Disclaimer : Masashi Kishimoto
Blutschande by Nami Switch
.
Summary : hati memang tidak pernah berbohong, tetapi hati bisa salah memilih sandaran./SasuIno
Warning! Typo(s), bad ide, OOC maybe(?) dan masih banyak lagi minusnya.
Happy Reading^^
.
.
Tok tok..
Sasuke terbangun dari tidurnya akibat suara ketukan dipintu rumahnya. Namun ia tidak merasa mengundang seseorang untuk bertamu. Alhasil dia mengabaikan ketukan tersebut dan ingin melanjutkan tidurnya yang tertunda-
Tok tok.. Tok tok .. Tok tok
Belum sempat sasuke memejamkan matanya dan kini suara ketukan itu semakin menjadi.
Dengan tidak niat sedikit pun Sasuke bangkit dari ranjangnya dan mulai menuju sumber suara yang menyebabkan tidur indahnya terganggu. Ingin sekali rasanya ia mengabaikan siapapun orang dibalik pintu itu namun rupanya ia tidak tega bila pintu indah tersebut akan hancur sia-sia akibat manusia monster yang pagi ini membuat moodnya hancur.
Pintu kayu itu kini sudah terbuka sempurna dan menampilkan seorang gadis pirang yang tengah berdecak pinggang sambil menatap Sasuke dengan kilatan marah.
Sasuke menyeritkan dahinya. Ia sedikit terpukau melihat seorang gadis cantik bak barbie yang terdampar dihadapannya.
"Lihat ini! Sekarang sudah pukul 9 pagi. Kau terlambat 2 jam, SA-SU-KE." Gadis itu menunjuk kearah arlojinya.
"Kau siapa?" Tanya Sasuke dengan datar. Alih-alih menjawab, gadis itu justru makin menatap Sasuke dengan kilatan super duper marah.
"Kau tak ingat aku ini siapa?"
Sasuke menggeleng pelan.
"Kau benar-benar tak ingat aku ini siapa?"
Sasuke terdiam.
Sedetik
Dua detik
Tiga detik.. Dan
Brakk!
Sasuke menutup pintu coklat itu dengan kasar. Untung saja gadis itu dengan cepat menjauhkan diri dari pintu tak berdosa tersebut. Jika tidak, entahlah apa yang akan terjadi pada wajah cantiknya itu.
"Hei! Buka pintunya."
Gadis itu tak pantang menyerah. Dengan sekuat tenaga ia mengetuk-ketuk pintu itu dan mulutnya yang tak berhenti mengoceh barang sedetik pun. Sasuke menyerah terhadap kekeras kepalaan gadis itu dan dengan kesabarannya yang mulai menyurut kini sasuke membuka kembali pintu tersebut.
Gadis pirang itu tak tahu bahwa sang tuan rumah hendak membuka pintu masuk itu, dengan semangat penuh ia mengetuk-ketuk pintu itu tiada henti dan... Tuk!
Ketukan tersebut tak kena sasaran. Gadis itu menatap Sasuke dengan senyuman tak berdosa. Sasuke menggemelutuk, tangannya menepis jemari sang gadis yang bertengger didahinya.
"Tsk! Kau ini sebenarnya siapa, hah?" Tanya sasuke dengan geram.
"Oh ternyata kau benar-benar tak ingat siapa aku yah..."
"Baiklah kurasa aku perlu mengenalkan diriku." ucapnya, "Ohayou! Watashi onamae Yamanaka Ino desu."
Gadis bermarga Yamanaka tersebut ber-ojigi. Sasuke tersentak.
"Astaga! Aku sudah datang jauh-jauh dari Suna ke Konoha hanya untuk berdiri disini, hah?" Ino menghentak-hentakkan kaki-nya dengan bosan.
"Apa kau benar-benar Ino?"
"Ck, apa kau tidak menyadari kemiripanku dengan ibuku" ucap Ino dengan geram.
Sasuke menatap gadis dihadapannya itu dari atas sampai bawah secara berkali- kali. Ya, gadis itu memang mirip dengan wanita yang kini telah menjadi ibu tirinya, tapi ia tak menyangka, kalau ibu tirinya yang sangat lemah lembut itu memiliki anak gadis yang sangat cerewet.
"Hm, sepertinya kau memang Ino.. Silakan masuk" Sasuke menyingkir, mempersilakan gadis itu untuk masuk.
Ino langsung menyerobot masuk dan langsung mendudukkan dirinya disofa empuk yang berada diruang keluarga.
"Tolong ambilkan aku segelas air yang dingin ya, Sasuke-nii." Sasuke menatap kesal adik tirinya itu. Rupanya, selain cerewet, Ino itu juga tidak sopan, ck.
