Hai semuanyaa! Ketemu lagi sama Sequin ^^

Sekarang Sequin mau publish cerita baru, sebenernya ide cerita ini sudah lamaa... sekitar lebih dari setahun yang lalu, hanya saja baru ditulis sekarang...

Kalimat yang ada di summary, aku ambil dari drama Rooftop Prince. Aku suka banget sama cerita itu . salah satu inspirasi dari cerita ini juga dari drama itu.

I hope you like my story ^^ happy reading...


Raising Star

By: Princess Sequin

Disclaimer: Tite Kubo


Masa anak-anak, adalah masa yang sering dibilang paling bahagia dalam hidup manusia, masa yang membuat kita tersenyum bahkan tertawa sendiri jika kita mengingatnya. Mungkin ini adalah contohnya...

"Toushiro!" seru seorang gadis manis berkucir dua, mata amethystnya menampakan kilauan, sehingga yang melihatnya pun menjadi gemas.

"Hi!" sapa lelaki yang dipanggil Toushiro itu dengan ramah, namun keramahannya itu tak berlangsung lama, karena mimik wajahnya kini menunjukan kalau dia sedang bingung, "Ruki... kenapa matamu berkilau?" tanyanya dengan polos.

"Benarkah?" kini gadis itu jadi sama-sama bingung.

"Iya... jadi sangat indah... aku menyukainya..." jawab lelaki itu tersenyum, mendengar hal itu, mata amethyst dari gadis yang dipanggil Ruki itu, sudah seperti gambaran mangkuk terbalik.


Hari sudah menunjukan pukul satu, dan gadis sekolah menengah berambut raven sedang sibuk memasukan beberapa buku ke dalam tasnya. Helaan nafasnya terdengar jelas ketika ia sedang menutup tasnya dengan rapat.

"Ruki, kamu udah selesai?" tanya seorang pria berambut putih, bersender di depan pintu kelas gadis yang dipanggil Ruki itu.

Gadis itu menoleh ke arah sumber suara dan tersenyum, "Aku sudah selesai kok..." gadis itu tersenyum sambil beranjak berdiri menggendong tasnya, gadis itu lalu berlari kecil untuk menuju pria yang sedaritadi berdiri di depan pintu kelasnya.

"Lama sekali sih... dasar lamban..." pria itu memukul pelan gadis yang kini berdiri di hadapannya.

"Enak aja... kamu yang terlalu cepat!" kata gadis itu tidak mau kalah, gadis itu kini mulai berjalan untuk menuju gerbang keluar sekolahnya.

Mereka sahabat dari kecil yang sudah satu sekolah sejak sekolah dasar. Rumah mereka pun dekat, jadi tak mengherankan kalau mereka sering pulang bersama.

Pada saat pulang bersama, mereka memiliki kebiasaan, yaitu, berhenti di taman kota. Mereka biasa bermain sebentar untuk menghilangkan penat yang mereka alami di sekolah.

"Kamu membawa soda?" tanya pria itu ketika gadis di sebelahnya mengeluarkan soda dari tas sekolahnya.

"Aku hanya ingin..." gadis itu ternsenyum menyeringai, pria itu menatap wanita di sebelahnya dengan tatapan aneh, "apa kamu ingat, hari apa ini?" tanya pria itu lagi.

"Jum'at kan? Dan besok libur! Senangnya!" kata gadis itu sambil mengocok-ngocok soda yang dia bawa.

"Hei! yang dikocok, nanti saat dibuka sodanya kemana-mana!" seru pria itu merebut soda yang sedang dipegang sahabatnya itu, sahabatnya menanggapi hal itu dengan sebal.

"Itu kan yang minum aku, suka-suka dong..." gadis itu merebut sodanya kembali dari pria itu, dan membuka tutupnya di hadapan pria yang masih mempertahankan soda itu.

Bruush

"Ah! Hahahaha! Kamu basah!" tawa gadis itu meledak ketika melihat pria di hadapannya tersiram soda, "Sial sekali ya kamu, padahal ini hari ulang tahunmu, musim dingin lagi, brr..." gadis itu menggoda pria yang masih diam di tempatnya.

"RU-KI-AAAAAA!" teriak pria itu sambil memejamkan mata, menandakan kalau pria itu sedang campur aduk, "SINI!"

"Weee! Kejar akuu!" gadis yang dipanggil Rukia itu langsung lari tanpa arah, karena kesal, pria itu pun mengejar gadis itu.

Maka terjadilah aksi kejar-kejaran diantara mereka, setelah beberapa lama, tenaga Rukia mulai habis, dan ia pun tertangkap oleh sahabatnya.

"Toushiroo! Lepaskan aku!" kata Rukia dengan terengah-engah. Pria yang dipanggil Toushiro itu pun berkata dengan puas, "Hahaha... aku tidak akan melepaskanmu Rukia... sebelum kamu memberikan hadiahku..."

