Disclaimer: semua tokoh yang ada disini milik diri mereka sendiri, keluarga, dan Tuhan YME
"Kyu, isteri Sungmin-hyung sudah melahirkan."
Kyuhyun yang mendengar itu menghentikan acara minum tehnya sejenak. "Mwo?" tanyanya.
"Nde. Saeun-ah sudah melahirkan." ulang orang di saluran telepon.
"Kapan?"
"Bentar—sekitar 20 menit yang lalu." jawab orang itu. Kyuhyun yang sepertinya masih syok menegakkan tubuhnya. "Aku baru saja meneleponnya. Shindong-hyung yang memberitahuku."
"Y-ya, siapa lagi yang sudah tahu?"
"Hmm..." jeda sebentar. "Siwon, Eunhyuk, Ryeowook, Shindong-hyung, dan Yesung-hyung. Ah! Kibum-hyung juga." paparnya lagi. Kyuhyun hanya mengangguk dalam ekspresi kagetnya, walau tak sekaget tadi. "Sudahlah. Lebih baik cepat kau telepon dia—dan, Kyu."
"Nde?"
"Jangan terbawa emosi."
Pria berambut ikal itu terdiam. Dia remat kecil ujung mantelnya sebelum mengangguk kecil. "Nde, makasih, Donghae-ah."
"Hyung!"
"Nde-nde, pabbo-hyung." dan dia memutuskan sambungan itu sepihak. Senyum di wajahnya hanya bertahan sebentar, dan berganti dengan ekspresi kalut yang mengurangi paras tampan pada dirinya. Dia terlihat bimbang, sedih, dan gundah.
Tangan besarnya sekarang penuh dengan tetesan keringat. Dalam kepalanya, dia sedang menjerit dan memacu otaknya untuk menyusun topik bahasan. "Argh," geramnya serak. Dia tak tahu mau apa.
Tiga puluh menit dia diam di atas sofa. Termenung, mematung, membatu. Mungkin hanya itu kata-kata yang pantas untuk mendeskripsikan apa yang dia lakukan sekarang.
Matanya memandang kosong jendela di hadapannya, sementara kedua tangannya memeluk erat lututnya. Kekalutan masih melingkupi pikiran dan hatinya, membuat nyeri pada dada bidangnya kembali menyerang. Dia meringis. Merutuki kelemahannya. Sementara keheningan masih setia menemani dia, melewati tiap detik pada hari ketigabelas bulan Februari ini bersama tanpa diminta.
Perlahan, dia memejamkan mata. Meyakinkan dirinya untuk melakukan itu, sekedar memenuhi kewajibannya sebagai kawan kerja yang baik.
Beberapa kali badannya berontak, tapi egonya selalu menang. Walau terpaksa.
Dan di menit ke-57, tangannya terangkat lemas untuk menghubungi orang itu.
Bunyi nada tunggu yang pendek-pendek menyapa telinga Kyuhyun. Dan tak lama berganti dengan suara merdu yang sudah setahun tak dia dengar.
"Halo, Kyuhyun?"
Dadanya berdesir. Senyum kusut dia ukirkan.
"Hei, hyung."
"Hei, Kyu!"
"Apa kabar?"
"Baik, kau?"
"Baik juga."
"Aww.."
"Hyung, selamat ya, kau sekarang jadi Ayah."
"Hahahaha, terima kasih, Kyu."
"Saeun-eonnie bagaimana? Jenis kelamin bayinya?"
"Saeun sedang tidur dan, bayi kami sepasang. Laki-laki dan perempuan..."
"Waw, keren! Sekali tembak dapat double, sepasang lagi. Selamat!"
"Hahahaha—thanks, Kyu! Kau kemana saja? Kenapa kau jarang menghubungiku? Ya, setiap kali kami ngumpul, kau selalu saja sibuk dan tak datang. Yang alasannya ada show, lah. Yang alasannya ada tour, lah. Yang alasannya ini, lah. Itu, lah. Blablablabla!"
"Hahahaha, cerewet sekali kau, hyung."
"Aishh, dasar tidak sopan. Gimana, gimana? Kau dimana sekarang?"
"Aku masih di Indonesia sekarang, sedang—"
"Indonesia? Ngapain?"
"Aku membuka sekolah bahasa dan bimbingan belajar." Kyuhyun berdiri. Berjalan menuju balkon dan menatap air hujan yang tertiup angin hingga menabrak kacanya.
"Waww, kewwrennn. Pasti sekarang kau sedang di Jakarta, apa di sana makin macet?"
"Dasar sok tahu, aku bukan di Jakarta?"
"Mwo?"
