—Bunga matahari memiliki arti yaitu "aku melihat dirimu," karena arah tumbuhnya yang menuju matahari. Karena itu, bagiku Steve merupakan matahariku.
DISCLAIMER: TEKKEN BUKAN PUNYA ANE, KALO PUNYA ANE PASTILAH SHIN KAMIYA ANE MASUKKIN KE GAME TEKKEN XD #direbus
Tomoko: hello! Jumpa lagi dengan saya! Ini fic kedua saya di Tekken! Untuk readers yang udah baca Kemping Bersama makasih ya udah baca. Chapter 2 masih proses, mumpung saya punya ide ginian ya ane tulis aja timbang lupa~ so enjoy!
PS: disini Sergei ngomong. Jadi jgn kaget, Alisa disini manusia.
Oh sial! Aku bangun terlalu siang hari ini! Aku bergegas untuk kesekolah, kusambar handukku dan segera mandi dalam kecepatan kilat dan langsung berangkat kesekolah.
Jangan sampai aku terlambat lagi di jam Mr. Sergei ! bisa-bisa aku dihukum membersihkan toilet sekolah! Aaaaa! Ini sudah 4 kali aku terlambat! Bisa-bisa ini jadi yang kelima kalinyaaa! Tidaaaaak! Batinku panik. Aku sudah dijuluki Tukang Telat oleh teman-temanku.
"Juliaaaa! Makan sarapanmuuuu!" teriak Ibuku dari dapur dengan kencang.
"Nggak! Aku sudah telaaaat kesekolaaah!" seruku saat aku sudah diluar rumah, kupacu kakiku untuk mencapai Mishima Polytechnical School, dimana aku bersekolah.
~Mishima Polytechnical School~
"Gawaaat! Gerbangnya sudah ditutup!" seruku panik saat aku sudah sampai di sekolah, "Nggak ada cara lain..." gumamku sambil mulai menaiki pagar sekolah.
Terpaksa, nggak apa-apa deh. Sekali-sekali seorang Julia Chang sedikit nakal, kulempar tasku kehalaman sekolah dan kembali memanjat, saat berhasil memanjat pagar sekolahku aku segera bergegas menuju kelasku, kanan? Aman kiri? Aman! Sip! Saatnya masuk!
"...Ahem! Julia Chang!" tegur seseorang dari belakangku, kutoleh belakangku dan kutemukan sosok yang paling tak kutemui! Mr. Sergei ! tamat sudah riwayatku...
"Eheee... ..." ujarku panik, mata biru melihatku dengan tajam sementara kaki kirinya menghentak-hentakkan lantai. Tangan kanannya memegang clipboard.
"Julia Chang... bisa ikut bapak ke ruang BP?" tanyanya dingin, aku hanya pasrah ikut dengan ke ruang BP. Mati sudah...
~Lunch Time, at 11-2~
"AHAHAHAHAHAHAHA! Sudah kami duga Julia!" Lili dan Zafina mentertawaiku habis-habisan saat istirahat sekolah, yep. Seperti yang kalian duga, aku dihukum membersihkan toilet sekolah oleh veteran militer tersebut.
"Diamlah... aku tidak mau membahas hal itu... rintihku sambil bergelung dibalik jaket hitam milikku.
"Wah, wah. Biar kuduga~ Julia Chang dihukum membersihkan toilet lagi? Sungguh khas Julia sekali~" goda pria kebangsaan Inggris tersebut. Steve Fox, laki-laki yang sudah kusukai sejak kelas 3 SMP.
"Diam kau Rubah!" desisku tajam, kulempar kotak makanku yang sudah kosong ke Steve namun dia berhasil menghindari kotak makanku dan membiarkan kotak makan itu jatuh ke meja Lii.
"Hahahaha~ sampai jumpa lagi Julia Chang!" Steve tertawa sambil meninggalkan kelas dengan Hwoarang dan Eddy.
"Hei Julia, kurasa kalian cocok," ucap Lili tiba-tiba, akupun yang sedang meneguk kopi susu pun tersedak mendengar perkataan Lili dan walhasil kopi yang kuminum pun nyembur ke wajah Lili.
"*uhuk* *uhuk* apa maksudmu Lili?!" kataku shock sambil mengelap tumpahan kopi tersebut.
Lili segera membersihkan wajah mulus miliknya dengan tissue dan kembali bicara, "Jadi begini ya Julia Chang~ aku bilang kalau kamu dan Steve itu cocok!" serunya.
