B-O-Y LOVE !

Author: Jaehan Kim Yunjae

Pairing: Yunjae

Length: 1/?

Rating: T

Genre: Romance

Cast:

Kim Jaejoong / Han Jaejoon

Jung Yunho

DISCLAIMER:

I don't own Yunjae. They own each other but I hope I can own them. The plot, story and poster are mine.

WARNING!

This is YAOI fanfic means boy x boy story, so if you can't take it just leaves already. I don't wanna hear bad comments and I don't care with your comments.

Happy Reading ^^

Jaejoong POV

"mmmmm….mmmmm…"

"Joongie, bangun sayang"

"ummm… Umma.. lima menit lagi…" aku hanya menggeliat dan menutup wajah dengan selimut, ranjang ini terlalu nyaman untuk ditinggalkan

"Joongie, kau bisa terlambat jika tidak bangun sekarang"

"mmmm…" aku semakin memeluk tubuhku dan merapatkan tubuhku dan memeluk kakiku

"Joongie sayang, ini hari pertamamu loh"

"ummm…Umma" aku bangun sambil memajukkan bibirku dan memelas

"bangun ya sayang, Umma akan mengantarmu ke sekolah, ya?" ucap Umma dan tersenyum padaku

"ne Umma" aku angkat tubuhku menuju kamar mandi

Ini adalah hari pertamaku di SMA, sekarang aku sudah remaja dan bukan anak-anak lagi tapi juga belum dewasa, yah setidaknya aku sudah mengerti arti kehidupan remaja. Tapi….

Kubasuh wajah dan tubuhku untuk menyegarkan diriku, di hari pertama sekolah aku harus tampil menarik dan baik, walaupun bukan yang utama tapi penampilan tetap yang pertama, seperti kata sebuah kutipan 'first impression' hmmm.. harus semua selesai aku keluar menuju kamarku dan memakai seragam baruku.

"Ummaaaaa…." Teriaku dari dalam kamarku

"ada apa sayang?

"kenapa seragamnya kayak gini lagi?" tanyaku dan mengangkat seragam anak perempuan dalam genggamanku

"sayang, kau tahukan alasan Umma melakukan ini?" ucap Umma dan mengelus rambutku lembut

"tapi Umma, aku kan sudah SMA, masa masih harus begini?"

"kau tetap masih belum dewasa sayang dan belum bisa menjaga dirimu sendiri, jadi Umma harus melakukan ini sampai kau bisa menjaga dirimu sendiri atau ada orang yang bisa menjagamu"

"umm…lalu kenapa kita harus pindah ke kota ini?"

"karena kota ini sepertinya lebih aman"

"tapi aku tetap harus seperti ini?"

"tidak apa-apa sayang"

"aku rindu dipanggil Jaejoong, Umma"

"di rumah kau tetap akan di panggil Jaejoong kan Joongie"

"tapi aku ingin teman-temanku juga memanggilku Jaejoong, Umma"

"sayang, hanya tinggal 5 tahun lagi dan kau akan kembali menjadi Kim Jaejoong" aku tetap memajukan bibirku

"untuk saat ini kau tetap Han Jaejoon sayang"

"dan tetap menjadi perempuan?" tanyaku memelas

"iya Joongie"

"baiklah, demi Umma aku akan melakukannya lagi"

"tapi jika terus seperti ini aku akan menjadi anak manja Umma"

"hanya ini yang bisa umma lakukan Joongie, jadi percayalah pada umma"

"baiklah umma"

:lagi pula kau memang sudah manja, mau jadi perempuan atau laki-laki"

"Ummaaaa"

"sekarang bersiaplah, Umma dan Appa akan mengantarmu ya" ucap Umma dan tersenyum

"ne Umma" jawabku dan membalas senyum umma

Inilah hidupku sekarang, sebenarnya aku seorang laki-laki tapi aku harus berdandan menjadi wanita di hadapan orang lain, tidak ada yang tahu jati diriku yang sesungguhnya selain Umma Appa dan keluarga yang lain, semua orang mengira aku adalah perempuan dan ini semua karena kondisi tubuhku yang sangat lemah.

Kulangkahkan kaki ku keluar kamar menuju meja makan, sangking seringnya memakai pakaian perempuan, aku jadi merasa nyaman dengan pakaian seperti ini dan rambutku yang panjang sebahu tetap kubiarkan terurai. Memang wajahku sangat mendukung, sejak kecil entah sudah berapa orang yang mengatakan aku cantik, bahkan tidak jarang laki-laki di kelasku mengajak kencan dan sebagainya ditambah dengan anak perempuan yang semakin benci denganku karena kecantikanku hingga akhirnya aku sulit untuk mendapatkan teman.

