hari Jumat di minggu terkahir bulan November. Ia masih ingat hari itu; hari dimana seorang pria warga Korea Selatan datang menyapanya di lobi hotel dengan ramah dan berujung mengantarnya berkeliling kota seharian. Walaupun keduanya belum bisa berkomunikasi dengan baik saat itu, tapi Kuixian dengan dia tetap bisa menghabiskan hari itu dengan menyenangkan.

"Dia" mengajak Kuixian ke sini. Ke tempat ini. Ketengah jalan besar di tengah tengah Seoul yang membuat mulut Kuixian terbuka sebentar dan mata bulatnya juga membesar karna terkesima, dan dia tersenyum lebar saat melihat Kuixian terlihat begitu terkesan akan sebuah tempat turis di kota asalnya. Mereka berjalan berdua menuju istana. Dia tidak banyak bicara karna kendala bahasa diantara mereka di awalnya. Kuixian tidak bisa bahasa Korea dan Inggris, sedangkan dia hanya bisa berbicara dua bahasa itu saja.

Dengan sabar dia mengambil foto melalui handphone Kuixian disetiap sudut yang menarik perhatian. Dia akan menepuk pundak Kuixian dan menyuruh nya untuk berpose disana dan disini. Di depan patung Yi Sun Shin, patung raja Sejong, didepan gerbang, dibawah pohon yang daunnya berguguran.

I'm happy because today, this place is just as beautiful as it was back then

I'm standing at this spot

Waiting for you who won't come

I look back once again at this road in Gwanghwamun

In case you're standing there~

Ya, semua tempat nya masih sama. Belum terlalu banyak waktu terlewat. Semua itu masih teringat jelas didalam pikiran Kuixian, dan sekarang ia kembali ke tempat yang sama. Menyusuri tempat yang sama seperti rute mereka dulu. Rute yang dipimpin dan ditunjukkan oleh "dia". Hanya saja sekarang Kuixian berjalan sendirian, tidak ada dia. Tidak ada Ryeowook ge yang berjalan disampingnya.

ooo

Keeping you Is always easier than erasing you

I cannot forget you for a single moment~

I'm used to it, just like breathing

Everytime I trust myself in the loving memories

It's still too cozy, so comfortable that it hurts~

Kuixian memejamkan matanya mengingat kembali senyum cerah yang menyapanya 4 bulan yang lalu itu. Seorang pria biasa yang ternyata sangat ramah. Saat Kuixian berdiri sendirian dia menghampiri Kuixian duluan dan mengulurkan tangannya

"Hi, I'm Ryeowook. You must be Kuixian, right?"

Sapaan pertamanya yang membuat Kuixian terdiam dan tercengo sejenak saat itu juga. Beberapa detik kemudian Kuixian baru menyambut uluran tangan tersebut dan mereka bersalaman.

"H... hi..." balas Kuixian pelan dan sedikit terbata karna belum terbiasa.

"Ni hao! Ni shi Kuixian…. dui ma?" Melihat ekspresi wajah nya yang bingung, "dia" bahkan mencoba berbicara dalam bahasa mandarin dengan nada yang salah. Tapi ajaibnya Kuixian masih mengerti. Dia bertanya apa namaku Kuixian, sontak membuatnya mengangguk, dan disambut dengan senyum yang semakin lebar dari pria dihadapannya ini.

"Wo jiao Ryeowook. Kim Ryeowook"

"Lyeo.. leowook?" Ulang Kuixian dengan terbata

"Ne. Ryeowook. Kim Ryeowook imnida." Ryeowook ge saat itu menjelaskan dengan sabar sampai ia bisa menyebut namanya dengan benar.

Setelah berkenalan yang begitu menyenangkan , hambatan pertama yang mereka harus hadapi adalah bahasa karna keduanya tidak bisa berkomunikasi dengan satu sama lain.. karna...

"Do you speak english?"

Kuixian langsung menggeleng. Ia mengerti. Tapi ia tidak merasa pede sekalipun hanya untuk menjawab dalam bahasa inggris juga

"Can you speak Korean?" Satu gelengan lagi-lagi ia berikan. Apalagi itu. Kuixian tidak bisa sama sekali bisa bicara bahasa ibu orang tuanya karna ia lahir dan besar di China selama ini. 2 hari lalu adalah hari pertama ia naik pesawat dan mempergunakan passport-nya. Dan sekarang ia harus berkomunikasi dengan orang Korea langsung yang membuat jantungnya berdegup dengan kencang; Tapi dia… pria yang memperkenalkan dirinya sebagai Ryeowook ge ini tidak kebabisan akal. Ia masih tersenyum dan bersikap sabar

"Alright. Where do you want to go then?" Tanyanya lagi dalam bahasa inggris saat Kuixian masih sibuk dengan pikirannya sendiri

Kuixian masih terdiam karna masih berfikir tentang bagaimana ia harus menjawab

"Where... do you want to go... in, Seoul?" Ulang nya lagi dengan lebih pelan dan lebih sabar untuk kedua kalinya.

Kuixian hanya bisa menunduk malu karna tidak pede untuk bicara dalam bahasa inggris saat itu, membuatnya tersenyum lagi saat mengingatnya sekarang.