"Jangan panggilku seperti itu, aku bukan kakak mu." Ucap Sasuke dengan sinis. Hanya ada satu orang gadis kecil yang boleh memanggilnya dengan panggilan seperti itu, Uchiha Miku, adik perempuan yang paling ia sayangi itu kini sudah berada disisi kamisama bersama dengan ibu kandungnya.
"Ya terserah kau saja, tapi tolong ambilkan aku minum, aku lelah sekali menunggumu berjam-jam dibandara." Sasuke tau ia salah, jika dia tak lupa menjemput Ino dibandara, pasti gadis itu tidak akan kelelahan seperti saat ini.
"Hm" tanpa niat Sasuke berjalan menuju dapur, membuatkan minuman untuk gadis yang kini telah menjadi adik tirinya.
Sasuke kembali keruang keluarga dengan segelas orange juice yang berada ditangannya.
"Nih," Ino mengulurkan tangannya untuk mengambil segelas orange juice yang ada ditangan Sasuke, "Wah, Arigatou."
"Jika kau sudah selesai, bawa barang-barangmu kekamar yang ada dilantai dua, sekarang kamar itu jadi milikmu." Sasuke kemudian pergi menuju kamar miliknya yang juga berada dilantai dua. Hm, sepertinya Sasuke ingin melanjutkan tidurnya yang sempat terganggu.
.
.
.
"Dimana kamarku?" Tanya Ino dengan bergumam. Dilantai dua ini ternyata bukan hanya ada satu atau dua kamar, tetapi ada empat ruangan.
Ino berjalan kearah dua ruangan yang saling berhadapan. Bibirnya melukis sebuah senyuman saat melihat salah satu pintu ruangan itu bertuliskan namanya, Ino Yamanaka.
Ino tercengang melihat keadaan kamar barunya ini, sangat kotor dan berantakan.
"Ck, kamar macam apa ini." Celotehnya.
Mau tidak mau Ino harus merapihkan sekaligus membersihkan kamarnya yang lebih pantas disebut gudang.
"Ah, akhirnya selesai." Ucap gadis pirang itu sambil merebahkan tubuhnya diatas ranjang.
Mungkin karena ia hari ini terlalu lelah, sehingga matanya terasa sangat berat sekali. Tak butuh waktu lama, kini kedua kelopak matanya telah menyembunyikan aquamarine milik gadis pirang itu.
.
Sasuke terbangun, diliriknya jam yang tergantung di dinding kamarnya. Mata onyx nya membulat saat melihat jam yang kini telah menunjukkan pukul setengah 12 siang.
Dia bangkit kemudian berjalan kearah kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang sedari tadi pagi belum mandi. Walaupun begitu, pemuda uchiha itu tetap saja terlihat tampan dan menawan.
Beberapa waktu kemudian, Sasuke keluar dari kamar mandi dengan mengenakan kaos polos berwarna hitam, celana pendek selutut serta handuk yang masih berada dilehernya.
Wangi sedap khas makanan masuk kedalam indra penciumannya, perutnya menjadi lebih lapar dari sebelumnya, tentu saja ia merasa lapar, sejak tadi pagi ia belum makan apapun.
Dahinya sedikit menyerit saat melihat adik tirinya itu sedang memasak dengan mengenakan apron berwarna ungu lembut.
.
.
.
"Oh rupanya kau sudah bangun, ku kira kau tidak akan bangun-bangun lagi." Canda Ino dengan asal yang kemudian dibalas dengan tatapan tak suka dari Sasuke.
"Kau tau? Itu sama sekali tidak lucu."
"Tapi wajahmu ketika marah itu terlihat lucu, Sasuke-nii." Ino melanjutkan pekerjaannya memasak sambil terkekeh menertawakan kakak tirinya.
"Sudah kubilang, jangan memanggilku seperti itu! kita itu seumuran, bodoh."
"tapi kata kaasan kau lebih tua dariku dua bulan."
"Itukan hanya dua bulan, bukan dua tahun, jadi kau tak perlu memanggilku seperti itu."
"Lalu, aku harus memanggilmu seperti apa, uh?" Tanya Ino sambil menata makanan yang tadi ia masak di atas meja makan.
"Terserah." Balas Sasuke dengan terlalu singkat.
"Baiklah. Selamat makan, Sasu-chan." Ucap Ino dengan watadosnya sambil menyumpit makanannya kedalam mulut, bahkan ia mengabaikan tatapan tajam yang diberikan oleh Sasuke.
"Kenapa?" Tanya Ino saat secara tak sengaja melihat Sasuke yang tengah menatapnya dengan tajam.
"Heh, aku terlalu cool untuk dipanggil dengan suffix menjijikan itu." Sasuke berucap dengan percaya diri. Kemudian ia mulai menyumpit makanannya dan memasukkannya kedalam mulut. Enak sekali, batinnya.
"Baiklah, aku panggil kau dengan nama mu saja, tanpa suffix apapun."
"Hm, itu lebih baik."
.
.
