Nyaaa... minna-sama... Mecha datang... khe...he...he... ini fic ke tiga, dan Lemon pertama Mecha. Nyanya... semoga semuanya suka ya...
Yosh! Ayo mulai
#*#*#*
Disclaimer : Masashi Kishimoto.
Pairing : SasuNaru
Rate : M
Warning : Yaoi, Au, OOC, OC(Mohon maaf buat yang gak suka OC, Mecha ga tau lagi siapa yang mau dimasukkin, chara cewek yang lain udah dapet peran semua), lime. Cerita ini hanya cerita biasa.
Keterangan OC:
1. Uchiha Minami
Rambut biru muda agak bergelombang sebahu. Selalu memakai bando berwarna putih. Bola matanya berwarna kuning. Kulit putih. Sangat suka coklat & sayang banget ma Naru, makanya selalu dekat-dekat & manja sama Naru, adik dari Sasuke Uchiha. Fujoishi tingkat akut.
2. Rhie
rambutnya coklat bergelombang sebahu. Selalu memakai pita merah di rambutnya, bermata biru, berkulit Tan, sifatnya kekanak-kanakkan, sepupu Naruto, teman sekelas Sasuke. Fujoshi tingkat akut.
3. Namikaze Mecha
Rambut hitam di kuncir ekor kuda, mata hitam, overprotektive pada Naruto. Adik kembar Naruto. Kadang orang salah menyangka kalau Minami adalah adik Naruto, sedangkan Mecha adik Sasuke. Fujoshi tingkat akut.
#*#*#*#*#*
"Hei kau dari kelompok mana?"
"Tidak senpai, aku sudah melakukannya,"
"Ambilkan aku sepatu berwarna pelangi!"
"Di antara senpai itu, menurutmu mana yang paling tampan?"
Bising. Satu kata yang dapat menggambarkan suasana Konoha Gakuen, sekolah menengah atas terbaik se-Konoha ini.
Tentu saja bising, karena hari ini, adalah hari pertama berlangsungnya MOS atau masa orientasi bagi siswa-siswi konoha gakuen. Hal ini merupakan ajang penyiksaan bagi siswa-siswi yang baru masuk, dan ajang senang-senang dan pembalasan dendam bagi para senior yang pada tahun-tahun sebelumnya juga melewati masa MOS ini.
Di koridor sekolah banyak sekali orang yang berlalu lalang, saling bercakap dengan teman atau melakukan hal lain, hal ini tidak jauh beda dengan suasana di dalam kelas, bahkan mungkin keributan itu memang sumber utamanya adalah dari dalam ruangan kelas khusus siswa kelas 10.
"Apa sih maumu!" dari dalam ruangan kelas 10, tepatnya 10.A, terdengar suara bentakan keras. Rupanya itu adalah suara seorang anak kelas 2 yang sedang mengintrogasi siswa baru. Siswa yang di bentak itu, berambut pirang jabrik dan bermata biru. Siapa lagi kalau bukan Naruto?.
"Heh! Jawab!" kali ini terdengar bentakkan siswa kelas 2 lainnya.
"Hyie.e. jangan bentak Nii-chanku!" bentak seorang siswi berambut hitam di kuncir tinggi dengan mata hitam kelam pada orang yang membentak Naruto tadi. Cewek itu, bernama Namikaze Mecha, adik dan saudara kembar Naruto. Mecha menatap tajam seniornya yang berambut oranye dan bertubuh tinggi besar.
Walaupun perbedaan ukuran tubuh mereka sangat besar, Mecha kelihatan sama sekali tidak takut.
"Ada urusan apa kau, Gaki!" bentak pria bertubuh besar itu.
"Hei! Dasar pengecut kau! Beraninya cuma sama perempuan" balas seorang anak perempuan lagi yang berambut biru muda bergelombang sebahu yang memakai bando warna putih, dengan mata biru yang kini berdiri di samping Mecha. Gadis itu bernama Minami.
Minami juga menatap pria bertubuh besar tadi dengan pandangan membunuh.
"Kurang ajar!" pria bertubuh besar tadi maju satu langkah ke depan, berniat menghampiri kedua siswi junior yang menurutnya sangat mengganggu tadi.
Tapi, belum sempat Senior bertubuh besar itu menghampiri kedua siswi tadi, langkahnya di potong oleh perkataan Naruto.
"Aku tidak suka ini senpai, napasku sesak dan aku tidak bisa leluasa dalam pakaian ini, aku masih mau hidup senpai," kata Naruto.
"Kenapa anak tidak tau cara berpakaian seperti kau bisa masuk Konoha Gakuen sih! Orang seperti kau ini hanya bisa menurunkan derajat Konoha Gakuen!" Naruto yang di bentak hanya menundukkan kepalanya saja. Dia sama sekali merasa tidak salah.
Jadi, sebenarnya, apa masalahnya sehingga dia jadi seperti ini? Tentu saja karena ini Konoha Gakuen
Karena Konoha Gakuen adalah sekolah terbaik di Konoha bahkan mungkin terbaik se-negara Hi, untuk masuk ke sekolah ini, tidaklah mudah.
Para siswa-siswi haruslah mempunyai 3 persyaratan utama yang dijadikan sebagai password sekolah.
