Summary: Based from vocaloid's song- Servant of Evil by Kagamine Len.

Kyuhyun dan Sungmin adalah dua manusia dari dua takdir yang berbeda, raja dan pelayan. Tidak bisa disatukan, dan juga tidak bisa dipertemukan.
Tapi Kyuhyun sudah cukup bahagia...asalkan dia ada di samping Sungmin? Tapi bagaimana jika takdir berkata lain?

Bagaimana kalau mereka...seberapapun besarnya cinta mereka...tetap tidak bisa disatukan? Seberapapun mereka menginginkannya?

Pairing: KyuMin (KyuhyunxSungmin Super Junior)

Author: SparkyuMagnaeLover

Warning: Cerita ini diadaptasi dari lagu dan video musik Servant of Evil by Kagamine Len jadi jangan langsung memflame aku kalau ada beberapa alur dan ide cerita yang sama persis dengan video musik ataupun lagunya. Dan aku tahu Servant of Evil itu adalah lagu terkenal dan udah banyak banget yang menyadurnya jadi fic, tapi sekali lagi cerita ini asli buatanku, aku tidak pernah meniru ataupun memplagiat fanfic manapun.

Lalu cerita ini mengandung Sho-ai atau boyxboy love, jadi bagi yang keberatan harap jangan membaca fic ini daripada kalian memflame saya. Dipastikan ada keOOCan pada beberapa karakter, dan (maybe) ada typos dan kesalahan kalimat dan tanda baca yang bertebaran. Mohon memaklumi semua kesalahan yang saya perbuat, karena ini adalah fic pertama aku. (Saya akan senang sekali kalau para readers rela memberikan saya saran dan kritik untuk meperbaiki fic ini nantinya).

Disclaimer: Semua tokoh di fic ini bukan milik aku, mereka semua berada di bawah kontrak dengan SM Entertaintment dan milik orang tua, keluarga, fans mereka masing-masing, dan Tuhan YME, oke?


Entah kapan…terakhir kali aku melihat senyumnya yang hangat dan manis….

"Kyunnie!" seru sebuah suara yang bisa dikatakan dingin itu di ruang istana besar yang terasa sunyi itu. Cho Kyuhyun, namja yang namanya dipanggil itu, segera mengalihkan pandangannya dari pemandangan indah taman istana dari balkon yang dipijaknya. Namja itu terdiam sejenak sebelum tersenyum sedih dan melangkah pergi menyusuri lorong-lorong luas istana menuju sebuah pintu besar yang terlihat mewah. Dia memandang pintu itu dengan tatapan kosong sesaat sebelum mendorong pintu itu untuk terbuka.

Suaranyapun…sudah berhenti memanggilku dengan suara yang penuh kemanjaan dan keriangan seorang anak-anak. Aku merindukan suaranya yang dulu. Suara yang dingin itu tidak cocok dengan wajah manisnya.

Di singgasana yang ada di tengah ruangan, seorang namja manis berambut hitam duduk dengan tenang dan berwibawa. Saat melihatnya hanya ada satu hal yang bisa dikatakan tentang wajah manis namja itu.

Berbahaya….

Ya, namja itu, Lee Sungmin, yang menjabat sebagai raja muda kerajaan itu sekarang memang adalah seseorang yang sangat berbahaya. Di balik senyum polos dan wajah manisnya dia menyimpan kebengisan dan kekejaman yang sangat mengerikan. Entah sudah berapa orang yang dia bunuh dengan entengnya hanya karena sebuah masalah sepele. Entah sudah berapa juga kerajaan yang dia hancurkan dengan keji, yang hanya dia anggap sebagai permainan. Hukuman mati adalah hukuman yang selalu dia jatuhkan siapa pun pada yang menentangnya dan sepertinya…hanya hukuman itu yang dikenal oleh namja manis bermata kelinci itu. Dia menipu orang dengan wajahnya yang manis, penjelmaan iblis yang sempurna.

Kecuali bagi Kyuhyun….

"Ada apa, yang mulia?" tanya Kyuhyun dengan penuh hormat sambil membungkukkan sedikit tubuhnya pada namja manis di hadapannya itu. Melihat Kyuhyun yang berdiri dan menyapanya dengan sangat hormat, Sungmin memandang Kyuhyun sebelum mengerucutkan bibirnya kesal.