Hah... satu jam mereka habiskan hanya untuk perkenalan saat itu. Karna ia harus banyak berfikir saat menjawab. Tapi Ryeowook ge menungguinya dengan sabar. Memandanginya dengan senyum seperti melindungi adik kecilnya sendiri. Dan Kuixian merasa tersanjung akan hal tersebut.

Kyu melangkahkan kakinya terus menuju ujung istana. Menyelip diantara para rombongan turis, pasangan yang bergandengan, dan pengunjung lainnya sendirian, lalu tanpa sadar Kyu terus berlanjut kearah timur. Mengikuti memorinya menyusuri jalan demi jalan, belokan demi belokan seperti saat itu. Saat dimana Ryeowook ge memimpin arah berjalan mereka sambil berkata

"Now... we are going to Bukchon village, okay?"

Senyum lebarnya membuat kedua mata itu menyipit sempurna dan Kyu balas tersenyum melihatnya

"Okay!" Balas Kyu langsung dan lanjut berjalan karna ia percara pada nya. Kyu percaya pada pria dihadapannya ini kalau dia akan membawanya ke tempat-tempat indah lainnya dikota ini.

Sembari berjalan mereka terus mengobrol tapi tidak tentang terlalu banyak hal karna keterbatasan bahasa diantara keduanya, hanya beberapa obrolan sederhana namun menyenangkan.

"Where do you live in China?" tanya-nya saat itu

"Eungg?" Kuixian tidak menangkap Ryeowook yang bicara dengan cepat

"Where... where do you live. In China? Where is your hometown? Goyangi... you know, jia... hometown..." Ryeowook dengan sabar mengulang pertanyaannya dengan pelan menjelaskan pada pria berrambut coklat tua ini

"Ah... I.. live in Guang Dong."

"Ohhhh Guangdong!" Setiap ada balasan dari Kuixian Dia selalu menanggapinya dengan antusias. Dari situlah Kuixian bisa melihat kalau orang ini sangat lah ramah.

"Yes.. I live in.. Zhuhai.. Zhuhai city"

"Ohhhh the city name is Zhuhai?" tanyanya memastikan.

Kuixian mengangguk cepat

"Yes.. Guang... Guangdong province... in South... South China."

"Ohhhh south! I see!" Balas Ryeowook lagi dengan antusias.

"What... what.. about you? Where..." Ryeowook mendekat mengarahkan telinganya mendengarkan pertanyaan Kyu dengan seksama.

"Where do you come.. from... in south korea?" Tanya Kuixian dengan aksen mandarin yang kuat walaupun ia bicara dalam bahasa inggris. Tapi tentu saja Ryeowook langsung bisa mengerti tepat setelah Kuixian menyelesaikan kalimatnya, karna pria ini mendengarkan dengan hati-hati.

"Ahh I live in here. I was born in here and I grow up in here. In Seoul."

"Ohh.. here? Seoul?" Ulang Kuixian memastikan dibalas dengan Ryeowook yang menunjuk tanah dengan jari telunjuknya.

"Yes yes... I come from... here. This is my hometown" jawab Ryeowook dengan cepat sambil tersenyum lagi

"Ohhhh"

Sepuluh menit untuk sebuah pertungkaran informasi yang sederhana dan singkat. Tapi mereka berdua menikmatinya. Lucu kadang bagaimana dua individu masih bisa berkomunikasi dengan baik walaupun tidak mengerti bahasa masing-masing. Dengan bahasa tubuh dan bahasa inggris yang terbatas Kuixian belajar tentang tour guide-nya tersebut dan menyimpan semua infromasi tentang Ryeowook ge didalam ingatannya.

"When... when were you born? Birth.. birthday?" Tanya Kuixian sembari mereka berjalan menanjak di jalanan sempit desa Bukchon sore itu

"Oh.. my birthday? 21st of June. What about you?" Jawab Ryeowook dengan bahasa inggris yang cepat dan lancar, membuat Kuixian mengerutkan keningnya

"Par.. pardon please?" Tanya Kuixian membuat Ryeowook tertawa kecil untuk kesekian kalinya

"21st of june..." kali ini Wook bicara dengan lebih pelan "twenty one... two... one..."

Kuixian mengangguk mendengarkan

"Of june. Sixth month." ujarnya

"Ohhhh"

"Er... shi... yi... liu yue..." Ryeowook bahkan mengeluarkan kemampuan bahasa mandirin nya yang sangat terbatas agar membuat Kuixian mengerti, membuatnya tersenyum semakin lebar setiap mendengarnya.

"Ahhh... hao hao, liu yue er shi yi..." ulang Kuixian dalam bahasanya sendiri lagi sambil tersenyum sendiri sembari menghafalkannya dalam hati.

21 Juni.. tanggal ulang tahunnya. Seoul, kampung halamannya. Kim Ryeowook. Nama lengkapnya. Ryeowook ge. Panggilan buatan Kuixian sejak hari mereka bertemu saat itu juga.

Ryeowook yang ramah, Ryeowook yang penyabar, Ryeowook yang akan mendekatkan telinganya saat ia hendak berbicara. Pria yang mengambilkan leaflet berbahasa mandarin disetiap tempat yang mereka kunjungi agar ia bisa mengerti sejarah dari tempat-tempat cantik tersebut. Kyuhyun merindukannya….. Sambil menyusuri jalan setapak itu lagi dengan langit yang mulai menggelap Kuixian terus mengingat kebelakang terpikir akan memori mereka disana.