"Haaah? Maksudmuuu?" tanyaku.
"Argh! Kamu ini pura-pura lemot atau apa sih?!" jerit Lili frustasi karena sikapku.
"Begini Emilie De Rocherfort a.k.a Lili! Mana mungkin Steve Fox suka padaku!" aku menyanggah kata-kata Lili dengan cepat.
"Mungkin saja! Kamu ini cantik! Dan lagipula kamu satu-satunya cewek yang dekat dengan Steve!" kali ini Zafina yang angkat bicara.
"Iya! Dan lagipula kalian memiliki banyak kesamaan! Contoh: kalian sama-sama menyukai alam bebas, kedua: bunga favorit kalian yaitu bunga matahari, tiga: kalian anggota OSIS, dan empat: kalian dilahirkan di musim yang sama! Musim Panas!" ucap Zafina dan Lili bebarengan.
"Yayaya," kataku pasrah dengan perkataan mereka.
~P.E time~
"Yak! Lari keliling lapangan 10 kali!" seru Mr. Ganryu, "setelah itu latihan passing!"
Aku mulai berlari dibelakang Lili, satu putaran, dua putaran, tiga putaran. Gawat kepalaku pening, pandanganku mulai berkunang-kunang, aku merasa mual. Kurasa gara-gara aku belum makan pagi tadi.
"Julia? Kamu nggak apa-apa? Mukamu pucat loh," kata Leo khawatir dengan keadaanku, aku menggeleng. "mau kuambilkan minum?" tawar Leo, aku menolak tawaran Leo.
"Mau kuantar ke UKS?" tanya Leo lagi. Aku menolak tawaran Leo lagi.
"Urgh..." aku menahan mual, dan benar saja. Aku pingsan saat latihan passing. Samar-samar kudengar suara Steve yang panik menghampiriku.
~UKS~
Bau obat-obatan menyapa indra penciumanku dan kubuka mataku, ini... UKS?
Tiba-tiba Mrs. Jun masuk ke dalam UKS dan menanyakan keadaanku, "Julia, kamu tadi pingsan saat olahraga. Kamu sudah sarapan tadi pagi?" tanyanya lembut.
"Belum..." jawabku lemah, dengan sigap Mrs. Jun menyiapkan obat-obatan dan menuliskan surat ijin ke wali kelasku.
"Pantas saja, minum obat ini dulu, Ibu akan memberikan surat ijin ke wali kelasmu dulu, siapa wali kelasmu?" tanya Mrs. Jun sambil memberikan segelas air dan 2 tablet obat.
"Mr. Sergei, oh ya bu, yang mengantarku ke UKS siapa?" tanyaku sambil meminum obat.
"Steve Fox, sebaiknya kamu berterima kasih pada Steve karena dia mau menggendongmu ke UKS, oh iya. Sebaiknya kamu makan setelah minum obat itu. Mau Ibu belikan?" tanyanya lagi.
Aku menggeleng pelan, wanita berumur 42 tahun tersebut keluar ruangan dan meninggalkanku sendiri di UKS, aku membatin. "Steve Fox mengantarkanku ke UKS?"
"Juliaaa! Kami boleh masuk?" tanya Xiaoyu dari luar UKS.
"Boleh, masuk saja!" balasku dan kemudian Xiaoyu, Alisa, Zafina dan Lili masuk ke UKS dengan membawa sebungkus sandwich ayam dan sebotol air minum.
"Hei, sudah merasa baikan?" tanya Zafina sambil memberikan sandwich ayam itu.
"Yeah," jawabku sembari membuka bungkus sandwich dan menggigit sandwich ayam itu.
"Kamu tadi pagi sudah sarapan? Sudah tidur yang cukup?" tanya Lili beruntun, aku menggeleng.
"Kamu ini! Bisa-bisanya nggak sarapan!" komentar Alisa pedas, "tadi malam tidur berapa jam kamu?" tanya gadis kebangsaan Rusia itu.
" 4 jam," jawabku singkat.
"Astaga! Bisa-bisanya Cuma tidur 4 jam! Kamu ini kebiasaan deh!" kali ini Xiaoyu yang berkomentar, kebiasaan burukku yaitu tidur diatas jam 1 malam dan tadi malam aku tidur jam 2 pagi. Karena inilah teman-temanku sering menasehatiku agar menghilangkan kebiasaan burukku.
