BECAUSE OF YOU

Disclaimer:

Naruto : Kishimoto Masashi

Complex : Kyuubiiechan

Rated: T

Inspiration : Because Of You ost My Princess

Warning: Sangat-sangat OOC (mungkin), mungkin juga masih ada TYPO atau MISSTYPO yang berkeliaran (setan kali berkeliaran. Hkhkhk )

Cash :

Hyuuga Hinata : 23 Tahun

Uchiha Sasuke : 26 Tahun

Uzumaki Naruto : 28 Tahun

Haruno Sakura : 26 Tahun

~HAPPY READING~

"Maaf, apa kau bisa membantuku?"

"Ah, ikut aku!" ujar Sasuke tergesak-gesak menyeret seorang wanita bertubuh ramping dan berkulit putih. Padahal wanita yang diajaknya berbicara tadi sama sekali belum menjawab permohonannya tapi ia sudah diseret begitu saja tanpa persetujuan dari si wanita.

"Lepaskan aku! Apa yang kau lakukan?" bentak gadis berambut indigo kepada Sasuke yang sudah menyeretnya seenaknya saja.

"Maaf, aku memohon bantuanmu sekarang. Aku mohon kau mau mengerti." ujar Sasuke menjelaskan kepada wanita yang tampak sangat kesel dengan perbuatannya kepada wanita ini.

"Ayah. Maaf kau menunggu lama. Ini kekasih ku." ujar Sasuke kepada ayahnya memperkenalkan wanita yang baru saja diseretnya kemari.

Wanita itu melototkan matanya dan menatap kearah Sasuke tajam sekali, Sasuke yang menyadari hanya dapat tersenyum sambil berbisik kearah telinga wanita berponi rata itu,

"Aku mohon kau bisa membantuku.." pinta Sasuke. Akhirnya wanita itu hanya dapat tersenyum masam kepada seorang laki-laki tua yang baru saja ia tau dia adalah ayah dari pria yang baru saja ia temui.

.

"Hn. Kalian terlihat gugup? Siapa namamu?" tanya Fugaku kepada wanita yang bersama dengan anaknya itu.

"Ah,, ti-tidak.. Hanya saja,, ah- ah itu .. Aku, na-namaku Hinata." jawab Hinata sedikit gugup mungkin bisa dikatakan sangat gugup. Sasuke yang baru mendengar suara wanita yang dIbawanya seolah kagum dengan suara Hinata, lembut sangat lembut. Sasuke seolah terpesona melihat Hinata.

"Hn, Hinata-chan. Nama yang cukup bagus. Apa pekerjaanmu?" tanya Fugaku kemudian. Hinata agak sedikit risih dengan pertanyaan Fugaku kepadanya, sedangkan Sasuke merasa tak enak hati kemudian menjawab,

"Ia bekerja disebuah museum terkenal ditokyo. Bukankah begitu 'hime'?" Sasuke tersenyum memandang kearah Hinata, Hinata takut sekali melihat senyuman Sasuke yang sepertinya ia sedang ingin membunuhnya jika ia menjawab tidak. Akhirnya Hinata hanya dapat tersenyum seolah dibuat-buat.

"Hn, apa pekerjaan orang tuamu?" tanya Fugaku lagi. Hinata ingin menjawab tapi Sasuke sudah menjawabnya terlebih dahulu,

"Ayahnya mempunyai sebuah perusahaan terkenal di Kyoto." jawab Sasuke mantap seolah dapat dipercaya oleh ayahnya. Hinata sontak terkejut seolah tak percaya, dari mana pria init au bahwa dia berasal dari Kyoto dan ayahnya mempunyai perusahaan diKyoto?

"Hn, Kyoto? Aku jadi teringat dengan sahabatku yang tinggal di Kyoto dan sebentar lagi kami akan menjadi rekan bisnis." ucap Fugaku sambil tersenyum memandang Hinata, sepertinya ia mulai menyukai Hinata. Pikir Sasuke yang sedikit bangga dengan keberhasilannya membohongi ayahnya.

.

"Dari mana kau tau aku berasal dari Kyoto?" tanya Hinata saat mereka sudah keluar dari restaurant. Sasuke mengangkat alis matanya lalu bertanya,

"Benarkah kau berasal dari Kyoto? Sungguh tak dapat dibayangkan apa yang ku katakan benar." Sasuke sedikit bangga dengan tebakkannya. Hinata tersenyum masam sambil mengulurkan semua tangannya kepada Sasuke,(memang tangan Hinata ada berapa?^_^).