"Sudah kubilang jangan memanggilku seperti itu kan? Aku tidak suka!" kata Sungmin kesal. "Kyunnie berbeda dengan orang-orang rendah lain di sini, jadi berhentilah memanggilku begitu!"

Tapi dia…masih tetap manja padaku. Dia begitu lucu…dan manis. Dia tetap Sungminku…Sungmin yang selalu kuharapkan untuk kembali….

"Tapi anda adalah raja di sini dan saya hanya pelayan yang mulia," kata Kyuhyun dengan tenang sambil tersenyum tenang. "Saya tidak punya hak untuk merendahkan yang mulia dengan memanggil nama anda."

Sungmin hanya memandang Kyuhyun dengan pandangan datar sebelum menghela napas dan berjalan ke arah Kyuhyun. Begitu sampai di hadapan namja berambut cokelat yang bertubuh lebih tinggi darinya itu, Sungmin mengulurkan tangannya untuk mengusap pipi Kyuhyun dengan pelan.

"Sebenarnya…sejak kapan kau jadi begini? Sejak aku menjadi raja…kau berubah Kyunnie. Kyunnie adalah sahabatku sejak kecil…aku sudah menganggapmu sebagai adikku sendiri. Dulu…dulu kita begitu akrab, Kyunnie, kenapa kita tidak bisa terus begitu?"

Kyuhyun tersenyum sedih sebelum mengangkat tangannya dan menggenggam tangan Sungmin yang masih berada di pipinya dengan erat. "Manusia itu berubah, hyung…. Kondisi kita berbeda, pangkat kita berbeda…dan kehidupan kita berbeda. Sekarang aku hanyalah pengawal hyung…dan hyung adalah pemimpinku. Kita tidak bisa kembali seperti dulu…tidak peduli betapapun indahnya saat-saat itu."

Takdir sudah mengharuskan kita untuk berada di dua jalan yang berbeda, hyung. Tidak mungkin untuk kembali…ataupun merubah takdir itu. Sudah seharusnya begini…dan akan selalu begini untuk selamanya.

Sungmin memandang kosong ke arah Kyuhyun sebelum melepaskan tangannya dari pipi Kyuhyun. "Kau…benar. Maafkan aku, Kyuhyun-ah," gumam Sungmin pelan sambil menundukkan kepalanya. Begitu dia mengangkat kepalanya, pandangan mata namja manis bermata kelinci itu sudah berubah menjadi pandangan mata penuh kebengisan dan kelicikan. "Aku ingin kau melakukan tugas untukku. Ada seseorang yang harus kau singkirkan. Dia sudah terlalu mengancam posisiku dan aku tidak suka," katanya dengan nada dingin beberapa saat kemudian.

Tapi aku sudah cukup bahagia….dengan berada di sampingmu, hyung. Meski harus melakukan dosa sekalipun. Meski aku harus membunuh orang-orang yang kau beritahukan padaku, meski harus dibenci, meski harus menumpahkan darah orang banyak aku tidak peduli….

"Kalau itu keinginan yang mulia, saya akan melaksanakannya," kata Kyuhyun sambil tersenyum dan kembali membungkukkan badannya di hadapan Sungmin.

Selama Sungmin-hyung tetap tersenyum dan tertawa. Selama kau senang…aku rela menjadi setan untukmu….

"Jadi siapa yang harus saya singkirkan kali ini?"

Aku akan melakukan segalanya untukmu, hyung….


"Baiklah, saya pergi dulu, yang mulia," kata Kyuhyun pada Sungmin yang berdiri di hadapannya. Sungmin hanya tersenyum pada namja berambut cokelat itu.

"Hati-hatilah, Kyuhyun-ah. Pastikan kau menyelesaikan tugas ini dengan cepat, oke? Kembalilah segera karena aku masih membutuhkan bantuanmu di sini," kata Sungmin dengan dingin. Tapi bahkan dengan nada dingin ketidakpedulian itu terselip di perkataan namja manis itu, Kyuhyun masih bisa melihat kepedulian dan rasa cemas yang diberikan Sungmin untuknya.

Itu membuat Kyuhyun merasa hangat. Kepedulian yang sebenarnya hampir tidak mungkin diberikan oleh raja iblis itu pada siapa pun sekarang diberikan Sungmin untuknya. Bolehkan dia merasa bahagia? Bolehkan dia merasa kalau dirinya sekarang sangat beruntung?

