Dark Soldier
Disclaimer : Megaxus
Rate : T
Genre : Adventure , Friendship, (Romance)
Pair : Sieghart
Warning: gaje, OOC(maybe), OC, AU, typo(s)
A/N : Saya buat fict baru nih yg pasti aneh deh, tapi smoga anda menyukainy :D
Don't like don't read!
Enjoy it, guys
Sabtu pagi, pagi yang sangat damai di kota Kanavan. Dengan kicauan burung di mana-mana, dan orang-orang yang jalan bersama keluarganya. Tetapi tidak bagi seseorang prajurit hebat ini. Dia terus berlatih, berlaith setiap hari. Dalam hidupnya, hari adalah hal bodoh dalam kehidupan manusia. Yang tak pernah dipikirkan manusia lain adalah bagaimana mereka bisa mengenal hari tanpa berusaha sebaik mungkin? Mungkin itulah faktor yang membuat prajurit ini menjadi objek di dalam peperangan.
"Hah, hah, semua sudah maksimal? Ini sudah melewati batas kemampuanmu? Kalau kau melanjutinya lagi kau akan tewas!" ucap seorang gadis bernama Nova. Dia adalah teman yang paling dekat dengan Sieghart si prajurit hitam. Walau bagaimanapun, ia tak akan pernah menolak untuk menemani Sieghart latihan walaupun di dalam peperangan.
"Tidak, masih ada beberapa jurus lagi." balas Seighart si prajurit hitam. Dia adalah prajurit khusus yang ditugaskan oleh raja untuk menjaga putrinya Nova, sekaligus menjadi pemimpin dalam peperangan yang masih berlangsung sejak 50 tahun yang lalu.
"Huh, kau ini, kita sudah 4 jam berlatih seperti ini. Apa kau tidak bosan-bosan?" tanya Nova sambil duduk di bawah pohon Oak yang rindang.
"Ng, memangnya kenapa? Apa ada yang salah?" tanya Sieghart sambil menggenggam dua pedangnya.
"Tidak, tetapi kau harus beristirahat sebentar, sekaligus regenerasi tenagamu yang banyak terkuras saat latihan." balas Nova sambil meminum air mineral yang dibawanya.
"Huh, baiklah." Sieghart duduk di sebelah Nova, ia juga mengambil air yang sama seperti Nova.
"Kau mau ini?" tanya Nova sambil menyodorkan nasi kepal kepada Sieghart.
"Terima kasih. Oh, iya apa kau senang berlatih bersamaku?"
"Ng, maksudmu?"
"Begini, apa kau senang berlatih seperti ini bersamaku?"
"Hahahaha, aku tidak keberatan berlatih bersamamu."
"Terima kasih."
"Tidak masalah."
"Oh iya, sebagai tanda terima kasihku, akan ku ajari kau beberapa jurus baru. Kau mau?" tanya Sieghart sambil memakan nasi kepalnya.
"Benarkah? Tentu saja aku mau. Kapan kita bisa berlatih?" tanya Nova sambil memakan nasi kepalnya juga. Dia begitu semangat sampai nasi kepalnya tersangkut di tenggorokannya.
"Mh, kalau kau ada waktu." balas Sieghart sambil member air kepada Nova yang tersedak karena terlalu semangat.
"Umm, baiklah. Hari minggu depan saja." kata Nova melanjutkan lagi acara makan-makan nya bersama pengawal privat nya Sieghart.
"Baiklah." balas Sieghart.
Sieghart's pov~
Hmm, kalian semua sudah mengenalku bukan? Yak aku adalah Sieghart, si prajurit hitam legendaries. Julukan seperti ini, bukanlah suatu hal yang menarik bagiku. Tetapi masyarakat di Negara ini lah yang memberiku julukan seperti ini.
Kalian tidak tahu bagaimana kehidupan ku sebelumnya bukan. Mungkin setelah mendengarnya kalian tidak akan percaya. Ceritanya seperti ini
Flashback
"Hah, hah, cepat cari dia, jangan biarkan dia kabur!" teriak seorang kepala prajurit kepada anak buah nya. Tak lama kemudian datanglah seorang prajurit menunggangi kuda hitam, menghadap kepala prajurit itu.
"Ma.. maaf pak, kami kehilangan jejak orang itu." ucap anak buah kepala prajurit itu. Mendengar hal itu, kepala prajurit itu marah bukan kepalang.
