Anything For You
Pairing: Sasuhina, Sasukarin
Gendre: Hurt comfort,romance
Warning: Eyd berantakan, feel gak kerasa dll.
Special fic for Su-chan. Nee harap Su-chan gak akan kecewa ama fic ini. :D
Fic ini juga fic Sasuhina terakhir yang akan Gui gui bikin, setelah fic ini tamat, Gui gui bakal hiatus dulu. Selamat membaca! :D
GUI GUI M.I.T
Menjadi seorang istri dari pria yang begitu dicintai pasti akan menjadi impian setiap wanita yang ada di dunia. Memiliki suami yang begitu menyayanginya dan memperhatikannya adalah keinginan terindah setiap wanita.
Hari ini, tepat pada tanggal 28 juli 2013. Mereka menikah, Impian si gadis untuk menjadi istri dari pria yang begitu dicintainya akhirnya menjadi kenyataan. Tapi... apa dia akan bahagia jika situasinya seperti sekarang? Walau bagaimanapun, menjadi istri kedua yang hanya bertugas untuk melahirkan seorang anak bukanlah sesuatu yang bisa dibanggakan, bukan juga sumber kebahagian. Apalagi jika, saat sang bayi lahir Ia akan diceraikan dan harus kembali hidup menyendiri. Bagi Hinata... mimpinya untuk memiliki suami yang menyayanginya dan mencintainya, sampai kapanpun tidak akan pernah menjadi kenyataan.
"Ini adalah kamar yang akan kau gunakan selama kau tinggal di rumah ini."
Hinata meletakkan koper yang sejak tadi dibawanya, gadis itu memutar mata dan melihat seluruh ruang segi empat yang akan menjadi tempat tidurnya tersebut.
"Kemaskan semua barang kamu, setelah itu langsung temui kami di ruang tamu!" Wanita cantik berambut merah tersebut langsung keluar dari kamar tersebut, meninggalkan Hinata yang masih terlihat canggung.
Setelah menyadari bahwa wanita yang mengantarnya tadi sudah tidak ada, gadis itu cepat-cepat merapikan semua pakaiannya, menyimpannya pada lemari kecil yang ada di samping kanan ranjangnya. Kamar itu tidak bisa dibilang bagus dan layak untuk ditempati oleh seorang istri dari pria kaya raya seperti keluarga Uchiha. Seharusnya gadis manis yang masih berusia sembilan belas tahun tersebut diberikan kamar yang jauh lebih bagus, bukan kamar usang yang lebih mirip seperti kamar pembantu seperti ini.
Setelah semua barangnya dimasukkan ke dalam lemari, Hinata berkeliling ke seluruh penjuru kamar. Kadang-kadang dia akan menyentuh setiap perabotan usang yang ada dikamar tersebut dan melihat seberapa tebal debu yang menempel di jarinya.
Ruang kamar tersebut benar-benar terlihat tidak menarik, dindingnya berwarna abu-abu polos tanpa ada satu pun perhiasan yang menempel disana. Perabotan di kamar sempit tersebut juga sama sekali tidak lengkap, hanya ada lemari pakaian, ranjang yang hanya cukup untuk satu orang, sebuah meja make up dan meja belajar yang sudah terlihat sangat tua.
"Hahh..." Hinata mengeluh pelan, tapi setelah itu dia langsung mengikat rambutnya panjangnya, membuka sweather tebal yang tadi dipakainya dan mulai menata ulang kamar yang akan menjadi tempat peraduannnya nanti.
Sasuke duduk di ruang tamu, menunggu sang istri pertama datang menghampirinya. Sesungguhnya, sama sekali tidak pernah terlintas dipikirannya bahwa dia akan mempunyai lebih dari satu istri. Pria itu sangat mencintai istri pertamanya, dan sama sekali tidak pernah berfikir untuk melirik wanita lain, sama sekali tidak pernah.
Padahal selama ini, pernikahannya bersama Karin sudah membuatnya merasa bahagia, di matanya Karin adalah sosok wanita idaman yang sangat pandai dalam hal melayani suami sepertinya. Tidak pernah sedikitpun wanita itu berbicara kasar padanya atau bahkan menolak permintaannya, baginya Karin merupakan wanita yang sempurna.
