Hai... minna~ perkenalkan saya, Mbik, author baru di FFn, mohon bantuannya...

salam kenal semuanya (^_^)


Naruto belongs to Masashi Kishimoto, Mbik cuman pinjem chara-nya aja

.

Pairing SasuHina

.

Warning: Typos (bertebaran), AU, Gaje, Abal, OOC, dan masih banyak kejelekan lainnya

.

Don't Like? Don't Read!


Prolog

Jauh... jauh sekali di atas bumi, di atas langit ke tujuh, terdapat suatu tempat, di mana hanya terdapat cahaya dan dominasi warna putih, tidak ada dinding maupun sekat yang membatasi tempat itu. Tempat itu bagaikan ruang tanpa batas.

Di tengah ruang, berdirilah sesosok laki-laki tua, keriput-keriput menghiasi wajah laki-laki tua itu. Laki-laki itu memakai tunik berwarna putih sederhana.

Dengan mata yang di sekitarnya dipenuhi garis kerutan, ia menatap sebuah bejana yang berisi cairan bening yang berputar membentuk sebuah pusaran. Bejana itu terletak di tengah ruangan dan berdiameter kurang lebih setengah meter. Sambil mengetuk-ngetuk telunjuknya, kakek tua itu mengerutkan keningnya, tampak jelas ia sedang menanti datangnya seseorang. Tapi orang yang ditunggu-tunggu belum juga menunjukkan batang hidungnya. Alhasil, dengan sangat keras laki-laki tua itu menahan rasa amarahnya.

.

.

.

Tap. Tap. Tap.

Dari kejauhan terdengar suara langkah kaki. Suara itu menggema ke seluruh ruangan.

Entah dari mana, sosok itu datang. Dengan wajah tanpa ekspresinya, sosok itu menyapa laki-laki yang ada di hadapannya.

"Apa kabar, Jii-san? Lama tak bertemu," terdengar suara berat dari bibirnya.

Laki-laki tua itu hanya bisa mendengus kesal mendengar ucapan dari sosok yang ada dihadapannya itu.

"Hehh, sifatmu tetap seperti dulu, Sasuke. Tetap dingin seperti biasa."

"Hn."

Laki-laki tua itu hanya bisa mendesah pelan, melihat sifat murid didikannya itu. Sifat pemuda yang bernama Sasuke itu memang sangat dingin dan sedikit bicara. Namun prestasinya selama ini sangat memuaskan. Misi yang selalu di berikan selalu dijalankan dengan benar.

"Selamat telah menyelesaikan misi. Kali ini berapa lama?"

"49 tahun, 3 bulan, 11 hari," jawab pemuda berambut gelap itu datar. Ternyata hampir 50 tahun ia menjalani misi ini, tidak disangka ia sudah 50 tahun berada di dunia manusia.

"Hmm, cukup lama juga. Apa penyebabnya?" tanya laki-laki berambut putih itu.

"Kecelakaan lalu lintas," jelas Sasuke sambil mengingat-ingat bagaimana peristiwa yang merenggut nyawa manusia yang menjadi obyek misinya itu.

"Apa kamu masih lelah, Sasuke? Ingin istirahat dulu?" dilihatnya wajah Sasuke yang agak pucat itu. Tentu saja Sasuke lelah, siapa yang tidak lelah jika setelah hampir 50 tahun menjalankan misi dan belum beristirahat sama sekali.

"Tidak. Aku lebih suka bekerja. Apa misi selanjutnya?" tanya Sasuke mengenyampingkan rasa lelahnya. Lebih baik ia terus berada di dunia manusia daripada di sini dan bertemu dengan Aniki-nya.

"Mungkin kali ini agak berbeda dengan sebelumnya, Kali ini manusia yang menjadi targetmu bukan laki-laki, melainkan perempuan. Apa kau masih mau mengambil misi ini?"

Sasuke sedikit mengerutkan dahi setelah mendapatkan penjelasan dari Sarutobi Hiruzen−Sensei-nya yang berusia puluhan abad itu. Memang ini adalah misinya yang pertama, jika harus menjadi malaikat pencatat seorang perempuan. Selama ia menjadi malaikat pencatat, malaikat bermanik onyx ini belum pernah ditugaskan menjadi malaikat pencatat untuk manusia berjenis kelamin perempuan. Selalu laki-laki. Padahal sudah hampir 200 tahun ia menjadi malaikat. Setelah mempertimbangkannya cukup lama, akhirnya Sasuke memutuskan,

"Tidak apa-apa, jii-san. Aku sudah bosan dengan target laki-laki, sepertinya target perempuan lebih menarik," sambil tersenyum miring.

"Baiklah kalau begitu. Lihatlah ke dalam bejana, Sasuke. Mulai hari ini, kamu akan menjadi malaikat pelindung jiwa ini. kelak ia akan dinamai oleh kedua orang tuanya Hinata."

Sasuke menundukkan kepalanya hingga menyentuh permukaan bening itu, dilihatnya sebuah rumah mewah dengan atap yang ditutupi oleh timbunan salju. Memang benar, sekarang di dunia manusia sedang turun salju.

Di salah satu kamar berbaringlah seorang wanita yang sedang dalam prosesi melahirkan. Wanita itu dibantu oleh seorang dokter dan beberapa pelayan. Tampak jelas jika wanita itu sedang berusaha keras untuk mengeluarkan bayi yang ada dalam kandungannya.

Selang beberapa menit, sesosok bayi mungil berhasil keluar dari rahim sang ibu. Segera terdengar suara tangisan tanda bayi terlahir dengan selamat. Sasuke melihat bayi mungil itu. Terpana. Baru pertama kali ia melihat bayi manusia secantik dan seputih salju itu. Bayi yang kelak bernama Hinata itu sedang di bersihkan oleh dokter dan setelah itu Hinata kecil di baringkan di samping ibunya. Bayi itu menguap pelan ketika di peluk ibunya. Tanpa sadar seulas senyum terukir dari kedua sudut bibir Sasuke.

Tiba-tiba kerah tuniknya ditarik paksa, menyebabkan Sasuke terpaksa kembali dan membuyarkan penglihatannya itu. Sasuke menatap kesal pria tua yang ada di depannya itu.

"Ingat, jangan sampai kau melanggar peraturan, apalagi sampai... jatuh hati pada jiwa ini, karena itu adalah pelanggaran berat." Sensei-nya itu memperingatkan Sasuke. Karena beberapa malaikat pernah melanggar peraturan nomor satu itu.

"Tenang saja, Jii-san. Setelah beratus-ratus tahun rupanya kamu masih tidak mengenalku, ya? Aku akan menjalani misi ini sebaik mungkin," ucap Sasuke.

"Apa kamu mau berjanji?" Hiruzen belum sepenuhnya percaya dengan Sasuke, memang benar Sasuke adalah salah satu malaikat andalannya, namun menjadi malaikat pencatat untuk seorang gadis manusia adalah hal pertama buat Sasuke. Sedikit kekhawatiran terbesit di hati pria tua itu.

"Hm." jawab Sasuke singkat.

"Baiklah. Selamat menjalankan misi barumu, Sasuke." kata Hiruzen dan seketika itu juga Sasuke menghilang, kembali ke dunia manusia dan bertemu Hinata, obyek barunya itu.

Sepeninggalan Sasuke, Hiruzen berharap misi Sasuke kali ini akan berhasil seperti misi-misi sebelumnya.

.

.

.

.TBC.

.

..


Yo... akhirnya selesai juga...

bagaimana kawan? mohon pendapatnya, entah itu kritik ato saran terserah... mbik rela koq

klik kolom Review di bawah yaa... pleasss...:))