Ehem.. pertama-tama, saya mau mengucapkan.. HAPPY FUJOSHI INDEPENDENCE DAY! Yah walau gue gak ikutan nimbrung dalam penetapan harinya tapi yang jelas, karena gue juga bangsa Indonesia yang fujoshi dengan semangat BL yang membara (?), jadi gue pun ingin turut memeriahkan hari istimewa (para fujoshi) ini~! Tahun kemaren gak sempet buat fic buat merayakannya karena gak ada waktu.. T_T
Okay, tadinya mau buat fic NaruSasu atau ShiZaya tapi gak jadi ah, gue mau ngerusuh di fandom Sengoku Basara lagi aja. Entah kenapa gue masih cinta ama pair DateSana… Mungkin buat yang itu bakal gue tulis lain waktu atau bahkan tahun depan XD #dasarauthormoody *dilempar panci bolong*
Nah, daripada gue curhat melulu, langsung kita mulai aja yaa~
Disclaimer : Sengoku Basara is (never be) mine! *orz*
This fanfic is special for Indonesian Fujoshi Independence Day. Enjoy~!
Lights, camera, action!
Di suatu daerah di Jepang, peperangan meletus antara pasukan Matsunaga Hisahide dan Date. Pertempuran berlangsung dashyat, kedua klan itu sudah mengerahkan semua yang mereka punya.
"Dimana Sanada Yukimura!" seru sang pemimpin, Date Masamune, terlihat kesal. Seorang prajurit yang datang menyerangnya, ia lempar tanpa ampun.
Kesal. Panik. Dendam. Itulah yang ia rasakan saat ini. Berani-beraninya Matsunaga Hisahide itu mengambil Sanada Yukimura, rivalnya.
Berani-beraninya, Matsunaga Hisahide menawan Sanada Yukimura…
Flashback
"Sanada Yukimura, ada yang harus kukatakan padamu."
"Apa itu, Masamune-dono?"
Yukimura menatap laki-laki didepannya dengan pandangan heran. Tidak biasanya Date Masamune datang dengan wajah muram seperti itu. Harusnya, setelah mereka berdua bertemu, yang ada hanya pertarungan. Kedua rival ini memang tidak pernah kehilangan semangat untuk saling menggempur dalam suatu duel.
Dalam hati Yukimura khawatir. Berbagai pertanyaan menghinggapi kepalanya. Tanpa sadar ia telan ludahnya.
"Sanada Yukimura. Rivalitas kita berakhir sampai sini saja. Aku tidak punya selera lagi untuk melawanmu."
Seperti tersambar petir siang bolong, pemuda bermata cokelat besar ini semakin membulatkan matanya. "A—Apa maksudmu?"
"Look…" Date mendesah,"Kau itu belum dewasa. Sampai kapan kau mau jadi childish seperti itu? Aku akan temukan orang lain yang lebih pantas kujadikan rival." Dengan begitu, Masamune pun memacu kudanya, meninggalkan Yukimura yang masih terpaku di tempatnya.
.
.
"Masamune-sama, selamat datang." Katakura Kojuuro membungkuk hormat pada tuannya yang baru saja sampai di kediamannya di Oushuu. Masamune hanya turun dari kudanya tanpa menjawab apa-apa. Keduanya pun terdiam.
"Bagaimana Oushuu?" kata Masamune pada akhirnya.
"Pasukan Matsunaga Hisahide tidak akan menyerang kita sebelum batas hari yang sudah ditetapkan." Jawab Kojuuro.
"Lalu Matsunaga?"
"Aku masih disini." Seseorang muncul, suaranya yang dalam menggema di telinga Masamune dan Kojuuro. "Bagaimana, Date Masamune?"
Masamune mendesis,"Sudah kulakukan apa yang kau inginkan."