Dan bolehkan sekarang dia, meski hanya sejenak, kembali ke memori indah yang dimilikinya bersama Sungmin saat kecil?

"Tentu yang mulia, saya pasti akan segera kembali," kata Kyuhyun saat dia tersenyum pada Sungmin. "Kalau itu permintaan yang mulia."

"Itu…bukan permintaan," kata Sungmin tiba-tiba, membuat Kyuhyun segera mengangkat kepalanya dan memandang Sungmin dengan bingung. "Itu…permohonan dari yang mulia jadi segera kembali ya." Semburat merah manis segera mekar di wajah Sungmin sebelum dia membalikkan tubuhnya dan melangkah memasuki istana, meninggalkan Kyuhyun yang berdiri terpaku di hadapannya setelah mendengarkan perkataan Sungmin.

Senyuman lebar bodoh segera tercetak di wajah Kyuhyun saat perkataan Sungmin berhasil dimengerti oleh otaknya. "Aku pasti akan kembali, hyung. Karena itu tunggu aku…"kata Kyuhyun sebelum melangkah pergi meninggalkan pemandangan istana megah itu di belakangnya.

Tanpa diketahui olehnya, Sungmin memandangi Kyuhyun yang berjalan pergi itu dari balik salah satu jendela istana. Pandangan hangat penuh rasa sayang, yang jelas kalau orang lain yang melihatnya pasti akan membuat mereka terbelalak tidak percaya, terlihat jelas saat dia memandang Kyuhyun

Pandangan yang khusus dia berikan untuk seorang Kyuhyun….

"Aku menunggumu, Kyu…."


Kyuhyun menoleh ke kanan dan ke kiri saat dia berjalan menyusuri kota yang terasa asing di matanya itu. Ini memang pertama kalinya dia datang ke kota seberang seperti ini, sih dan sungguh, dia tidak tahu kalau menemukan sebuah kantor walikota saja susahnya minta ampun seperti ini! Dan bodohnya dia, dia sama sekali tidak membawa peta, meski Sungmin sudah menawarkannya, berpikir kalau dengan kepintarannya menemukan sebuah kantor besar di sebuah kota, yang lumayan besar pula, pasti mudah.

Ah, Cho Kyuhyun, lain kali mungkin kau lupakan saja kenarsisan konyolmu ini.

Karena terlalu sibuk menoleh ke kanan dan ke kiri untuk mencari kantor bertuliskan kantor walikota, Kyuhyun sama sekali tidak menyadari kalau ada seseorang yang berjalan ke arahnya. Namja berambut hitam yang berjalan ke arah Kyuhyun itu juga sepertinya tidak memperhatikan jalan sama sekali, terlihat dari matanya yang sama sekali tidak berpaling sedikitpun dari buku yang ada di tangannya. Dan karena kedua namja itu sama sekali tidak memperhatikan jalan akhirnya….

BRAK! BUK!

"Aw~"

Tabrakan pun tidak bisa dihindari. Kedua namja itu bertubrukan dengan cukup keras dan membuat mereka jatuh dengan tidak elitnya ke tanah. Kyuhyun mengusap pantatnya yang terasa sakit karena menubruk tanah dengan keras sebelum mengangkat wajahnya untuk memarahi namja yang menabraknya tadi. Bagaimana sih, jalan kok sama sekali tidak melihat sekeliling! Jalan ini kan bukan punya dia seorang diri harusnya lihat-lihat dong kalau mau jalan! (sama sekali tidak merasa kalau dia juga melakukan hal yang sama).

Tapi begitu melihat namja yang ada di hadapannya, Kyuhyun langsung terdiam.

Dia melihat seorang namja manis yang juga tengah memandang padanya. Mata namja itu begitu…lembut dan hangat. Hanya dengan melihat matanya Kyuhyun langsung bisa merasa kalau namja itu pasti namja yang sangat baik dan hangat, seperti matanya. Dia…sekilas namja itu terlihat seperti malaikat.