It was the first time that someone made me that nervous; You were the only one

You were more lovable than anyone else

But why do you leave me?

Senyum itu.. ekspresi itu... dahinya yang mengerut saat berfikir tentang tempat makan siang apa yang harus mereka kunjungi.. penjelasan mendetilnya tentang setiap makanan dan minuman yang mereka coba. Kyuhyun merindukan semuanya... hari itu terasa sangat cepat saat mereka habiskan bersama. Sangat berbeda dengan hari ini, yang terlewat dengan sangat lama.. karna saat ini ia sendirian.

Ditengah rintik hujan Kyuhyun memegangi payungnya sendirian. Kali ini hujan bukanlah sesuatu yang menguntungkan baginya. Berbeda dengan saat itu saat hujan membuatnya mendekat berjalan berdampingan dengan Ryeowook ge agar keduanya bisa terlindung dibawah sebuah payung saja. Kyu ingat jelas harum tubuh Ryeowook ge yang bercampur dengan bau hujan malam itu. Saat mereka berjalan cepat menuju mobil, setelah sebelumnya berteduh di mini market sejenak untuk membeli air karna tenggorokannya terasa kering.

Kyu ingat buku lonely planet guide to Seoul berbahasa mandarin nya yang berada di genggaman Ryeowook ge seharian. Setiap mereka selesai dengan satu tempat; Ia tinggal menunjuk dan Ryeowook akan membawanya kesana. Terakhir sore itu mereka berjalan dari Gwanghwamun hingga Bukchkon seperti sekarang. Ditutup hujan deras keduanya kembali ke mobil dan Ryeowook mengantarnya ke hotel hari itu; Hari terbaik yang pernah Kuixian rasakan di Seoul. Hari yang paling menyenangkan. Dan tidak ada salahnya untuk mengingat kembali hari yan menyenangkan itu lagi, iya kan? Hanya karna satu alasan sederhana, dan ya, semua karna Ia merindukannya... Kyuhyun merindukan hari seperti itu untuk terulang kembali... hari dimana Ryeowook masih bisa tersenyum kepadanya. Sudi untuk mendengarkannya dan membalas semua pertanyaannya.

ooo

Mata Kyuhyun hanya bisa semakin berair setiap ia mengingat hari itu. Memori yang sangat menyenangkan.. ya, hanya memori karna sekarang semunya sudah berubah. Kyuhyun sendiri tidak mengerti sejak kapan dan kenapa semuanya bisa berubah secepat ini dalam sekejap. Keadaan mereka berubah 180 derajat sekarang. Ryeowook ge tidak pernah tersenyum padanya lagi... yang ia dapatkan hanya bentakan.. penolakan.. dan bayangan Ryeowook yang menjauh darinya setiap Kuixian berusaha untuk mendekat.

Hati Kyuhyun terasa sakit setiap melihat Ryeowook ge yang seperti ini. Kenapa rasanya seperti ini.. ia sendiri tidak mengerti kenapa.. sama halnya dengan alasannya untuk tidak berhenti menghampiri Ryeowook walaupun ia selalu diusir jauh-jauh setiap mereka berdekatan. Kyu tidak tau kenapa.. seberapa kalipun Ryeowook ge membentak Kyuhyun, hanya pedih lah yang menimpanya; Tapi hal itu tidak membuat Kyu ingin menjauh. Tidak sekalipun ataupun seincipun..

Hatinya masih kuat... hatiku masih kuat untuk terus mendapatkan penolakan. Walaupun entah sampai kapan... Kyuhyun memilih untuk bertahan.. bertahan dan bersabar menunggu saat itu datang lagi. Saat Ryeowook ge bisa tersenyum lagi kepadanya.

Aku menyukaimu sejak hari pertama kita bertemu, Kim Ryeowook.

OoooO

Drrt drrrt

Drrt drrrt

Perhatian Ryeowook yang tadinya sedang fokus menggambar didepan layar komputernya tiba-tiba teralihkan karna handphonenya yang tidak berhenti bergetar saat itu juga, tergeletak entah dimana di meja kerjanya yang kacau balau tersebut.

Drrt drrrt

Drrt drrrt

Setelah satu menit akhirnya Ryeowook menyerah dan mengambil break sejenak. Menggali tumpukan berkas dan menyentuh layar smartphone itu sekilas tanpa melihat lagi siapa penelponnya

"Yeoboseyo"

Yeoboseyo. Tuan Ryeowook."

"Oh... ne ahjussi…."

Dari suaranya saja Ryeowook tau siapa orang ini... Lee Ahjussi; Supir pribadi ayahnya sejak 20 tahun yang lalu.

"Saya mau mengabarkan, Tuan Kyuhyun belum kembali juga Tuan... Tuan Kyuhyun pergi sejak 4 jam yang lalu, tapi sampai saat ini dia belum juga kembali. Saya tidak menerima telepon sama sekali"

"Kuixian?" Tanya Ryeowook mengulang hanya untuk memastikan

"Ne Tuan

"Memang kemana dia pergi ahjussi?" Wook menghela nafas panjang sambil melirik kearah jam lalu melepas kaca mata yang bertengger dihidungnya

"Saya menurunkan Tuan Kyuhyun di stasiun Gwanghwamun pukul 3 kurang. Sampai sekarang saya tidak tau Tuan Kyuhyun kemana tuan.."