"Lalu. Mana bayaranku? Kau tidak akan membiarkan kebohonganmu terbongkar bukan? Kalau begitu seperti orang kebanyakan, kau harus membayari ku." ujar Hinata sambil tersenyum menatap Sasuke. Sasuke mengerenyitkan bibirnya kemudian berkata ketus.

"Kau, ternyata sangat licik." Hinata yang mendengar ucapan Sasuke hanya dapat tertawa.

"Berapa yang kau mau?" tanya Sasuke kemudian mengeluarkan dompet.

"10.000 yen." jawab Hinata mantap.

"Apa kau memiliki kembaliannya? Aku hanya punya uang 100.000 yen, aku tidak memiliki uang kecil yang kau inginkan." Sasuke memberikan uang 100.000 yennya pada Hinata, tapi Hinata menolak, akhirnya ia mengalah dan pergi, sebelum pergi Hinata berkata.

"Kau berhutang pada ku." Sasuke hanya tersenyum licik kepada Hinata, bahwa ia seolah mengatakan ia lah pemenangnya.

.

.

"Ya ayah. Besok? Benarkah itu? Hn. Baiklah. Aku akan menjemputmu dibandara." jawab Hinata kemudian menutup flat ponselnya. Hinata merendamkan badannya diair panas, ia sangat lelah sekali dengan semua apa yang terjadi padanya hari ini. Hinata teringat dengan wajah Sasuke yang membuatnya tiba-tiba merasa jengkel kemudian berhenti untuk mandi, karena saat ini ia memang benar-benar tidak mood.

.

.

"Apakah aku boleh lihat cincin yang ini?" tanya Hinata kepada seorang pramuniaga. Saat ini Hinata berada disebuah resto terkenal di Tokyo. Matanya tiba-tiba terarah pada sebuah cincin indah sekali, membuatnya semakin ingin memilikinya.

"Kalau boleh tau berapa harganya?" tanya Hinata polos. Si pramuniaga pun mnejawab.

"600 ribu yen." mata Hinata terbelalak tak bisa membayangkan yang benar saja cincin seperti ini harganya begitu mahal.

"Ah kau ini pasti bohong, menurutku cincin ini tikaran harganya sekitar 100 atau 200 ribu yen.. Bisa kurang tidak?" tanya Hinata sambil mengedipkan matanya sesekali, saat ini ia ingin merayu si pramuniaga. Seorang Hinata tidak akan mungkin tertipu dengan barang yang memang sangat indah pastinya sangat mahal, tapi Hinata yang uangnya sangat banyak tidak mau membeli barang-barang yang mahal, dia masih saja mempertahankan uangnya yang banyak itu.

Tiba-tiba seseorang dari belakang mengambil cincin yang dipegang oleh Hinata, Hinata terkejut kemudian membentak orang tersebut.

"Hei kau. Apa yang kau lakukan? Aku ingin membelinya!" mata Hinata kemudian terbelalak kaget melihat pria yang mengambil cincin yang ia sukai itu. Pria itu kemudian tersenyum.

"Ka-kau mengikutiku?" Hinata melindungi dirinya, Sasuke memandangnya kemudian mendenggus sambil berkata,

"Apakah aku tidak memiliki pekerjaan lain? Untuk apa aku mengikutimu wanita mata duitan." perkataan Sasuke sangat menusuk bagi Hinata, sangat menusuk sekali. Hinata mencoba menenangkan diri dengan menepuk-nepuk dadanya seolah tak percaya dengan ucapan Sasuke barusan. Sang pramuniaga hanya dapat menggelengkan kepalanya melihat tingkah mereka berdua yang seolah sudah membuatnya bingung.

"Aku ingin beli ini." Sasuke memberikan kartu kreditnya untuk membayar cincin yang baru saja dibelinya itu. Hinata menatapnya tak percaya kemudian berkata.

"I-itu kan cincin milikku."

"Apa? Kau saja belum membelinya kenapa kau seenaknya mengakui ini adalah kepunyaanmu?" Sasuke berkata sambil mendekatkan wajahnya kepada wajah Hinata, seolah sedang mengolok-ngolokinya. Hinata yang tidak menerimanya kemudian berkata kepada sang pramuniaga.

"Aku ingin cincin ini juga."

"Maaf nona. Cincin ini sudah habis. Karena stoknya sangat terbatas." Hinata tak mempercayai pendengarannya, dilihatnya saat ini Sasuke mencoba menghindar darinya, seolah mengetahui apa yang akan dilakukan Hinata kepadanya. Benar saja belum ia berjalan jauh, Hinata sudah menghentikan langkahnya didepan orang ramai.

