Author Note : Ini cerita pertama ku di FanFiction. Sebelumnya, saya mau minta maaf dulu kalo ada banyak kesalahan di ceritaku nanti. Kalo punya saran, kasih tahu aja ya ^^
okay RnR aja!
Kingdom Hearts 4 : A Life After Journey
Prologue
Tanganku terdiam diatas lembar jawab ku. Sudah berkali-kali ku pikir ulang, tapi tetap tidak kutemukan juga jawabannya. Kulihat jam dinding yang tergantung di dinding kelas. Waktu sudah menunjukan pukul 9.50. Tinggal sepuluh menit lagi sampai lembar jawab ini dikumpulkan. Aku berusaha keras mengingat apa yang sudah Riku ajarkan kemarin. Ku ketuk-ketukkkan pensil ke dahiku. "Sial...kenapa aku tidak ingat-ingat juga sih..." desah ku kesal.
Setelah cukup lama aku berpikir, akhirnya aku ingat juga jawaban dari soal ini. "Yes..."kataku girang. Aku segera menghitamkan jawabanku.
Teng...teng...teng, bel berbunyi menandakan waktu mengerjakan telah habis. Pengawas pun segera mengambil kertas jawaban ku. "Fyuh...untung soal terakhir ini berhasil kukerjakan." Kataku sambil menyeka keringat di dahiku.
Aku pun segera meninggalkan ruangan dan pergi menemui Riku yang tampaknya sudah sedari tadi menungguku. "Riku..." kataku sambil berlari kecil ke arah nya.
"Sora, bagaimana test ujian masuknya? Apakah kamu bisa mengerjakannya?" tanya Riku padaku. Ia terlihat serius sekali.
"Wah, jangan anggap remeh ya! Aku yakin aku bisa diterima kok!" kataku mantap. "Kamu sendiri bagaimana Riku? Jangan-jangan kamu menanyakan ini karena kamu tidak bisa ya?" kataku setengah bercanda.
Riku tersenyum mendengar candaan ku. "Kamu tidak perlu menanyakan ini. Aku bisa kok!" jawabnya tersenyum. "Lagipula kan aku yang mengajarimu, jadi mana mungkin kalau kamu bisa sedangkan aku tidak." Canda Riku. Dia terlihat sedikit mengejek.
"Iya-iya...aku tahu kok kalau kamu itu pintar," kataku sambil membalikan badanku. Riku memang yang paling pintar diantara aku dan Kairi. Yah, meskipun dia juga absen sekolah selama 3 tahun, tapi dia mampu mengejar ketertinggalannya itu. Bahkan dia yang mengajari aku dan Kairi agar bisa mengejar ketertinggalan kami.
Tahun ini, kami mendaftar masuk sekolah baru. Jenjang pendidikan terakhir kami memang masih SMP kelas 2, tapi karena Riku sudah mengajari kami, jadi kami memutuskan untuk melewati kelas 3 kami dan langsung mendaftar ke SMA.
"Ayo kita temui Kairi, pasti dia juga sudah selesai mengerjakan test ujian masuknya," ajakku. Riku pun mengangguk setuju. Kami segera bertolak ke sekolah tempat Kairi mendaftar. Sekolah kami memang berbeda. Kairi memilih untuk masuk sekolah khusus perempuan. Meskipun begitu, letak sekolah kami tidak begitu jauh kok. Jadi kami masih bisa pulang bersama setiap harinya.
Sesampainya di depan sekolah Kairi, aku dan Riku menunggu di dekat pohon didepan gerbang sekolahnya. Tidak berapa lama, kulihat Kairi keluar bersama dengan anak-anak lainnya. "Kairi!" teriakku sambil melambaikan tangan. Kairi menoleh lalu berlari kecil menghampiri kami.
"Sora...Riku...kalian sudah selesai tesnya?" tanya Kairi pada kami.
"Sudah kok Kairi." Kataku.
"Terus, kamu bisa enggak tes nya Sora?" tanya kairi pada ku. Dia tampak begitu serius.
"Aku bisa kok, kan udah di ajarin sama Riku." Kataku melirik Riku.
