One More Time
Chapter 1
.
.
.
.
.
.
.
.
WARNING!
Fanfiction ini mengandung ADEGAN 'ANU' dengan bahasa yang 'NGANU'. Ini baik dikonsumsi untuk ku tapi tidak untuk mu wahai adik-adik unyu!
Note:
- Dosa ditanggung pembaca!
- Alangkah baiknya untuk tidak terbawa suasana.
- Sebelum memulai ada baiknya untuk membaca basmallah dan diakhiri dengan membaca istighfar 3x
Happy nambah dosa guys :'v
"Wow mengapa tubuhnya itu sangat seksi?"
Tangan ku mengusap selangkangan yang mulai menunjukan tanda-tanda kebangkitan si 'adik kecil'.
"Ini hanya gambar dua dimensi tapi bisa membuatku ingin memuntahkan spermaku cuma-cuma."
Ujar ku tak berhenti mengusap selangkangan yang telah membentuk 'tenda' itu. Tak tahan dengan segera ku turunkan celana pendek beserta celana dalam sebatas lutut. Panjang, besar, dan berurat. Itu penisku yang sedikit memerah di ujungnya.
"Aku tak menyangka 'adik kecil' ku tumbuh dengan sangat baik. Kakak bangga pada mu!"
Ucapku penuh haru sambil mengusap-ngusap gemas si 'kecil' layaknya mengusap kepala holly, anjing peliharaan ku yang ku rawat sepenuh hati seperti si 'kecil' ini. Tak sia-sia memang.
"Ahhhhhhh~"
Desah ku mengalun dengan suara berat serak namun seksi. Bukannya aku kepedean tapi teman-teman semalam ku yang mengatakannya
Aku membuka lembar kertas selanjutnya. Lembar tersebut menampilkan gambaran seorang wanita cantik bertubuh molek dengan payudara besar montoknya yang menjepit sebuah penis besar. Tangan ku gatal. Ingin sekali meremas kedua bongkahan kenyal aset wanita tersebut.
"Ini! Aku ingin satu yang seperti ini tuhan! Payudara nya ohh ingin penis ku berada ditengahnya!"
Teriak ku penuh nafsu.
Penis ku mengacung tegak minta dipuaskan. Ini tak akan puas jika hanya beronani dengan melihat gambaran porno yang dirangkum dalam sebuah komik tersebut. Aku butuh yang lebih untuk menyelesaikan urusan ke-pria-an ini walau tak dipungkiri penis ku tegang hanya karna melihat gambaran dua dimensi ciptaan manusia yang bertubuh semok. Aku mesum? Ya dan ini wajar. 3 tahun menempati negeri asal model JAV fenomenal sekelas Maria Ozawa mana bisa aku menahan sisi mesum ku yang berada satu tingkat dari batas kewajaran.
Aku menggapai ponsel yang berada di meja nakas, mengotak-atik benda itu sehingga kini ia menampilkan sebuah cuplikan video dengan wanita cantik yang bugil sebagai modelnya.
Dalam cuplikan tersebut wanita bugil itu mengangkang lebar-lebar sehingga vagina montok itu menampilkan klitoris yang mengembang, jari-jari lentiknya menjepit kedua puting bulat imut itu dengan sensual. Mengundang kami, kaum adam untuk menyetubuhi wanita itu dengan brutal penuh nafsu. Belum lagi bibir semerah darah itu ia jilat dan gigit berulang-ulang. Sial ini terlalu menggoda! terlalu panas dan menggairahkan!
Ku mulai untuk mengocok dan mengurut penis ku ke atas dan ke bawah. Sungguh video mesum ini membuat ku bersemangat untuk mengolahragakan jari-jari tangan ini dengan giat. Kembali desahan keluar di kedua bibir ku ini dengan seksi dan penuh nafsu di dalamya. Semakin lama ku naikan tempo kocokan ku lebih cepat hingga kini ujung penis ku mengeluarkan sedikit sperma.
"Ahhh mmhh ahhh shh ahh~"
"Ahhh ahh shhh ahhh~"
Desahan ku saling bersautan dengan si model video panas tersebut. Sampai pada detik dimana wanita itu dimasuki penis yang tanpa jeda langsung menggenjotnya brutal, membuat tangan ini lebih kuat dan cepat mengocok si 'kecil' yang gagah ini. Aku begitu menikmati kegiatan ke-pria-an ini. Bibir ku yang sedari tadi mengalunkan desahan-desahan ini menjadi saksi biksu bagaimana mesranya jari tangan dengan penis kebangaan ku saling melengkapi untuk kegiatan 'menyehatkan' ini.
Hingga dimana aku akan menemui puncaknya. Ponsel ku berdering. Tadi layar tersebut masih menampilkan wanita cantik yang vaginanya tengah digenjot penis, tapi kini layarnya menghitam menampilkan nama si pemanggil dan deringan nyaring tak henti-henti.
"Arghh sial padahal sudah hampir sampai!"
Teriak ku frustasi gagal untuk menggapai pelepasannya.
'Idiot bodoh is calling'
"Sial! Untuk apa si idiot ini nenelepon ku?!"
'Pip'
"Yakk Yoongi-hyung kau harus tau!"
"Apa? Jika itu tak penting aku tutup."
"Jangan hyung! Kau akan menyesal bila melakukan itu!"
"Ku tutup."
"Jangan! Ini Jimin hyung tentang Jimin!"
Ku tegakkan tubuh ku tak peduli dengan keadaan dibawah sana yang meraung-raung minta di tuntaskan.
"Apa-apa? Cepat katakan! Tak usah berbasa-basi!"
"Hehe oke hyung dengarkan baik-baik. Jimin putus dengan kekasihnya. Taehyung, sahabatnya berulang tahun dan akan ada perayaan kecil-kecilan. Dan kau tahu harus apa?"
Sudut-sudut bibir ku membentuk sebuah seringaian.
"Bagus. Kau kirimkan saja alamatnya."
"Siap laksanakan hyung!"
'Pip'
Aku matikan sambungan telepon itu.
"Rezeki anak soleh memang kkk~"
Namaku Min Yoongi. Berumur 25 tahun. Aku tertarik pada wanita dan pria cantik yang seksi. Dan juga tertarik mungkin juga sangat tertarik pada 'teman' satu malam ku, Park Jimin.
Tbc!
Anjir ini siapa yang nulis :'v
Ketauan pan otak gw sucih dan penuh desah :'
Baca warningnya jangan lupa :'v
Kamu suka? Di voment noh :'v
Kamu gak suka? Udah terlanjur dibaca jadi di voment aja dulu :'v
Bye!
Thanks