Matsunaga tertawa puas,"Mudah saja kan, Dokuganryuu? Aku menahan Katakura supaya kau tidak bertindak gegabah. Jika kau berontak, dia akan dibunuh oleh bawahanku, Fuuma. Aku tahu Katakura tidak akan bergerak sedikit pun demi keselamatan tuannya. Dan aku ingin mempermainkanmu lagi, Dokuganryuu…kau harus memutuskan ikatan apapun antara kau dan Sanada Yukimura dari Kai. Aku tidak mau Oushuu punya satupun aliansi."
"Damn…" Masamune merutuk pelan.
Matsunaga lalu menyuruh Kojuuro masuk ke tahanannya dan kembali menguasai kediaman Date. Ia bagai rubah licik. Tanpa sepengetahuan, Oushuu dikepung oleh pasukannya. Lalu Matsunaga datang dan menahan Kojuuro oleh Fuuma, ninja legendaries bawahannya dan ia dapat membunuh Kojuuro kapan saja. Dengan mata kanannya diikat, Masamune tidak bisa apa-apa. Ia bagai telur diujung tanduk. Keselamatan penduduk Oushuu dan Kojuurou sudah diambang jurang.
Dan perlahan Date jatuh dalam genggaman Matsunaga. Ia tidak bisa berkutik selain menyerah. Jika tidak, harga yang dibayar akan sangat mahal.
Dan hal itulah yang membuat Date mengatakan hal yang kejam pada Yukimura.
Hanya Tuhan yang tahu bagaimana dia sekarang. Masamune memikirkan hal-hal yang mungkin Yuki lakukan setelah kejadian itu. Apa dia juga akan melupakanku?
Tapi sunggug hati Masamune tidak ingin mengatakan kalimat tadi pada Yukimura. Tapi tidak ada yang bisa ia lakukan…
Karena, Masamune pun memiliki perasaan yang lebih pada rivalnya itu…
.
.
Yukimura mengurung diri di kamarnya. Sasuke sampai khawatir, danna-nya itu tidak keluar-keluar dari sejak ia pulang dari acara duelnya dengan Dokuganryuu. Kelakuannya sekarang mirip orang sedang patah hati.
Kata-kata Masamune terus terngiang di pikirannya. Hatinya berkecamuk. Kenapa Masamune-dono tiba-tiba…
Oh, Yukimura mengakui kalau ia memang masih kekanakan. Tapi itu sudah jadi sifat khasnya yang sulit ia ubah. Ia tidak menyangka kalau Masamune akan membencinya sejauh itu. ia tidak bisa membayangkan dirinya tergantikan oleh orang lain. Orang lain yang juga akan mengakui dirinya sebagai rival sang Dokuganryuu.
Yukimura duduk memeluk lututnya saat Sasuke masuk. Ninja itu mendesah pelan seraya mendekati tuannya.
"Danna…" baru saja Sasuke bicara, ia langsung dipeluk erat oleh Yuki yang perlahan mengisak. Dengan lembut ia usap rambut halusnya Yukimura.
"Sasuke…bilang pada Oyakata-sama, aku keluar sebentar. Aku mau mencari udara dulu." Yukimura segera pergi meninggalkan Sasuke yang melambaikan tangannya.
.
.
Yukimura berlari tidak tentu arah. Ia pasrah kemana saja kakinya membawanya pergi. Sampai ia kelelahan, ia pun memutuskan untuk istirahat di bawah sebuah pohon di pinggiran Kai. Ia terduduk, memandangi sungai yang mengalir tenang di depannya. Pikirannya kembali menerawang.
Ia benar-benar tidak bisa percaya hari ini.
"Masamune-dono…" bisiknya pada dirinya sendiri, saat mengingat kembali sosok itu. Lalu, ia menumpahkan air matanya dalam diam.
Ketika keadaan sedang hening, terdengar suara langkah kaki yang perlahan mendekati Yukimura. Pemuda berambut panjang itu segera menoleh dan bersiaga dengan insting prajurit yang ia punya. Semakin dekat, sosok itu semakin jelas.