"pagi Appa" sapaku

"pagi Joongie, kau sudah siap"

"ne Appa"

"makanlah sarapanmu dan kita akan berangkat"

"ummm" aku mengangguk

"tak terasa kau sudah semakin besar Joongie, lima tahun lagi kau akan menjadi Kim Jaejoong"

"ne Appa, tapi aku ingin segera menjadi Kim Jaejoong, jadi perempuan itu menyusahkan" kesalku

"hahahha… Joongie, tapi gayamu sangat mirip seperti perempuan"

"Appa!"

"lihat, kau suka sekali menggerutu seperti itu dan memajukkan bibirmu, hanya perempuan yang suka melakukan itu" Appa malah menggodaku

"tapi aku tetap laki-laki Appa"

"ditambah wajahmu Aoongie, kau terlalu cantik untuk jadi laki-laki" Appa terus menggodaku

"ini juga gara-gara aku terlalu banyak bergaul dengan perempuan dan ajuhma-ajuhma, makanya aku jadi seperti wanita"

"tapi itu membuat orang percaya kalau kau perempuan kan?"

"tatap saja, pokoknya nanti setelah semua ini berakhir aku akan senam dan membuat badaku kekar agar terlihat seperti laki-laki"

"setelah ini semua terserah padamu Joongie"

"baik, aku sudah siap Appa"

"ayo kita berangkat" ucap Appa dan melipat Koran yang sudah selesai dibaca

"Umma ayo kita berangkat"

"baiklah"

Aku duduk di bangku belakang dan kami pergi ke sekolah baruku, apa yang akan terjadi di tahun ini? apa aku aka kembali dibenci oleh anak perempuan dan diincar anak laki-laki…? uuggghhh… semoga saja tidak

End Jaejoong POV

Author POV

Bel sekolah berbunyi dan kembali kesibukan terjadi di SMA M. Sekolah elit yang hanya diisi oleh anak-anak dari kalangan elit juga. Sekolah yang hanya dibangun untuk anak-anak orang kaya ini telah banyak memberikan kontribusi dan kebanggan bagi sekolah dengan siswa-siswi yang berprestasi dalam segala bidang baik ilmu pengetahuan, kebersihan ataupun olah raga. Di lorong sekolah terlihat sebuah kelas yang menjadi kebanggaan terbesar sekolah ini, isinya adalah anak-anak jenius yang kepintarannya tak tertandingi oleh siapapun

"Hei.. katanya kita akan kedatangan murid baru" ucap seseorang bersuara melengking seperti lumba-lumba berteriak kesuluruh kelas

"Yah.. Junsu jangan berteriak, suaramu itu memekakan telingan tau" teriak anak yang lain

"Yah.. Yoochun aku kan hanya ingin mengabari teman-teman saja"

"tidak perlu kau kabari kami semua juga sudah tahu, kau telat babo"

"eh… benarkah?" ucap anak yang bernama Junsu itu dengan wajah yang memerah

"hahahhahha… dasar babo"

"Yah!"

"Hei.. kalian berdua bisa tidak satu hari saja tidak bertengkar, aku lelah melihatnya tahu" ucap anak berwajah yang dari tadi hanya diam dan memangdang keluar jendela kelasnya

"Aish.. Yunho, wajahmu itu kenapa lagi? tak bisakah kau ceria sedikit?"

"bukan urusanmu Yoochun, aku suka seperti ini, aku capek dikejar-kejar perempuan-perempuan sekolah ini" jawab anak bernama Yunho itu

"kau ini aneh, dikejar-kejar para gadis bukannya sengan malah cemberut"

"aku tidak suka mereka"

"kau ini… aneh, tapi kau tahu kan kita akan kedatangan murid baru, mungkin saja dia perempuan yang cantik"

"buka urusanku,… lagipula mau cantuk atau tidak perempuan sama saja, menyebalkan" ucap Yunho dan memalingkan wajahnya keluar jendela lagi

"dasar kau ini benar-benar anak yang aneh" gerutu Yoochun 'masa ga suka sama perempuan? apa anak ini gay ya?' pikirnya

"anak-anak kembali ke bangku kalian masing-masing, kita akan memulai pelajaran untuk hari ini" suara guru wali kelas mengagetkan seluruh murid dan berhamburan mencari tempat duduk masing-masing

"hari ini kia kedatangan siswa baru, jadi bersahabatlah dengannya"

"baik Pak" jawab mereka serempak

"masuklah Jaejoon"

Jaejoong masuk kedalam kelas sambil menundukkan wajahnya yang membuat seisi kelas penasaran ingin melihat wajahnya dan mencoba mencuri pandang

"perkenalkan dirimu Jaejoon" suara Pak guru mengagetkan Jaejoong. Perlahan diangkatnya wajahnya dan membuat seluruh isi kelas kaget dan membesarkan mata mereka dan sebagian membuka mulut mereka lebar.