"Bodoh! kenapa kau bisa kehilangan jejak orang yang sama sekali tidak menunggangi kuda?" teriak kepala prajurit itu kepada anak buahnya.
"Ta.. tapi, dia menghilang dengan cepat saat sampai di perbatasan." balas prajurit itu membela dirinya.
"Haah. Sudah jangan banyak komentar. Biar aku saja yang membunuhnya sendiri! Kau memang payah!" kata kepala prajurit itu sambil menaiki kudanya. Saat tahu kepala prajurit itu sudah menjauh. Dengan cepat 'prajurit' itu membuka topeng yang menutupi kepalanya.
"Huh, dasar. Orang yang bodoh." Ucap prajurit itu yang tak lain adalah Sieghart si prajurit hitam. Ia adalah orang buronan yang dicari di seluruh dunia karena nilai kepalanya yang mencapai 101 triliun GP.
Walau bagaimanapun, ia adalah orang yang baik tetapi ditakuti oleh semua lapisan masyarakat di seluruh dunia. Karena itulah, raja kerajaan Xenia membentuk suatu kelompok untuk mencari Sieghart. Yang diberi nama Chase.
Kelompok Chase yang terdiri dari Jin, Ronan, Ryan, Lass, Dio, Elesis, Lire, dan Arme itu berangkat dari ibukota Xenia, menuju perbatasan antara Archimedia dan Atum.
Waktu berjalan dengan cepat. Sudah 1 tahun menunggu, akhirnya raja Xenia pun menerima tamu spesial yaitu 'prajurit hitam' atau nama aslinya Sieghart.
Dengan pengawalan yang cukup ketat, Sieghart menghadap raja Xenia.
"Selesai sudah, perjalanan yang telah kau tempuh selama bertahun-tahun lamanya." kata sang raja kepada Sieghart.
Dengan tidak ada rasa takut, Sieghart berkata kepada sang raja
"Hahahaha… kalau aku mau, aku akan bebas dari sini secepatnya." balas Sieghart kepada raja Xenia yang dijuluki 'Dragon Knight' itu.
"Hah, coba saja kalau kau bisa. Aku yang akan membunuhmu pertama kali." ucap sang raja sambil mengambil pedang yang ada di meja samping kursi tahtanya. Ia berlari menuju prajurit hitam.
Dengan cepat, Sieghart langung menghilang dan muncul tepat di belakang sang raja Xenia itu.
"Jangan bergerak semua! Bila ada yang bergerak, akan ku bunuh orang ini!" kata Sieghart mengacungkan pedangnya kepada sang raja Xenia itu. Semua orang yang berada di ruangan itu terkejut dengan apa yang dilakukan buronan paling berbahaya di dunia itu.
'Ba, bagaimana dia bisa..!' pikir sang raja terkejut. Ia tak bisa berbuat apa-apa lagi, karena, sebuah pedang menempel erat di lehernya sekarang.
"Aku di sini hanya ingin mencari kebebasan. Serta menghentikan peperangan bodoh yang terjadi selama 42 tahun ini!" ucap Sieghart kepada seluruh orang yang berada di dalam ruangan raja, termasuk Jin, Ronan, Ryan, Lass, Dio, Elesis, Lire, dan Arme.
"Hh, ba, baiklah.. bagaimana kalau kita berunding secara damai?" tanya sang Dragon Knight kepada Sieghart.
"Ng, maksudmu?" tanya Sieghart sambil melepaskan pedangnya dari leher sang raja.
"Hahah, kita berunding dengan semua taruhan yang kau buat. Kau mau?" balas sang raja sambil menyimpan pedangnya di meja dekat kursi tahtanya.
"Hmm, boleh saja. Tetapi apa taruhanmu?" tanya Sieghart kepada sang raja.
"Kemarilah, kita akan ke ruangan pribadiku. Hanya ada kau dan aku saja." Ucap sang raja sambil berjalan ke atas tangga yang berada di belakang kursi tahtanya.
Ruangan pribadi sang raja memang gelap. Entah mengapa di ruangan itu sama sekali tidak ada jendela. Mungkin untuk menutup penyadapan atau mata-mata di di sini.
'Ctek'
Sang raja menghidupkan lampu yang terbuat dari lilin-lilin yang disusun secara rapi. Ruangan yang tadinya gelap itu pun menjadi terang.
"Nah, duduklah di sini." Ucap sang raja sambil mempersilahkan Sieghart duduk.