.
Ino merasa bosan sekali malam ini, jika saat ini ia masih tinggl di suna, pasti kini dirinya telah kumpul bermain dengan teman-temannya, sepertinya aku mulai merindukan mereka, gumamnya dalam hati.
"Sasuke!" panggilnya, Sasuke pun menoleh.
"ada apa?" tanya Sasuke dengan malas.
"kau ingin kemana?" Tanya Ino saat melihat pakaian yang dikenakan Sasuke bukanlah pakaian rumah, itu berarti ia ingin pergikan?
"aku ingin pergi" jawabnya singkat.
"aku ikut!" seru Ino dengan semangat, bahkan ia langsung bangkit dari duduknya.
"tidak, tidak! aku ini ingin pergi dengan kekasihku, malam ini kan saturday night."
Ino mengerucutkan bibirnya, kepalanya pun semakin menunduk.
hiks hiks
Sasuke terkesiap saat mendengar suara isak tangis, "kau menangis?" tangannya menyibakkan rambut pirang Ino yang menutupi wajah cantik gadis itu.
"Aku bosan disini, aku ingin jalan-jalan" ucap Ino masih sambil terisak.
"aku tidak bisa mengajakmu jalan-jalan, aku sudah ada janji dengan kekasihku."
"Yasudah, kalau Sasuke tidak mau mengajakku jalan-jalan sekarang, biar aku pulang saja ke Suna." ancamnya, kemudian langsung berlari menuju kamarnya yang berada dilantai dua.
"ck, anak ini!" gumam Sasuke dengan kesal, kemudian pemuda itu mengeluarkan ponselnya dari dalam saku celana.
"Maaf, aku ada urusan mendadak, aku tidak bisa pergi denganmu malam ini. ya, sebenarnya aku ingin sekali pergi denganmu malam ini, tapi urusan ini sangat penting bagiku. sekali lagi aku minta maaf, selamat malam." ucap Sasuke kepada seseorang diseberang sana yang tak lain dan tak bukan adalah kekasihnya.
.
.
.
"aku sangat kesepian sekali, hanya kau yang mau menemaniku." ucap Ino kepada boneka beruang besar berwarna putih, ia sangat sayang sekali dengan boneka itu, karena boneka itu adalah hadiah terakhir yang ia terima dari ayahnya.
Ayahnya Ino, Yamanaka Inoichi meninggal saat Ino berusia 16 tahun, kemudian selang setahun berlalu, Ibunya, Yamanaka Shion menikah lagi dengan Ayahnya Sasuke, Uchiha Fugaku dan ibunya mengubah nama menjadi Uchiha Shion.
Awalnya Ino menolak permintaan Shion yang menyuruhnya tinggal di rumah keluarga Uchiha di Konoha, Ino lebih senang apabila ia tinggal di Suna dengan nenek dan kakak laki-lakinya, Nenek Chiyo dan Dei-nii. Ah, sepertinya kini Ino mulai merindukan kakaknya yang kelewat berisik itu. Shion terus menerus memaksa Ino untuk tinggal di Konoha, "Kaasan selalu merindukanmu, Ino-chan. Kaasan ingin kau tinggal di Konoha." begitulah kata kata Ibunya yang berhasil membuat hati Ino melunak. tapi, kini saat ia sudah sampai di Konoha, Ibu nya malah sedang berada di luar kota untuk menemani ayah tirinya megurus perusahaan di Kiri.
"sudahlah, jangan menangis, kau ingin jalan-jalankan? cepat bersiap, aku akan menunggumu dibawah" Ucap Sasuke yang secara tiba-tiba masuk kedalam kamar gadis pirang itu. Ino pun tersenyum cerah mendengar ucapan Sasuke.
.
.
To Be Continue
.
.
Fanfic Multichap ke-two(?) akhirnya publish.
dan akhirnya diriku berhasil bikin ff SasuIno lagi setelah ff yang kemaren ku delete garagara kehabisan ide untuk chap selanjutnya:"D
HOW? HOW? SO WORSE, RIGHT?
YEAH, I KNOW IT
Eh, By the way, ada yang ngefans sama artis-artis butai/stage gitu gak?
kalau ada, PM Nami dong, siapa tau kita punya idola yang sama hehe^^
Eh lagi(?) ada yang pernah tau atau suka sama live spectacle naruto?
kalau ada, follow ig ini narutostagefan dong muehehe^0^ kalian boleh nanya nanya kok, kalau mau nanya, comment aja, oke?^^
Maafkan daku malah promosi begini hehe.
Eh lagi-lagi(?) karena aku bingung mau ngasih judul fanfic ini apa, akhirnya dapet usul dari temenku yang agak crazy untuk judul fanfic ini blutschande, Makasihhhhhh Rina-san({})
Untuk mentemen, jangan lupa REVIEW ya^^
Arigatougozaimashita^^