"Iya iya, hey. Nanti pelajaran apa?" tanyaku.
"Nanti Matematika," jawab Alisa.
KRIIIING!
"Ah sudah masuk, sudah ya Julia! Cepat sembuh!" seru Zafina dan yang lain meninggalkanku sendiri.
"Jangan tinggalkan akuuuu!" seruku dramatis.
"Enak saja! Bisa-bisa kita dihukum lompat kodok sama Mr. Kazuya !" kata Lili, "makanya jangan pingsan!" sambung Lili lagi.
"Iya deh..." ucapku pasrah. Kini aku sendiri di UKS, rintik hujan mulai membasahi bumi, sesekali tetes hujan menerpa jendela dan bergulir jatuh.
"Bosan..." ucapku sambil memainkan rambutku, hujan mulai turun dengan deras membuat suasana sejuk di ruang UKS, kebetulan ruang UKS bersebelahan dengan taman langsung jadi tanpa AC pun ruangan ini sudah sejuk.
Krieet.
Pintu UKS terbuka dan menampilkan sesosok manusia pirang cerah dan safir biru yang melirik ke arahku ... Steve? Sedang apa dia disini? Batinku.
Steve menarik kursi disamping kasurku dan mulai buka mulut, "Hei, sudah baikkan?" tanya Steve sambil memberikan sebungkus french toast dan sekotak susu vanila.
"Yah, tapi sayangnya aku akan melewatkan pelajaran Sejarah," kataku agak kecewa. Walaupun tadi aku sudah makan sebungkus sandwich tapi aku masih lapar jadi kuterima saja french toast dari Steve, lagipula french toast itu favoritku.
"Santai saja, toh hari ini Mrs. Nina nggak masuk," ujar Steve nyengir.
"Ooo, oh ya Steve. Kamu nggak ikut pelajaran ?" tanyaku penasaran
"Nggak, aku sudah ijin Mr. Kazuya kalau aku menemanimu di UKS, beruntung kamu hari ini nggak ikut kelas Mr. Kazuya kalau nggak kamu bakal disuruh mengerjakan 100 soal persamaan kuadrat!" Steve menghela nafas lega karena dia nggak ikut di kelas Mr. Kazuya.
"Dasar pemalas..." aku memukul kepala Steve dengan majalah yang ada di meja UKS dengan pelan.
Kami tertawa sebentar lalu tenggelam keheningan, awan gelap masih membasahi bumi dengan hujan yang dibawanya, lama-lama aku kedinginan disini...
"Ehem Steve?" aku memanggil Steve yang asik menonton TV #ada TV di UKS?! Aku mauuuu!.#
"Ya?" tanyanya.
"Aku minta maaf atas sifatku tadi pagi dan terima kasih karena kamu mau menggendongku ke UKS," ucapku.
Steve sedikit terkejut dengan perkataanku namun ia menguasai dirinya lagi, "Sama-sama, itu sudah kewajibanku sebagai teman, iya kan?" katanya sambil mengulas senyum manis namun kalimat terakhirnya membuat hatiku perih.
Andaikan kamu tahu, seberapa besar aku menyukai dirimu. Steve Fox.
Jam berikutnya aku ijin untuk mengikuti kelas Musik yang diajarkan oleh Mr. Lei , awalnya Steve menyuruhku untuk istirahat saja tapi aku bersikeras bahwa aku baik-baik saja.
"Hei Julia, sudah merasa sehat nih?"tanya Zafina, aku mengangguk.
"Baguslah! Aku selamat! 2 jam tadi aku hampir mati kebosanan tau di kelas saat jam Sejarah karena Mrs. Nina nggak masuk!" Zafina memelukku dengan kencang.
"Eheh—Zafinaaa—kamu—mau—membuatku—masuk UKS—lagi—yaaa? Sesak—nafas nih!" pintaku karena aku hampir mati karena pelukan Zafina yang cukup kuat.
"Oh, maaf," Zafina melepas pelukkanya. Tiba-tiba kudengar dentingan piano dari ujung ruang musik dan aku menemukan Steve yang sedang dikelilingi oleh anak-anak, aku lupa kalau Steve itu lihai bermain piano.
Jemari Steve menari-nari di atas tuts piano tersebut, nada-nada lembut tercipta dari piano tersebut. Manik biru Steve tetap terfokus pada piano yang ada didepannya, bahkan Shin yang kurang menyukai piano pun terpukau pada permainan Steve.