"Gwanghwamuunn?" Ryeowook kembali mengulang saat mendengar tempat itu terucap

"Ne, disekitar stasiun dan Gwanghwamun plaza"

Ryeowook mendengus kasar sambil berfikir sejenak setelah mendengarnya

"Apa ahjussi sudah menghubungi nomornya?"

"Handphone-nya tidak aktif Tuan."

Satu.. dua... tiga..
tiga detik lamanya Ryeowook terdiam

"Baiklah. Aku akan mencarinya. Akan kukabari begitu aku menemukannya, ahjussi" jawab Ryeowook pada akhirnya

"Ne algesemnida. Terima kasih tuan" ujar Lee ahjussi dengan sopan. Tidak salah memang mengandalkan putra bosnya yang sudah ia kenal sejak kecil ini.

"Ne.. kamsahamnida ahjussi"

Tut..tut..tut…
Call ended.

Hfffttt… Ryeowook langsung meletakkan handphonenya kembali dimeja dan menutup matanya lagi bersandar di kursi sejenak.

"Dia tidak tau apa-apa tentang Seoul, Wook" tidak ada angin tidak ada hujan, tiba-tiba terdengarlah sanggahan dari seseorang di arah pintu masuk ruangan kerja Ryeowook, sedikit mengagetkan sang empunya ruangan karna celetukannya yang datang dengan sangat tiba-tiba.

Ekor mata Ryeowoook melirik sekilas dan.. Donghae lah yang berada disana. Menyadar di tembok depan pintu ruang kerja pribadi sang bos.

"Kau menguping pembicaraanku?" tanya Ryeowook mengalihkan pembicaraan sambil bangkit berdiri lalu meraih jaketnya.

Donghae tersenyum tipis tau kalau rekannya ini hanya menolak untuk membalasi.

"Kyuhyun tidak pernah tau cara naik bus atau subway, iya kan? Dia juga belum bisa baca hangul, bukan orang Korea, belum bisa bicara dengan lancar dan tidak membawa kartu identitas..." Donghae terus bernarasi sendirian "Oh ya, dan juga tidak tau arah pastinya! Makanya kau merasa kasihan padanya, iya kan?" Sinis Donghae mengantar Ryeowook melangkah keluar sambil melipat tangan didada.

Wook hanya bisa memutar kedua bola matanya mendengar semua ocehan Hae barusan.

"Ne, Aku hanya kasihan maka aku akan mencarinya puas?!" jawab Ryeowook dengan jutek dan sinis seperti biasa. Mood nya sedang terlampau buruk dan sudah tidak mau diganggu.

"Aku duluan" pamitnya singkat lalu sosok Ryeowook langsung menghilang turun ke lantai bawah sedangkan Donghae masih tersenyum penuh arti mendengarnya.

"Ani... aku tau kau mencarinya karna kau memang perduli padanya" gumam Donghae sambil tersenyum tipis sendirian. Karna.. sssttt. Hal ini adalah rahasia! Hanya orang terdekat Ryeowook lah yang mengetahuinya.

OoooO

Kyuhyun terus berjalan memutari culture village tersebut hingga kakinya mulai terasa lelah sendiri. Sambil masih memegangi payung dengan tangan kirinya Kyu merogoh saku jaket untuk melihat jam, tapi..

Astaga. Handphonenya mati! Baterainya habis dalam sekejap karna handphone nya memang sudah sering error sendiri akhir-akhir ini.

Hah... Kyuhyun menarik ujung lengan jaket ditangan kirinya untuk melihat jam. Yaampun sudah jam setengah delapan... tidak terasa sudah lama sekali ia berjalan….

Hah... dinginnya cuaca saat ini tidak membuat pria ini gentar. Ia menyukai bau hujan, mungkin karna itulah ia suka terjaga diluar ditengah musim dingin seperti ini.

Huh.. bagaimana bisa aku menghubungi ahjussinim kalau handphonenya mati... aku harus mencari cafe untuk meminjam charger... Kyuhyun berfikir cepat mencari akal. Setelah yakin dengan apa yang akan segera dilakukannya, ia melihat kekiri dan kanan mengingat-ngingat jalan selanjutnya.

Hemmmm dulu sebelum turun hujan Ryeowook ge pernah mengajaknya ke sebuah Kafe tradisional tidak jauh darisini. Disana pasti ia bisa beristirahat dan meminjam charger sejenak. Hah... let's go.

Kyuhyun melangkah lagi menuju arah yang diingatnya sedikit ke utara. Berharap ia bisa mendapatkan pertolongan emergency disana.

Disaat yang sama, Ryeowook mengendarai mobilnya ditengah kemacetan pusat kota Seoul sore itu. Sesuai arahan Lee ahjussi, Ryeowook memarkirkan mobilnya di parkiran Stasiun Gwanghwamun lalu berjalan keluar setelah memasangkan scarf tebal dan juga sarung tangan agar tangannya tidak beku ditengah musim dingin seperti ini.