Tapi ... seberapa besarpun cintanya pada Karin, sesabar apapun dia, dan seikhlas apapun dirinya. Sasuke tidak akan pernah bisa menentang keinginan kedua orang tuanya. Karin tidak bisa memberikan keturuan untuknya, tidak akan pernah bisa memberikan sosok anak yang selama ini diidam-idamkan oleh orang tua Sasuke. Meskipun dia rela untuk hidup tanpa seorang anak, tapi tidak dengan kedua orang tuanya. Sasuke harus menikah dengan gadis lain dan mau tidak Karin harus menyetujuinya.
"Hei ..." Panggilan dari Karin membuat Sasuke terperanjat. Pria tampan yang sudah menginjak usia tiga puluh tahun tersebut bangkit dari posisinya yang tadi berbaring di kursi dan langsung duduk disamping sang istri yang kini menatapnya lembut dengan raut wajah sedih. Sasuke tahu ... tidak ada satupun wanita di dunia ini yang rela dimadu, mereka tidak akan rela jika harus membagi suaminya dengan wanita lain, tapi... Sungguh, Sasuke tidak bisa berbuat apa-apa. Dia harus menjalankan tugasnya sebagai satu-satunya penerus keluarga Uchiha yang tersisa, dia tidak boleh membiarkan garis keturuan keluarganya terputus hanya karena kesalahan sang istri yang tidak bisa memberikannya keturunan.
Dia menikahi Hinata, gadis muda pilihan kedua orang tuanya. Gadis yang dulu pernah menjadi anak didiknya dan gadis yang sepuluh tahun yang lalu pernah menyatakan perasaan padanya.
"Karin, maaf..." Dari raut wajahnya, terlihat dengan jelas bahwa pria itu benar-benar merasa bersalah. Bagaimana tidak? Tujuh tahun yang lalu sebelum mereka berdua menikah, Sasuke pernah berjanji untuk selalu setia pada Karin seorang, dia bahkan bersumpah untuk tidak mencintai wanita selain Karin.
"Daijoubu ... Sasuke-kun, disini bukan kamu yang bersalah. Kau hanya ingin menuruti permintaan kedua orang tuamu kan? Aku mengerti, sudahlah ... aku tidak apa-apa." Karin mengukir sebuah senyuman manis, dan Sasuke semakin merasa bersalah.
"Tapi aku sudah mengingkari janji yang ku ..."
"Sttt..." Jari halus Karin menempel pada bibir tipis Sasuke, wanita dua puluh sembilan tahun tersebut menggeleng pelan dan langsung memeluk erat suami kesayangannya.
"Aku mengerti, jangan meminta maaf. Kau sama sekali tidak salah," ucap Karin sedih. Sasuke membalas pelukan hangat istri tercintanya, membiarkan sang istri menangis dalam diam.
"Aku akan selalu mencintaimu Karin, dulu, sekarang dan selamanya.."
"Emm..."
'Kau tidak bersalah Sasuke, disini kita hanyalah korban. Yang salah itu adalah kedua orang tuamu, gara-gara mereka aku kehilangan calon anakku, rahimku terpaksa diangkat dan membuatku tidak bisa lagi mengandung. Semua salah mereka yang sejak dulu tidak mau menerima kehadiranku, salah mereka yang tidak sudi mempunyai cucu dari wanita sepertiku. Semuanya salah mereka yang selalu ingin gadis itu menjadi pasanganmu, semuanya gara-gara mereka. Gara-gara mereka aku bukan hanya kehilangan anakku, tapi juga terpaksa harus membagi suamiku dengan wanita lain. Semuanya gara-gara mereka ...' Karin membatin, meskipun dari luar dia terlihat sangat ikhlas dengan keputusan kedua orang tua Sasuke, terlihat kuat dihadapan suaminya, tapi didalam ... sungguh. Dia tidak akan pernah mengikhlaskan Sasuke pada Hinata, tidak akan pernah.
'aku membenci gadis itu.'