"Oh bagus lah kalau begitu," kata Kairi menghela napas. Ia tampak senang mendengar jawabanku. "Ok deh, ayo kita jalan-jalan dulu sebelum pulang!" ajaknya.
"Tunggu!"kataku tiba-tiba. "Kenapa cuma aku yang kamu tanya?" tanyaku kesal. Kairi tampak tidak khawatir sama sekali terhadap Riku. Apa dia menganggap kalau aku ini bodoh sekali ya?
"Memangnya kenapa Sora? Bukankah kamu di ajari oleh Riku? Kalau kamu bisa, Riku kan juga pasti bisa." Jawab Kairi. Dia tampak senyum-senyum sendiri menjawabnya. Riku juga tersenyum memandangi ku. Aku jadi tambah kesal dibuatnya.
"Uhh...sudahlah lupakan pertanyaan ku tadi. Jadi berhenti lah tersenyum mengejek ku!" kataku agak marah. Kairi dan Riku hanya tertawa mendengarnya. Ugh, aku jd merasa diperlakukan seperti anak kecil oleh mereka berdua. "Sudah-sudah, ayo kita pergi!" kataku agak kesal.
Hari ini kami memang merencanakan untuk pergi kepulau kecil sehabis melakukan tes masuk SMA. Sebenarnya, semenjak kepulangan kami 1 tahun yang lalu ke Destiny Island, Kairi ingin sekali pergi kepulau kecil bersama kami. Kurasa ia ingin mengenang kembali ketika kami kecil dulu.
Yah, kami memang sering sih bermain disana waktu kami masih kecil. Aku dan Riku sering bermain bajak laut dengan kapal kecil yang kami gunakan untuk pergi kesana. Kalu aku mengenangnya kembali, rasanya aku menjadi sangat merindukan masa-masa waktu itu.
"..ra...Sora!" teriak Kairi membuat ku kaget.
"Huh? Ada apa Kairi?" tanyaku dengan wajah terkejut.
"Ayo kita ke pulau! Jangan melamun saja!" katanya dengan nada kesal.
"Eh, iya maaf. Ayo kita pergi" kataku sedikit tertawa.
- At Small Island -
Angin meniup wajahku dengan lembut. Rasanya senang sekali bisa mengunjungi pulau ini setelah sekian lamanya kami berpetualang. Kami pun berjalan-jalan sebentar mengelilingi pulau ini, sekaligus melepaskan rasa lelah kami dari setumpuk buku yang harus kami pelajari setiap harinya.
"Apa kau ingat Sora, dulu kita sering berlomba lari disini kan?" tanya Riku sambil menunjuk ke tepi pantai tempat kami berlomba dulu.
"Aku ingat. Kita berlomba untuk menentukan..." aku menghentikan kata-kata ku.
"Menentukan apa Sora?" tanya Kairi penasaran.
"Eh..uh..um...me..menentukan siapa yang menjadi kapten bajak laut!" kata ku terbata-bata.
Riku menatap ku bingung. Namun ia segera sadar dan memasang senyum mengejek padaku.
"Selain menjadi kapten bajak laut, sebenarnya kami juga berlomba untuk..." Riku juga menghentikan perkataannya. Ia kemudian melirikku yang mulai memerah.
"Ri..Riku!" seruku kesal. Sebenarnya selain untuk menentukan siapa yang menjadi kapten bajak laut, kami berlomba utuk menentukan soal siapa yang akan memberikan buah Paopu pada Kairi. Jujur. Dulu aku sangat menyukai Kairi. Dan sampai sekarang, rasa itu tetap ada. Malah sangat terasa.
"Ada apa Sora?" tanya Kairi bingung. "Apakah itu rahasia penting?"
"Ya, betul. Ini rahasia pria."kataku sekenanya. "Biar kuselesaikan sebentar."
Aku segera menarik Riku ke tempat sepi agar bisa berbicara berdua dengannya. "Hey, kamu itu apa-apaan sih?" tanyaku kesal.