Ryeowook berjalan dengan kecepatan sedang memutari seluruh taman. Pandangannya mengedar luas dengan setiap langkah mencoba fokus pada pria yang setinggi Kuixian, berambut coklat dan mengenakan coat warna panjang coklat muda; Warna jaket yang dipakainya hari ini.

Seiring dengan berjalannya waktu lama kelamaan Ryeowook tanpa sadar semakin merasa khawatir saat ia tidak kunjung menemukan sosok yang dicarinya disana. Berkali kali ia memutari sekitar gerbang hingga keujung lagi tapi "dia" tidak ada disana. Istana Gyeongbongguk pun sudah tutup dan tidak mungkin ia berada didalam. Mencoba tidak panic, Ryeowook mencoba menetralkan pikirannya dan kepikiran tempat lainnya yang terdekat dari sini. Insadong.. Bukchon Hanok Village... Hanya itulah 2 tempat turis itu terdekat dari sini...

Mengikuti instingnya, Ryeowook berjalan kearah utara berniat memutari Desa turis tersebut dari atas. Logikanya bergerak dengan cepat menyiapkan scenario yang paling efisien; Kalau Ia tidak menemukan Kuixian juga disana, Ia bisa terus menyusuri sambil berjalan kearah selatan lalu berbelok kiri ke timur menuju Insadong. Lebih cepat lebih baik... sambil terus memperhatikan sekitar Ryeowook yang juga lumayan dikejar waktu terus ber konsentrasi penuh mencari-cari sosok tersebut, karna.. bagaimana pun juga malam semakin dekat. Ia harus menemukan anak itu secepatnya.

Tiba di ujung istana Gyeongbongguk, Ryeowook memasuki jalan-jalan kecil menyusuri lokasi desa tradisional Korea yang banyak digemari turis lokal maupun internasional. Disetiap toko sovenir Ryeowook menyempatkan melihat kedalam sekilas dua kilas, untuk memastikan kalau ia tidak kelewatan. Selain itu, Ryeowook juga memasuki setiap kafe dan setiap restaurant berharap menemukan orang yang dicarinya sedang beristirahat disana. Mencoba peruntungan agar kali ini saja dewi fortuna bisa berada dipihaknya.

OooO

Everything finds its places and leaves; you took all of me and left

But like the two hands of the clock in my heart

I keep lingering in the same place~

Hah... Kyuhyun menghela nafas panjang dan asap putih menyembul tepat dihadapannya saat ia tiba digerbang kafe NL yang dicari-carinya sejak tadi ini. Secara tidak sadar Kyuhyun kembali naik lagi ke utara demi kembali kesini. Karna ia ingat atmosfir kafe ini yang sangatlah nyaman. Suasananya tradisional Korea. Teh nya juga enak. Dan tentu saja, untuk mencari tempat istirahat juga chargeran.

Kyuhyun menutup payungnya dan memasuki gerbang utama kafe tersebut dengan langkah perlahan

"Uwaaaww!" Lima detik kemudian Kyuhyun mengelus dadanya sendiri sangat sangat kaget saat bertemu tatap dengan pria dihadapannya ini. Sosok yang sangat dikenalnya..

"Ryeo... Ryeowook ge?!" Gumam Kyuhyun- atau Kuixian pelan saat melihat orang yang dikenalinya berdiri disana.

Kebetulan yang sangat sangat menguntungkan kan? Baru saja Ryeowook hendak keluar setelah memastikan tidak ada dia disini. Eh orang yang dicarinya muncul begitu saja akhirnya.

Kyuhyun bertatapan sekilas dengan mata sipit yang memandanginya dengan tajam. Ryeowook ge memandanginya dari atas hingga bawah dengan pandangan tidak terlalu senang. Membuat Kyu menunduk dan menggigit bibir bawahnya sekilas karna ia tidak tau harus bicara apa.

Apa dia mencariku kesini? Kenapa dia kesini? Bagaimana dia tau aku disini? Apa semuanya hanya kebetulan? Kenapa dia terlihat tidak senang? Wae? Kali ini aku berbuat salah apa? Seribu pertanyaan menumpuk didalam kepala Kyuhyun menunggu untuk dipecahkan. Jantungnya berdegup tidak karuan setiap orang ini berada didekatnya. Wajah Kyuhyun memerah dengan sendirinya dan hidungnya sedikit berair dikarenakan cuaca dingin.

Hah… aku pasti terlihat berantakan sekali setelah jalan berjam-jam seperti ini… Pikir Kyu tidak pede untuk bertukar tatap dengan Ryeowook ge lagi dalam hati, tanpa ia tau saja seberapa banyak Ryeowook sudah berjalan juga hanya untuk mencarinya, saja…

ooo

"Yeoboseyo. Ne ahjussi."

"Aku sudah bertemu dengan Kuixian, Ahjussi bisa pulang duluan kerumah"

"Ya, kami akan pulang bersama. Aku parkir di stasiun juga. Akan kuantarkan Kuixian kembali kerumah"

"Eum ne. Kamsahamnida ahjussi.."

"Ne. Annyonghigaseyo..."