"Hebat Steve! Apa nama lagu ini?" puji Hwoarang setelah Steve selesai memainkan piano, dia hanya tersenyum.
"Like Sunflower," ucapnya singkat. Bunga matahari... bunga yang sama-sama kami sukai.
Hari berikutnya kami dibagikan selebaran untuk studi ekskursi ke pemukiman didekat Mishima Zaibatsu (?), dalam studi ekskursi ini dibagi menjadi beberapa kelompok. Kuharap aku satu kelompok dengan Steve...
Lili menepuk pundakku dari belakang, "Julia, sebaiknya kamu lihat kamu satu kelompok dengan Steve atau nggak," Lili nyengir, aku berjalan menuju papan yang biasanya dibuat untuk pelajaran PKK dan kulihat aku ada dikelompok siapa...
Kelompok 3:
Alisa Bosconovitch
Lars Alexandersson
Julia Chang
Steve Fox
Emilie De Rocherfort
Miguel Caballero Rojo
Aku satu kelompok dengan Steve!? Aku menganga melihat nama yang terpampang di kertas itu, dari kejahuan bisa kudengar Lili dan Zafina terkekeh pelan. Sialan.
"Tukang telat! Kita satu kelompok ya?" tanya Steve mendadak.
"Uhm? Iya, aku juga satu kelompok dengan Lili dan Alisa," jawabku. Steve mengacak-acak rambutku pelan.
"Baguslah, sepertinya dewi fortuna ada di pihakku kali ini," ujarnya nyengir lalu dia meninggalkanku.
Tunggu dulu, dia bilang kalau dewi fortuna berpihak padanya? Kurasa mukaku merah seperti tomat. Kemudian Mr. Sergei masuk untuk menjelaskan studi ekskursi.
"Untuk studi ekskursi kali ini kalian diharap membawa bekal untuk makan siang dan minum sendiri, dan setiap kelompok diwajibkan untuk membuat laporan selama studi ekskursi. Dan yang terakhir untuk para murid diharuskan untuk membawa jaket karena udara disana amat dingin," Mr. Sergei membacakan aturan studi eksursi tersebut, "untuk kelompoknya kalian sudah tahu kan?" tanya Mr. Sergei .
"Sudaaaah~" jawab kelasku.
"Baiklah, saya tinggal mengajar dulu. Jika masih belum jelas tanyakan pada Lars saja. Omong-omong ini jam pelajarannya siapa?" tanyanya lagi.
"Ekonomi, " jawab Alisa, mengangguk pelan.
'Baik, jangan sekali-kali keluar kelas ya kalau gurunya belum datang," ucapnya lagi lalu pergi menuju kelas 12.
Tapi, namanya murid kelas 2 SMA, murid-murid kelasku tidak mengindahkan ucapan , mereka langsung keluar kelas, entah itu ke kantin ke toilet. Zafina, Lili, Alisa, Christie, Asuka dan Xiaoyu mendatangi mejaku.
"Yooo~ bagaimana? Kamu senang kan?" tanya Asuka to-the-point.
"Errr... bagaimana ya... antara senang dan gugup?" balasku.
"Bilang saja senaaang satu kelompok dengan Steve~~~ iya kaan?" goda Lili sambil mencubit tanganku.
Kutepis tangan Lili, "yang penting kalian satu kelompok dengan siapa?" tanyaku pada 6 manusia yang ada didepanku ini. Coret untuk Alisa karena dia satu kelompok denganku.
"Aku dengan Eddy," jawab Zafina.
"Aku dengan Tougo dan Asuka," jawab Xiaoyu.
"Aku satu kelompok dengan Jin," sambung Christie.
"Enaknya," sambungku.
"Tapi kamu kan satu kelompok dengan Steve~ gunakan kesempatan ini untuk mendekati Steve," sambung Alisa.
"Yup~" ujar Lili.
Pada hari berikutnya saat hari H, aku bangun pagi-pagi sekali untuk studi ekskuri, kuambil ransel hitamku, jeans biru, kaus putih, jaket hitam dan scarf putihku. Sedikit aneh sih tapi cuek saja.
"Julia, kamu sudah siap-siap?" tanya ibuku yang kebetulan juga guru pengawas untuk studi eksursi kali ini.