"Hmm, terima kasih." Balas Sieghart.
"Kau mau teh hangat?" tanya sang raja sambil mengambil teh yang berada di laci dekat mereka duduk.
"Terserah." kata Sieghart acuh tak acuh kepada sang raja.
"Haha. Jadi apa yang akan kau katakan?" tanya sang raja sambil memberi Sieghart secangkir teh hangat.
"Tentu saja berunding. Bukannya tadi kau sudah bilang" balas Sieghart sambil meminum teh hangatnya.
"Hm, baikalh. Bagaimana kalau masing-masing dari kita mendapat 2 permintaan?" tanya sang raja kepada Sieghart.
"Lalu? apa mau mu?" balas Sieghart menatap tajam sang raja.
"Tidak kau saja duluan." ucap sang raja sambil duduk di depan prajurit hitam.
"Hmm, baiklah. Aku hanya ingin meminta 1 permintaan saja."
"Baiklah, kata kan saja."
"Aku ingin hidup bebas, dan tidak ingin menjadi buronan Negara!" ucap Sieghart kepada sang Dragon Knight.
"Baiklah, apa kau yakin dengan ucapanmu tadi?" tanya sang raja.
"Ya." jawab Sieghart singkat
"Baiklah, agar kita adil, aku juga akan meminta 1 permintaan." kata sang raja kepada Sieghart.
"Hh, baiklah, kata kan saja."
"Aku ingin kau…" ucap sang raja terputus.
"Apa?" tanya Sieghart penasaran
"Aku ingin kau menjadi pengawal anakku, dan mengajarinya beberapa tehnik bela diri menggunakan pedang." kata sang raja sambil melihat ke langit-langit yang penuh dengan lilin.
"A, apa. kau bercanda?" tanya Sieghart.
"Tidak. aku tak ada niat untuk bercanda." jawab sang raja sambil menatap Sieghart penuh pengharapan. "Kau mau?"
Sieghart terdiam sesaat. Ia tidak tahu harus menjawab apa. Sang raja terus mendesaknya agar ia mau menyetujui tawarannya.
"Hh, baiklah. Aku terima tawaranmu." ucap Sieghart dengan malas. Ia sama sekali tidak tahu, bahwa sang raja Xenia memiliki seorang anak. pikiran awalnya adalah mungkin sang raja ingin Sieghart menjadi alat tempur bagi Negara Xenia dan membawa banyak keuntungan.
Namun, apa yang terjadi sungguh menyimpang dari pikirannya saat ini. Menjadi seorang pengawal anak raja? itu sama saja dengan merendahkan harga dirinya sebagai 'prajurit hitam'
"Haha, baiklah. Akan ku perkenalkan kau dengan anakku."
"Ya, ya…" balas Sieghart dengan nada bicara yang malas. Ia berjalan menuju lantai 3 yang berada di dekat dapur kerajaan.
Para pengawal kerajaan heran dengan apa yang mereka lihat. Sang raja dan.. Sieghart. entah apa yang mereka pikirkan saat ini.
"Nah, sudah sampai." ucap sang raja sambil mengetuk pintu yang berukuran cukup besar itu.
"Siapa?" ucap seseorang dari dalam pintu yang diketuk sang raja tadi.
"Kemari lah, Nak. akan ku perkenalkan kau dengan seseorang." kata sang raja dengan nada yang lembut.
"Maaf, aku sedang sibuk ayah. Cobalah lain kali." ucap orang dari dalam pintu itu.
"Aa, jangan sampai ayah melihat kamarmu berantakkan lagi ya?" ucap sang raja dengan suara yang agak dinaikkan.
"Ti, tidak kok. Ahaha.."
"Buka pintunya sekarang!"
"Tidak mau!" bentak orang itu.
"Kalau kau tidak mau keluar, akan ayah hancurkan pintu ini lagi" kata sang raja yang kelihatan sudah pasrah.
"Hancurkan saja kalau bisa!" ejek orang di dalam ruangan yang kelihatan besar itu.
"Hah, dasar. Baiklah, Sieghart, hancurkan pintu ini." ucap sang raja sambil menunjuk pintu yang terkunci rapat itu.
"Ng? kenapa harus dihancurkan?" tanya Sieghart.
"Sudahlah. pokoknya hancurkan saja pintu ini." kata sang raja sambil mundur agak jauh dari pintu kamar anaknya.