Kyuhyun hanya terdiam sedikit menunduk memandangi 2 pot teh yang ada dimeja tersebut sambil menghangatkan tangannya menggenggam segelas teh miliknya.

Ryeowook ge saat ini duduk dihadapannya. Mereka duduk berhadapan dalam diam. Setelah teh pesanan mereka tiba Ryeowook ge menelepon ahjussinim untuk mengabarkan kalau mereka bertemu.

Kyu tidak tau arti setiap kata yang dilontarkan Ryeowook, tapi ia bisa menangkap artinya secara kasar. Dia memberitahukan kalau ia sudah menemukan ku... dan... Ryeowook ge akan mengantarku pulang… Benarkah itu? Ia penasaran tapi tidak berani bertanya, tentu saja…

Why do you make me tremble this much?

Your existence makes me breathe again

Tonight you are a million pieces

You fill up the deepest place in my heart~

Ryeowook meletakkan handphone nya dimeja setelah telepon itu terputus. Keduanya masih terdiam. Kyuhyun tidak berniat menangkat kepalanya agar bertemu tatap dengan Ryeowook ge. Ia hanya mengamati ekspresi pria dihadapannya ini dari ekor matanya. Berharap yang diamati tidak tau kalau Kyu mencuri pandang akan ekspresinya sejak tadi.

"Aku minta maaf sudah membentakmu tadi" ujar Ryeowook akhirnya membuka pembicaraan, sontak membuat Kyuhyun akhirnya berani untuk melihatnya.

Kyuhyun terdiam mendengarkan setiap kata yang keluar dari mulut Ryeowook ge barusan

"Mood ku sedang tidak bagus akhir-akhir ini. Dan aku kesal karna seminggu ini kau selalu muncul dihadapanku walaupun sudah kutolak. Tapi kenapa kau masih harus muncul juga?!" ujar Ryeowook dengan nada tinggi walaupun masih dalam batasan yang terkontrol.

Kuixian makin terdiam mendengarnya. Ryeowook hanya menghela nafas panjang sendirian.

"Sudah kubilang berkali-kali, berhentilah ikut campur dalam hidupku dan berhenti muncul didepan apartemenku, algesso?"

Sekarang nada bicara Ryeowook masih pelan cendurung datar karna tidak ada balasan, tapi disatu sisi juga sukses membuat Kuixian semakin menunduk dan hanya bisa menggenggam kain celananya sendiri dengan erat.

"Hah... aku tidak mau ada masalah lagi antara kita ataupun padamu sendiri. Berhentilah mencoba menarik perhatianku karna itu tidak akan pernah berhasil, oke? Menyerahlah Kuixian, sampai kapanpun hubungan ini tidak akan pernah berjalan, kau mengerti?!" tambah Ryeowook dengan tegas; membuat suasana diantara keduanya semakin menegang tanpa bisa dicegah.

"Ke... kenapa?" Tanya Kyuhyun sambil bergumam pelan semenit dua menit kemudian

"Hah?" Dia berbicara terlalu pelan.. Ryeowook tidak sempat menangkapnya

"Kenapa kamu bicara seperti itu?" Ulang Kyuhyun dengan suara yang lebih stabil, memberanikan diri.

"Karna aku membencimu" jawab Ryeowook dengan mutlak dan langsung

Jleb jantung Kyuhyun rasanya seperti tertusuk pisau tajam dalam seketika saat bibir Ryeowook bergerak dan mengeluarkan kata-kata seperti itu

"Ke... kenapa kamu membenciku?"

"Banyak, ada banyak alasan dan tidak perlu aku ceritakan Kuixian"

Dan, sekarang mereka bertatapan tajam. Mata bulat Kuixian mencoba mencari ketulusan dilawan bicaranya, tapi hal itu masih sangat sulit untuk didapatkan.

"A... aku akan berubah" jawab Kuixian dengan terbata

"Itu bukan sesuatu yang bisa diubah" Ryeowook masih mengeraskan diri, tentu saja.

"A.. aku akan berusaha. Aku tidak akan mengganggumu lagi, tapi jangan pergi..." ujar Kuixian lagi kali ini dengan nada yang lebih yakin dan stabil.

Berbalaskan dengan Ryeowook yang hanya bisa menghela nafas panjang lagi sekilas.

"Sampai kapanpun hal itu tidak bisa diubah, Kuixian. Kau mau dijodohkan denganku hanya untuk mendapatkan kewarganegaraanmu kembali kan? Berhentilah bermimpi karna sampai kapanpun itu tidak akan terjadi" Ryeowook yang merasa kesabarannya sudah hampir habis memilih untuk bangkit berdiri, tapi sebelum ia beranjak terlalu jauh, Kuixian menahan nya dengan menggenggam pergelangan tangan Ryeowook ge yang berada disampingnya.

"Aniyo. Aku menghampirimu bukan untuk itu.." ujar Kyuhyun dengan gemetar, menahan sekuat tenaga buliran air matanya yang sudah menumpuk diujung mata.

"Lalu apa?!" balas Ryeowook menanggapi dengan masih sama dinginnya/

"Aku mendekatimu bukan karna hal itu….." Ulang Kuixian lagi dengan lirih

"Kalau bukan itu apalagi alasannya. Berhentilah berbohong dan berhenti mengelabuiku!"