"Aku di Raja Ampat sekarang, aku bahkan punya rumah sendiri di sini." dan pekikan kaget mengalun di seberang. Kyuhyun tertawa kecil.
"Yaaa, kau sepertinya benar-benar suka disana."
"Begitulah."
"Kenapa harus Indonesia? Kan Thailand sama Malaysia lebih bagus. Kau gak takut rugi?"
"Hei, biar begitu peminatnya banyak, loh. Lebih banyak dibanding mereka, hampir dari seluruh Indonesia berebut buat masuk kemari. Ayahku sampai mendesakku untuk membuat cabang disini." dan Sungmin bersorak heboh. Kyuhyun tertawa kecil. "Bercanda. Aku memang suka disini."
"Waw, kau harus mengajakku kesana kapan-kapan. Apa member yang lain sudah tau?"
"Belum, baru kau."
"Waaaw..."
"Hmm..."
"... Hyung?"
"Hm?"
"Nama mereka siapa?"
"Oh, buat yang cowok kuberi nama Gaeum. Kalau yang cewek, Ibu mertua yang memberi nama. Namanya Saehee."
"Loh, kok gak samaan namanya?"
"Nama Koreanya memang gak sama, tapi karakter hanjanya sama. Mereka sama-sama bintang dan harapan keluarga kami. Ah, kau harus kemari, Kyu, mereka manis sekali!"
"Hahahaha, nanti ya, hyung—akan kuusahakan."
"Hmm..."
"Hmm..."
"Oh ya, apa kau dan Siwon sempat ketemu disana?"
"Nggg-gak. Dia di Amerika sekarang dengan Agnes, sedang persiapan debut Hollywood."
"Loh? Bukannya Agnes baru melahirkan?"
"Kan udah lumayan lama, anaknya saja sudah bisa merangkak."
"Wew, tapi apa kau ada kontak dengan mereka?"
"Kadang kami saling bertamu, hehe."
"YA! Curang sekali kau, sama aku kau cuek! Sama mereka kau ladenin!"
"Hahahahahaha!"
"Dasar kau, benar-benar!"
"Hahahahahahaha!"
"Hahaha..."
"...Hyung."
"Hm?"
"... Kapan kau comeback?"
"Mm? Entahlah, mungkin setelah anak-anakku agak besar sedikit. Tunggu mereka setahunlah dulu."
"Ohh."
"Kau bagaimana, Kyu? Umurmu hampir 31 dan kau belum menggaet cewek."
"Hahahahaha."
"Jangan tertawa terus, ini serius, tahu. Kasihan ibumu."
Pria berambut cokelat itu menggaruk kepalanya "Yah.. Kan sudah ada satu dari kakak."
"Tapi'kan ibumu mau dari kau."
"Yeee..."
"Gak bosan jadi jomblo, Kyu?"
"heh, 'O' aja ya."
"Hahahaha—oh ya, aku tinggal dulu ya. Ayah mertuaku datang."
"Oh, ya."
"Dah, Kyu!"
"Dah, hyung—cieeee, yang jadi Ayah."
"Cie, yang masih jomblo. Hahahaha!"
TUT
dan diam.
Kyuhyun masih mempertahankan senyum dan posisinya, sebelum menutup mata dan menarik nafas dalam. Senyum manisnya perlahan luntur. Berganti dengan kening berkerut dan kerutan kasar di dagunya. Hela nafas dan desisan menyeruak menabrak udara, mengisi kekosongan bunyi untuk sementara.
Pria bermarga Cho itu membekap wajahnya dan menunduk, menutupi wajah hancurnya tanpa menghiraukan kenyaringan suara tangis yang dia keluarkan. Tak dia sadar, kakinya yang lemas hilang kontrol akan tubuhnya dan jatuh, membuatnya terduduk di lantai tanpa berhenti menangis. Dia hancur. Baik itu hati atau harapannya, sekarang tak berbentuk. Segala pertahanannya sudah lenyap tak bersisa.
Dia masih mencintai Sungmin.
Dan Sungmin tak akan pernah bisa dia raih.
-0o0-
Hai.
Saya mendadak baper saat nonton balik Dramus Kyuhyun yang judulnya "Werther" dan MV-nya yang "A Million Pieces". Mendadak saja ide ini muncul saat melihat ekspresinya dan update-an IG salah satu ELF soal Kyuhyun yang ditanyai Mama-nya kapan menikah. Hahahaha. Lucu dan nyesek bebarengan.
Walau fict yang satu lagi belum kelar, tapi itu akan jalan sampai tamat. Baca dan beri review ya!
Member yang lain akan muncul di chapter depan, dan Kyuhyun akan tetap memandang Sungmin. Sampai cerita ini berakhir. ;)
Kyumin tetap dalam hati!