Namja manis berambut hitam itu sendiri segera berdiri dan menundukkan tubuhnya. "Ma…maafkan aku! Aku tidak memperhatikan jalan! Sekali lagi maafkan aku!" Namja manis itu segera mengulurkan tangannya pada Kyuhyun. "Ka…kau tidak apa-apa, kan? Apa…apa sakit? Apa ada yang luka?" tanya namja itu dengan penuh kekhawatiran, seperti seorang ibu yang khawatir melihat keadaan anaknya.

Kyuhyun segera ikut berdiri dan menggelengkan kepalanya. "Ah…tidak apa-apa, tidak usah dikhawatirkan. Aku tidak apa-apa, kok," katanya pada namja manis berambut hitam di hadapannya itu. "Tidak apa-apa, kau tidak usah khawatir."

Namja manis itu masih memandang Kyuhyun dengan pandangan khawatir dan cemas. "Benarkah? Em…sekali lagi maafkan aku. Apa ada hal yang bisa kulakukan untuk menebus kesalahanku?" tanyanya.

Kyuhyun baru saja membuka mulut untuk menolak penawaran namja manis itu karena dia memang tidak apa-apa, dan dia juga merasa tidak enak karena namja itu benar-benar merasa bersalah sekali tapi kemudian dia ingat tujuannya ke kota ini dan kenyataan bahwa dia masih belum bisa menemukan kantor walikota konyol yang ditujunya.

"Em…kalau begitu…bisakah kau memberitahuku arah menuju kantor walikota? Aku punya urusan penting di sana dan kelihatannya aku tersesat," kata Kyuhyun sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Aku…baru pertama kalinya datang ke sini karena itu aku…."

Namja manis di hadapannya segera tersenyum. "Ah, kau bukan orang sini, ya? Kalau begitu lebih baik aku mengantarkanmu ke kantor walikota daripada memberitahukanmu jalan ke sana. Kuberitahu pun kau pasti tidak hapal nama jalan di sini." Namja manis itu segera menggenggam tangan Kyuhyun dan menarik Kyuhyun pergi. "Ah, kita belum berkenalan, ya? Aku Ryeowook, Kim Ryeowook. Siapa namamu?" tanya namja itu dengan riang.

"Aku…Kyuhyun. Cho Kyuhyun," kata Kyuhyun. Entah kenapa dia merasa damai…saat dia melihat Ryeowook. Perasaan hangat yang mendamaikan hati…dan membuatnya merasa nyaman di dekat namja manis itu.

Apa…perasaan apa ini?


Tidak butuh waktu lama bagi Kyuhyun dan Ryeowook untuk tiba di kantor walikota (Kyuhyun bersyukur karena ternyata dia tidak tersesat terlalu jauh) Kyuhyun segera memandang Ryeowook dan tersenyum manis sambil membungkukkan tubuhnya. "Terima kasih banyak atas bantuanmu, Ryeowook-hyung," katanya dengan riang. Ryeowook hanya tertawa sebelum menganggukan kepalanya.

"Tidak apa-apa, kok, ini hanya hal kecil yang bisa kulakukan," kata Ryeowook sambil tersenyum manis. "Baiklah aku pergi dulu, ya. Semoga sukses dengan urusanmu, Kyuhyun-ah." Ryeowook segera membungkukkan badanya sebelum berjalan pergi. Dia berbalik ke arah Kyuhyun sesaat dan melambaikan tangannya dengan riang sebelum kembali berbalik dan berjalan pergi, meninggalkan Kyuhyun yang hanya terdiam sambil memandang punggung Ryeowook yang semakin menjauh.

Dia…berbeda, hanya itu pikiran yang bisa dipikirkan Kyuhyun mengenai Ryeowook. Namja itu begitu baik, sopan, dan…menggemaskan. Sekilas…Kyuhyun seperti bisa melihat Sungmin yang dulu di diri Ryeowook. Sosok Sungmin…yang dia rindukan…dan sayangi….

Kyuhyun memang tidak banyak bertemu dan bersosialisasi dengan orang lain karena Sungmin selalu menginginkan Kyuhyun untuk berada di sisinya sebagai pelayannya pribadinya. Bisa dikatakan hidup Kyuhyun hanya berputar di sisi Sungmin, menemani namja manis bermata kelinci itu dari saat Sungmin membuka matanya menuju dunia kenyataan hingga namja itu menutup kembali matanya menuju dunia mimpi. Kalau pun berinteraksi dengan orang lain…itu hanya untuk mengakhiri kehidupan seseorang, untuk membunuh orang-orang yang Sungmin minta dia lenyapkan. Karena itu saat melihat Ryeowook yang penuh dengan kebahagiaan dan kehidupan seperti itu, merasakan hangat tubuh orang lain selain Sungmin…Kyuhyun merasa berbeda…dan nyaman.