"cantik sekali" gumam Yoochun pelan

"ssshhhh….hhhhhsssss… hei.. hei Yunho…" panggil Yoochun sambil memukul-mukul pelan pundak Yonho dari belakang

"…."

"Hei yunho…. Hei"

"apa sih Chun?"

"lihatlah dia sangat cantik"

"sudah kubilang bukan urusanku"

"lihatlah seberntar, kau pasti akan tertarik"

"Aishh"

"Annyeong… Han Jaejoon imnida, salam kenal" ucap Jaejoong dan tersenyum

"baiklah kita aka memulai pelajaran, Jaejoon kau boleh duduk… hhhmmm.. Yunho angkat tanganmu" Yunho tersentak dan mengangkat tanganya perlahan

"karena hanya Yunho yang tidak ada teman sebangku jadi kau duduk dengannya, tidak apa-apa kan?" ucap Pak guru meyakinkan Jaejoong

"nee.. Seongsaengnim" perlahan Jaejoong berjalan menuju bangku Yunho dan duduk disana

End Author POV

Yunho POV

Aku sudah tahu kalau kami akan kedatangan murid baru hari ini, bahkan akulah yang pertama tahu berita itu, bagaimana tidak, aku adalah anak dari pemilik sekolah ini, aku tahu semua rahasia sekolah ini. Aku tidak terlalu peduli pada anak baru itu. Tapi ucapan Yoochun membuatku ingin melihatnya sekilas, saat Pak Guru menyuruhku mengangkat tangaku, kulihat wajahnya sekilas, dia memang sangat cantik, dia lalu berjalan kearahku dan duduk disamping bangkuku, kuperhatikan wajahnya lagi, memang ia cukup cantik dari pada gadis-gadis di sekolah ini, tapi entahlah aku tidak begitu tertarik. Setelah ia duduk disebelahku aku hanya diam dan mulai mengeluarkan buku dari tas ku dan belajar. Aku tidak terlalu memperhatikan pelajaran kali ini, aku sangat bosan, persaanku tidak enak sejak tadi pagi, rasanya ingin marah terus.

"Ma…maaf" suaranya mengagetkanku

"ada apa?" tanyaku dingin

"ma…maaf.. boleh…boleh aku meminjam penggarismu" sepertinya aku membuatnya takut

"ambil saja"

"terima kasih" diraihnya pernggarisku dengan tanganya, jarinya sangat lentik, jika diperhatikan sepertinya dia gadis tercantik yang pernah kulihat, tapi aku tetap tidak tertarik

"maaf" ucapku cepat

"eh.. untuk apa?" tanyanya bingung

"pokoknya maaf"

"ahh.. ne" ucapnya dan menunduk, sepertinya dia tipe gadis pemalu

"kenapa kau pindah ke sekolah ini?" tanyaku

"Umma yang menyuruhku"

"hanya itu?"

"mmm.." ucapnya sambil mengangguk

"sepertinya kau anak penurut ya"

"karena aku menyayangi Umma"

"ohh…"

"lagipula ini demi diriku"

"kau bilang apa tadi?"

"ahh.. tidak ada, hanya menggumam"

"kuperingatkan, jangan terlalu dekat dengan laki-laki di sekolah ini" ucapku tiba-tiba

"Eh.. kenapa?" tanyanya bingung lagi

"mereka semua buas" aku hanya ingin memperingakannya

"berarti kau juga?"

"apa maksudmu?" tanyaku marah

"a..ano.. bukankah kau juga laki-laki" ucapnya takut-takut

"ohh.. maksudku yang lain" ucapku malu

"kau memuji dirimu sendiri" ucapnya tersenyum

"Yah!" dia malah tertawa, tawa sangat manis, senyumnya juga sangat manis, dia berbeda sangat berbeda dengan gadis-gadis yang selama ini aku temui…. Aku sudah menyerah dengan wanita, tidak ada satu pun diantara mereka yang membuatku tertarik, aku jadi benci pada wanita. Merekas semua menyebalkan.