"Sudah bu," jawabku.
Aku diantar oleh ibuku, saat sampai disekolah kulihat Lili, Zafina, Asuka dan yang lain sudah ada di halaman sekolah, segera kusapa mereka.
"Yo!" sapaku bersemangat.
"Juliaa~" Zafina balas menyapa, kemudian Lili menowel pipiku dan mengarahkan kepalaku ke Steve.
"Lihat tuh, ayangmu," goda Lili, kali ini Steve memakai kaos hitam dipadu dengan jeans putih plus sepatu putih, beda saat hari-hari biasa. Celana merah, kemeja putih yang sebagian dibuka plus sarung tinju yang melekat di tangannya. Dia menawan... tunggu dulu! Singkirkan pikiran gilamu Julia!
"Hayooo~ jangan diliatin terus Steve~" goda Asuka, sepupu dari Jin Kazama tersebut menjentikkan jarinya didepan wajahku.
"Ah?" gumamku.
"Sebaiknya kita cepat masuk bus atau tempat yang strategis akan diambil," ajak Christie.
Didalam bus aku, Zafina, Lili, Christie, Asuka, Xiaoyu dan Alisa duduk di paling belakang sementara Steve dan kelompoknya berada di paling depan, sebal deh.
"Jadi begini, kalian kan satu kelompok. Saat kerja kelompok dekati saja terus~ jangan khawatir~ kita nggak akan menganggumu~" kata mereka serempak.
"Oh, atau nyatakan cintamu langsung," cetus Alisa ngawur, aku langsung tersedak keripik kentang.
"Ngawur kamu Alisa!" protesku cepat.
"Loh, benar kan?" tanya gadis kebangsaan Rusia itu polos.
"Kamu sih enak Alisa," ujarku lesu.
"Sudahlah Julia, yang penting kan kalian satu kelompok," ucap Lili bijak, tumben-tumbenan Lili bijak begini. #dilempar high heels sama Lili.#
Ketika bus kami sudah sampai di tempat tujuan, kami segera turun dan udara disini memang cukup dingin, untung saja aku bawa scarf dan jaket yang cukup tebal. Beda dengan Christie yang memang tahan dingin,maksudku itu lihat saja penampilannya, baju tipis warna pink (pikirkan bajunya yang ada di Tekken 5), celana hot pants warna putih dan sepatu gladiator warna biru.
"..." kami semua mingkem liatnya.
"C'mon! Let's go!" seru Christie bersemangat.
Sebelum studi ekskursi kami dimulai, dan wali kelas yang lain mengabsen murid-muridnya, secara ada 6 kelas yang mengikuti kegiatan ini dan setelah itu selaku wakil kesiswaan membuka kegiatan studi ekskursi ini.
Kelompokku kebagian tentang bebungaan, sedangkan Zafina dan kelompoknya dapat tentang pembuatan yoghurt jadi jalur kami dipisah.
"Jadi tanaman ini dapat tumbuh jika tumbuh kembangnya bla..bla..bla.." aku tak mendengarkan kata-kata petugas tersebut, perhatianku terebut oleh bunga-bunga disana namun yang paling menarik perhatianku adalah bunga matahari dan serumpun bunga yang berwarna ungu yang belum pernah kulihat sebelumnya.
"Bunga lilac," ucap Steve tiba-tiba.
"Bunga lilac?" kuulang perkataan Steve, dia mengangguk lalu kembali bicara.
"Bunga lilac ungu artinya cinta pada pandangan pertama kalau aku tidak salah ingat," gumamnya pelan sambil memegang kelopak bunga itu, "dan bunga matahari artinya aku melihat dirimu karena arah tumbuhnya yang kearah matahari,"
Aku mengangguk-angguk mendengar penjelasan Steve, tak kusangka tampang berandalan begini tahu banyak arti bunga.
"Hei yang disana! Sampai kapan kalian mau disana terus?!" pemandu berambut pink norak itu berteriak kencang, saat kami kembali ke kelompok, Alisa dan Lili mulai menggodaku gara-gara aku Steve membicarakan bunga-bunga disana.
"Ehem~~~ yang tadi berduaan ngomongin tentang bunga~ ehem~ aku iri deh~" goda Lili.
"Iya nih~ cinta pada pandangan pertamaa~ bunga matahari~ morning glory~, bunga aster~ aduh mesra banget ya Lili~" Alisa ikut-ikutan Lili, aku tepuk jidat lihat kelakuan mereka.