Hinata hanya berdiri terpaku. Menyaksikan suasana mengharukan yang baru saja dilihatnya, sungguh ... dilihat dari sudut manapun, Hinata sudah bisa mengetahui bagaimana besarnya rasa cinta Karin pada Sasuke dan rasa cinta Sasuke pada Karin. Hinata tahu, Sasuke dan Karin terpaksa menerima kehadirannya. Hinata tahu, bagi Sasuke atau Karin ... dirinya hanyalah sebuah alat yang akan memberikan mereka anak, tidak lebih.
Melihat suaminya berpelukan dengan wanita lain, ada rasa iri yang tiba-tiba muncul di hati Hinata. Jika boleh jujur, dia juga ingin dipeluk oleh Sasuke, ingin berada dekat dengannya dan bercengkerama dengannya. Jika bisa berharap, Hinata ingin... Sasuke memberikan sedikit cinta untuknya. Dia tidak berharap untuk menggantikan posisi Karin dihati Sasuke, dia hanya ingin meminta sedikit cinta, sedikit kasih sayang yang bisa membuatnya terus bertahan untuk berada di istana indah cinta Sasuke bersama Karin.
"Hinata..." Sasuke yang kaget dengan kehadiran Hinata langsung melepaskan pelukan Karin dan memperbaiki duduknya. Sementara itu, secepat kilat Karin menghapus air matanya dan kemudian kembali menujukkan wajah datarnya.
"M-maaf telah menggangu, S-Sasuke-san dan K-Karin-san." Hinata membungkuk memohon maaf. Sasuke membuang wajahnya ke arah lain, tidak mau melihat wajah memerah yang selalu diperlihatkan Hinata tiap kali berhadapan dengannya.
"Duduklah Hinata, Kami ingin berbicara denganmu." kata Karin dengan nada dinginnya, Hinata mengangguk dan langsung berjalan maju untuk duduk di depan Suaminya dan madunya.
Bagi Hinata, Ruang tamu yang begitu besar tersebut benar-benar terasa mencekam. Rumah itu begitu sunyi dan terasa begitu menakutkan baginya. Lima belas menit duduk diam tanpa ada pembicaraan sedikitpun membuat Hinata merasa tidak nyaman, apalagi Karin selalu menatapnya seolah-olah ingin membunuhnya dengan hanya memakai tatapan mata dan Sasuke masih tetap tidak mau menatapnya.
"Aku ingin, kau menyadari posisimu di rumah ini Hinata."
Deg...
Hinata yang tadinya menunduk, langsung menegakkan wajahnya dan mengunci setiap ekspersi yang mungkin akan diperlihatkannya nanti. Mata lavendernya menatap ke depan, menantang Uchiha Karin yang kini siap berpidato padanya.
"Iya..." Hinata sudah siap.
"Meskipun kau berstatus sebagai istri Sasuke yang sah, tapi kau tetap berada di posisi terbawah." Karin memulai sesi pembicaraan intinya.
"Emm... aku mengerti." jawab Hinata tegas.
"Aku ingin kau tau, Sasuke sangat mencintaiku dan tidak akan mungkin mencintai wanita lain selain aku. Aku ... tidak sudi berbagi kasih sayang denganmu Hinata."
Hinata memilih untuk diam, bukan karena dia tidak tahu harus mengatakan apa. Hanya saja, Hinata tidak ingin menimbulkan masalah, Hari ini adalah hari pertamanya menjadi seorang istri dari Sasuke kan?
"Kau hanya istri yang bertugas untuk melahirkan anak. Aku hanya mengijikanmu untuk tidur bersama Sasuke satu kali, dan aku harap kau bisa langsung hamil. Setelah itu, aku tidak akan pernah sekalipun mengijinkanmu untuk berdekatan dengannya, apalagi mau tidur dengannya."
Deg... Hinata sudah tau inilah yang akan terjadi, tapi...
"Karin, aku tidak sudi tidur dengannya!"Kata-kata Sasuke berhasil menjatuhkan air mata yang sejak tadi berusaha ditahannya. Hm... Sasuke sama sekali tidak mencintainya, jadi sudah jelas kalau pria itu tidak akan sudi untuk menyentuhnya, kan? Mengingat hal itu, Hinata benar-benar merasa hina dilahirkan sebagai seorang wanita. Ditolak oleh suami yang baru tadi pagi dinikahinya, bukankah itu sangat menyedihkan?
