Shefu no Ō
.
.
.
.
.
Disclaimer : Naruto hanya milik Masashi Kishimoto
Genre : Fantasy, Comedy, Slice of Life, Drama, Romance(maybe)
Rated :
Warning : AU, OOC, Miss-typo(s), dont like? dont read then
Pairing : Naruto x …
.
.
.
.
.
Prolog
.
.
Tik Tok Tik Tok.
Di dalam dapur kosong, Naruto menatap jam dalam keheningan. 'Jangan jalan! Berhenti'. Meskipun ia berteriak tanpa suara, jarum jam masih terus bergerak dengan tekun, seperti yang biasa terjadi.
Pukul sebelas lima puluh sembilan dan lima puluh tujuh detik. Lima puluh delapan detik. Lima puluh sembilan detik. Dan akhirnya pukul 12.
Ini adalah malam tahun baru. Dan ia berada di akhir umur dua puluh, sekaligus berada di awal umur tiga puluh.
"Hahhh..." Naruto menghela nafas berat saat tiba-tiba rasa lelah menyelimutinya, dibandingkan dengan waktu yang ia habiskan, ia tak mendapatkan apapun.
Naruto adalah seorang guru SMA. Tepatnya, seorang guru bahasa inggris. Seperti semua pekerjaan mengajar, itu bukanlah karir cemerlang, bukan juga karir yang gagal. Benar. Setidaknya, itu sampai sebelum musim semi pada saat ia berumur dua puluh delapan tahun. Tapi saat bulan Maret, Naruto mundur dari posisinya sebagai guru.
Ia tahu kalau mengajar bukan hal yang ia sukai. Ia bahkan tak sedikitpun berpikir untuk menjadi seorang guru. Apa yang Naruto inginkan saat ia masih muda adalah menjadi seorang Chef. Saat itu, Naruto memiliki nilai yang bagus, dan ia sudah diterima di dalam universitas sebelum lulus. Jadi, saat ia menyebutkan kalau ia ingin menjadi seorang Chef, mana mungkin orang tuanya akan mendukung keputusan gegabah seperti itu.
10 tahun sudah berlalu setelah itu. Naruto mengikuti kehendak orang tuanya. Akan tetapi, hanya seperti itu. orang tuanya terus berkata kalau ia akan berterima kasih kepada mereka suatu saat…. Tapi kenyataannya tidak seperti itu. Benar, pekerjaan yang diterimanya adalah pekerjaan tetap, tapi Naruto hanya merasakan kekosongan dalam pekerjaannya. Jadi akhirnya, ia mundur.
Setelah itu, ia mulai bekerja di sebuah restoran. ia menemukan pekerjaan sebagai pencuci piring di restoran terkenal di kota Suna. Ia mencuci piring selama setengah tahun, dan setelah satu tahun, ia mulai membuat salad dan makanan tambahan biasa. itu adalah semua yang bisa ia capai dalam tiga puluh tahun hidupnya. Seseorang yang tak memiliki tempat untuk pergi di malam Tahun Baru, duduk saat waktu berlalu di dalam dapur kosong dan gelap.
Tak ada gunanya mengeluh soal ini sekarang. Karena itu adalah pilihan yang ia buat. Jadi, ia tak punya hak untuk mengeluh pada kehidupannya yang benar-benar mengecewakan. Kemudian, tiba-tiba suara lonceng berbunyi, dan lampu dinyalakan di restoran.
"Oh, Naruto-san. Kau masih ada disini?"
Itu adalah suara seorang lelaki. Ia lebih muda tiga tahun dibandingkan Naruto, tapi ia adalah atasannya. Ia mengantri untuk menjadi kepala Chef dalam beberapa tahun ini.
"Ah, iya. Senpai, kenapa kau pergi kesini?" ujar Naruto
Naruto menggunakan panggilan hormat untuk bicara dengannya. Ia tak punya pilihan. Ini karena hirarki dalam dunia memasak sangat kuat. Shoichi (OC) berpura-pura tak enak dengan panggilan hormat itu, tapi diam-diam ia menikmatinya. Shoichi mengeluarkan dompet dari sudut dapur, dan kemudian menggoyangkannya di hadapan Naruto.
"Ah, untung saja, aku pikir aku meninggalkannya dimana. Naruto-san. Kupas bawang putih sementara aku pergi mengambilnya. Tampaknya kita sudah kehabisan bawang putih. Karena kau masih disini, lebih baik mengupasnya sekarang daripada melakukannya besok pagi bukan?"