Yang pertama; tampan/cantik, yang kedua; kaya, dan yang terakhir; cerdas. Tidak memiliki satu saja dari persyaratan tadi, kau akan di tendang dari Konoha Gakuen. Tapi, rupanya ini tidak berlaku bagi seorang Namikaze Naruto.
Semua orang di konoha pasti mengenal Namikaze Naruto. dia adalah anak sulung dari Namikaze Minato, wali kota Konoha yang terkenal bijak dan ramah tamah. Otomatis, Naruto sudah memenuhi persyaratan kedua untuk masuk Konoha gakuen.
Dia juga anak yang cerdas, sering mengikuti olimpiade di dalam bahkan luar negara Hi, bahkan menjadi lulusan SMP terbaik se-negara Hi. Itu berarti, tidak ada masalah juga pada persyaratan ke-tiga.
Tapi... dia bermasalah pada persyaratan pertama. Kenapa? Sebenarnya Naruto adalah anak yang sangat tampan-kalau tidak mau di bilang manis-. Dengan rambut pirang cerah, dan mata biru seindah lautan dan langit musim semi, juga ukuran badan yang mungil tapi berotot miliknya, seharusnya sudah cukup.
Tapi, masalahnya ada pada sikapnya. Cantik atau tampan yang menjadi syarat pertama di atas itu tidak hanya menilai wajah saja, tapi seluruh penampilan.
Karena konoha gakuen adalah sekolah elite yang juga berisi siswa-siswi anak para pejabat, sekolah ini jadi sama seperti sekolah bangsawan. Pakaian seragamnya berwarna putih, di balut jas biru tua dan dasi kuning bargaris hitam dengan celana panjang berwarna krem. Dengan setelan seperti itu, semua orang akan jadi seperti eksekutif muda.
Jangan salahkan Naruto kalau dia sangat amat tidak menyukai pakaian seperti itu. Dia hanya memakai kaos putih dan celana panjangnya saja. Jangan tanya di mana dasi dan jasnya, mungkin sudah di jual ke pasar loak oleh yang bersangkutan.
"Kalian ini benar-benar tidak tahu etika" bentaknya pada Naruto, Mecha dan Minami.
Jduak...
Semua yang berada dalam kelas itu cengok saat seorang siswi berambut coklat bergelombang sebahu yang memakai pita merah, bermata biru dan berkulit tan tiba-tiba saja datang dan menendang pantat pria berambut oranye tadi sehingga pria itu jatuh tersungkur dengan posisi tengkurap.
"Rhie-neechan!" teriak Naruto, Mecha dan Minami kegirangan.
"Che... dengar satu hal Suigetsu. Jangan pernah menyentuh adik-adik kesayanganku kalau kau masih mau hidup." Kata cewek yang di panggil Rhie-neechan tadi pada pria bertubuh besar yang ternyata bernama Suigetsu
"Ada apa ini?" keributan yang terjadi di kelas itu pun sirna oleh sebuah suara datar tapi tegas dari arah pintu kelas.
"Uchiha, untung kau datang! Aku sudah bosan mengurus anak-anak ini!" kata Suigetsu sambil bangun dari tengkurapnya.
Sang Uchiha a.k.a Sasuke melirik ke arah Naruto dengan tatapan datar, lalu ke arah Mecha, berpaling ke arah Minami, dan terakhir, pada Rhie.
Ekspresi yang di tampakkan ke-empat orang itu berbeda-beda. Naruto hanya menunduk, Mecha dan Minami sedang berbisik-bisik membicarakan arti tatapan Sasuke pada Naruto, sedangkan Rhie sedang nyengir salah tingkah saat mendapat tatapan kematian dari Sasuke.
"Kau," kata Sasuke pada Naruto. Naruto tetap menunduk dengan bibir sedikit dimajukan. "Hei, kau. Aku bicara padamu bocah pirang." katanya lagi.
Naruto akhirnya mengangkat kepalanya.
"Ke lapangan upacara sekarang." perintah Sasuke dengan wajah tetap datar.
"Buat apa?" tanya Naruto dengan muka polos seolah tanpa dosa.
"Hei! Hormatilah sedikit senpai yang bicara padamau! Kau tidak tahu dia ini ketua osis, hah!" bentak si pria berambut oranye
"Hie? Ketua osis?" Naruto membeo.
"Hn. Bukan hanya si bocah pirang. Semua yang tidak memakai seragam lengkap, segera ke lapangan. Kau Rhie."
"Ya?" mendengar namanya di sebut, Rhie mengeluarkan keringat dingin
"Jangan memberi contoh buruk pada juniormu." dengan itu, Sasuke beranjak meninggalkan kelas itu dan menuju ke lapangan.
Mau tidak mau, Naruto dan beberapa anak yang tidak memakai seragam lengkap mengikuti Sasuke ke lapangan.
_^_^_V^_^V_^_^_
Saat sampai di lapangan, ternyata sudah banyak siswa kelas 10 yang berkumpul. Bisa di pastikan bahwa mereka semua juga melanggar peraturan berpakaian Konoha Gakuen. Terlihat dari baju mereka yang tidak berada dalam celana atau rok mereka, juga atribut pakaian yang tidak lengkap.