Tanpa terasa bel istirahat berbunyi dan aku secepat kilat lari keluar dari kelas untuk menghindari gadis-gadis yang akan menyerbuku ke kelas. Aku akan membeli makan siang di kantin dan memakannya di atap sekolah seperti biasa.

"Aish.. aku lupa membawa dompetku" geramku kesal

"bagaimana ini, masa harus kembali ke kelas" ku langkahkan kaki ku menuju kelas kembali

"dasar Yunho babo" kupukul diding kelas dengan kesal.

Sesampainya dikelas kulihat bangkuku yang sudah dikerubungi banyak orang tapi kali ini bukan para gadis melainkan para laki-laki

"apa yang mereka cari?" gumamku, dan aku teringat "jangan-jangan" aku tersadar

"Yah! apa yang kalian lakukan di mejaku?" ucapku berjalan kearah mejaku dan menarik tangan anak yang dikerubungi itu

End Yunho POV

Jaejoong POV

Hari pertama sekolah tapi sudah seperti ini. Segera setelah bel istirahat berbunyi Yunho berlari keluar kelas dan meninggalkanku mematung di kursi. Aku bingung harus melakukan apa, ingin mencari teman aku tidak bisa, aku bukan tipe orang yang bisa bersosialisasi dengan mudah. Bagaimana ini?

"Hei… cantik" seseorang memenggilku dan kuangkat wajahku. Tanpa sepengatahuanku semua lelaki di kelas ini telah mengerubungi mejaku

"Umma" gumamku perlahan

"makan siang denganku yuk" ucap salah satu diantara mereka

"denganku saja" ucap yang lain

Kenapa semua laki-laki seperti ini, aku juga laki-laki tapi tidak seperti mereka, bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan? Lari? Keluar saja sulit, mereka terlalu banyak

"ayolah cantik kita makan siang bareng"

"jangan ganggu aku" ucapku perlahan, Yunho benar, mereka semua buas

"apa kau bilang manis?"

"ja-" ucapanku terpotong saat kudengar sebuah teriakan

"Yah! apa yang kalian lakukan di mejaku?" dan kurasakan tanganku ditarik oleh seseorang dan aku ditarik berlari keluar kelas dengan orang itu. Kuperhatikan punggung orang di depanku"

"Yunho" gumamkku, tangannya sangat hangat, aku merasa terlindung oleh genggamannya… pundaknya juga sangat lebar dan kekar, kenapa kami sangat jauh berbeda padahal aku juga kan laki-laki, tapi badanku biasa aja… walau aku suka perasaan ini, sepertinya perlahan perasaanku jadi seperti perempuan.

"Hei.. Jaejoon…"

"Yah Jaejoon kau mendengarku atau ingin terus bermimipi" aku tersadar dari mimpiku

"Eh.. kita dimana?" kupandangi sekelilingku dan yang terlihat hanya langi biru dan awan

"ini dimana Yunho?" tanyaku lagi

"tentu saja atap sekolah"

"kenapa kita disini?"

"ini tempat yang aman" masih kurasakan kehangatan di tubuhku dan melihat kearah tanganku, seperti mengetahuinya Yunho lalu melepas genggaman tangan kami

"Mian" ucapnya

"Ne.." balasku dan menunduk

"tapi… kau ini bodoh atau apa" ucapnya, sepertinya dia marah

"ada apa?" ucapku bodoh

"bukankah sudah kubilang jangan dekat-dekat dengan laki-laki disini, mereka itu buas"

"ak..aku juga tidak tahu, kau tiba-tiba pergi keluar kelas dan aku bingung mau ngapain, saat aku mendongakan wajahku mereka semua sudah mengelilingiku"

"mau bagaimana lagi, aku juga sedang menghindar"

"menghindar dari siapa? Tanyaku heran

"dari para wanita di kelas itu"

"Lho?"

"sudahlah tidak penting…. tapi nasib kita sama ya" ucapnya dan duduk dilantai atap sekolah

"mmm…" ucapku memiringkan wajahku bingung dan mengikutinya duduk di lantai ini sambil menatap langit

"kita disini saja sampai bel masuk ya, tidak apa-apa kan?"

"ummm…" ucapku mengangguk

"kau sangat jarang bicara ya?"

"aku sulit bersosialisasi dengan teman baru"

"kenapa begitu?"

"karena pengalaman buruk masa lalu mungkin"

"kenapa memangnya?"

"setiap gadis di kelasku benci padaku karena wajahku dan yang laki-laki selalu membuatku takut" ucapku dan memajukan bibirku

"ada apa dengan wajahmu?"