"Kau ini. Kembalikan cincinku." bentak Hinata. Sasuke yang tak percaya dengan perkataan Hinata datang mendekati Hinata,

"Ini kan milikku. Untuk apa kau mau ini? Kalau begitu apa kau bisa membayar 500ribu yen secara kontan kepadaku?" tanya Sasuke. Hinata mengeluarkan kartu kreditnya dan berkata,

"Aku tidak memiliki uang kontan tapi aku akan mengambilnya tunggu disini sebentar."

"Aku tidak mau. Aku harus segera pergi karena kekasihku sedang menunggu ku." jawab Sasuke santai.

"Hei kau! Berhenti!" bentak Hinata, tapi Sasuke tidak mengacuhkannya dan meninggalkannya disana.

.

Hinata sangat kesal, sampai akhirnya ia melupakan kedatangan ayahnya yang saat ini sedang menunggunya dibandara.

"Maafkan aku ayah. Aku terlambat menjemputmu." ujar Hinata sesampainya dibandara. Hiashi hanya tersenyum melihat anaknya yang menyesali perbuatannya. Hiashi tidak merisaukan perkataan Hinata ia malah memeluk Hinata dengan hangat.

"Rasanya sudah lama kita tidak pernah bertemu Hinata-chan.. Bagaimana kuliahmu? Kemudian bagaimana rasanya tinggal disini seorang diri? Menyenangkan kah rasanya jauh dari awasan semua mata yang menganggu hidupmu?" Hinata hanya tertawa terbahak-bahak, ia teringat akan masa lalunya yang saat ini nekat hanya untuk jauh dari awasan ayahnya beserta anak buah ayahnya yang menganggu hidupnya.

"Disini sangat menyenangkan sekali ayah. Mari aku bawa kopormu" Hinata mengambil kopor yang dipegang ayahnya sambil mengandeng tangan ayahnya mesra.

"Seharusnya kau menerima mobil pemberian ayah untuk mu." ujar Hiashi sesampainya mereka di apartement milik Hinata.

"Ah aku tidak ingin hidup bermewah-mewahan ayah, kau tau sendiri sifatku bukan. Seperti ini aku hidup dengan sehat, kau jangan mencemasiku. Seharusnya kau mencemasi hidupmu dan mencari seorang wanita yang mengurusimu agar kau tidak kerepotan menyiapkan keinginanmu." Hiashi hanya tersenyum melihat anaknya yang sepertinya cara pembicaraannya sudah sangat dewasa. Memang benar kata orang, apabila kita sudah hidup sendiri dengan sendirinya ia akan menjadi dewasa dan mandiri.

"Lalu. Apa kau sudah menemukan seorang pria tampan disini?" tanya Hiashi menggoda Hinata. Hinata hanya tertawa mendengar ucapan ayahnya yang seolah tidak seperti ayahnya yang sedang berbicara, karena baginya ayahnya ini tidak mengurusi atau mengikut campur urusan masalah seperti itu, ia hanya memberikan kebebasan untuk setiap anaknya seperti kakaknya Heiji yang sudah bertunangan dengan seorang wanita yang sebentar lagi akan segera menikah.

"Aku mencemasimu. Jika kau belum mendapatkan seseorang pendamping. Aku akan mencarikannya untuk mu." ujar Hiashi kemudian. Hinata merangkul ayahnya sambil berkata,

"Terlalu cepat untukku ayah. Aku hanya ingin menyelesaikan kuliahku kemudian bekerja setelah itu barulah aku memikirkan masa depanku yang lainnya." ayah melepaskan rengkulan Hinata sambil menatap Hinata dan mengelus rambutnya,

"Hinata, kau jangan lama-lama, lihat Heiji untung saja ada wanita yang mau dengannya. Kalau tidak mungkin ia tetap mengurusi dan mengapdi untuk para pasien-pasien yang sakit tak tentu itu." Hinata hanya tertawa mendengar ucapan ayahnya yang sepertinya mencoba seperti ibu mengerti setiap kehidupan putra-putrinya, ya Hiashi sekarang menjadi sosok figur seorang ibu untuk putra-putrinya agar mereka tidak merasa sedih dan mengingat kenangan mereka yang begitu manis tapi menyedihkan saat menerima kenyataan.

.

.

"Ayah mau kemana rapi sekali?" tanya Hinata setelah pulang dari kampunya. Hiashi tersenyum sambil merapikan jas yang dikenakkannya.