Salah seorang dari anggota osis memerintahkan para siswa yang melanggar untuk berbaris dan memisahkan diri antara laki-laki dan perempuan. Naruto pun ikut dalam barisan. Dia berbaris di barisan paling belakang dan paling pojok.
Setelah barisan rapi, seorang pria berambut coklat panjang yang kita ketahui bernama Neji berdiri di depan barisan.
"Ehm... Kalian siswa-siswi calon kelas 10 Konoha Gakuen, harap tenang." suasana jadi hening. Para siswa yang tidak melanggar, siswa kelas 11 dan 12 yang menonton dari tepi lapanganpun tidak berani bersuara.
"Kalian semua di kumpulkan di sini karena kalian semua tidak mematuhi peraturan sekolah" Neji mulai bersuara.
"Kalian tidak memakai seragam kalian dengan benar. Kalian harus tahu, Konoha Gakuen adalah sekolah yang terbaik. Karena itu kalian harus bisa belajar disiplin agar bisa diterima di sekolah ini." sambungnya.
"Karena kalian tidak tahu cara berpakaian yang benar, kami yang akan mengajarkannya." kata Sasuke yang tiba-tiba saja sudah beradda di samping Neji.
"Sasuke , apa maksudmu?" bisik Neji bingung. Sasuke menatap Neji. Setelah beberapa saat menatap mata Sasuke, Neji sepertinya mengerti apa yang di maksudkan sahabat baiknya itu. Neji menyeringai.
"Aku minta para anggota osis untuk memperbaiki pakaian para siswa ini. yang perempuan pindah tempat ke halaman belakang sekolah. Yang laki-laki tetap di sini. Anggota osis akan mengajarkan cara berpakaian yang baik pada kalian" kata Neji dengan seringai setan tersungging di bibirnya. 'Ide bagus, Sasuke' pikirnya.
Setelah para siswi pergi, anggota osis pria segera masuk ke barisan untuk merapkan seragam para siswa yang berantakan.
Sambil berjalan ke barisan paling belakang, Sasuke melihat sahabatnya Neji sedang merapikan seragam seorang pemuda berambut merah. Saat tidak ada orang lain yang memperhatikan mereka, Sasuke melihat Neji mencium bibir pemuda itu ganas.
Sasuke juga melihat Rhie, teman sekelasnya, Minami adiknya, serta Mecha bersembunyi di antara para siswa yang sedang di hukum sambil memotret adegan Neji mencium Pemuda berambut merah tadi yang baru diingatnya bernama Gaara.
Sasuke hanya mendengus kecil. 'Dasar fujoshi akut' pikirnya. Dia terus melangkahkan kakinya. Tujuannya hanya satu, barisan paling belakang, tempat si bocah pirang alias Naruto berada.
Saat sampai di tempat Naruto, Sasuke melihat seorang anggota osis yang di kenalnya bernama Sora ingin merapikan seragam Naruto. Sasuke segera memegang pundak Sora.
"Aku yang mengurusnya." Sora yang merasakan aura tidak enak dari pandangan Sasuke yang seolah mengatakan pergi-atau-mati itu langsung kembali ke barisan depan dan mencari siswa lain untuk dia rapikan bajunya.
Setelah Sora pergi, Sasuke berjalan mendekati Naruto.
"Kau harus menerima hukuman akibat perbuatanmu, Namikaze-san" kata Sasuke sambil mengeluarkan sebuah dasi dari saku celananya.
Naruto diam saja di tempatnya sementara Sasuke menaikkan kerah bajunya dan melilitkan dasi yang dipegangnya ke lehernya.
"Kau mengerti kan apa yang ku maksudkan?" katanya sambil menurunkan kembali kerah baju Naruto.
"Tidak, memangnya apa yang ka- hmmph?" perkataan Naruto sukses terpotong saat Sasuke menarik dasi yang di pakaikannya pada Naruto dan mencium bibir sang bocah pirang.
"Mgh... mnggh..." Naruto mengerang pelan saat Sasuke memainkan lidahnya untuk menjilat bibirnya mulai dari sudut kanan bibir bawah membuat gerakan melingkar sampai ke sudut kanan bibir atasnya, membuatnya kegelian.
Sasuke lalu melepas ciuman itu. Tangannya bergerak menyimpul ikatan dasi yang di kenakan Naruto sementara mulutnya berpindah ke leher sang bocah pirang.
"Ghh... teme, hent-hentikan, nghh..." Naruto berusaha keras agar tidak mendesah akibat perlakuan sang kekasih yang sedang menjilat dan menggigit kecil lehernya.
Kekasih? Ya, kekasih. Mereka berdua sudah menjalin hubungan sejak 2 tahun lalu, sejak Naruto duduk di bangku kelas 2, dan Sasuke di kelas 3.
Naruto mendesah lega saat Sasuke menghentikan membuat tanda di lehernya. Tapi itu hanya sementara, karena...
"Bajumu keluar," Sasuke menurunkan tangannya sampai pinggang Naruto. Dia membuka kancing dan resleting celana Naruto dan menurunkannya sedikit.
"Te-teme, apa yang kau lakukan." bisik Naruto pelan, takut ada yang mendengar.
"Merapikan bajumu, Dobe." kata Sasuke sambil memasukkan baju Naruto yang keluar ke dalam celananya.