Riku tersenyum. "Memangnya kenapa Sora? Aku kan Cuma ingin memberitahu kalau dulu kamu mengajakku berlomba untuk memberikan buah Paopu pad..." Katanya sedikit dikeraskan.
"Ssstt, suara mu terlalu keras." Kataku sambil menutup mulutnya. Namu Riku segera melepas tangan ku dan sedikit berteriak, "Aku kan hanya ingin bilang kalau kamu dulu ingin memberikan buah Paopu pada Kairi!"
Mendengar itu, emosiku meledak. Karena kesal, aku segera meninju wajahnya, namun Riku menahan pukuan ku dan segera melompat kebelakang. Kami pun berkelahi sampai Kairi datang dan melerai kami.
"Sudah-sudah...kalian ini kenapa sih?"tanya Kairi. "Kita kesini bukan untuk berkelahi tau!"katanya kesal.
"Habis Riku nya..."kataku mengelak. "Ini kan rahasia, tapi dia mau membocorkannya."
"Apanya yang rahasia Sora. Kamu kan tidak pernah bilang kalau itu rahasia."kata Riku membela diri. "Lagipula aku kan hanya ngin memberitahu Kairi kalau..."
Aku segera meninju wajahnya. Riku pun tersungkur ketanah. Ia tampaknya sengaja tidak menahan pukulanku.
"Riku..."sentak Kairi. "Apa kau baik-baik saja?"tanyaya sambil menbantu Riku berdiri. "Kau keterlaluan Sora!"katanya marah.
"Aku tidak apa-apa Kairi."kata Riku. Dia bangun dibantu oleh Kairi. Kairi menatap Riku dengan cemas.
"Riku, kau berdarah!"kata Kairi kaget. Sepertinya ia tidak menyangka kalau aku akan memukul Riku sekeras itu. Yah, aku juga tidak bermaksud seperti itu sih. Soalnya, Riku selalu berhasil menangkis semua pukulanku. Jadi aku sudah biasa memuku Riku dengan keras.
"Ini Riku..."Kata Kairi memberikan saputangan pada Riku. Riku segera menyeka darah dibibirnya. Sesekali Ia melirikku yang sedang kesal dibuatnya.
"Haah...baru luka segitu saja sudah kesakitan. Dasar payah." Kataku kesal. Bagaimana tidak, Riku tau aku menyukai Kairi. Tapi dia malah sengaja mebuat Kairi perhatian padanya. Aku tidak tau dia sedang bercanda atau dia sedang berusaha mendorongku untuk segera menyatakan perasaan ku pada kairi, tapi yang pasti sekarang aku sedang SANGAT cemburu padanya.
"Sora! Kamu memukulnya keras sekali tau."teriak Kairi. Ia terlihat marah padaku. Riku yang memperhatikanku malah tersenyum ketika Kairi marah padaku. Aku jadi sangat kesal. Dia sepertinya sengaja melakukan itu.
"Sudahlah Kairi, aku tidak apa-apa kok!"kata Riku. "Sebaiknya kita pulang saja sekarang. Lihat, langit mulai mendung. Sebentar lagi pasti hujan. Kita bisa repot kalau lebih lama lagi disini."
Aku baru sadar kalau langit mulai mendung. Mugkin aku terlalu marah pada Riku, sampai tidak memperhatikan sekitar.
"Kau benar Riku. Ayo kita pulang."ajak Kairi. Kami pun berjalan ke tepat perahu kecil kami berlabuh. Sepanjang perjalanan, Kairi hanya diam saja padaku. Dia hanya bicara seseali, dan itu pun pada Riku. Apa mungkin Kairi marah padaku?
Sesampainya di tepi pantai, Kairi langsung duduk dalam perahu. Ia sama sekali tidak mengajakku bicara. Aku jadi kesal sendiri. Kenapa Kairi peduli pada Riku sejauh itu? Padahal dia kan tahu kalau Riku itu kuat. Mana mungkin Riku tumbang hanya dengan satu pukulanku. Apa jangan-jangan Kairi menyukai Riku?
To Be Continued
Author Note : Chappy pertama ku sampai sini dulu ya. Semoga kalian enjoy sama ceritanya ^^