"Sasuke, aku juga tidak sudi membiarkanmu tidur dengannya. Tapi mau gimana lagi, Hinata tidak mungkin hamil jika kalian tidak..."
"Aku tidak akan menyentuhnya Karin, kita bisa gunakan cara lain. Bayi tabung mungkin" Sasuke memberikan saran, sungguh ... Sasuke tidak ingin tidur bersama Hinata, tidak ingin menghianati Karin istrinya.
"Bayi tabung?" tanya Karin.
'Bayi tabung?' Hinata membatin, apakah mereka akan memakai cara bayi tabung hanya karena Sasuke tidak mau tidur dengannya, istrinya sendiri? Sungguh ... demi apapun yang ada di dunia ini, Hinata tidak ingin menggunakan cara itu. Dia ingin menjadi istri Sasuke, bukan alat yang digunakan hanya untuk mengandung anaknya.
"Apa kita bisa menggunakan cara itu?" tanya Karin, wajah wanita itu langsung berubah cerah. Harapan dirinya untuk selalu bisa memiliki Sasuke seutuhnya semakin mengebu, jika benar Hinata bisa hamil jika menggunakan bayi tabung, itu artinya ... Sasuke tidak perlu melakukan hubungan dengan Hinata kan? Karin tersenyum bahagia.
"Baiklah, kalau begitu..."
"TIDAK!" Hinata berdiri dari tempat duduknya dan langsung menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Apa maksudmu?" tanya Karin yang kaget dengan tindakan tiba-tiba Hinata. Sasuke sendiri memilih untuk diam.
"Tidak, aku tidak mau menggunakan bayi tabung. Aku ini istri Sasuke juga ... aku juga berhak keatasnya. Aku mohon Karin-san, Sasuke-san, aku tidak ingin menggunakan cara itu." Hinata menangis, dia benar-benar tidak mau memakai cara itu.
"Memang kau siapa, berani menolak perkataanku?" tanya Sasuke dingin, pria itu berdiri dan Karin mengikutinya.
"Aku ini istri Sasuke-kun, gadis yang baru saja kau nika.."
PLAK...
Tamparan keras mendarat dengan sangat ringan ke wajah Hinata, gadis itu langsung terjatuh ke atas kursi. Air mata semakin mengalir deras, Sasuke menampar wajahnya.
"Dari awal aku sudah tidak sudi menjadikanmu sebagai istri." kata Sasuke sebelum pergi meninggalkan kedua istrinya.
Karin terlihat sedikit terkejut, tapi kemudian secara perlahan senyum tipis mengembang di wajah cantiknya. Wanita itu menatap Hinata, mendekati gadis itu dan kemudian berbisik pelan.
"Turuti saja permintaan Sasuke, jika tidak ... dia akan semakin membencimu! Ingat, Disini kau hanya kami anggap sebagai sebuah alat. Tidak lebih!" Karin pun akhirnya memilih untuk pergi meninggalkan Hinata.
"Aku tidak mau ... hiks..." gumam gadis itu pelan.
Tbc ...
Yosh... sungguh, gui gui sama sekali tidak mengerti soal pernikahan dan cara membuat anak dengan bayi tabung. Bayi tabung itu ceritanya gimana sih? tapi benarkan kalau bayi tabung itu gak perlu melakukan hubungan suami istri?
Su-chan mintanya kisah Hinata yang dijadikan istri kedua, istri pertama Sasuke itu akan baik di depan dan jahat dibelakang, terus endingnya harus happy ending.
Oke, gui gui usahakan untuk bisa bikin fic kayak gitu, semoga Su-chan gak kecewa ama chapter pertamanya ini ya? kalo kecewa bilang aja deh. :D
Disini mungkin masih terlihat Sasuke yang jahat dan Karin juga, tapi chapter depan gui gui akan bikin Karin baik di depan jahat dibelakang kok. ^_^
Yosh.. mind to Review? :D
Terima kasih sudah membaca, tinggalkan pesan dan kesan teman-teman terhadap fic ini ya? biar gui gui bisa tau apa yang teman-teman inginkan, soalnya ini ceritanya mau dibikin Happy end, tapi gui gui benar-benar gak ada ide happy end... *ngais aspa*
Yosh... bye bye... :D