"Henghh! Teme, hentikan!" Bisik Naruto lebih keras pada kekasihnya. Ternyata tujuan Sasuke bukan hanya memasukkan baju ke dalam celana, tapi tangannya juga meremas sesuatu di balik celana itu.
"Kau kenapa, dobe?" tanya Sasuke sambil menyeringai.
"Aaagghhh... Tem-teme... nanti ada yang melih.. hhh... hat!" Naruto sudah mulai kesulitan bicara seiring dengan remasan Sasuke yang semakin kuat pada barangnya.
"Hm? Jadi kalau tidak ada yang melihat, kau mau Dobe?" tanya Sasuke lagi. Kali ini dia sudah menghentikan remasannya.
"A-ap-apa!" gugup Naruto.
Sasuke lalu mengeluarkan tangannya dari celana Naruto dan mengembalikan celana itu seperti sedia kala. Dia lalu menundukkan kepalanya.
"Kau harus mendapat hukuman, Namikaze-san. Selama 2 bulan aku sudah bersabar untuk tidak memakanmu agar kau bisa berkonsentrasi untuk ujianmu." bisik Sasuke di telinga Naruto.
"Sekarang aku tidak bisa bersabar lagi." Sasuke meniup telinga Naruto. "Pulang nanti, kutunggu kau di ruang Osis." Sasuke lalu menegakkan kembali tubuhnya, lalu memandang mata Naruto
"Kau harus datang. Kalau tidak..." Sasuke lalu berbalik dan berjalan pelan.
"Kalau tidak?" tanya Naruto. Sasuke lalu berbalik dan menampakkan seringainya.
"Kalau tidak, kau akan terus terbaring di tempat tidur selama seminggu." Sasuke lalu berjalan meninggalkan Naruto yang berkeringat dingin.
Saat telah sampai di barisan depan, Neji menyambut Sasuke dengan senyuman yang lebih lebar dari Naruto. Sasuke begidik ngeri melihatnya.
"Hei, Sasuke."
"Hn"
"Terima kasih. Idemu hebat." kata Neji lagi
"Hn. Berapa lama lagi acara ini selesai?" tanya Sasuke pada Naruto.
"hm? Sekarang masih jam 10 pagi, acaranya selesai jam 3. Masih 5 jam lagi." jawab Neji.
"Suruh saja semuanya pulang sekarang. Acaranya di lanjutkan besok" Sasuke melipat tangannya di depan dada.
"He? Ho... aku tahu, kau pasti tidak tahan ingin cepat-cepat menemui Naruto kan?" Neji menyeringai jahil.
"Hn."
"Tidak bisa begitu, Sasuke. Aku juga ingin cepat-cepat merape Gaara. Tapi kita harus profesional sebagai ketua dan wakil ketua osis."
"Hn." tanpa berkata apa-apa lagi, Sasuke berjalan meninggalkan Neji sendirian. Dia tidak peduli pada nasib Neji yang harus mengurus sekian banyak siswa kelas 10 yang harus diurusnya.
'Sial. Kenapa tadi tidak ku suruh saja dia mengikutiku ke ruang osis? Melihat muka polosnya yang sudah 2 bulan ini tidak ku lihat membuatku ingin memakannya saat ini juga.' batin Sasuke sambil berjalan ke arah gedung sekolah.
Neji hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah sahabatnya itu.
_ _^_^_ _V^_^V_ _^_^_ _
TENG... TENG... TENG... TENG...
Bel pulang sekolah pun berbunyi. Naruto yang sedari tadi tertidur saat seorang guru yang bernama Kakashi-sensei membawakan pengenalan materi yang akan mereka pelajari selama di SMA segera terbangun.
'Gawat, sudah bel. Apa yang harus kulakukan sekarang? Kalau pergi menemui Sasuke, aku yakin tidak akan selamat. Kalau tidak pergi pun juga pasti sama saja.' Pikir Naruto. Dia masih saja duduk di bangkunya meski teman-temannya sudah mulai beranjak meninggalkan kelas.
"Hei, Naruto-niichan. Ayo pulang bareng." ajak Mecha dan Minami.
"Oh? Umm... bagaimana ya?" Naruto berpikir sebentar. 'Mungkin kalau beralasan lupa, Sasuke tidak akan marah' pikirnya.
"Baiklah. Ayo Kit-"
'Kepada Namikaze Naruto, di harap segera menuju ruang osis sekarang juga. Di ulangi, kepada Namikaze Naruto, di harap segera menuju ruang osis segera. Ada beberapa berkas yang harus di urus. Ketua osis sudah menunggu. Terima kasih.'
Naruto jadi memucat saat mengenali suara yang barusan didengarnya dari speaker yang terpasang di koridor sekolah. 'Sasuke' pikirnya. Naruto lalu menoleh ke arah adik dan temannya yang tengah menyeringai.
"Wah, sayang sekali ya, niichan?. Padahal aku kira kita bisa ke toko komik bersama dulu. Ya sudah, kalau begitu, kami pergi dulu. Bye Niichan." Mecha lalu melesat keluar kelas sambil menarik tangan Minami.