"Matsunaga…Hisahide!"
.
.
Sasuke gelisah. Sudah terlalu malam bagi Yukimura yang bahkan belum pernah mabuk sake untuk pulang. Ia pun segera pergi mencarinya tanpa disuruh. Ia menyusuri seluruh Kai sambil meneriakkan nama tuannya, hingga ia terhenti karena mencium hawa pembunuh. 5 buah kunai melayang ke arahnya dan dengan sigap ia tangkis dengan kunai miliknya sendiri. Lalu, sesosok ninja muncul hadapan Sasuke dan mereka pun bertarung. Ninja misterius itu berhasil menendang Sasuke hingga jatuh.
"Kukira Kasuga, tapi ternyata itu kau, Kotarou Fuuma." Kata Sasuke dengan gaya yang masih casual. Ia mengeluarkan kedua shuriken besarnya.
"Tunggu dulu…Sarutobi Sasuke." Sebuah suara memanggil sang ketua ninja Sanada. Sasuke menoleh.
"Kau…Kalau tidak salah, Matsunaga Hisahide?"
Sasuke langsung terkejut begitu orang itu menunjukkan bawaannya. Sanada Yukimura yang berlumuran darah.
"Maaf kalau ninjaku terlalu kasar pada tuanmu,Sarutobi…"
"DANNA!" Sasuke yang marah langsung menerjang Matsunaga, namun malah diserang balik oleh Fuuma. Rumor bahwa ninja yang tidak pernah bicara itu benar. Ia memang ninja legendaris. Bahkan Sasuke bisa dibuat kewalahan.
"Kami bawa Sanada Yukimura. Jika Kai ingin ksatrianya kembali, datang dan lawan kami di Oushuu." Kata Matsunaga lagi.
"Oushuu! Kenapa—"
"Date sudah beraliansi denganku. Katakan itu pada Takeda Shingen." Dan dengan itu. Matsunaga menghilang bersama Fuuma dan Yukimura. Sasuke kesal bukan main. Ia telah gagal melindungi tuannya, dan sekarang dengan wajah apa ia harus menghadap Shingen?
"Oi, kalian!" Sasuke memanggil ke-9 bawahannya. "Cari informasi sebanyak-banyaknya mengenai aliansi Matsunaga dan Date. Sanada-danna dalam bahaya. Jangan biarkan siapapun menghalangi!"
Sepuluh ninja itu pun berpencar dalam kegelapan malam di Kai…
.
.
Di tempat lain, Matsunaga melempar tubuh Yukimura ke dalam penjara yang sempit dan gelap.
"Diamlah disitu sampai aku dapat menguasai Oushuu dan Kai sekaligus."
Dan suara tawanya pun membahana di seluruh penjuru penjara bawah tanah miliknya.
"Tidak akan yang dapat menemukanmu disini, Sanada Yukimura. Nikmati saja seumur hidupmu disitu." Katanya lagi,"Fuuma. Bereskan si Katakura Kojuurou."
.
.
Date Masamune tidak bisa sembarangan bertemu dengan Kojuurou, bahkan di dalam kediamannya sendiri. Bawahannya itu diawasi ketat oleh Fuuma. Sekali saja salah melangkah, nyawa Kojuurou melayang.
"Shit…bagaimana sekarang?"
Tiba-tiba sebuat suara memanggil Masamune dari balik pintu,"Masamune-sama! Ini saya, Kojuurou."
Masamune terkejut. Apa dia nekat hah! Masamune segera membuka pintu itu dan menyuruh Kojuurou masuk.
"Are you crazy! Kau itu diawasi tahu!"
"Mohon maaf, Masamune-sama. Tapi aku baru tahu kalau pasukan Matsunaga perlahan menguasai Oushuu dan sekarang mereka berniat menyerang rumah ini!"
"What!"