Kelompok kami melanjutkan perjalanan, sepanjang jalan kulihat banyak pepohonan yang masih hijau, langit berawan, sungai yang masih jernih, lapangan yang masih membentang jauh. Saat makan siang kami duduk di lapangan dekat sungai, aku makan dengan Asuka, Lili, Zafina, Alisa dan Christie.
Aku membuka kotak makanku dan mulai menyantap makan siangku, "Ehem~ yang tadi berduaan sama Steveee~~~" Lili mulai buka mulut.
"Oh? Tadi Julia berduaan dengan Steve toh~~~ aduh~ bikin iri deh~" Zafina nyengir.
"Iyaa~ mana ngomongin tentang bunga lagi~ mesra banget kaaan?" timpal Alisa sambil mencaplok sandwich ayamnya, aku tepuk jidat lagi.
Setelah makan siang kami diberi waktu bebas jadi kuputuskan untuk berjalan-jalan di dekat lapangan, saat aku sampai di sebuah sungai kecil aku menemukan bunga kecil berwarna biru dengan semburat kuning, cantik sekali...
"Oh? Bunga forget-me-not?" ujar seseorang dari belakangku, Steve.
"Bunga forget-me-not? Nama yang lucu," gumamku, Steve mendekatiku.
"Yup, bunga ini memiliki legendanya sendiri, kamu ingin dengar?" tanya Steve, aku mengangguk. Steve tertawa sebentar lalu mulai bercerita, "Dulu di Eropa, ada seorang ksatria sedang jalan-jalan dengan seorang putri di tepi sungai, ksatria itu melihat sekuntum bunga yang indah di tepi sungai dan dia ingin mengambi bunga itu untuk putri tapi saat ingin mengambil bunga itu dia terpleset ke dalam sungai, baju zirahnya yang berat itu membuatnya tidak bisa naik ke darat dan akhirnya sang ksatria itu mendapatkan bunga itu namun dia mulai tenggelam akibat kelelahan, bunga itu dilempar ke tangan putri itu sambil berucap salam perpisahan 'forget-me-not,',"
"Jadi begitu... apa bunga ini punya artinya?" tanyaku sambil tetap memegang kelopak bunga itu.
"True Love, sering kali bunga ini dilambangkan sebagai tanda cinta abadi dan kesetiaan," ucap Steve.
"Wow..." aku berdecak kagum mendengar arti bunga ini, kami menikmati pemandangan disana selama beberapa menit sampai aku angkat bicara lagi, "hei, aku penasaran... kamu tahu banyak arti bunga itu darimana?"
"Aku punya buku tentang arti bunga, mau pinjam?" tanya Steve.
"Mau," balasku, kami tenggelam dalam diam lagi sampai Miguel memanggil kami untuk kembali ke lapangan untuk melanjutkan perjalanan.
Saat kembali ke lapangan, Lili dan yang lain mulai menyorakiku karena aku kembali dengan Steve, perjalanan dilanjutkan dengan mengunjungi pabrik pembuatan susu sapi, kami kembali ke sekolah jam 04.00 sore.
Besoknya setelah studi ekskursi kami diberi waktu libur, aku bisa bangun sesiang mungkin~ ^_^
I'm here now. I'm doing the best i can, where are you know? I—Trek! Lagu Sparking menggema dari Hpku (Tomoko: yah -_-, kamu tiru-tiru ringtone saya Julia, Julia: yang nulis siapa!?) kulihat nama yang tertera disana.
You have 2 misscall From: Kazama Asuka.Kutelepon lagi Asuka, kutekan tombol call. Selama beberapa detik aku menunggu Asuka menjawab telpon dan kali ini Jin yang mengangkat teleponku.
"Kazama Jin disini," suara baritone milik Jin menyapaku dari seberang sana.
"Ah, Jin? Asuka ada?" tanyaku.
"Ada, tunggu sebentar ya, ngomong-ngomong ini siapa ya?" tanya Jin, aku tepuk jidat, sudah jelas namaku tertera dilayar HP...
"Ini Julia, Jin," ujarku.
"Tunggu sebentar ya Julia, hei Asuka! Ada telepon dari Julia!" Jin memanggil Asuka, terdengar bunyi orang menuruni tangga dari seberang sana dan kini terdengar Asuka menerima telepon dari Jin.