Tapi tidak sekalipun Kyuhyun menyesali pilihannya untuk berada di sisi Sungmin. Dia mengingikannya. Dia…meski dia sudah tidak bisa mengingat sejak kapan dia mengikuti Sungmin berjalan di dalam kegelapan berdarah…menuju lembah neraka tak berujung, Kyuhyun tak pernah menyesalinya. Tapi seandainya bisa….

Dia ingin ini semua berakhir…. Dia ingin Sungmin kembali…sebelum namja manis bermata kelinci itu terperosok terlalu dalam….


"Aku pulang yang…" Sungmin langsung melotot ke arah Kyuhyun yang berdiri di hadapannya, membuat Kyuhyun mengehela napas dan tersenyum manis. "Aku pulang, Sungmin-hyung."

Senyum manis langsung merekah di wajah Sungmin saat dia mendengar panggilan yang ditujukan Kyuhyun untuknya. Dia segera berdiri dari singgasana yang didudukinya dan berlari ke arah Kyuhyun. Kyuhyun hanya tersenyum dan merentangkan tangannya sebelum memeluk erat tubuh Sungmin yang melompat ke pelukan namja bertubuh tinggi itu. Mereka berdua segera terjatuh ke permadani berwarna merah yang menyelimuti ruangan luas tempat mereka berdua berada, tumpang tindih dengan masih berada dalam keadaan saling berpelukan. "Selamat datang, Kyunnie," kata Sungmin yang kini berbaring di dada Kyuhyun. Dia mencengkeram baju pelayan istana yang dipakai Kyuhyun dan membenamkan wajahnya di dada Kyuhyun, menghirup aroma manis dari tubuh namja tinggi berambut cokelat itu.

Dia rindu seperti ini. Sejak menjadi raja, dia tidak bisa lagi bersikap kekanakan dan manja pada Kyuhyun. Namja berambut cokelat itu selalu saja menjaga jarak, berkata kalau sekarang Sungmin adalah raja dan dia hanya seorang pelayan dan sangat tidak pantas bagi mereka untuk bersama. Sungmin membenci semua itu. Dia ingin mereka terus seperti dulu…menjadi anak-anak naïf yang bisa saling tertawa dan akrab tanpa perlu mencemaskan apapun.

Karena itulah sebenarnya…Sungmin membenci kerajaannya ini. Kerajaan ini…kerajaan yang memaksanya menjadi seorang raja ini memisahkannya dari Kyuhyun. Dia kehilangan sahabat sejak kecil yang sangat disayanginya karena kerajaan ini. Seperti kehilangan segalanya…merasa kosong dan terpaksa….

Karena itulah dia memerintah kerajaan ini dengan semena-mena dan kejam. Gara-gara kerajaan ini dia kehilangan segalanya…kehilangan dunianya yang hangat dan indah…dan untuk itu…dia akan membalasnya dengan memerintah kerajaan ini dengan tangan besi. Kerajaan terkutuk yang lebih baik tidak ada ini…Sungmin tidak peduli kalau kerajaan ini hancur sekalipun. Meski tentu saja dia tidak akan pernah mau mati konyol dengan menyerahkan diri ke tangan para pemberontak di luar istana ini….

Tapi…sungguh…dia sangat ingin kembali…ke masa-masa di mana dia masih bisa merasakan pelukan hangat dan melihat senyum manis Kyuhyun dengan bebas. Dia…sebenarnya tidak mau mengekang Kyuhyun seperti ini. Dia tidak mau memerintahkan Kyuhyun membunuh orang-orang, menyeret namja bertubuh tinggi itu ke jurang neraka bersamanya. Dia tidak mau membuat Kyuhyun dibebani rasa bersalah dan darah setiap harinya tapi….

Tapi dia adalah manusia pengecut...dan egois. Dia tidak mau Kyuhyun meninggalkannya sendiri…dia ingin Kyuhyun selalu ada di sampingnya, bagaimanapun bentuknya dan apa pun statusnya.