Naruto berlari ke luar kelas untuk menyusul Mecha dan Minami. Ingin rasanya Naruto berteriak saat itu. Berteriak memanggil Adik dan temannya agar tidak meninggalkannya di dunia yang kejam ini. tapi apa daya, baru melangkahkan kakinya untuk berlari mengejar mereka berdua, kembali terdengar...
'Kepada Namikaze Naruto, harap ke ruang osis segera. Jangan membuat ketua Osis menunggu terlalu lama.'
'Suara itu lagi. Sasuke' pikir Naruto.
Naruto lalu masuk kembali ke dalam kelas untuk mengambil tasnya. Tapi, baru sampai di pintu, lagi-lagi...
'Kepad-'
"TEME JELEK! AKU TAHU! TIDAK USANG KAU ULANGI BERKALI-KALI!"
Kata Naruto marah sambil menunjuk-nunjuk speaker yang kebetulan tepat berada di depan pintu kelasnya. Seakan bisa mengerti keadaan si pirang yang mulai meledak, suara dari speaker hanya menjawab singkat.
'Hn.' Begitu katanya.
"Grhhh..." Naruto lalu mengambil tasnya dan segera menuju ruang Osis yang berrada di lantai 3, satu lantai di atas lantai 2 tempatnya sekarang.
_ _^_^_ _V^_^V_ _^_^_ _
Ckleek
Terdengar suara pintu di buka. Seorang remaja lelaki yang berada di dalam ruangan itu segera berdiri dari tempatnya duduk, menyambut seseorang yang sudah membuka pintu itu.
"Ck, lama sekali Dobe." Sasuke berjalan menghampiri Naruto.
"Gomen, Teme. tadi aku sempat ke toilet dulu. Dan..." Naruto menunduk malu.
"Dan?" Sasuke penasaran.
"E-eto... Aku mendengar Neji-senpai dan Gaara. Mereka..." Naruto menunduk. Rona merah di wajahnya semakin pekat. Melihat ini, Sasuke menyeringai.
"Kau... melihat apa yang mereka lakukan Dobe?" Sasuke merapatkan tubuhnya ke Naruto.
"Ti-tidak Teme! aku hanya mendengar Gaara mendesah, tapi aku tidak tahu apa yang mereka lakukan. Aku tidak berani melihat!"
'Hm, polos sekali si Dobe ini. dia tidak tahu kenapa si kepala merah mendesah? Walaupun belum pernah lemonan, tapi setidaknya kan dia pasti tahu kenapa, bukannya dia juga beberapa kali hampir ku rape tapi selalu gagal?' Batin Sasuke miris.
"Kau ingin tahu apa yang mereka lakukan, Dobe?" Sasuke semakin merapatkan tubuhnya pada Naruto yang sedari tadi bersandar pada pintu ruang Osis. Tangannya bergerak mengunci pintu itu.
"Kau tahu, Teme? Apa?" Naruto sangat antusias.
"Ini dobe"
"Ha? Apa ya-mmmmm" Naruto tidak melanjutkan kata-katanya karena tiba-tiba saja Sasuke menyerang lehernya yang bebas tanpa pertahanan.
Tangan yang tadi ada di gagang pintu kini berpindah ke pinggang Naruto, manahannya agar tidak banyak bergerak sedangkan tangan yang satunya sedang berusaha membuka kancing seragam Naruto.
"Sasu hentik-hhhmmm" Bibir Sasuke kini berpindah ke arah bibir mungil Naruto, mengecupnya pelan lalu kembali berpindah area. Kali ini sasarannya adalah leher depan Naruto. Sasuke terus membuat tanda di leher kecoklatan itu.
Saat tangan Sasuke sudah berhasil membuka kancing kedua baju Naruto, Naruto yang sadar akan perbuatan Sasuke lengsung mencengkram tangan Sasuke yang sepertinya ingin melanjutkan aksinya membuka kancing baju Naruto yang lain.
"Kenapa, Dobe?" tanya Sasuke kesal. Dia sangat tidak suka kalau kesenangannya terganggu.
"Berhe-henti hosh... Teme hosh... jangan sekarang hosh... hosh..." kata Naruto terbata-bata sambil berusaha bernafas normal kembali.
"Tapi kau menikmatinya, kan?"
"Shhh... ahhhh" Naruto mendesah keras saat Sasuke dengan sengaja meletakkan kakinya di antara selangkangannya dan menggesekkan lututnya pelan pada benda yang mulai menegang di balik celana seragam miliknya.
"Te-Teme!"
"Hn?"
"A-aku tidak mau... hiks... hiks... tidak hiks... mau..." bulir bening tiba-tiba saja turun dari bola mata milik Naruto.
Sasuke yang melihat ini jadi kelabakan. Dia tidak menyangka kalau perbuatannya ini akan membuat orang yang disayanginya itu menangis.
"Do-dobe, kau kenapa? Hei, hei, maafkan aku." Sasuke kini memegang kedua pipi Naruto dengan telapak tangannya, membuat Naruto mendongak iuntuk menatap kelamnya malam milik Sasuke.
Mereka berdua saling menatap dengan jarak mereka tidak berubah, masih dalam posisi Sasuke menghimpit Naruto di antara dirinya dengan pintu.
"Kenapa kau menangis, Dobe?" tanya Sasuke lembut
"Ak-aku... takut..." lirih Naruto.
"Kenapa?"