"Tolong segera lari! Masamune-sama, Anda harus selamat dari—"
JRAAASSH
Mata Masamune terbuka lebar. Jantungnya terasa berhenti sesaat. Kojuurou, persis di depan matanya, diserang oleh Fuuma hingga tubuhnya jatuh begitu saja. Darah berceceran di futon kamar Masamune.
"KOJUUROU! DAMN YOU!"
BOFF!
Kini Fuuma juga ikut terkejut. Masamune, tidak kalah herannya begitu melihat tubuh Kojuurou yang ia kira sudah tidak bernyawa, mengeluarkan asap tebal yang menutupi bayangan. Sekelebat sosok keluar dari asap itu dan langsung menyerang Fuuma hingga terpental dan merusak pintu kamar Masamune.
"Kau…" ucap Masamune pelan begitu ia melihat jelas siapa yang kini muncul.
"Menjauh dari sini, Dokuganryuu!" Sarutobi Sasuke berhasil menipu Fuuma dengan mulus.
"Mana Kojuurou?"
Sasuke menunjuk ke arah belakang Masamune. Dari pintu, muncul Kojuurou yang asli, yang sehat sentosa tanpa satu goresan luka pun. Kecuali bekas luka memanjang di pipi kirinya.
"Mohon maaf atas ini, Masamune-sama!" serunya sambil membungkuk,"Ayo kita keluar! Kita harus menyerang pasukan Matsunaga yang menguasai Oushuu!"
"Right! Kojuurou, siapkan pasukan kita!" Masamune menoleh,"Oi shinobi! Lebih baik kau segera menyusulku dan beritahu aku apa saja yang kau punya."
"Iya, iya. Kau pergi saja. Aku mau bayar hutang dulu dengan yang satu ini!" seru Sasuke santai.
Masamune mengangguk, dan langsung memimpin pasukan untuk memukul mundur pasukan Matsunaga di Oushuu. Begitu ia dan pasukannya keluar, ia berhadapan dengan seorang pria paruh baya yang menenteng sebuah kapak besar di tangannya.
"Takeda jii-san…Kenapa kau disini?" Masamune menaikkan alisnya.
Pria itu bicara,"Aku diberitahu Sasuke, kalian dalam kesulitan menghadapi Matsunaga disini."
"Iya, tapi itu bukan urusan—"
"Dan dia juga menyandera bawahanku, Yukimura."
Kali ini Masamune terkejut."Apa?" Ia berharap ia salah dengar. Yukimura? Disandera? Shit, apa lagi yang direncanakan Matsunaga? Pantas saja Sarutobi datang.
"Untuk membebaskan Yukimura, pasukan Takeda akan membantumu, Date Masamune." Ucap Shingen lagi."Si bodoh itu. Bagaimana ia bisa tertangkap!"
Masamune berbisik pelan pada dirinya."Gara-gara aku…"
"Hm?" Shingen menoleh pada pria muda ber-eyepatch yang lebih kecil darinya itu.
"Takeda jii-san…" ucap Masamune, wajahnya penuh dengan kebencian,"serahkan padaku. Akan kubawa kembali Sanada Yukimura. Akan kubunuh si Matsunaga dan kubawa kepalanya untukmu!" ia langsung pergi, mencari orang yang dimaksud. Shingen hanya menahan nafasnya melihat naga yang sebentar lagi akan mengamuk itu.
Masamune, mengutuki kata-katanya yang ia ucapkan pada Yukimura belum lama ini. Ia menerjang pasukan musuh tanpa ampun. Armornya dihiasi cipratan darah laawannya. Ia tahu kenapa ia bisa begitu marah saat itu. Bukan karena Matsunaga yang hampir menguasai Oushuu dan menahan Kojuuro.
Tapi karena ia telah melukai orang yang ia cintai, Sanada Yukimura. Dan ia bersedia jadi setan demi membalasnya.
Flashback off
-TBC-