"Aku agak lelah saat ini." Jawab lesu Naruto
"Ohh ayolah Naruto-san.. Tolong bantu aku sekali ini saja. Junior yang lainnya, tak pernah menjawab saat aku meminta mereka melakukan pekerjaan kecil seperti ini" ujar Shoichi dengan nada yang memelas
"Hahhh…..baiklah baiklah, aku mengerti." Naruto hanya bisa menghela nafas dan mengangguk
"Hihii, itu sangat membantuku, Arigatou Naruto-san Aku akan pergi sekarang." Ucap Shoichi lalu pergi meninggalkan Naruto "Semoga berhasil"
Shoichi pergi setelah itu. tapi ia mendengar apa yang Shoichi gumamkan sebelum ia pergi. "Apa ia pikir ia sekuat itu karena ia tua? Benar-benar mengerikan." Naruto tak bisa melakukan apapun selain menatap punggung Shoichi. Meskipun ia marah, ia tak bisa mengatakan apapun. Kalau ia melakukannya, ia akan dikenal ceroboh, atau sebagai seorang yang mengabaikan hirarki. Ia tak punya pilihan selain menelan kemarahannya.
"Bawang putih endasmu." Gerutu Naruto.
Tapi tetap saja Naruto mengeluarkan bawang putih dari kulkas dapur. Setelah mengupas bawang putih cukup lama, Naruto menyalakan ponselnya. Dan pergi masuk kedalam blog-nya. Blog hanyalah satu-satunya hal yang bisa menenangkannya sekarang. Ada beberapa post mengenai masakan yang ia buat, dan komentar yang diberikan pada post tersebut. saat ia membacanya, itu memberinya ketenangan.
Naruto meng-klik tombol 'tulis post'. Subjeknya sederhana. Memberikan sambutan malam tahun baru. Bahkan isinya juga sederhana dan membosankan.
Tak ada komentar selama kurang lebih 10 menit. Karena Naruto bukanlah blogger terkenal atau sejenisnya. Saat ia melihat blog resep masak lainnya, ia menerima notifikasi komentar. Itu adalah nickname yang akrab dipikirannya.
.
.
.
Ryōri no Sensei: Selamat tahun baru Kurama-kun ^^ sambutan tahun baru-mu adalah yang pertama".
*Note:-Kurama-kun- adalah nickname Naruto*
Meskipun itu hanyalah satu orang, kesedihannya agak menghilang. Naruto dengan cepat menjawab.
Kurama-kun: "selamat tahun baru untukmu juga, Ryōri-sensei. Sambutanmu juga yang pertama aku terima".
Ryōri no Sensei: "hehe hmm tak ada post mengenai makan malam, jangan bilang kau belum makan?"
Kurama-kun: "Memang hari ini seperti itu T_T"
Sementara waktu, mereka berdua bertukar percakapan pada tingkat permukaan. Baru setelah 10 kali komentar, percakapan mereka menjadi semakin dalam.
Ryōri no Sensei: "kalau begitu Naruto-kun masih dalam tahap pelatihan?"
Kurama-kun: "Hai', meskipun aku agak memamerkan diriku sendiri di blog-ku dengan keahlian memasakku, tapi aku hanya mengupas bawang putih di suatu restoran".
Ryōri no Sensei: "Ah… sayang sekali. Kalau kau mengganti jalanmu agak sedikit lebih mudah, aku yakin kau akan memiliki situasi yang lebih baik"
Kurama-kun: "Apa yang bisa aku lakukan. Itu adalah kesalahanku. Aku tak memiliki keberanian dulu. aku terlambat menyadarinya, kalau semua orang memiliki jalannya sendiri-sendiri"
Ryōri no Sensei: "Kalau kau bisa kembali ke saat dimana kau masih muda, apa kau akan terjun langsung ke dunia memasak?"
Kurama-kun: "Hai', pasti aku akan melakukannya. Aku sekarang yakin yang mana jalanku. Tentu saja sekarang cukup sulit, tapi tetap saja…."
Setelah komentar itu, tak ada lagi komentar untuk beberapa waktu. Mungkin ia bosan dengan percakapan dalam seperti ini. ini adalah topik suram untuk dibicarakan pada malam tahun baru. Naruto mengistirahatkan kepalanya di meja luar, dan menutup matanya. Ia benar-benar ngantuk. Lelah. Ia tak ingin memikirkan apapun.
Baru sekitar 10 menit setelah Naruto tertidur. Layar ponsel gelapnya menyala terang dengan notifikasi komentar.
*NEW Notification*
Ryōri no Sensei: "Tentu. Kembalilah ke saat kau masih muda. Aku ingin melihat ketika kau yang muda saat masih mengejar jalanmu yang ingin menjadi Chef itu."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
~ Prolog end ~