"Aku... takut... kau hanya menginginkan tubuhku."
'DEG' perkataan Naruto membuat Sasuke tercengang.
"Aku takut... kau hanya ingin mencari kepuasan. Aku takut... setelah ini, kau akan meninggalkanku. Aku takut kau cum-mmmm" Perkataan Naruto kembali tertahan karena Sasuke kembali menyerang Naruto, kali ini dengan menciumnya, tepat di bibirnya.
Sasuke hanya menempelkan bibirnya dengan bibir Naruto, tapi tetap saja Naruto berusaha berontak. Tangannya dia gunakan untuk mendorong dada bidang Sasuke, tapi itu percuma saja, Sasuke sama sekali tidak tergesar dari posisinya
Sasuke menatap mata Naruto, walau Naruto tidak menatapnya, melainkan memejamkan matanya erat-erat.
"Tatap aku, Naruto." kata Sasuke di bibir Naruto. mendengar namanya di sebut dengan benar oleh sang kekasih, bukan dengan kata 'Dobe' seperti biasanya, membuat Naruto perlahan membuka matanya dan langsung bertatapan dengan mata hitam bagai batu giok.
"Lihat mataku. Apa aku hanya mempermainkanmu?"
Mereka berdua terdiam
"Tid-tidak..." jawab Naruto setelah melihat ke dalam bola mata hitam Sasuke lebih jauh lagi. Tidak ada kebohongan di sana, dan tidak ada pula keraguan dalam nada bicaranya.
"Apa aku terlihat tidak mencintaimu?" Naruto terdiam lagi.
"Tidak" jawab Naruto pada akhirnya.
Masih sambil menempelkan bibirnya pada bibir Naruto, Sasuke tersenyum lembut
"Kau, percaya padaku kan?" Tanya Sasuke. Tidak perlu di jawab sekalipun, Sasuke sudah tahu apa yang ingin dikatakan Naruto saat sang pemuda pirang menekan bibirnya ke bibir Sasuke, seolah menantangnya.
Sasuke membuka kedua belah bibirnya, lalu mengapit bibir atas Naruto dengan bibirnya sendiri. Naruto pun melakukan hal yang sama pada bibir bawah Sasuke. Perlahan, mata mereka berdua menutup, manandakan mereka sangat menikmati ciuman yang mereka berdua lakukan.
Ciuman itu sangat lembut. Lembut, bukan ganas seperti saat Sasuke menyerang leher Naruto tadi. Kali ini, Naruto benar-benar terlena oleh pesona Sasuke. Dia membiarkan saja saat lidah Sasuke memasuki mulutnya setelah sebelumnya Sasuke menjilat-jilat bibir bawahnya sebagai tanda mina izin untuk masuk.
"Ummmnnghhhh" desahan tertahan keluar dari bibir Naruto saat lidah Sasuke menyapu langit-langit mulutnya, menggelitik pelan di daerah itu. Tangan Naruto yang tadi menahan dada Sasuke kini sudah pindah ke lehernya.
Naruto menggunakan tangannya untuk mempertahankan keseimbangannya dirinya, bersandar di pintu saja tidak cukup, dia bisa merosot jatuh andai saja tangan Sasuke tidak menahan pinggangnya, karena kakinya sudah terasa sangat lemas akibat ciuman dari Sasuke.
"Ammmnnnghhh" Kembali Naruto mengerang pelan saat lidahnya bertemu dengan lidah Sasuke.
"Ngggghh... Nnngggg..." Lidah Sasuke yang lihai, langsung memelintir lidah Naruto, lalu mengajak lidah Naruto untuk ikut bermain bersamanya.
Sasuke melepaskan bibirnya dari bibir Naruto. Tidak jauh, hanya beberapa centi. Sasuke lalu menjilat bibir Naruto. Naruto yang mengerti apa yang diinginkan Sasuke lalu membuka mulutnya lalu mengeluarkan lidahnya.
Ya, isyarat Sasuke kali ini adalah undangan bagi lidah Naruto untuk masuk ke dalam mulut Sasuke. Naruto dengan ragu-ragu menjulurkan lidahnya lebih panjang ke arah bibir Sasuke lalu menjilat pelan bibir bawahnya.
Sasuke lalu membuka mulutnya dengan maksud mempersilahkan lidah Naruto masuk, tapi Naruto tidak juga memasukkan lidahnya. Dengan sedikit kesal, Sasuke menggerakkan lidahnya untuk menjemput lidah Naruto yang masih berada di bibirnya, dan menuntunnya masuk ke dalam mulutnya sendiri.
Sasuke dan Naruto melakukan perang lidah di dalam mulut Sasuke. Walau kali ini dia yang menjadi tuan rumah, Sasuke tetap saja tidak mudah di kalahkan.
"Ummm" walaupun sudah berusaha sekeras apapun, tetap saja Naruto yang kalah. Tapi, Sasuke memposisikan lidahnya berada di bawah lidah Naruto, seolah mengijinkan lidah Naruto untuk menjelajah isi mulutnya. Naruto walaupun awalnya ragu, tapi dia tetap melakukannya, menjilat seluruh bagian dalam mulut Sasuke.
"Mmmmm" Sasuke sedikit mengerang saat Naruto bermain pelan di langit-langit mulutnya.