Karena baginya Kyuhyun adalah segalanya, dunianya…dan hidupnya.

"Jadi…bagaimana misimu? Apa berjalan lancar?" tanya Sungmin pada Kyuhyun setelah beberapa tetap membaringkan kepalanya di dada Kyuhyun, mendengarkan detak jantung namja berambut cokelat itu dengan perasaan nyaman.

"Ya," kata Kyuhyun sambil mengusap helai rambut hitam Sungmin dengan penuh rasa sayang. "Keluarga kerajaan Kim bersedia menerima undangan pesta diplomasi dari kerajaan kita yang akan diadakan tiga hari lagi."

Sungmin hanya diam sebelum akhirnya bangkit dan tersenyum pada Kyuhyun. "Terima kasih, Kyuhyun-ah," katanya, suaranya kembali berubah menjadi dingin dan tanpa emosi, kembali menjadi raja iblis yang bengis dan tidak berperasaan. "Kau sudah melaksanakan tugasmu dengan baik."

Kyuhyun, meski merasa hatinya sakit saat mendengar suara Sungmin yang dingin itu, hanya tersenyum dan membungkukkan tubuhnya dengan hormat. "Sesuai keinginan yang mulia," kata Kyuhyun dengan nada sopan. "Tapi kalau saya boleh tahu…kenapa anda bersikeras untuk mengirim undangan pribadi kepada keluarga Kim melalui saya? Sepertinya anda begitu memprioritaskan keluarga Kim dibanding keluarga lainnya."

Sungmin terdiam sesaat sambil menundukkan kepalanya mendengar pertanyaan Kyuhyun. Namja manis bermata kelinci itu mengepalkan tangannya dengan erat sebelum mengangkat kepalanya dan tersenyum manis. "Karena memang itu kenyataannya. Raja yang memimpin keluarga Kim sekarang, Kim Yesung…" gumam Sungmin pelan. "Aku…menyukainya."

Dan Kyuhyun hanya bisa terpaku diam mendengar perkataan Sungmin itu. Sesaat dia merasa…ada satu bagian hatinya yang menghilang ditelan kegelapan.

Kegelapan tidak berujung yang penuh dengan duri kecemburuan dan kebencian….


Author note:

Oke, saya tahu saya ini kebangetan banget, hutang fic menumpuk dan malah bikin fanfic baru tapi...maafkan saya! Saya lagi kena writer's block buat semua fanfic saya dan teman saya menyarankan lebih baik kamu tulis aja apa pun yang ada di pikiran kamu buat mengeluarkan diri dari writer's block dan ya...jadilah fic ini -dikemplang- Jadi bagi yang nungguin fanfic-fanfic saya yang lain, aku minta maaf sekali tapi tolong tunggu lagi ya~saya janji akan segera berusaha ngelanjutin semua fic saya -bungkuk minta maaf-

Oke, sebelum ada yang bilang kalau mereka udah pernah (sering malah mungkin) baca fic servant of evil ini, dengan cerita yang kayak gini, setting yang sama persis, alur yang serupa, dan cuma beda karakter (setidaknya di SP ini udah ada tiga fic servant of evil yang saya ketemuin, HaeHyuk version, BaekYeol version, dan HunHan version) aku cuma mau bilang semua fic ini diadaptasi dari lagu yang sama, yang menceritakan hal yang sama, dan jelas aja alurnya bakal sama. Jadi please~tolong jangan bilang saya memplagiat fanfic orang, oke? Karena saya serius benar-benar menulis fanfic ini dengan pemikiran saya sendiri.

Dan...saya tahu nama Yesung itu Kim Jongwoon, tapi mana ada nama panggung di jaman kerajaan? Dan Sungmin sama Yesung itu raja, keluarga berpangkat tinggi, ga mungkin mereka bakal pakai nama alias buat manggil satu sama lain makanya saya pakai nama Kim Yesung di fanfic ini, harap jangan keberatan ya?

Terakhir, bolehkan saya meminta review dari readers sekalian? Mau saran, kritik, apa pun, akan saya terima dengan senang hati selama itu adalah untuk menuju perbaikan yang lebih baik.

Okay, meet again at (hopefully) the next chapter, bye bye ^^