Dengan lima kali tebasan, pintu yang tadinya tertutup rapat itu kini hancur berkeping-keping, dan tampaklah seorang gadis yang ada di belakang pintu tadi, dengan sebuah pedang di tangan kanannya.
Gadis itu mengenakan kemeja berwarna biru tua berlengan panjang, dan rok selutut berwarna hitam. Gadis yang kira-kira seumur dengan Sieghart itu, memiliki banyak kesamaan seperti 'prajurit hitam' dari warna rambut yang sama (tetapi rambut gadis itu panjang sampai sepinggang), dan warna mata yang sama,
Sieghart yang melihat gadis itu langsung heran, begitu pula dengan gadis itu. Hening beberapa saat, hingga sang raja memulai pembicaraan.
"Kemarilah Nova." ucap sang raja kepada anak satu-satunya itu. Nova pun berjalan mendekati ayahnya.
"Siapa dia?" tanya Nova kepada ayahnya.
"Dia adalah pengawalmu yang baru." balas sang raja.
"Oh, jadi kau yang menghancurkan pintuku?" tanya Nova sambil menatap tajam kearah Sieghart.
"Baiklah, perkenalkan dirimu." kata sang raja sambil mempersilahkan Sieghart berbicara.
"Sieghart." sambil menjabat tangan gadis itu.
"Ng? Nova." ucap gadis itu.
Hening beberapa saat.
"Nah, kalian berdua harus berteman ya? Nova, jaga sikapmu di depan orang lain. Besok pintu kamarmu akan ayah perbaiki" ucap sang raja sambil berjalan ke bawah.
Nova masih kesal dengan apa yang dilakukan ayahnya dan.. seorang berambut hitam yang sama sepertinya telah menghancurkan pintu kamarnya.
"Hei, orang aneh. Dari mana kau berasal?" tanya Nova.
"Itu bukan urusanmu dan lagi jaga ucapanmu yang tadi." balas Sieghart dengan tajam.
"A, apa?"
"Hm? kau ingin menantangku? boleh saja. Asal kan jangan pernah memberitahukan hal ini kepada ayahmu." balas Sieghart lagi sambil berbaring di ranjang putri sang raja.
"He, hei. Apa-apaan kau ini. Seenakmu saja tidur di kasur milikku!" teriak Nova sambil mengguncangkan badan Sieghart yang berbaring di kasurnya.
"Ada apa? Kau keberatan?" tanya Sieghart sambil menatap mata sang gadis itu.
Gadis itu terpaku dengan sorot mata yang tenang dan menghangatkan dari Sieghart. Tanpa sadar, wajahnya sedikit merona. Namun, dapat ditutup dengan wajah cantiknya.
"I, iya." balas Nova
"Kalau begitu tidur saja di sini." ucap Sieghart sambil menggeserkan badannya memberi Nova tempat untuk ia tidur.
Tanpa ia sadari, wajahnya sudah memerah. Entah karena Sieghart atau hatinya. Ia merasa begitu berbeda dari sebelumnya. Baru kali ini ia bertemu seseorang yang menyebalkan dan menyenangkan di hatinya.
"Hei. Pergi dari ranjangku, Sekarang!" ucap Nova dengan nada suara yang tinggi.
"Haaah, baiklah. Aku pergi dulu."
Sieghart berjalan menuju ruangan yang berada tak jauh dari kamar putri raja itu. Kemungkinan, ruangan itu adalah kamar bekas pengawal sebelumnya.
"Oh, iya. Kalau kau perlu sesuatu, bilang saja kepadaku." ucap Sieghart sambil tersenyam kepada Nova yang melamun entah karena apa.
End of flashback
Nah, begitulah kisah hidupku. Walau tidak ku jelaskan secara sistematis dan jelas. Sampai saat ini aku masih heran, dengan apa yang terjadi di masa lalu.
End Sieghart's pov~
TO BE CONTINUE
A/N : Maaf kalau ceritanya jelek, ancur, alur kecepatan, typo. kalo mau FLAME, KRITIK PEDAS, saya terima dengan ihklas, tapi Flame-lah dengan sifat membangun, dan jangan menjatuhkan seseorang. Ingat 'DOSA'
Silahkan, yang mau kritik, saran, Flame, Sambal, Review. Klik di bawah ini
Oh iya yang mau Flame harap bisa log-in terlebih dahulu, ini bukanlah sebuah Fict Sampah, ini berdasarkan ide yang di buat oleh saya.
