Aku tidak mengerti kenapa anak ini selalu saja tersenyum seperti orang bodoh. Jelas saja aku tidak mengerti mengapa ia tetap berada disana dan berkata semuanya nyaman. Sedangkan sebenarnya ia jelas merasa kesepian. Aku tidak mengerti. Apakah cinta itu berarti bertahan dalam kesepian? Aku tidak tahu karena aku memang tidak mengerti.
©Deer Panda Proudly Present :
(Waiting) Snow Drop
A/N : Saya Kacau! Ini sebenernya gak mau di posting. Tapi berhubung fanfic yang rencananya bakalan jadi debut saya itu masih kacau, yesungdahlah saya nge-posting ini. Rencananya Cuma mau twoshot. Sebenernya ini terinspirasi dari suatu kejadian yang bener-bener nohok saya :p sedikitnya dari kisah nyata. Ditambahin bumbu-bumbu penyedap. INI KARYA PERTAMA SAYA!
Disclaimer : meskipun Chanyeol sama Baekhyun punya saya, tetep aja mereka punya SM, fans, orangtua dan mereka sendiri.
Cast : find it yourself!
Rate : T
Warning : WARNING INSIDE, DLDR, author labil, Boys Love (BL), typo bertebaran, debuted.
Saya sudah peringatkan buat readernim, ini Boys Love. Jadi bagi yang benci percintaan antar laki-laki mending go BACK! Dan OUT dari fanfic saya. I told you before!
Happy Reading minna
Salju mulai turun perlahan. Membuatku merapatkan jaket yang meski sudah lebih tebal dari biasanya, masih tetap tak bisa menghalau udara dingin yang berusaha menyengat tubuhku. Jadi sudah kuputuskan. Daripada aku mati membeku sambil menikmati butiran salju yang perlahan jatuh ke bumi, lebih baik aku menghangatkan diri di kafé.
Jadi disinilah aku sekarang. Dengan Cappucino yang asapnya masih mengepul di sebuah kafe bernuansa Jepang yang sangat kental. Dengan ornamen bunga sakura timbul di pinggiran jendelanya, music khas alat musik jepang yang mengalun lembut, pelayan yang semuanya menggunakan pakaian tradisional Jepang dan tentu saja aroma khas yang tidak kuketahui apa tapi benar-benar menenangkan.
Ini Kafe favorit tempat aku biasa menghabiskan waktu dengan Cappucino hangat dan Chesse Cake yang selalu kupesan saat aku mampir ke kafe ini sepulang kuliah atau di waktu luang. Jika aku beruntung akan ada penyanyi dengan suara luar biasa yang bernyanyi disini. Tapi, sepertinya tidak.
Suasana diluar kafe juga benar-benar menarik. Itulah alasan mengapa aku benar-benar mencintai musim dingin. Orang yang berhilir-mudik pergi di iringi salju putih yang mendarat di pakaian mereka, dedaunan atau pun jalanan benar-benar membuatku nyaman.
Tepat disana, di ujung jalan didepan toko pernak-pernik perempuan yang tidak pernah kukunjungi, berdiri segerombolan wanita dengan baju-baju cerah. Mereka tampak asyik sekali berbincang tanpa mempedulikan sekitarnya. Bukannya aku tidak seperti remaja biasa. Aku kadang seperti mereka namun, di waktu seperti ini, sendiri jauh lebih baik.
Oiya mungkin sejak tadi kita sama sekali belum berkenalan kan? Namaku Byun Baekhyun. Mahasiswa semester 2 Universitas Seoul jurusan Sastra. Mungkin memang tidak banyak hal penting mengenai diriku jadi biarkan semuanya berjalan sesuai kehendak cerita. (:p)
Masih dengan beberapa remaja yang ada disana, aku menangkap siluet seseorang yang berdiri disana. Dia memang selalu begitu, mungkin salah satu gadis disana adalah kekasihnya. Jadi dia menungguinya dengan sabar seperti itu. Tapi dia selalu saja menjauh hingga beberapa meter dari kerumunan sana sambil menatap salju yang perlahan turun. Salju yang sama.
"Lihatlah, mungkin besok aku sudah mendapatkannya." Seseorang diantara gadis itu berseru dengan keras, membuatku –yang baru saja keluar dari kafe- mendongakkan kepala dan menatap gerombolan remaja itu. Mereka belum pergi ya, apa tidak dingin? Sudahlah.
DEG
Tanpa sengaja, mataku yang sedari tadi memang memperhatikan mereka bertatapan langsung dengan bola mata emerald bulat yang besar. Jika boleh kuakui, selama hidupku eumm.. itu mata terindah yang pernah kulihat.
Dia mengangguk ramah menyadarkanku dari keterkejutan. Aku segera tersenyum ramah dan menganggukan kepala lantas beranjak pergi. Hari sudah malam dan Seoul pada malam hari bukanlah tempat yang wajib dicoba.
"Sudah… mau.. pulang..?" katanya pelan tanpa suara. Aku hanya menganggukan kepala dan melanjutkan perjalanan ke apartemen dalam diam.
"B..ye." katanya tanpa suara lagi sambil menegakkan tangannya seperti ingin mencoba ber-highfive jarak jauh. Aku hanya membalas pelan dan perlahan pergi menjauh.
Aku benar-benar tak mengenalnya. Dia bukan lagi dia yang dulu. Jadi kuanggap saja aku tidak mengenalnya karena mengenalnya seperti itu hanya membuatku semakin sakit.
-exo-
Ting Tong
Cklek
"Ada apa Ahjumma?"
"Selamat Malam Baekhyun-ah. Nah, karena Chanyeol sedang tidak ada, dan Ahjumma terburu-buru Ahjumma titip ini untuk Chanyeol ya? Gomawo Baekhyun-ah. Maaf merepotkan. Sampaikan salam bibi untuk Chanyeol, Selamat Malam." Seorang perempuan paruh baya yang tidak dapat dipungkiri masih sangat cantik berlalu pergi setelah menyerahkan sebuah bungkusan pada Baekhyun.
Baekhyun tampak menghela napas kasar. Ia sedang mencoba menghindari pemuda itu, dan rencananya memang tidak pernah berhasil karena memang ia dan pemuda itu saling bergantung.
"Aku tidak pernah bisa tahu apa yang akan terjadi besok dan kemanapun takdir akan membawa rasa ini bersamanya, aku akan menerimanya. Jadi biarkan aku tenang Park Chanyeol."
TBC
Or End Prolog? :P
Nah Chingudeul semua yang udah baca, review dan beritahu saya apa yang ada dibenak anda setelah baca so, REVIEW JUSEYO~