"Ngghhh" Dan saat Naruto lengah, Sasuke dengan cepat menghisap lidahnya kuat hingga membuat Naruto mendesah tertahan. Sasuke lalu mendorong lidah Naruto untuk kembali ke dalam mulutnya sendiri, dan kal ini Sasuke yang melakukan penjelajahan dalam mulut Naruto.
Tapi, belum lama Sasuke menjelajah bagian-bagian mulut Naruto, Naruto sudah mendorong dadanya, tanda bahwa dia sudah kehabisan napas. Dengan enggan, Sasuke melepaskan ciumannya, dan kini dia asik memandangi wajah Naruto.
Wajah Naruto yang memerah karena kehabisan napas, dengan napas terengah-engah, mata biru yang kini agak sayu, serta saliva yang ada di sekitar bibirnya, terlihat sangat menggoda di mata Sasuke.
Sasuke kembali mendekatkan wajahnya dengan wajah Naruto. Lidahnya terjulur, dia lalu menjilat sisa-sisa saliva yang menetes di wajah Naruto.
"Engghh, Teme..."
Sasuke mengikuti jalur yang dilewati saliva-saliva Naruto. Lidahnya menjilat mulai dari dagu, ke rahang bawahnya, lalu titik terakhir, leher tan Naruto.
"Anghhh... Nnnggggg... Aaahhhhh" Naruto terus mendesah. Dia tidak bisa mengontrol dirinya, apalagi ketika permainan lembut Sasuke mulai berubah menjadi ganas.
"Aaaahhhh" Sasuke membalikkan tubuh Naruto, hingga kini Naruto menghadap pintu. Sasuke menyerang tengkuk Naruto dengan mulutnya. Dia juga menggesekkan kejantanannya yang masih terbalut celana seragam dengan pantat kenyal Naruto. Dan tangannya membuka kancing baju Naruto yang belum sempat dibukanya tadi, dan mulai menggerayangi tubuh itu dari belakang.
"Aaahhhh... aaahh... hhh... haahhh! Nnnn... aaaahhhh" Mendapat serangan seperti ini dari Sasuke, Naruto seakan sudah benar-benar melupakan logikanya, apalagi ketika Sasuke memajukan pinggulnya, sehingga pantat Naruto terdorong, dan membuat kejantanannya yang sudah menegang sedari tadi bergesekkan dengan pintu.
"Mghhh... hhh... mnnggg" di sela-sela desahannya, Naruto menjulurkan tangannya ke belakang, untuk meraih kepala Sasuke dan menekannya dan sekali-kali menjambak rambut spike hitam itu. Dia lalu mengalungkan tangannya ke tengkuk Sasuke dan menyandarkan kepalanya di bahu Sasuke.
Sasuke kembali membalikkan tubuh Naruto menghadapnya. Kini dia menyerang salah satu titik di dada Naruto yang cukup bidang. Sementara mulutnya mengulum titik itu, tangannya sibuk melepaskan seragam Naruto dari tubuhnya. Setelah seragam itu lepas, Sasuke membuang seragam itu entah kemana.
"U-ungghhhh" Naruto kembali mendesah tidak karuan. Tangan Naruto juga tidak tinggal diam. Jemari kecoklatan Naruto sekarang sedang membuka kancing-kancing baju Sasuke.
Sasuke lalu kembali mencium bibir Naruto. Ciuman kali ini ciuman yang panas. Saat Sasuke dan Naruto berciuman, Naruto berhasil melepaskan baju seragam Sasuke, dan Sasuke lalu mendudukkan Naruto di lantai, lalu menuntunnya berbaring tanpa melepaskan ciuman mereka.
"Mmmgggghhh... aaaahhhh... aaaahhhh... aaahhh" Naruto melepaskan ciumannya dengan Sasuke lalu mendesah keras saat Sasuke saling menggesekkan kejantanan mereka dengan posisi Sasuke menindih tubuh Naruto.
Sasuke lalu berpindah area ke leher Naruto yang sebelumnya berwarna tan, kini sudah penuh dengan kissmark karya Sasuke tadi. Tapi, sepertinya itu belum cukup buat Sasuke, karena detik berikutnya Sasuke kembali menggigit lalu menghisap leher Naruto lagi.
"A-akh! Aahhhh... aaahhhh... mmmnnnnn." erangan Naruto terdengar semakin erotis di telinga Sasuke, semakin membuatnya menggila dan membuat kejantanannya menegang.
"Mmghhh" Sasuke mengerang pelan di sela-sela kegiatannya membuat kissmark di leher Naruto saat Naruto dengan nakalnya meremas kejantanan Sasuke dengan tangan kananya, sedangkan tangan kirinya memelintir pelan tonjolan di dada Sasuke.
Sasuke menghentikan kegiatan membuat kissmarknya. Dia lalu mendekatkan wajahnya di telinga Naruto dan meniupnya pelan.
"Kau... sudah tidak sabar ya, Dobe?" bisik Sasuke menggoda.
"Di-diam kau, Teme!" balas Naruto. Sasuke tidak perlu melihat wajah Naruto, dia sudah bisa membayangkan bagaimana ekspresi Naruto saat ini, ekspresi wajah yang gugup, dengan rona mereh di wajahnya. Sasuke menyeringai.