"katanya karena aku terlalu cantik"

"yah.. mungkin memang begitu"

"umm.." ucapku dan kembali menunduk

"kau tidak senang dibilang cantik?"

"sudah terlalu sering, aku sampai bosan"

"berarti kau banyak memiliki pacar"

"walaupun aku seperti ini tapi aku belum pernah pacaran sama sekali"

"belum pernah pacaran, benarkah?"

"Umma melarangku"

"kau sangat penurut"

"sebenarnya ada alasan lain" gumamku

"aku juga belum pernah merasakan pacaran,… tapi alasan kita berbeda, aku merasa aneh dengan wanita, menyukai satu pria dan berebut mendapatka pria itu, padahal belum tentu pria itu mau dengan mereka… dan akhirnya aku jadi benci pada wanita, tapi sepertinya kau berbeda Jaejoon" kudengarkan ucapannya perlahan namun mulai terdengar samar-samar…. dan semuanya mulai gelap dan buram

"hei Jaejoon, kau mendengarku tidak?"

"Hei…JAEJOON!"

End Jaejoong POV

Yunho POV

Kuangkat tubuhnya yang terbaring di lantai atap sekolah dan segera mengangkat bridal style menuju UKS. Kurasakan seluruh mata tertuju padaku di lorong sekolah tapi aku hanya membiarkan mereka menatapku dan tetap berlari. Ada apa dengannya? Kenapa tiba-tiba pingsan?

"sebenarnya ada apa denganmu?" umpatku kesal

Sesampainya di UKS segera kubaringkan tubuhnya di ranjang dan menyuruh suster untuk segera memeriksa kondisinya, entah kenapa aku sangat khawatir. Aku hanya menunggu dan berdoa agar dia baik-baik saja, kuperhatikan suster memeriksa tubuhnya dan mulai membuka pakaiannnya dan aku melihat sesuatu yang seharusnya tidak ku lihat,… aku hanya terdiam

"maaf kau siapanya pasien?" Tanya suster padaku yang menyadarkanku dari rasa kagetku

"a..aku temannya sus" jawabku sekenanya

"seperti yang kau lihat dia.." ucap suster itu ragu

"aku tahu suster,tapi sebaiknya ini dirahasiakn dulu, aku akan menanyakan alasannya padanya nanti"

"sebelum itu bagaimana keadaanya?"

"tubuhnya memang lemah, dia tidak boleh telat makan"

"oh.. memang kami tidak makan siang"

"sebaiknya jangan diulangi lagi"

"tubuhnya sangat lemah, dia bisa pingsang jika tidak makan tepat waktu seperti ini"

"baiklah, akan ku ingat itu"

"terima kasih suster"

"jaga dia baik-baik" ucap suster itu

"baik"

Kenapa seperti ini Jaejoon? Apa karena ini makanya aku merasakan hal yang berbeda dari dirimu? Tapi itu membuktikan satu hal padaku? Tapi apa kau bisa menerimanya? Apa yang harus aku lakukan padamu sekarang? Aku bingung…. Ku genggam tangannya dan kurasakan aliran yang berbeda dalam tubuhku… Apa aku harus jujur padanya? Kurasakan tangannya bergerak dalam genggamanku

"Jaejoon" ucapku perlahan dan dia membuka matanya perlahan

"kau sudah sadar"

"Yunho-ah, ini dimana?"

"UKS, tadi aku pingsan dan aku membawamu kemari"

"maaf sudah merepotkanmu" kubantu ia duduk di ranjang dan menyangga tubuhnya dengan bantal

"tidak perlu minta maaf, aku yang salah"

"…"

"kenapa kau tidak bilang kalau tubuhmu sangat lemah?"

"maaf"

"harusnya tadi kita beli makanan dulu"

"tapi nanti aku dikerubungi lagi"

"aish.. semua serba salah"

"maaf"

"baiklah, bagaimana kalau mulai besok kita bawa bekal saja dan makan di atap sekolah, sepertinya itu lebih aman, bagaimana?"

"boleh, aku akan meminta umma untuk membuatkan bekal untukku"

"tapi Jaejoon boleh aku menanyakan sesuatu padamu?"

"ada apa?"

"mmmm..bagaimana mengatakannya ya?"

"ada apa Yunho?"

"tapi kau jangan kaget ya?"

"sebenarnya ada apa sih?"

"itu..mmmm.. Jaejoon-ah..mmm..kenapa?" ucapku ragu

"kenapa?"

"tubuhmu….?"

"tubuhku?"

-TBC-

Thanks sudah baca fanfic saya ini ^^

Lanjut kah?