Kyuhyun terdiam dan Ryeowook hendak menarik pergelangan tangannya yang ditahan Kuixian, tapi Kyuhyun malah menggenggam nya makin erat, tidak membiarkannya pergi.

"Aku.. Aku menyukaimu. Jangan pergi. Aku mohon….."

Ryeowook tidak bisa melihatnya, tapi mata Kuixian sudah mulai berair lagi sekarang. Pria ini hanya masih berusaha tegar dan mencoba menahannya sedalam mungkin.

"Maaf, tapi aku tidak pernah menyukaimu" ujar Ryeowook lagi pada akhirnya.

Kalimat itu… kalimat yang paling tidak ingin didengar oleh Kuixian. Tapi kalimat itu terucap lagi… Oleh orang yang sama.

Walaupun Kyu sudah tau kalau memang itulah kebenarannya, tapi selalu tidak enak untuk mendengarnya terucap secara langsung seperti ini.

"Ryeo... Ryeowook ge…." Panggil Kuixian kesekian kalinya dengan lirih. Lagi dan lagi..

"Bangunlah dari dudukmu, kita pulang sekarang"

Ryeowook menangkis tangan Kyuhyun dan hendak berjalan keluar. Tapi lagi panggilan Kuixian menghentikan langkahnya

"Ani... aku akan berusaha.. aku akan membuatmu menyukaiku"

Ryeowook semakin mendengus kesal mendengarnya dan akhirnya berbalik badan sekilas

"Jangan mimpi Kuixian. Aku tidak akan bisa mencintaimu. Tidak dulu ataupun sekarang. Jadi kuburlah dalam-dalam semua keinginanmu kalau kamu ingin aku percaya dengan semua perkataanmu barusan. Aku tidak pernah menyukaimu. Jadi berhenti menggangguku, kau mengerti?!"

Ulang Ryeowook lagi dengan tegas diikuti punggunya yang bergerak menjauh dari Kuixian. Mata Kyuhyun semakin terasa panas tapi ia berusaha tegar menahannya. Seketika dunianya terasa berputar dan pikirannya terasa kosong saat itu juga. Kakinya terasa berat tidak tau harus berbuat apa saat itu juga. Lagi dada nya terasa sesak. Sesak melihat sosok itu menjauh darinya. Tidak sudi untuk menatap dan tersenyum padanya.

"Bagaimana.. bagaimana caranya untuk membuatnya mengerti kalau aku menyukainya?"Ulang Kuixian terus dalam hati sendirian.

You are my once in a lifetime
You are a deep and big ocean
While I am breathing
No even after that, you'll be on my side
You are my once in a lifetime~

OoooO

Don't forget, it has to be dark so the light can be seen

If you miss me, you must come back to me~


2 hari kemudian dikantor Ryeowook

Brak.!

Tanpa permisi seorang pria berusia setengah baya langsung masuk begitu saja kedalam ruangan kerja bertuliskan Kim Ryeowook dan melemparkan sebuah amplop ke meja kerja si empunya ruangan yang tadinya sedang sibuk dibalik laptopnya.

Buk. Ryeowook sontak kaget dan tercengang akan sikap ayahnya yang menerobos masuk begitu saja tanpa babibu. Ada apa ini? Pria bersurai hitam pekat itu membuka isi amplop tipis tersebut sambil memandangi ayahnya dengan tatapan penuh tanya. Sebuah tiket pesawat..

"Jadwal pesawat Kyuhyun kembali ke China harus nya berangkat Jumat kemarin! Kyuhyun menunda tiket nya karna ia ingin berpamitan denganmu Ryeowook! Tanpa kamu mengusirnya dari rumah pun Kuixian memang akan pergi, dia tidak pernah memaksa dan tidak pernah berniat menjadi beban bagi keluarga kita terus menerus, kamu harus tau itu!" Ujar Direktur Kim dengan suara menggelegar dan penuh penekanan kepada putra bungsunya tersebut tanpa basa basi lagi

"Dia merajut syal berbulan-bulan cuma untukmu! Dia belajar bahasa Korea di China untukmu! Dia memasak dan mencarimu selama akhir pekan kemarin secara penuh agar bisa bertemu untuk yang terakhir kalinya! Kuixian membawa ini kebandara berharap kamu akan datang!
Terserah kalau kamu tidak mau dijodohkan dengannya! Aku sudah tidak perduli! Tanpa pernikahan kalian pun appa akan tetap mengurus surat pemindahan kewarga negaraan Kyuhyun! Walaupun tidak langsung dan akan memakan waktu lebih lama, tapi setidaknya cara itu lebih baik daripada orang yang tidak bersalah seperti nya harus mengais ngais meminta perhatian darimu terus! Kami sungguh kecewa dengan sikapmu yang sangat kekanak-kanakan Kim Ryeowook! Camkan itu!" bentak Direktur Kim lagi didepan muka Ryeowook sendiri tanpa rem sama sekali

"Yeobo... jangan bicara seperti itu. Sudahlah tidak usah membuat keributan" tidak lama kemudian Nyonya Kim ikut masuk dan melerai menahan suaminya yang sudah tersulut emosi membentak putra mereka sendiri.