"Hadiahmu di rumah, masa kamu membiarkanku pulang dengan keadaan seperti ini..." kata Rukia tertawa geli, mengingat Toushiro menangkapnya dengan cara memeluknya dari belakang, mana bisa ia pulang dengan keadaan seperti itu, jalan pun sulit, pasti jadi perhatian orang banyak.

"Aku tidak peduli..." jawab Toushiro seenaknya. Rukia pun membalikan badannya dan menjitak pelan kepala Toushiro.

"Kamu ini... kekanak-kanakan sekali..." kata Rukia sambil cemberut, sedangkan Toushiro menanggapinya dengan senyuman.

"Apa tidak boleh? Seseorang menjadi kekanak-kanakan di hari ulang tahunnya?"

"Enggak boleh."

"Peraturan dari mana itu?"

"Aku baru saja membuatnya..."

"Kamu curang!"

"Kamu yang curang!"

"Kenapa?"

"Karena... karena..."

"Kamu kehabisan kata-kata!"

Perdebatan singkat pun selesai, dan semuanya diam di tempat, jika dilihat dari sisi pandang orang lain, Toushiro dan Rukia mungkin sudah seperti orang yang berpacaran, karena mereka kini tengah berhadapan dengan jarak yang cukup dekat.

"Hmm... Rukia..." Toushiro mulai menjauhkan diri dari sahabatnya itu, "Apa kamu mau jadi pacarku?"

Kata-kata Toushiro memang begitu cepat jika didengar, hanya saja, Rukia bisa mengerti perkataan yang kini membuatnya membulatkan matanya dengan sempurna.

"Kamu tidak perlu menjawabnya sekarang, aku tahu, mungkin ini terlalu tiba-tiba bagimu..." kata Toushiro ketika melihat ekspresi Rukia yang tidak meyakinkan.

Rukia langsung memeluk Toushiro dengan erat, "Kenapa kamu ragu?" tanyanya dengan lirih, "aku mau..."

"Kamu takut aku tolak yaa?" Rukia mulai menggoda pria yang berstatus sebagai pacaranya itu.

"Aku tidak tahu harus berkata apa, melihatmu bermata seperti itu, sudah seperti kucing yang mau menangis, aku tidak mau kamu menangis..." kata Toushiro yang malah gantian matanya terlihat kosong.

"Kamu ini mencari masalah hah?!" seru Rukia sebal, tangannya sudah bersiap untuk melepaskan tonjokannya pada Toushiro.

"Terima kasiiih..." Toushiro kini memeluk Rukia dengan erat, wajahnya terlihat sangat senang sekali, sedangkan Rukia yang dipeluknya hanyalah tersenyum.


Bandara Narita terasa ramai, karena hari kelulusan telah tiba, orang-orang yang mau berlibur maupun meneruskan sekolahnya tengah menunggu di ruang tunggu keberangkatan menuju Amerika.

"Sebentar lagi pesawatku akan berangkat..." gumam seorang lelaki sambil memandangi kopernya.

"Hmm... sepertinya juga aku harus pergi... take care ya Shiro..." kata seorang gadis di sebelahnya dengan wajah ceria, namun dibaliki keceriaannya sang lelaki tau kalau gadis dihadapannya tidak seceria wajahnya saat ini.

"Ada pesan Rukii?" tanya pria yang dipanggil Shiro itu dengan senyuman singkatnya.

"Selalu ingat janjimu... dan jangan pernah menyerah meraih cita-citamu... kamu harus janji, kalau kamu akan kembali sebagai bintang dunia..." kata gadis yang dipanggil Ruki itu menyeka air yang sudah mengambang di matanya.

"Aku janji..." Shiro menunjukan jari kelingkingnya, pertanda kalau ia benar-benar berjanji, sang gadis pun mengaitkan jari kelingkingnya pada jari kelingking Shiro.

Tak lama, gadis itu pun melepaskan kelingkingnya dan menghela nafas, melangkah berat menuju jalan keluar ruangan.

"Ruki! Tunggu!" teriak Shiro pada gadis yang sudah sampai di ambang pintu, gadis itu pun menengok dan melihat kalau pria yang memanggilnya tengah berlari ke arahnya.

"Simpan ini..." dia mengeluarkan sebuah kotak dari saku kotaknya, dan menarik tangan Ruki untuk memegang kotak yang diberikannya.

"Apa ini Shiro?" tanya Ruki menatap Shiro dengan bingung, Shiro yang ditatapnya pun tersenyum.

"Untuk koneksi kita berdua... aku juga punya... awas lho! Jangan sampai hilang, clumsy girl!" Shiro mengacak kecil rambut Ruki.

"Akan kubuka dirumah..." Ruki tersenyum, "take care..." dia pun keluar dari ruang tunggu itu.

To be continue...


Bagaimana pendapat kalian soal chapter pertama inii?

Mudah-mudahan kalian sukaa yaa... Kirimkan saran dan komentar para reader di kotak review yaa, terima kasiih...

Salam dari Sequin :)