"Oh hai Julia! Tumben-tumbenan kamu telepon?" tanya Asuka.
Aku menarik nafas panjang, "Kamu ini.. kamu kan yang tadi meneleponku? Seharusnya aku yang tanya begitu,"
"Oh, maaf aku lupa, hari ini mau ke Shinjuku nggak? Aku juga mengajak Lili dan Zafina," kata Asuka.
"Shinjuku? Baiklaah~ lagipula sudah lama aku nggak belanja disana~ jam berapa kita ketemuan?" tanyaku senang.
"Jam 10.00, sebaiknya kamu cepat bersiap-siap deh, aku akan menemuimu di toko 'Heaven's Lolita' bye-bye!" Asuka menutup teleponnya, segera aku bersiap-siap mandi. Setelah mandi kukenakan t-shirt berwana jingga lembut, celana ¾ warna putih, high heels pink lembut dan sebagai pelengkap tas berwarna coklat melengkapi penampilanku, untuk rambutku... kubiarkan tergerai. (kira-kira cocok gak ya? Saya ga lihai dalam fashion X_X")
"Aku pergi ke Shinjuku sebentar ya bu!" aku pamit pada ibuku yang sedang membaca koran.
"Hati-hati ya!" seru ibuku.
Aku menjumpai Asuka, Lili, dan Zafina di 'Heaven's Lolita'. Kami mulai mengitari toko-toko di Shinjuku, tiba-tiba Zafina menjawil lenganku dan mengarahkan Steve. Steve di toko bunga? Buat apa?
Steve terlihat sebuket bunga mawar putih, tanpa sadar aku dan yang lai mengikuti Steve sampai di...kuburan? ah, kulihat Steve meletakkan buket bunga itu dan mulai menangis. Kami bersembunyi di belakang pohon tua.
"Seorang Steve Fox menangis?!" jerit Asuka kencang, kubungkam mulut Asuka tapi Steve sudah menyadari kami, dia mendatangai kami dan bertanya.
"Kalian? Sedang apa kalian disini?" tanya Steve curiga, gawat... terpaksa kami menjelaskan dari A-Z.
"Kuburan ini kuburan ibuku, ibuku meninggal saat aku umur 12 tahun, ibuku meninggal karena kanker otak yang menggerogoti tubuhnya," Steve mengelus nisan itu. Tertulis disana.
Here lies:
Claire Fox. Our beloved wife and mother, 19xx-20xx.
"Eh? Bukankah Mrs. Nina itu ibumu?" tanya Lili, Steve menggeleng.
" Mrs. Nina itu sepupu ibuku, aku diangkat oleh keluarga Williams yang tidak punya anak," ucap Steve, terlihat dia menggigit bibirnya.
"Mmm... aku penasaran, dimana ayahmu?" tanya Zafina hati-hati.
"Ayahku? Dia sudah tak kuanggap ayah lagi, entah dimana dia sekarang," Steve mengepalkan tangannya. Terlihat emosi yang siap dimuntahkan dari diri Steve.
"Ehm... maaf Steve karena membuatmu menceritakan kehidupan pribadimu..." gumam Zafina bersalah.
"Tidak, tidak apa-apa... malah aku merasa lega," sanggah Steve. "hei, kebetulan aku sedang ada waktu kosong, bisa aku ikut dengan kalian?" tanyanya.
"Boleh," balas Zafina, kami beranjak dari kuburan itu. Sebelum berangkat aku dan Zafina berdoa di depan kuburan ibu Steve.
"Hei kaliaan! Sedang apa kalian disana?! Ayo berangkat!" Lili berteriak.
"Iya-iya!" balas kami berdua membalas Lili, kami bergegas berangkat.
TBC
Tomoko: hello! Jumpa lagi dengan saya! Kali ini saya membuat pair JuliaXSteve! Karena saya cinta dengan pair ini jadilah fic ini! XD btw untuk legenda bunga forget me not itu betulan ada loh~ cari deh di gugel~ baiklah! Revieew? :3
PS: kenapa saya jadiin Steve anak angkatnya Nina ye? Maaf ya Namco #dijejelin bom.
Btw,mumpung saya inget buat naruh arti bunganya saya tulis dibawah ini ya:
Lilac ungu: cinta pada pandangan pertama
Bunga matahari: aku melihat dirimu
Morning Glory: pengaruh, keanggunan
Aster: cinta