Ryeowook semakin kaget melihat ummanya yang juga ada disini. Terlihat sang umma membawa satu shopping bag berukuran sedang yang tidak lama kemudian diserahkannya langsung pada Ryeowook.

'Sayang.. ini titipan terakhir dari Kyuhyun untukmu. Dia membawanya dan menunggumu di bandara, tapi kamu tidak kunjung datang. Kami baru saja keberangkat Kyuhyun ke China, lalu mampir kesini untuk memenuhi permintaan Kyuhyun yang terakhir.."

Ryeowook masih berdiri terdiam dengan rahang yang mengeras mendengar ucapan ummanya barusan. Terakhir? Apa maksudnya dengan terakhir? Mengapa mereka harus menekankan kata terakhir?

"Buat apa kamu memberikan itu padanya! Paling hanya akan langsung dibuang!" Ujar Tuan Kim lagi masih tersulut emosi

"Yeobo.. hentikan! Bicara apasih kamu ini pada anak kita sendiri" sang istri masih berusaha mencoba untuk mengademkan suasana

"Aku tidak akan pandang bulu pada siapapun yang bisa bisanya bersikap sekejam ini!"

"Sudahlah.. jangan bicara saat kamu masih emosi! Ryeowook.. sudah ya kami sebaiknya pulang. Jagalah kesehatanmu"

"Ne umma" Ryeowook hanya bisa bergumam kecil sambil melihat ummanya yang menarik Direktur Kim keluar darisana sambil suaminya tersebut masih ngomel ngomel sendiri ngedumel tidak jelas tentang putra bungsunya sendiri.

Bukan hal yang aneh, Ryeowook sudah tidak merasa kesal, marah, ataupun lainnya melihat ayahnya bersikap seperti itu kepadanya. Bukan sekali ia berbuat salah, bukan sekali ia tidak bisa memenuhi ekspetasi ayahnya. Ryeowook sudah terbiasa gagal, ia sudah biasa dibandingkan. Sekarang... walaupun ia tetap dimarahi habis-habisan seperti barusan. Ryeowook tidak merasa tersinggung, karna ia sudah merasa sedikit menang karna berhasil menyakiti orang yang selalu dibanggakan ayahnya tanpa ia harus ditendang keluar.

Ryeowook senang karna sudah menyiksa ayahnya. Memberikan balasan yang sepadan dengan menyiksa "dia" secara perlahan yang tanpa Wook sangka-sangka juga membuat Ayahnya frustasi dan malu disaat yang bersamaan. Sekali dayung dua pulau terlampaui, boleh dibilang begitulah perumpamaannya. Ryeowook berhasil membalaskan dendam kecilnya kepada sang pembuat masalah dan juga pada ayahnya sendiri secara sekaligus.

Ia tau Kuixian akan berangkat ke China hari itu.. Belasan pesan diterimanya dari Kuixian, dari Sungmin Hyung, dari umma nya.. Memohon agar dia mau bertemu Kuixian untuk melepas kepergiannya yang tentu saja ditolak mentah-mentah oleh Ryeowook. Untuk apa dia kesana? Anak itu sudah tidak ada urusan dengannya lagi. Bagus kalau dia tau malu dan memutuskan untuk pulang. Sudah selesai membuat onarnya dan membuat hidupku susah dengan kehadiranmu disini, oh? Itulah pikiran Ryeowook hingga 5 menit yang lalu.

Ya, hanya sampai 5 menit yang lalu karna sekarang pikiran Ryeowook tiba-tiba kosong saat jari jarinya membuka isi bungkusan itu.. Sesuatu yang tiba-tiba membuat pikiran Ryeowook berubah 180 derajat dalam sekejap.

Nota kecil tersebut sukses membuat Ryeowook termangu duduk diam selama 10 menit setelahnya. Mata kecilnya mengamati goresan demi goresan tulisan itu dengan tajam. Dan sesuatu yang berbeda tiba-tiba menyentuh perasaannya.. tanpa Ryeowook mengerti itu apa..

Untuk Ryeowook ge,

Mungkin kamu sudah lupa, tapi aku akan selalu ingat hari pertama kita bertemu. 25 november 2016. Terima kasih sudah menemaniku berkeliling Seoul selama seharian pada hari itu ge.

2 hari sebelumnya aku datang ke Seoul tanpa tujuan atau ekspetasi apapun. Tapi setelah melihat Seoul pada hari itu, semuanya memotivasiku untuk belajar bahasa Korea agar aku bisa berkomunikasi denganmu dan bisa kembali ke negara ini.

Jagalah kesehatanmu. Jangan berkerja dan pulang malam terus.

Tidak ada yang tau apa takdir akan mepertemukan kita lagi atau tidak. Tapi sampai nanti, kalau bisa. Kalau bisa jangan lupakan aku. Atau setidaknya jangan lupakan hari itu. Seperti aku tidak akan melupakan Gege dan senyum mu hari itu.

Sampai nanti, sampai kita berjumpa lagi, Ryeowook ge.

Ps: aku merajut ini untukmu. Bahan kainnya adalah ulat sutera dari Macau yang akan membawa kehangatan. Pakailah agar kamu tidak terkena flu.

Seoul 15 Maret 2017

Kuixian

OOO

Please remember, if there's no one to learn your heart on

Come to me, I'm still here for you~

TBC~