"Kau yakin mau melakukan ini, Dobe?" bisik Sasuke. Kali ini Sasuke mengangkat sedikit tubuhnya, dengan menjadikan kedua tangannya yang diletakkannya di samping kepala Naruto sebagai tumpuannya, lalu menatap langsung mata Naruto.
Mendapat tatapan langsung dari Sasuke, membuat wajah Naruto memerah lagi.
"Perlukah ku jawab, Teme? kau pasti sudah tau jawabannya kan?" jawab Naruto sambil memalingkan wajahnya. Sasuke tersenyum lembut.
"Hei, tatap aku." kata Sasuke sambil menyentuhkan tangannya ke pipi Naruto yang memiliki tiga garis halus.
Naruto menatap mata Sasuke.
"Kau tidak keberatan kan?" tanya Sasuke. Naruto menggeleng sambil tersenyum. "Aku mulai, ya?" katanya lagi.
"Hm." jawab Naruto.
Dak! Dak! Dak!
Baru saja Sasuke ingin membuka celana Naruto, terdengar suara pintu ruang osis yang mereka tempati di ketuk dengan kasar, lebih seperti di dobrak.
Awalnya Sasuke tidak mau memperdulikan ketukan itu, tapi setelah ketukannya semakin keras dan mengganggu, Sasuke bangkit dari posisinya yang menindih Naruto lalu dengan kesal, dia berjalan ke arah pintu sambil menggeram kesal.
"Kyaaaa" Saat pintu terbuka, tampaklah tiga gadis yang sedang memegang tisue berwarna merah yang langsung berteriak gaje. Jangan lupakan, kalau Naruto tadi sudah melepaskan seragam Sasuke, sehingga kini Sasuke bertelanjang dada.
"Kyyaaaaaaaaaaaaa" teriak ketiga cewek tadi yang ternyata adalah Rhie, Mecha dan Minami saat melihat ke balik punggung Sasuke, ada Naruto yang sedang terduduk dengan tubuh yang penuh kissmark.
"Kuso" kata Sasuke saat menyadari apa yang terjadi. Dia sudah akan menutup kembali pintu saat Mecha dan Minami menyusup masuk ke ruangan itu dan berkeliling ruang osis.
"Keluar sekarang." kata Sasuke datar tapi penuh aura membunuh.
"Hei, hei , Sasuke. Kau dengar dulu. Sebaiknya jangan menggrepe Naru-chan di sini."
Naruto yang mendengar kata-kata dari Rhie hanya menunduk malu.
"Hn?" kata Sasuke sambil menaikkan alisnya.
"Tadi kami melihat Asuma-sensei menggiring Sakura, Ino, Karin dan Tayuya ke kantor. Asuma sensei mendapati mereka berciuman di kelas yang sudah kosong."
"Karena itu, lanjutkan di rumah saja ya?" kata Minami sambil memberikan baju seragam pada Sasuke dan Naruto. Rupanya dia dan Mecha tadi sedang mencari baju seragam Sasuke dan Naruto.
"Hn." kata Sasuke lalu mengambil seragamnya. Naruto juga sudah memakai seragamnya. Tepat saat saat Sasuke selesai berpakaian, Asuma-sensei datang.
"Ada apa ini?" tanya Asuma-sensei.
"Oh, tidak ada apa-apa pak. He... he... he... Bapak sedang apa?" tanya Rhie pada Asuma-sensei.
"Hanya swiping sore. Kalian sebaiknya cepat pulang."
"Ya, pak." jawab siswa-siswi di ruangan itu. Saat Asuma-sensei pergi, Naruto segera menarik tangan Mecha keluar ruangan. Tapi, saat mereka sudah berjalan beberapa meter, Mecha kembali ke dalam ruangan lagi dan berkata
"Sasuke-niichan, malam ini datang ke rumah ya? Lanjutkan yang tadi, nanti kusiapkan semuanya." Mecha lalu berbalik dan berlari menyusul Naruto.
Sementara itu, Sasuke menyeringai senang.
"Mau ikut malam ini?" tanya Sasuke pada Rhie dan Minami yang sedari tadi tidak bersuara. Rhia dan Minami langsung menyeringai penuh arti. Mereka bertiga lalu keluar dari ruangan osis itu, dan berjalan pulang.
Dalam pikiran mereka masing-masing, terdapat pikiran yang sama...
'Malam ini akan jadi malam yang panjang. Khu... khu... khu...' kira-kira begitulah isi pikiran mereka bertiga.
Tbc
A.N: Yosh... hot nggak? Gomen, lemonnya Mecha potong, abisnya kepanjangan. Review ya... kalau nggak di review, Mecha nggak publish lanjutannya #plak#. Oh ya, ada yang mau gambar SasuNaru lemonan? Mecha punya, kalau mau, add Mecha di fb "Namikaze Mecha", nanti Mecha tag gambarnya. Buat teman-teman yang udah kenal Mecha di fb & mau gambarna juga, bilang ma Mecha ya, Mecha gak berani tag sembarangan, takutnya kalian semua pada alim, bukan Otak Mesum kayak Mecha, hehehe. Yosh, review ya... Arigato...
Mechakucha no aoi neko a.k.a Namikaze Mecha a.k.a Mecha-chan
Review please...