"Hinata bersiaplah, temani ayah. Ayah ingin mengunjunggi sahabat ayah. Bukankah ayah sudah bilang bahwa ayah kemari tidak hanya mengunjunggimu, ayah juga ingin mengunjungi sahabat ayah, kami merencanakan untuk bekerja sama." Hinata teringat bahwa ayahnya pernah berkata itu, sepertinya ia sudah mulai tua, hahaha.

Hinata bersiap dan menuruti perintah ayahnya.

.

.

Hiashi dan Hinata keluar dari mobil rental pinjaman ayahnya (jelek amat yak? Orang kaya kok minjam mobil sih? Hahahaha) saat mereka telah sampai di rumah mewah yang diketahui tempat tinggal sahabat ayahnya.

Hinata terpukau melihat rumah tersebut mewah sekali, padahal luas dan lebarnya sama dengan rumah Hinata, tapi kediaman Hinata bergaya tradisional maka tidak terlihat mewah, beda dengan rumah ini bergaya barat dan penuh dengan kaca membuat Hinata terpukau-pukau dan mata lavendernya berkaca-kaca.

"Tuan.. Mereka sudah datang." ujar salah satu pelayan kepada majikannya setelah mengantarkan Hinata dan ayahnya keempat dimana saat ini sahabat ayahnya itu menunggu mereka.

Hiashi dan Fugaku kemudian berpelukan. Hinata hanya dapat menunduk malu dengan sikap pria tua dihadapannya ini seolah tidak tau malu dengan sikap mereka.

"Hiashi. Sudah lama sekali. Aku benar-benar merindukanmu!" ujar pria tua tersebut kepada ayah Hinata.

"Aku juga merindukanmu.." jawab Hiashi kemudian..

"Sudah, sudah. Apa kalian tidak malu dengan umur kalian, seenaknya saja bersikap seprti itu. Seharusnya kalian malu jika anak kalian sedang menatap kalian sedang mengeluh dengan sikap kalian." ujar suara seorang wanita, Hinata melihat kearah seorang wanita tersebut, wanita tersebut tersenyum kepada Hinata, Hinata hanya dapat membalas senyumannya dengan sungkan. lalu wajahnya teralihkan kepada seorang pria muda yang sedang menatap ayahnya dengan ayah pria tersebut mungkin dengan tatapan aneh.

Mata lavender Hinata terbelalak seolah tak percaya. Lalu tiba-tiba ia bersuara,

"K-Kau.?" begitu juga dengan pria tersebut terbelalak melihat Hinata seolah tak mempercayai kenyataan yang sedang terjadi. Sedangkan semua orang disana hanya dapat melihat mereka sambil berpandangan ingin mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.

To Be Continue

Maaf ye,, bagi para pembaca semuanya, yang pernah bacain fanfic aku sebelumnya yang rada-rada g' jelas itu, hahahahaha. Belum aku sambungin, sebenarnya udah tapi belum dipublis.. Mana lagi aku juga udah bikin fanfic baru, tapi lantaran tergoda dengan apa yang aku baca, kemudian inspirasi mulai tersirat dan cepat-cepatan nulis. law g ditulis ntar berabe n kacau.. Hkhkkhkhk ^_^

Aku juga berterimakasih banyak kepada Sahabatku yang sudah banyak memberikan sedikit inspirasinya dan memberikan petunjuk kepada saya mengenai nama-nama tokoh atau pun sifat-sifat dari para tokoh (ComplicateGirl )

Udah ntu buat teman seperjuanganku yang mau berbagi dan bercerita tentang khayalan yang tak jelas, Kimidori hana saya berterimakasih banyak kepada anda Hana-chan.. ^o^

Anda teman yang sangat baik dan bisa di ajak gila-gilaan sepertinya.:P

Saya saat ini lagi tergila-gila dengan drama korea "my princess" gila gokil and romantis banget dah sumpah, apa lagi ostnya ntu loh gila buat aku ketawa sendiri. :P

Ye lah,,, terimakasih buat kalian yang membanca fic saya, jangan lupa tinggalkan review anda.

Saya menerima setiapkritik dn saran kalian, dan saya juga menerima maupun menampung pendapat kalian untuk sambungan fic ini yang ketiga. Kata kuncinya untuk fic kedua Sasu sangat hancur ia tidak bisa berfikir apa-apa lagi begitu juga dengan Hina yang merasa hidupnya sangat menyedihkan.

Mungkin kalian bosan dengan fanfic yang bertemakan perjodohan atau apalah, tapi disini saya akan membuat sesuatu yang berbeda dari pada yang lain. (PD banget yak. hkhkh :P)

Mohon bantuannya.! Terimakasih . ^_^

R

E

V

I

E

W